• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada unit usaha peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput yang terletak di jalan Kebon Pedes, gang Blender RT 06 RW 09, Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Jawa Barat. Peternakan sapi perah milik Bapak Haji Aput ini memiliki lahan seluas 1 000 meter². Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa peternakan sapi perah bapak H. Aput ini merupakan produsen sapi perah

Pemetaan risiko

Alternatif strategi penanganan risiko Status risiko

Identifikasi probabilitas sumber risiko (Z-score)

Identifikasi dampak sumber risiko (VaR) Diidentifikasikan adanya sumber-sumber

risiko produksi susu sapi Segar : 1. Pakan.

2. Perubahan cuaca dan suhu 3. Penyakit

Usaha peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput

yang cukup besar di Kota Bogor. Pemilihan lokasi ini juga tepat untuk menganalisis risiko produksi pemerahan susu sapi segar, karena lokasinya yang berada di tengah-tengah kota. Alasan lain pemilihan lokasi tersebut yaitu karena selama ini belum ada yang melakukan penelitian mengenai analisis risiko produksi pada peternakan Bapak H. Aput. Kegiatan penelitian akan dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada bulan Mei tahun 2014.

Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dan diolah dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji.Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lokasi penelitian dan wawancara langsung dengan pemilik.Kegiatan wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi kegiatan dan usaha yang dijalankan.Data primer yang dikumpulkan yaitu karakteristik responden. Karakteristik responden digunakan untuk memberikan gambaran umum mengenai kondisi ternak sapi perah.Data sekunder diperoleh melalui penelusuran studi pustaka dari berbagai literatur baik dari buku, internet, Badan pusat statistik (BPS), Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan, Perpustakaan LSI Institut Pertanian Bogor dan berbagai pustaka lainnya seperti majalah, jurnal, dan skripsi terdahulu yang relevan dengan topik penelitian.

Metode Pengumpulan Data

Sumber pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan cara pengamatan langsung atau observasi di lapangan serta melakukan wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan berupa kuesioner kepada pemilik usaha peternakan sapi perah untuk memperoleh data mengenai gambaran umum lokasi penelitian, manajemen risiko dalam perusahaan dan harga-harga input dan output. Metode pengumpulan data sekunder dilakukan melalui pencarian di internet dan studi literatur yang relevan. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu daftar pertanyaan (kuesioner), alat pencatat, dan alat dokumentasi elektronik (kamera digital).

Pengumpulan data dan pengambilan responden pada penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu dengan wawancara dan diskusi dengan pemilik dan penanggung jawab produksi yang memiliki kapabilitas untuk memberikan data-data yang akurat tentang peternakan sapi perah di daerah tersebut. Sapi perah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sapi yang berlaktasi 2 dan 3. Karena pada saat sapi berlaktasi 2 dan 3 susu yang dihasilkan relatif tinggi.

Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini hasil pengkajian dan pembahasan dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data ini akan diolah dan dianalisis menggunakan beberapa metode analisis. Metode analisis yang digunakan dalam menjawab tujuan penelitian ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6 Metode analisis untuk menjawab tujuan dalam penelitian No Tujuan Penelitian Jenis Data Sumber Data Metode

Analisis 1 Menganalisis sumber-sumber

risiko produksi yang terdapat pada usaha Bapak H. Aput di Blender, Kebon Pedes, Kota Bogor, Jawa Barat.

Kualitatif dan kuantitatif Wawancara, kuisioner dan diskusi Analisis deskriptif

2 Menganalisis probabilitas dan dampak risiko dari setiap sumber risiko produksi yang ada pada usaha Bapak H. Aput di Blender, Kebon Pedes, Kota Bogor, Jawa Barat.

Kuantitatif Produktivitas susu sapi segar berdasarkan penyebab dan harga jual Analisis risiko

3 Menganalisis alternatif strategi yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi yang terjadi pada usaha Bapak H. Aput di Blender, Kebon Pedes, Kota Bogor, Jawa Barat.

Kualitatif Wawancara, kuisioner dan diskusi

Analisis deskriptif

Berdasarkan Tabel 6, metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis risiko. Analisis risiko digunakan dalam menjawab tujuan penelitian yang kedua, yaitu menganalisis probabilitas dan dampak risiko dari setiap sumber risiko produksi yang ada pada usaha peternakan sapi perah Bapak H. Aput di Blender, Kebon Pedes, Kota Bogor, Jawa Barat. Data yang digunakan untuk analisis probabilitas dan dampak risiko yaitu data kuantitatif. Sumber data kuantitatif yaitu laporan mengenai biaya, pendapatan dan penerimaan usaha peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput per periode dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai data yang dicari. Sedangkan analisis deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan penelitian pertama dan ketiga, yaitu menganalisis sumber-sumber risiko produksi dan menganalisis alternatif strategi yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi yang terjadi pada usaha Bapak H. Aput di Blender, Kebon Pedes, Kota Bogor, Jawa Barat.

Analisis Deskriptif

Analisi deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu kondisi serta suatu peristiwa pada mada mendatang. Tujuan analisis deskriptif yaitu membuat deskripsi dan gambaran umum perusahaan. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis sumber-sumber risiko dan alternatif manajemen risiko yang dilakukan oleh usaha peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput dalam meminimalisir risiko dan ketidkpastian yang dihadapi dalam usahanya. Metode analisis ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan diskusi dengan pemilik perusahaan serta anak kandang.

Anlisis Kemungkinan Terjadinya Risiko

Risiko berhubungan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan. Jadi suatu risiko memiliki unsur kemungkinan. Suatu risiko dapat diukur apabila kemungkinan terjadinya risiko serta besarnya dampak risiko terhadap perusahaan sudah diketahui. Ukuran pertama dari risiko yaitu besarnya kemungkinan terjadinya yang mengacu seberapa besar probabilitas risiko terjadi. Metode yang digunakan untuk dapat mengetahui terjadinya risiko adalah metode nilai standar atau z-score. Metode nilai standar atau z-score dapat digunakan apabila terdapat data historis dan bentuk kontinus (desimal). Dalam penelitian ini, yang akan dihutung yaitu kemungkina terjadinya risiko pada kegiatan produksi pemerahan susu sapi segar. Menurut kountur (2008), langkah yang perlu dilakukan untuk menghitung kemungkinan risiko ini dan aplikasinya pada usaha peternakan sapi perah milik Bapak H. Aput yaitu:

1. Menghitung rata-rata kejadian berisiko

Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata kehilangan susu yang diproduksi adalah:

µ Dimana:

µ = Nilai rata-rata produksi susu sapi segar (liter)

xi = Data produksi susu sapi segar perhari

n = Jumlah periode

2. Mencari nilai standar deviasi (s)

Dimana:

s = Standar deviasi produksi susu sapi segar (liter)

xi = Data produksi susu segar (liter)

µ = Nilai rata-rata produksi susu segar (liter)

n = Jumlah periode

Dimana:

Z = Nilai z-score dari produksi susu sapi segar X = Nilai produksi susu sapi segar (liter)

µ = Nilai rata-rata produksi susu sapi segar (liter) S = Standar deviasi dari produksi susu sapi segar

Apabila nilai z-score negatif berada di sebelah kiri nilai rata-rata pada kurva distribusi normal. Sedangkan jika nilai z-score positif berarti nilai tersebut berada di sebelah kanan dari nilai rata-rata di kurva distribusi normal.

4. Mencari probabilitas

Apabila nilai z-score dari produksi susu sapi segar milik Bapak H. Aput sudah diketahui, maka selanjutnya dapat mencari probabilitas terjadinya risiko produksi yang diperoleh dari tabel distribusi z (normal). Dari tabel distribusi z dapat diketahui berapa persen kemungkinan terjadinya keadaan dimana produksi susu sapi segar mendatangkan.

Analisis Dampak Risiko

Metode yang paling efektif digunakan dalam mengukur dampak risiko adalah Value at Risk (VaR). VaR adalah salah satu metode yang digunakan dalam manajemen risiko. Penggunakan VaR dalam mengukur dampak risiko hanya dapat dilakukan apabila terdapat data historis sebelumnya. Jika tidak ada data historis metode VaR tidak dapat digunakan. Metode analisis VaR dilakukan untuk mengukur dampak risiko pada kegiatan produksi susu sapi segar milik Bapak H. Aput. Kejadian yang dianggap merugikan berupa penurunan produksi susu sapi segar sebagai akibat dari terjadinya sumber-sumber risiko.

Kejadian yang dianggap merugikan berupa penurunan produksi sebagai akibat dari terjadinya sumber-sumber risiko. Menurut Kountur (2008), VaR dapat dihitung dengan rumus berikut. Menurut (Kountur 2008), VaR dapat dihitung dengan rumus berikut:

Dimana:

VaR = Dampak kerugian yang ditimbulkan oleh produksi susu sapi segar (Rp) µ = Rata-rata hasil produksi susu sapi segar

Z = Nilai z yang diambil dari tabel distribusi normal sebesar 1.645 S = Standar deviasi dari hasil produksi susu sapi segar

N = Banyaknya kejadian berisiko

Pemetaan Risiko

Salah satu aspek yang penting di dalam manajemen risiko perusahaan adalah penanganan risiko dan bagaimana menangani risiko-risiko yang dihadapi agar kerugian perusahaan menjadi seminimal mungkin. Menurut Kountur (2008), adalah gambaran tentang posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu yaitu

sumbu vertikal menggambarkan probabilitas, dan sumbu horizontal menggambarkan dampak. Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu kemungkinan besar dan kemungkinan kecil. Demikian juga dampak risiko dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu dampak besar dan dampak kecil. Setelah hasil analisis probabilitas dan dampak sudah diketahui, kemudian dicari status risiko. Status risiko berasal dari perkalian antara probabilitas dari masing-masing sumber risiko dengan dampak kerugian yang dihasilkan dari masing-masing sumber risiko. Batas antar kemungkinan besar dan kemungkinan kecil ditentukan oleh manajemen. Contoh layout peta risiko dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Pemetan Risiko

Sumber : Kountur (2008)

Pada Gambar 4 dijelaskan penempatan risiko pada peta risiko didasarkan atas perkiraan posisinya berada dimana dari hasil perhitungan probabilitas dan dampak. Oleh karena itu untuk menghitung posisi yang sebenarnya perlu menghitung status risikonya. Dari status risiko akan diketahui mana risiko-risiko yang paling besar dan seterusnya sampai yang paling kecil. Status risiko hanya menggambarkan urutan risiko dari yang paling berisiko sampai dengan yang paling tidak berisiko.

Penanganan Risiko

Berdasarkan hasil pemetaan risiko, selanjutnya dapat dilakukan strategi penanganan risiko yang sesuai. Terdapat dua strategi yang dapat dilakukan untuk menangani risiko, yaitu:

Probabilitas (%) Besar Kecil Besar Kecil Dampak (Rp) Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4

1. Penghindaran Risiko (Preventif)

Preventif dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko. Sebelum risiko terjadi harus ada cara-cara peventif yang dilakukan sedemikian rupa sehingga risiko tidak terjadi. Preventif dilakukan apabila probabilitas risiko besar. Risiko- risiko yang berada pada kuadran I dan II dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Strategi preventif

Sumber : Kountur (2008)

Pada Gambar 5 di atas dapat diliat bahwa pada kuadran I dan Kuadran II adalah strategi preventif. Strategi preventif akan membuat sedemikian rupa sehingga risiko-risiko yang berada pada kuadran I bergeser ke kuadran II dan risiko-risiko yang berada pada kuadran II akan bergeser ke kuadran IV. Menurut Kountur (2008) preventif dilakukan dengan beberapa cara diantaranya :

a. Membuat atau memperbaiki sistem dan prosedur.

Banyak risiko yang disebabkan oleh manusia dan teknologi dapat diperkecil jika sistem dan prosedurnya ada dan baik. Jadi, hal pertama yang harus diperhatikan pada risiko-risiko yang berada pada kuadran I dan Kuadran II yaitu apakah sistem dan prosedur dan aturan-aturannya sudah ada atau perlu diperbaiki.

b. Mengembangkan sumberdaya manusia.

Pengembangan sumberdaya manusia dapat dilakukan dengan pelatihan- pelatihan baik pelatihan on-the-job atau pelatihan-pelatihan eksternal. Dengan mengembangkan sumberdaya manusia, diharapkan dapat diperkecil terutama risiko-risiko yang disebabkan oleh ketidak kompetenan sumberdaya manusianya.

c. Memasang atau memperbaiki fasilitas fisik.

Beberapa risiko dapat dihindari kejadiannya atau setidaknya diperkecil kemungkinan terjadinya dengan memasang atau memperbaiki fasilitas fisik. Probabilitas (%) Besar Kecil Dampak (Rp) Kuadran I Kuadran II Kuadran III Kuadran IV

2. Menghadapi Risiko (Mitigasi)

Mitigasi adalah strategi penanganan risiko yang dimaksudkan untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan oleh risiko. Risiko-risiko yang berada pada kuadran II dan kuadran IV yang mimiliki dampak besar dapat ditangani dengan cara-cara mitigasi. Mitigasi dilakukan agar risiko yang berada pada kuadran II dapat bergeser ke kuadran I, dan risiko-risiko yang berada pada kuadran IV dapat bergeser ke kuadran III. Oleh karena itu, strategi mitigasimerupakan strategi penanganan risiko apabila dampak risiko sangat besar.gambar strategi mitigasi dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Strategi mitigasi

Sumber : Kountur (2008)

Menurut Kountour (2004), ada dua cara untuk mengendalikan risiko, yaitu : a. Sebelum risiko terjadi, harus ada cara pencegahan yang dilakukan sehingga

risiko dapat diminimalkan.

b. Sekiranya risiko sampai terjadi, harus ada cara untuk mengurangi kerugian atas kejadian yang merugikan tersebut.

Probabilitas (%) Dampak (Rp) Besar Kecil Kuadran I Kuadran II

Dokumen terkait