• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1. Profil dan Sejarah Perusahaan

PD Saung aren adalah lembaga usaha yang bergerak dibidang pengolahan, pemasaran dan pengembangan produk yang berbahan baku gula aren. PD Saung aren didirikan pada tahun 2008 oleh Bapak Andi Maulana.

Bapak Andi Maulana sebenarnya sudah mulai berbisnis gula aren sejak tahun 1999. Awalnya beliau hanya melakukan kegiatan jual beli gula cetak. Gula cetak yang dijual berasal dari pedagang gula aren di Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak yang kemudian dipasarkan ke supermarket di Jakarta. Setiap bulannya Bapak Andi mampu memasok 300-400 buah gula cetak. Pada awal tahun 2002, Bapak Andi mendapat tawaran dari salah satu perusahaan di Tanggerang untuk memasok gula semut dalam jumlah besar. Melihat peluang tersebut beliau memutuskan untuk mendirikan tempat pengolahan gula semut sendiri yang berlokasi di Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten. Dengan modal awal sebesar Rp 40.000.000,00 yang berasal dari modal pribadi, beliau membeli mesin dan modal kerja. Usaha ini hanya berjalan selama 4 tahun. Pada tahun 2006 usaha ini mengalami kebangkrutan. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku yang cukup tinggi yang tidak mampu diantisipasi perusahaan karena skala produksinya yang masih rendah. Untuk menutupi kerugian, hampir seluruh asset seperti mesin dan perlengkapan pabrik dijual.

Selama tahun 2006-2007, Bapak Andi melihat adanya peningkatan permintaan gula semut khususnya dari pabrik makanan dan minuman. Kekhasan aroma dan rasa gula aren mendorong banyak pabrik makanan dan minuman memilih gula aren sebagai bahan pemanis dari produk mereka, dan gula aren dalam bentuk gula semut lebih diminati sebab sifatnya yang lebih tahan lama, lebih kering, dan lebih praktis. Di sisi lain, usaha yang mengolah gula cetak menjadi gula semut belum begitu banyak khususnya di Provinsi Banten. Hal ini di karenakan sebagian besar usaha pengolahan gula aren di Provinsi Banten merupakan usaha sampingan dan usaha berskala mikro yang memiliki keterbatasan modal untuk membeli mesin pembuat gula semut. Hal ini menunjukkan masih terbukanya peluang pasar yang cukup besar untuk

52 memproduksi dan memasarkan gula semut. Hal inilah yang mendorong Bapak Andi mendirikan PD Saung Aren, suatu usaha yang mengolah gula aren menjadi gula semut atau biasa disebut palm sugar pada tahun 2008.

Modal awal yang dikeluar untuk mendirikan usaha ini sebesar Rp 400.000.000,00. Modal ini berasal dari modal pribadi pemilik yang dipergunakan untuk menyewa bangunan untuk pabrik dan membeli beberapa peralatan untuk melakukan produksi seperti mesin penggiling (slicer), mesin penepung, mesin pengayak, oven, dan peralatan pendukung lainnya. Pada tahun pertama berdirinya, PD Saung Aren berlokasi di Jalan Raya Cikande, Rangkasbitung. Di tahun kedua yaitu tahun 2009 hingga sekarang, pabrik PD Saung Aren terletak di Jalan Raya Cipanas Km 9 Kecamatan Sajra, Lebak, Banten.

5.2. Kegiatan Bisnis

Kegiatan bisnis yang dilakukan PD Saung Aren adalah kegiatan pengolahan, pemasaran, dan pengembangan produk yang berbahan baku dari gula aren. Produk utama yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah gula semut. 1. Pengadaan Bahan Baku

Bahan baku utama yang digunakan oleh PD Saung Aren adalah gula cetak. Mengenai ketersediaan bahan baku, perusahaan tidak pernah mengalami kendala. Hal ini karena gula aren adalah komoditas lokal asli Kabupaten Lebak yang melibatkan ribuan petani aren yang berasal dari kurang lebih 12 kecamatan di Kabupaten Lebak. Perusahaan memperoleh bahan baku dari tiga kecamatan yaitu Kecamatan Cijaku, Malingping, dan Panggarangan. Untuk bahan baku yang berasal dari Kecamatan Cijaku dan Malingping, perusahaan melakukan kemitraan dengan kelompok pengrajin setempat. Sedangkan untuk bahan baku dari Kecamatan Panggarangan, perusahaan hanya melakukan proses pembelian biasa dari pedagang pengumpul yang ada di daerah tersebut. Untuk bahan baku yang berasal dari Kabupaten Lebak tersebut, pihak pemasok yang mengantar langsung bahan baku tersebut ke pabrik PD Saung Aren di Kecamatan Sajra. Dari daerah-daerah tersebut dapat dipasok bahan baku berupa gula cetak sebanyak 29,74 ton tiap bulannya dengan harga Rp 8.300,00 – Rp 8.500,00 per kilogram.

53 2. Produksi

Proses pengolahan gula semut di PD Saung Aren dilakukan secara mekanik dengan menggunakan mesin. Pada awal pendiriannya hingga sekarang perusahaan sudah memiliki dua unit mesin penggiling (slicer), dua unit mesin pengayak, dua unit mesin penepung, dan satu unit oven. Semua mesin yang digunakan digerakan dengan tenaga listrik.

Proses produksi gula semut di PD Saung Aren yaitu terdiri dari beberapa tahap. Adapun tahapan proses produksinya sebagai berikut :

a. Persiapan Bahan Baku

Gula cetak yang akan diproses terlebih dahulu dilepaskan dari pembungkusnya. Setelah itu dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel. Gula cetak yang akan diproses adalah gula yang paling awal masuk ke gudang bahan baku. Hal ini untuk menghindari kerusakan gula cetak akibat terlalu lama disimpan di dalam gudang. Dengan menggunakan troli, gula diangkut dari gudang bahan baku menuju ruang produksi.

b. Penghancuran

Gula cetak yang sudah dibersihkan kemudian dimasukan ke dalam mesin penggiling (slicer) untuk dihancurkan. Proses penghancuran dilakukan hingga gula aren benar-benar hancur. Proses ini biasanya berlangsung selama 30 menit.

c. Pengeringan I

Gula aren yang sudah dihancurkan di mesin penggiling disimpan dalam loyang alumunium untuk kemudian dilakukan proses pengeringan. Proses pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air di dalam gula hingga di bawah 5 persen. Proses pengeringan di PD Saung Aren dilakukan melalui proses penjemuran di bawah sinar matahari selama 2 jam. Jika tidak ada sinar matahari, proses pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven pemanas selama 30 menit dengan suhu 110oC.

d. Pengayakan

Setelah dikeringkan, gula diayak di mesin pengayak dengan ukuran 18 mesh. Gula yang lolos pada proses pengayakan disebut gula semut sedangkan gula yang tidak lolos pada proses pengayakan disebut dengan gula reject.

54 e. Penepungan

Gula reject hasil pengayakan dimasukan ke mesin penepung untuk dihaluskan. Proses penghalusan berlangsung selama 10 – 15 menit sampai gula reject benar-benar halus.

f. Pencampuran

Gula semut dan gula reject yang sudah melalui proses penepungan dicampur dalam wadah baskom berukuran besar. Proses pencampuran ini bertujuan agar gula semut yang dihasilkan memiliki warna dan kehalusan yang seragam. Proses ini dilakukan secara manual tanpa menggunakan mesin.

g. Pengeringan II

Setelah proses pencampuran, gula semut kemudian dikeringkan kembali. Proses pengeringan yang kedua ini hampir sama dengan proses pengeringan yang pertama. Yang membedakan hanya lama waktu pengeringannya saja. Apabila pengeringan dilakukan melalui proses penjemuran di bawah sinar matahari, proses pengeringan dilakukan selama 45 menit. Apabila melalui proses pemanasan di oven, proses pengeringan dilakukan selama 15 menit dengan suhu 110oC. Proses pengeringan yang kedua ini bertujuan untuk menurunkan kadar air yang terkandung di dalam gula semut hingga dibawah 3 persen. Dengan demikian gula semut bisa memiliki daya tahan yang lebih lama.

h. Pengemasan

Gula semut yang sudah dikeringkan kemudian dikemas dalam dua ukuran yang berbeda. Untuk ukuran 40 kg, gula semut dikemas dalam karung yang dilapisi dengan plastik bening di bagian dalamnya (inner bag). Untuk ukuran 350 gram, gula semut dikemas dalam toples plastik atau toples bambu yang dilapisi plastik bagian dalamnya. Kemasan ini dipesan secara langsung berdasarkan desain yang diinginkan disertai label nama produk, berat, komposisi bahan baku, cara pakai dan nomor Departemen Kesehatan RI.

Untuk skema proses pengolahan gula semut di PD Saung Aren dapat dilihat pada Gambar 7 berikut:

55 Gambar 7. Proses Produksi Gula Semut di PD Saung Aren

Sumber : PD Saung Aren, 2010

Selama proses pengolahan gula semut, terjadi penyusutan gula sekitar 12 persen. Jadi untuk menghasilkan 1 kg gula semut dibutuhkan 1,2 kg gula cetak atau setiap 10 kg gula cetak akan menghasilkan 8,8 kg gula semut.

3. Pemasaran

Pasar untuk produk gula semut atau palm sugar saat ini semakin luas. Selain untuk bahan pemanis yang dikonsumsi langsung oleh konsumen, gula semut sudah dijadikan sebagai bahan pemanis alami pada industri makanan dan minuman. Saat ini PD Saung Aren sudah memasarkan produknya secara langsung ke PT Indofood dan secara tidak langsung melalui trader ke PT Gandum Mas

Pencampuran Pengeringan II Pengemasan Pengayakan Halus Penepungan

Halus Kasar/ Reject

Persiapan Bahan Baku

Pengeringan I Penghancuran

56 Kencana dan PT Mayora. Selain itu perusahaan ini juga menjual produknya secara langsung kepada konsumen. Gula semut yang dijual ke pabrik dan trader adalah gula semut dengan kemasan 40 kg yang dijual secara grosir. Sedangkan gula semut yang dijual kepada konsumen langsung adalah gula semut yang dikemas dalam toples plastik dan toples bambu dengan ukuran 350 gram.

5.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PD Saung Aren masih sangat sederhana. Pemilik yang juga penanam modal berperan sebagai pimpinan perusahaan. Pimpinan membawahi bagian administrasi dan keuangan, serta bagian produksi yang dikoordinir oleh seorang kepala pabrik. Adapun struktur usaha pengolahan gula semut di PD Saung Aren dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Struktur Organisasi Usaha Pengolahan Gula Semut di PD Saung Aren Sumber: PD Saung Aren (2010)

a. Komisaris

Komisaris adalah investor yang ikut menanamkan modal di PD Saung Aren namun tidak terlibat secara langsung dalam usaha pengolahan gula semut ini. Mereka hanya mengawasi jalannya setiap kegiatan di perusahaan.

b. Pimpinan

Pada struktur organisasi ini, pemilik sekaligus penanam modal terlibat langsung dalam usaha pengolahan gula semut ini sebagai pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan bertanggung jawab untuk menentukan kebijaksanaan umum

Pimpinan Bagian Produksi Bagian Administrasi dan Keuangan Komisaris Karyawan

57 perusahaan; memimpin, mengkoordinir, mengawasi pelaksanaan tugas para kepala bagian; memberi petunjuk, bimbingan, dan pengarahan kepada bawahan, serta melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas bawahan; dan menetapkan sasaran jangka pendek dan panjang serta rencana kegiatan perusahaan. Di PD Saung Aren pimpinan perusahaan juga bertanggung jawab terhadap pemasaran gula semut yang dihasilkan. Jabatan ini dipegang oleh Bapak Andi Maulana.

c. Bagian administrasi dan keuangan

Bagian administrasi dan keuangan bertanggungjawab terhadap segala urusan administrasi yang berhubungan dengan usaha pengolahan gula semut ini. Selain itu, kepala admistrasi dan keuangan juga bertanggungjawab terhadap keuangan perusahaan, baik dalam hal pemasukan maupun pengeluaran perusahaan. Dan secara berkala harus membuat laporan kemajuan usaha yang ditujukan kepada pimpinan perusahaan.

d. Bagian Produksi

Bagian produksi di koordinir oleh seorang kepala pabrik. Kepala pabrik bertanggung jawab atas jalannnya proses produksi secara keseluruhan, mengawasi pelaksanaan standar yang telah ditetapkan dalam pembuatan produk, menjaga kualitas produk yang telah ditetapkan, dan mengawasi ketersediaan bahan baku. e. Karyawan

Karyawan dalam usaha pengolahan gula semut ini adalah karyawan yang terlibat dalam proses produksi di PD Saung Aren. Mulai dari proses persiapan

bahan baku, penghancuran, pengeringan I, pengayakan, penepungan,

pencampuran, pengeringan II hingga proses pengemasan. Saat ini, usaha ini telah memiliki delapan orang karyawan yang kesemuanya adalah laki-laki. Rata-rata karyawan merupakan tamatan SD dan SLTP yang sebagian besar berasal dari penduduk sekitar pabrik.

Karyawan masuk setiap hari Senin hingga Sabtu dan mendapat libur pada hari Minggu. Setiap hari kerja, mereka masuk pukul 8 pagi hingga pukul 4 sore. Masing-masing karyawan memperoleh gaji Rp 800.000 per bulan.

Dokumen terkait