• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Usaha milik Bapak H. Aput ini merupakan usaha agribisnis yang bergerak di bidang peternakan dengan komoditi sapi perah. Usaha ini merupakan usaha perorangan yang didirikan oleh Bapak H. Aput beserta Istrinya Ibu Hj. Suprihatin pada tahun 1996 dengan luas lahan sebesar 1 000 meter². Modal yang digunakan dalam usaha ternak sapi perah ini yaitu dengan menggunakan modal pribadi. Awalnya usaha Bapak H. Aput hanya memiliki sapi perah sebanyak 13 ekor dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 1 orang. Namun sekarang Bapak H. Aput telah mengalami perkembangan dalam usahanya. Jumlah total ternak sapi perah yang dimiliki Bapak H. Aput sekarang sebanyak 63 ekor. Jumlah tersebut meliputi sapi laktasi sebanyak 42 ekor, pedet sebanyak 3 ekor, jantan sebanyak 14 ekor, dan dara sebanyak 4 ekor. Selain sapi perah Bapak H. Aput juga memiliki sapi potong sebanyak 14 ekor. Jumlah kandang yang terdapat dalam peternakan usaha sapi perah milik Bapak H. Aput yaitu sebanyak 4 kandang. Setiap kandang terdapat petugas kandang yang bertugas sebagai penanggung jawab atas keadaan dikandang tersebut.

Usaha peternakan sapi perah ini memproduksi susu sebagai produk utamanya. Teknik pemerahan dalam usaha peternakan Bapak H. Aput masih tradisional. Setiap harinya usaha peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput dapat memproduksi susu segar sebanyak 350 liter yang di distribusikan ke loper susu dan KPS. Harga jual yang diproduksi oleh usaha peternakan Bapak H. Aput adalah sebesar RP 6 000 per liter. Dalam memproduksikan susu segar, istri Bapak H. Aput yaitu Ibu Hj. Titin Suprihati melakukan pengemasan dengan menggunakan plastik kiloan. Pengemasannya terdiri dari ukuran 1 liter dengan harga jual sebesar Rp. 6 000 dan ukuran 2 liter dengan harga jual sebesar Rp. 12 000. Ibu Hj. Titin melakukan pengemasan sesuai pesanan melalui by phone

terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam proses penjualan susu segar.

Selain mendistribusikan susu segar ke loper susu dan KPS, Bapak H. Aput juga menjual susu segar kepada anak pertamanya yaitu Rika Nurmalia dengan harga sebesar Rp. 4 750 per liter. Rika merupakan anak ke-1 dari 3 bersaudara yaitu Mira Nurmala dan Nurul Safira. Anak pertamanya membuka usaha sendiri, seperti pengolahan susu segar menjadi susu pasteurisasi. Pengolahan susu pasteurisasi ini masih skala homemade yang dibuat dengan memanaskan susu segar dalam suhu tertentu. Pengolahan susu pasteurisasi di distribusikan ke pabrik Guna Sena Putra (GSS) sebanyak 70 liter pada pagi dan malam hari. Pengiriman susu pasteurisasi pada pagi hari dilakukan pada pukul 07.00 sebanyak 45 liter. Sedangkan pengiriman susu pasteurisasi pada malam hari dilakukan pada pukul 19.00 sebanyak 25 liter. Dalam seminggu Rika memproduksi susu pasteurisasi sebanyak 5 kali yaitu hari Senin sampai Jumat. Hari Sabtu dan Minggu Rika tidak memproduksi susu pasteurisasi dikarenakan pegawai yang bekerja di pabrik GSS libur. Pada memproduksi susu pasteurisasi Rika memberikan tambahan varian

rasa, yaitu rasa cokelat dan vanila. Harga jual susu pasteurisasi yaitu sebesar Rp 1 200 dengan ukuran kemasan 150 cc.

Lokasi Perusahaan

Peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput berlokasi di Jalan Kebon Pedes, Gang Blender, RT 06 RW 09, Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Jawa Barat. Kelurahan Kebon pedes merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor seluas 104 ha dengan jarak tempuh ke pusat Pemerintahan kota ± 0,5 Km, dengan batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kedung Badak, sebelah Selatan dengan Kelurahan Ciwaringin dan sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tanah Sareal. Kelurahan Kebon Pede berada pada ketinggian 250 M dengan curah hujan rata- rata 3 500 –4 000 M dan suhu udara 360˚C - 48˚C. Lokasi peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput merupakan sentra usaha sapi perah di kota Bogor. Tingkat kemiringan Kelurahan Kebon Pede berkisar antara 2-15% dan sebagaian kecil daerahnya mempunyai kemiringan antara 25-40%. Lokasi lahan ini sangat strategis, karena mempunyai akses yang baik terhadapat sarana transportasi.

Kandang yang dibangun di atas lahan seluas 1 000 meter² ini merupakan kandang yang rata beralaskan semen, dan bertingkat dua. Bangunan kandang terdiri dari saluran pembuangan kotoran, tempat pakan dan minum. Luas kandang sebesar 600 m². Selain kandang sapi, usaha peternakan sapi perah miliki Bapak. H. Aput juga dilengkapi dengan gudang sebagai tempat penyimpanan pakan dengan luas lahan sebesar 3m x 3m, dan mes sebagai tempat tinggal bagi pegawainya yang menetap dengan luas sebesar 4m x 5m.

Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan

Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antara bagian dan posisi dalam perusahaan. Struktur organisasi menjelaskan pembagian aktivitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas tersebut sampai batas- batas tertentu. Selain itu struktur organisasi menunjukan pola hubungan diantara orang-orang yang mempunyai kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam usaha memerlukan suatu pengorganisasian yang baik. Hal ini perlu dilakukan agar setiap orang yang terlibat dalam organisasi dapat bekerja lebih terarah, terencana dan bertanggung jawab atas pekerjaannya. Dalam usaha peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput pengorganisasiannya masih bersifat sederhana dan belum memiliki struktur yang jelas dalam organisasinya. Usaha Bapak H. Aput termasuk dalam usaha menengah. Dalam merekrut tenaga kerja, Bapak H. Aput tidak memiliki job description dan job specification. Hal ini dikarenakan sebagian besar penerimaan

tenaga kerja diambil dari warga sekitar yang memiliki pendidikan rendah. Secara garis besar sistem organisasi usaha peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput bila dirumuskan dalam suatu hierarki yang menggambarkan wewenang dan tanggung jawab antar personal, dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Hierarki organisasi usaha peternakan Bapak H. Aput

Usaha peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput sudah memiliki struktur organisasi. Pembagian kerja dilakukan agar usaha yang sedang berjalan ini ditangani dengan keahlian masing-masing pegawai. Selain itu dapat menghindari kesalahan pahaman antar pegawai. Pembagian kerja yang dilakukan pada usaha peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput adalah sebagai berikut:

1. Manajer, memiliki tanggung jawab penuh terhadap pengambilan keputusan dalam menentukan kebijakan dan rencana perusahan. Selain itu juga manajer bertugas untuk mengontrol jalannya usaha yang sedang dikembangkan. Manajer juga bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan, dengan menjalankan usaha tersebut untuk mendapatkan profit yang maksimal. Dalam usaha peternakan sapi perah ini manajer dijabat oleh pemilik perusahaan yaitu Bapak H. Aput.

2. Bendahara, memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan mengatur keuangan yang masuk dan keluar perusahaan. Bendahara dijabat oleh istri pemilik yaitu Ibu Hj. Titin Suprihatin.

3. Supir, memiliki tanggung jawab untuk menngambil pakan serta mengantar susu segar ke KPS.

4. Pengangkut pakan, tugas yang dilakukan oleh pengangkut pakan yaitu menurunkan pakan yang dibawa oleh supir. Pengangkut pakan mengangkat sisa pakan ke gudang tempat penyimpanan sebagai peserdiaan pakan. Selain itu pengangkut pakan ini diberi kepercayan untuk menjaga sapi potong yang berada di kandang 4.

Manajer

Bendahara

Supir Pengangkut pakan

Pegawai Kandang 1 Pegawai Kandang 2 Pegawai Kandang 3

5. Pegawai kandang, bertugas sebagai penanggung jawab kondisi di kandang. Setiap petugas kandang diberi kepercayaan untuk menguruskan sapi, mulai dari sebelum produksi hingga selesai produksi.

Sumberdaya Usaha

Setiap perusahaan beroperasi dengan mengkombinasikan sumberdaya melalu cara yang dapat menghasilkan produk atau jasa yang dapat dipasarkan. Sumberdaya yang dimiliki oleh usaha sapi perah Bapak H. Aput yaitu sumber daya manusia, sumber daya fisik dan sumber daya finansial. Sumberdaya manusia dalam usaha pertenakan Bapak H. Aput yaitu orang-orang yang dipekerjakan dalam kegiatan usaha yang disebut tenaga kerja. Sumberdaya fisik pada usaha peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput yaitu lahan, bangunan, peralatan dan perlengkapan. Sedangkan sumberdaya finansial yaitu modal yang dimiliki oleh Bapak H. Aput dalam menjalankan usaha sapi perahnya.

Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia merupakan faktor penting dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan. Dalam usaha peternakan milik Bapak H. Aput memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 5 orang yang terdiri dari pegawai kandang, supir dan pengangkut pakan. Kelima tenaga kerja tersebut merupakan pegawai tetap. Tenaga kerja pada usaha peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput yaitu 100 persen laki-laki. Perekrutan tenaga kerja laki-laki dikarenakan dalam kegiatan produksi khususnya dibagian teknis, diperlukan sebuah tenaga.

Tabel 7 Jumlah tenaga kerja perusahaan

No Bagian Jenis Kelamin Jumlah (orang)

1 Pegawai Kandang L 3

2 Supir L 1

3 Pengangkut pakan L 1

Jumlah 5

Sumber : Bapak H. Aput (2014)

Setiap pegawai dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu pegawai kandang diberi tanggung jawab untuk mengurus kandangnya yang berisi 11 hingga 15 ekor. Kegiatan operasional pada usaha peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore. Jam kerja saat pagi hari dimulai pada pukul 04.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB. Sedangkan jam kerja saat siang hari dimulai pada pukul 12.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Setiap pegawai kandang mempunyai kewajiban untuk mengurus perawatan sapi setiap hari yang terdapat dikandangnya. Perawatan tersebut mulai dari memandikan, membersihkan feses,

memberikan pakan, memerah susu dan memperhatikan kesehatan hingga siklus birahi sapi. Sebelum pemerahan dilakukan, sapi diberi pakan ampas dan konsentrat terlebih dahulu. Setelah itu, melakukan pembersihan kandang. Kemudian sebelum proses pemerahan dimulai, puting sapi dibersihkan terlebih daulu dengan air. Lalu puting sapi dioleskan mentega agar puting sapi tersebut licin dan mempermudah proses produksi. Setelah proses pemerahan susu selesai, sapi diberi pakan rumput atau kulit jagung. Pada Tabel 8 dibawah ini dapat dilihat jadwal operasional pada usaha peternakan milik Bapak H. Aput.

Tabel 8 Jadwal operasional pada usaha peternakan Bapak H. Aput

Waktu Kegiatan

04.00 – 07.00 1. Memandikan sapi

2. Pemberian pakan konsentrat dan ampas. 3. Membersihkan kandang

4. Pemerahan susu sapi. 5. Packaging susu.

6. Pemberian pakan rumput atau kulit jagung 12.00 – 17.00 1. Pemberian pakan konsentrat dan ampas.

2. Membersihkan kandang. 3. Pemerahan susu sapi. 4. Packaging susu.

5. Pemberian pakan rumput atau kulit jagung

Sumber : Usaha peternakan milik Bapak H. Aput (2014)

Tenaga kerja dalam usaha peternakan milik Bapak H. Aput memiliki keragaman tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan tenaga kerja sebagian besar relatif berpendidikan rendah yaitu lulusan SD dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 3 orang. Sisanya yaitu lulusan SMP sebanyak 2 orang. Hal ini dikarenakan kondisi keuangan masing-masing keluarga hanya cukup untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, usaha peternakan milik Bapak H. Aput merupakan salah satu lapangan usaha bagi masyarakat sekitar. Data mengenai tingkat pendidikan tenaga kerja pada usaha peternakan Bapak H. Aput dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9Tingkat pendidikan tenaga kerja

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)

1 SMP 2

2 SD 3

Total 5

Sumberdaya Fisik

Sumberdaya fisik merupakan aset yang dimiliki oleh perusahaan. Sarana dan prasarana tersebut dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Usaha peternakan sapi perah milik Bapak H.Aput dalam melaksanakan produksinya memiliki sumberdaya fisik seperti :

1. Lahan

Usaha peternakan Bapak H. Aput memiliki luas lahan sebesar 1 000 meter², dengan jumlah sapi perah sebanyak 61ekor. Lahan tersebut merupakan lahan milik pribadi atau sendiri. Lahan pada usaha peternakan Bapak H. Aput terdiri dari bangunan kandang, gudang tempat penyimpanan pakan, mess pegawai dan tempat untuk packing susu.

2. Kandang

Kandang merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam berternak sapi perah. Kegunaan kandang dalam usaha peternakan sapi perah ini yaitu untuk melindungi sapi dari aspek-aspek yang merugikan seperti terik matahari, angin yang kencang, hujan dan pencurian. Usaha peternakan Bapak H. Aput memiliki 5 kandang.

Tabel 10 Jumlah kandang pada usaha peternakan milik Bapak H. Aput

No Kandang Jumlah (unit)

1 Laktasi 3

2 Pedet 1

3 Pedaging 1

Jumlah 5

Sumber : Usaha peternakan milik Bapak H. Aput (2014)

Jenis kandang dalam usaha peternakan Bapak H. Aput ini yaitu menggunakan kandang tipe ganda. Kandang tipe ganda yaitu kandang yang memiliki bentuk atap ganda atau dua baris yang saling berhadapan. Dengan tipe kandang ganda pada usaha peternakan Bapak H. Aput, posisi sapi ditempatkan saling bertolak belakang. Kedua baris kandang tersebut harus dikasih jarak sebagai jalan untuk pegawai saat pemberian pakan atau saat melakukan pengawasan. Lantai dikandang yaitu berupa semen, agar lantai kandang tidak licin. Lantai merupakan salah satu bagian kandang yang harus diperhatikan. Lantai kandang sering mengalami kerusakan seperti berlubang dan retak-retak. Hal tersebut harus dihindari, karena dapat membahayakan keselamatan ternak.

Gambar 8 Kandang tipe ganda

3. Peralatan dan perlengkapan

Dalam mendukung kegiatan, usaha peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput memiliki beberapa jenis peralatan dan perlengkapan, seperti : karpet sapi, selang air, sepatu boots, milkcan, ember, plastik, gelas ukur, whiteboard, kursi plastik, dll.

4. Kendaraan

Usaha ini memiliki 5 kendaraan, yaitu 3 motor, 1 truk dan 1 L300. Kendaraan tersebut digunakan sebagai sarana transportasi perusahaan dalam mengambil pakan dan mendistristribusikan susu. Sedangkan kendaraan truk digunakan untuk mengangkut sapi.

Sumberdaya Finansial

Usaha peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput ini merupakan usaha perorangan. Skala usaha yang dijalankan oleh Bapak H. Aput yaitu skala mikro. Adapun biaya investasi yang dikeluarkan dalam usaha peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 menunjukan total investasi sebesar Rp 3 767 029 000. Biaya investasi ini merupakan biaya yang dikeluarkan sekali pada saat usaha sapi perah milik Bapak H. Aput dijalankan. Namun tidak semua biaya investasi dibeli pada saat awal melakukan usaha. Hal ini karena terdapat umur ekonomis yang lebih pendek dari umur proyek. Sehingga diperlukan reinvestasi.

Tabel 11 Biaya investasi usaha peternakan Bapak H. Aput

No Investasi Jumlah Satuan Harga satuan (Rp) Total biaya (Rp)

1 Lahan 1 000 Meter² 2 142 800 2 142 800 000

2 Kandang 600 Meter² 250 000 150 000 000

3 Sapi:

- Sapi laktasi 42 Ekor 18 000 000 756 000 000

- Sapi dara 4 Ekor 16 000 000 64 000 000

- Sapi jantan 14 Ekor 25 000 000 350 000 000

- Sapi pedet 3 Ekor 2 200 000 6 600 000

4 Kendaraan

operasional

- Motor (kredit) 2 Unit 17 400 000 34 800 000

- Motor 1 Unit 13 000 000 13 000 000 - Truk 1 Unit 200 000 000 200 000 000 - L300 1 Unit 19 000 000 19 000 000 5 Peralatan & perlengkapan kandang

- Karpet sapi 50 Unit 500 000 25 000 000

Milkcan:

- Ukuran 10 liter 1 Unit 150 000 150 000

- Ukuran 15 liter 1 Unit 200 000 200 000

- Ukuran 20 liter 2 Unit 300 000 600 000

- Ukuran 40 liter 6 Unit 400 000 2 400 000

Ember stainless:

- Ukuran 9 liter 2 Unit 100 000 200 000

- Ukuran 10 liter 2 Unit 110 000 220 000

Ember plastik:

- Ukuran Kecil 5 Unit 5 000 25 000

- Ukuran besar 8 Unit 25 000 200 000

Gelas ukur:

- Ukuran 0,5

liter 1 Unit 10 000 10 000

- Ukuran 1 liter 4 Unit 15 000 60 000

- Ukuran 2 liter 2 Unit 18 000 36 000

- Saringan 2 Unit 5 000 10 000

- Piring plastik 4 Unit 5 000 20 000

- Corong 1 Unit 3 000 3 000

- Selang 15 Meter 5 000 75 000

- Drum plastik 2 Unit 80 000 160 000

- Sepatu boots 5 Unit 60 000 300 000

- Whiteboard 5 Unit 50 000 250 000

- Sapu lidi 8 Unit 5 000 40 000

- Jojoko 2 Unit 10 000 20 000

- Sikat 9 Unit 15 000 135 000

- Kursi plastik 2 Unit 30 000 60 000

- Pacul 2 Unit 40 000 80 000

- Gocek 4 Unit 30 000 120 000

- Karter 1 Unit 5 000 5 000

6 Instalasi listrik 1 Unit 450 000 450 000

Total 315 618 800 3 767 029 000

Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan bisnis yang akan dilakukan selama proses produksi berlangsung. Besarnya biaya operasional dihitung per tahun, hal ini dilakukan untuk mempermudah perhitungan. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya operasional yang harus dikeluarkan rutin setiap bulan/tahun selama usaha peternakan sapi perah ini berjalan. Total biaya tetap pada usaha peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput selama 1 tahun yaitu sebesar Rp. 59 850 000. Biaya tetap yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Biaya tetap usaha peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput No Biaya tetap Satuan Jumlah Biaya per

satuan (Rp)

Total biaya per tahun (Rp)

1 Pajak kendaraan:

Motor (Kredit) Tahun 2 500 000 1 000 000

Motor Tahun 1 350 000 350 000

Truk Tahun 1 3 000 000 3 000 000

L300 Tahun 1 2 400 000 2 400 000

2 Gaji pegawai

Supir Bulan 1 1 000 000 12 000 000

Pengangkut pakan Bulan 1 800 000 9 600 000

Pemerah sapi Bulan 3 800 000 28 800 000

3 THR:

Supir Tahun 1 700 000 700 000

Pengangkut pakan Tahun 1 500 000 500 000

Pemerah sapi Tahun 3 500 000 1 500 000

Total 10 550 000 59 850 000

Sumber : Bapak H. Aput (2014)

Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya selalu berubah sebanding dengan intensitas volume produksi. Biaya variabel dalam usaha peternakan milik Bapak H. Aput meliputi biaya pakan, mentega, listrik, BBM, dan palstik. Biaya variabel yang harus dikeluarkan setiap bulannya yaitu sebesar Rp 51 894 755 dan jika dihitung dalam setahun sebesar Rp 622 737 060. Rincian biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Biaya variabel usaha peternakan Bapak H. Aput No Biaya variabel Satuan Jumlah

Biaya per satuan (Rp) Total biaya per bulan (Rp)

Total biaya per tahun (Rp) 1 Pakan:  Ampas tahu: - Pemasok Aci Kg 3 100 2 325 7 207 500 86 490 000 - Pemasok Parung Kg 2 500 2 160 5 400 000 64 800 000 - Pemasok Eni Kg 2 250 1 600 3 600 000 43 200 000  Ampas tempe Kg 11 250 517 5 812 538 69 750 450  Ampas beer Ton 18 600 000 10 800 000 129 600 000  Konsentrat Kg 3 400 2 200 7 480 000 89 760 000  Rumput Kg 33 750 167 5 625 113 67 501 350  Kulit jagung Kg 31 500 167 5 250 105 63 001 260 2 Mentega Kg 4 12 000 48 000 576 000 3 Listrik Unit 1 250 000 250 000 3 000 000 4 BBM Liter 15 6 500 97 500 1 170 000 5 Plastik Ukuran 0,5 liter Kg 4 27 000 108 000 1 296 000 Ukuran 1 liter Kg 4 27 000 108 000 1 296 000 Ukuran 2 liter Kg 4 27 000 108 000 1 296 000 Total 51 894 755 622 737 060

Sumber : Ibu Titin Prihatin (2014)

Kegiatan Produksi Sapi Perah

Proses Budidaya

Proses budidaya pada usaha peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput yaitu sapi perah yang memproduksi susu segar hingga susu segar tersebut siap untuk dijual. Pada proses budidaya sapi perah dilakukan pemberian pakan, pembersihan kandang, memandikan sapi, pemerahan, dan recording.

Sapi perah merupakan input terpenting dalam budidaya sapi perah. Pada usaha peternakan milik Bapak H. Aput yang dibudidayakan adalah jenis sapi FH (Friesian Holstein). Jenis sapi FH memiliki sifat tenang dan jinak sehingga mudah beradaptasi. Selain itu, pegawai kandang dapat dengan mudah menguasai sapi FH. Pada usaha peternakan milik Bapak H. Aput memiliki jumlah sapi perah sebanyak 63 ekor. Jumlah tersebut meliputi sapi laktasi sebanyak 42 ekor, pedet sebanyak 3 ekor, jantan sebanyak 14 ekor, dan dara sebanyak 4 ekor. Dalam sehari usaha peternakan milik Bapak H. Aput dapat menghasilkan susu sebanyak 330 - 350 liter.

a. Memandikan sapi

Memandikan sapi dilakukan sehari sekali dengan tujuan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan sapi. Memandikan sapi dilakukan pada pagi hari sebelum pemberian pakan dan minum. Sapi yang ada dikandang mudah kotor, karena pada saat sapi berbaring kotoran yang ada dilantai kandang akan menempel di bulu sapi. Apabila kotoran yang menempel dibulu sapi lama dibersihkan, makan kotoran akan mengering dan susah untuk dibersihkan. Selain itu, kotoran yang nempel di bulu sapi mengandung kuman penyakit seperti kutu yang dapat menyebabkan sapi mengalami gatel-gatel

b. Pemberian pakan dan minum

Sapi perah mempunyai daya cerna yang efektif terhadapat berbagai jenis bahan makanan, termasuk makanan kasar seperti pakan hijauan. Pakan sapi dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu pakan hijauan, pakan konsentrat dan pakan tambahan. Pakan hijauan yaitu rumput dan kulit jagung, sedangkan pakan tambahan yaitu ampas tahu dan ampas tempe. Pakan rumput diperoleh dari Gunung Bubul. Sedangkan konsentrat dan ampas dipasok dari Pak Tio.

Dalam menjaga kesehatan sapi, pemberian pakan harus diperhatikan, Pemberian pakan konsentrat, ampas tahu dan ampas tempe dilakukan sebelum sapi diperah. Hal ini bertujuan agar kuantitas susu yang diperoleh dapat lebih banyak. Dalam melakukan pemberian pakan untuk 1 ekor sapi, yaitu konsentrat, ampas tahu dan ampas tempe dicampurkan dalam 1 ember besar. Takaran pemberian pakan dalam 1 ember besar tersebut adalah setengah ember ampas tahu, setengah ember ampas tempe dan 1 piring konsentrat. Bila pakan tidak terpenuhi akan mengakibatkan penurunan produksi susu. Karena jumlah produksi susu tergantung dari pakan yang dapat dikonsumsi serta banyaknya nutrisi yang dapat dicerna oleh sapi. Kandungan nutrisi pakan yang ideal diberikan kepada kepada ternak sapi perah dapat dilihat pada Tabel 14. Namun, sejauh ini tidak pernah dilakukan pengujian terhadap kandungan pakan yang diberikan kepada sapi perah yang diternakkan di peternakan milik Bapak H. Aput.

Tabel 14 Kandungan nutrisi bahan pakan

Bahan baku BK (%) Abu (%) PK (%) SK (%) LK BETN Kulit jagung 25.5 8.22 5.24 34.4 1.98 50.2 Rumpu lapangan 31.26 10.68 13.11 30.23 5.40 40.58 Ampas tahu 10.14 4.53 22.23 29.77 2.55 40.92 Ampas beer 83.05 46.23 9.67 26.88 6.78 40.44 Konsentrat 78.93 6.86 25.94 4.71 8.26 54.23 Sumber : Andrey, S. (2012)

Keterangan : BK = Bahan kering PK = Protein kasar SK = Serat kasar LK = Lemak kasar

BETN = Bahan ekstra tanpa nitrogen

Setelah pemberikan pakan selesai dan habis dimakan, sapi dikasih minum untuk proses pencernaan, dan pengaturan tekanan darah. Air yang diberikan yaitu

air bersih. Air tersebut terlebih dahulu dialirkan ke penampungan air, lalu dialirkan ke penampungan air kandang dengan menggunakan paralon. Kemudian, air tersebut dialirkan ke tempat minum sapi dengan menggunakan selang.

Pemberian pakan hijauan seperti rumput dan kulit jagung dilakukan setelah sapi diperah. Sapi yang telah diperah biasanya lemes dan kelaparan. Maka dari itu diberikan pakan hijauan agar sapi tidak lemas dan tidak berisik karena lapar. Pakan tersebut diberikan rutin sebelum dan sesudah diperah pada pagi dan sore hari.

Gambar 9 Pemberian pakan rumput

c. Pembersihan kandang

Pembersihan kandang dilakukan sebanyak 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore. Pembersihan kandang dilakukan dengan cara membersihkan kotoran sapi, membersihkan lantai dengan tujuan untuk menghilangkan bau pesing dari air kencing sapi serta membersihkan tempat pakan dari sisa-sisa pakan. Pada pagi dan sore hari, pembersihan kandang dilakukan sebelum sapi diperah. Kotoran sapi yang menumpuk dibersihkan dengan menggunakan pacul dan disiram dengan menggunakan selang air agar kotoran sapi tersebut mengalir ke saluran pembuangan. Selanjutkan pembersihan tempat pakan dengan menggunakan sapu lidi. Kebersihan kandang akan mempengaruhi kesehatan sapi yang dibudidayakan. Oleh karena itu, kebersihan kandang harus diperhatikan, agar sapi tidak terserang penyakit.

d. Proses Pemerahan

Pemerahan merupakan salah satu hal kegiatan penting untuk menghasilkan susu. Pemerahan dilakukan pada sapi dewasa yang sedang berada pada masa produktif atau masa laktasi. Proses pemerahan dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi hari pada pukul 05.00 WIB dan sore hari pada pukul 14.30 WIB. Dulu Bapak H.

Dokumen terkait