• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagan 3.1 Kerangka Pikir

C. Makanlah Makanan Sumber Karbohidrat Setengah Dari Kebutuhan Energi Pengetahuan yang digali dalam pesan ini meliputi sumber makanan karbohidrat,

5.3.1.2 Gambaran Pola Konsumsi Keluarga dari Siswa SMPN 107 Jakarta Tahun 2009

Pola makan keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana pola makan sehari-hari dari keluarga informan (kebiasaan makan di rumah maupun kebiasaan makan di luar), apakah dalam pola makan keluarga tersebut memiliki pantangan/larangan tertentu yang berhubungan dengan budaya ataupun agama yang dianut. Untuk variabel pola makan keluarga, peneliti menanyakannya pada enam orang informan utama yang dilakukan dengan wawancara mendalam serta kepada dan enam orang keluarga informan utama. Akan tetapi dalam pelaksanaan penelitian, satu orang keluarga dari informan laki-laki dengan status gizi kurang tidak bersedia untuk diwawancarai. Oleh karena informan pendukung, yaitu keluarga informan utama yang berhasil diwawancarai berjumlah lima orang.

Seluruh informan utama, menyatakan bahwa setiap harinya dikeluarga mereka selalu dibiasakan untuk makan pagi sebelum berangkat sekolah. Hal ini mereka lakukan

sejak mereka kecil, khususnya saat mereka mulai sekolah, baik itu sekolah TK (Taman Kanak-Kanak) maupun SD (Sekolah Dasar). Mereka terbiasa makan pagi bersama keluarga, baik ayah, ibu, kakak atau adiknya. Makanan yang mereka makan saat makan pagi beragam, ada yang makan nasi, mie, roti, dan lain sebagainya. Seluruh informan lebih sering mengkonsumsi nasi daripada mie dan roti. Menurut informan pendukung dari informan utama wanita dengan status gizi normal, makan pagi nasi dapat membuat putrinya lebih kenyang, sehingga diharapkan proses belajar anaknya disekolah lebih optimal karena anaknya dapat lebih berkonsentrasi belajar. Selain nasi, menurut seluruh informan utama serta seluruh informan pendukung, makanan yang biasa dimakan saat makan pagi adalah mie dan roti. Hal ini dilakukan agar informan dan keluarga tidak bosan. Selain itu seluruh informan pendukung juga menyatakan bahwa makan pagi dengan mie ataupun roti lebih praktis dan menghemat waktu. Hal ini dikarenakan jam masuk sekolah informan utama yang dahulu dimulai pukul 07.00 WIB saat ini dipercepat setengah jam menjadi pukul 06.30 WIB, oleh karena itu seluruh informan harus berangkat lebih pagi lagi. Akan tetapi seorang informan wanita dengan status gizi kurang sering malas untuk makan pagi. Hal ini disampaikan oleh informan pendukung, yaitu ibunya. Sehingga setiap harinya sang ibu harus terus mengingatkan dan membujuk putrinya untuk makan pagi sebelum berangkat sekolah. Hal ini berbeda dengan kelima informan lainnya yang telah memiliki kesadaran untuk selalu makan pagi setiap hari walaupun itu hari libur sekolah. Seorang informan wanita dengan status gizi normal, mengaku pada saat libur sering makan pagi bubur ayam yang dibeli di dekat rumahnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan pendukungnya bahwa pada hari libur, anak dan suaminya sering meminta makanan yang agak beda dari hari biasa, sehingga sang

ibu membelikan makan pagi keluarganya bubur ayam, Sedangkan kelima informan lainnya, menyatakan menu makan pagi mereka sama dengan hari-hari ketika masuk sekolah, yaitu nasi, mie, ataupun roti. Selain itu menurut dua orang informan utama wanita dengan status gizi kurang dan normal, setiap harinya telah dibiasakan oleh ibunya untuk minum segelas susu pada saat makan pagi. Untuk informan laki-laki dengan status gizi kurang dan normal mengatakan bahwa sejak kecil mereka tidak terbiasa mengkonsumsi susu. Bahkan informan laki-laki dengan status gizi kurang menyatakan bahwa ia sejak kecil tidak menyukai susu, karena rasanya yang agak amis sehingga setiap dipaksa untuk minum susu oleh orang tuanya ia menjadi mual dan muntah. Sedangkan dua orang informan dengan status gizi lebih menyatakan bahwa mereka telah menghentikan minum susu sejak masuk SMP dengan alasan ingin menurunkan berat badannya. Berikut kutipannya :

” Biasa makan pagi nasi atau roti. Sama klo pagi dibuatin susu juga. Klo makan pagi biasanya kita makannya bareng-bareng. Disini setiap hari harus makan pagi apalagi buat anak-anak, biar belajarnya disekolah lebih konsentrasi. Tapi ya itu, saya punya kendala” (Informan NY)

“ Klo dirumah ya makannya biasa. Makan pagi klo pagi bareng-bareng, saya nemenin dia sama suami saya makan.pagi, biasa makan pagi roti klo gak mie. Paling sering roti, soalnya praktis, kan gak perlu masak.” (Informan S)

“ Untuk makan pagi saya biasa sediain nasi,soalnya kan lebih kenyang. Terus lauknya kan ada yang semalam bisa dihangatkan lagi. Tapi klo misalnya gak keburu nyiapinnya, paling saya beli roti aja buat makan pagi.” (Informan A)

Seluruh informan menyatakan dikeluarga mereka pada saat makan siang dan malam hari terbiasa mengkonsumsi nasi yang dipadu dengan sayur, lauk pauk, serta buah. Lima orang dari enam orang informan terbiasa makan siang bersama ibu dan adik atau kakak mereka karena pada siang hari ayah mereka bekerja dan baru pulang pada

sore atau malam hari. Sedangkan pada malam harinya mereka baru makan bersama-sama setelah ayahnya pulang kerja. Akan tetapi seorang informan laki-laki dengan status gizi kurang mengaku terbiasa makan siang dan makan malam sendiri karena ayahnya setiap hari bekerja dan selalu pulang malam, sehingga hanya hari minggu saja berada di rumah dan bisa makan bersama informan. Seluruh informan menyatakan bahwa makanan dirumah mereka masing disediakan oleh orang tua mereka, khususnya oleh ibu. Dan hanya satu informan laki-laki dengan status gizi kurang, yang menyatakan setiap harinya makanan untuk makan paginya dibuatkan oleh ayahnya, karena ibunya tinggal di Purwakarta. Sedangkan untuk makan siang telah dipesankan makanan catering, dan untuk makan malam dibelikan ayahnya setelah pulang kerja. Sedangkan seorang informan lainnya, informan laki-laki dengan status gizi normal, menyatakan bahwa makan siangnya selalu dibuatkan oleh sang ibu, akan tetapi untuk makan malam mereka sekeluarga terbiasa membeli makanan jadi, karena sang ibu bekerja dan pulang sore sehingga tidak memiliki waktu untuk menyiapkan makan malam. Berbeda lagi dengan informan laki-laki yang memiliki status gizi lebih, ia menyatakan bahwa dalam seminggu ia hanya makan malam sebanyak dua kali dengan makan diluar bersama ibu dan adiknya. Hal ini sejalan dengan pernyataan informan pendukung yang menyatakan bahwa ia melarang putranya untuk makan malam agar berat badannya menurun. Dalam seminggu ia mengizinkan anaknya makan malam sekitar 3-4 hari dengan makan diluar rumah. Berikut kutipannya :

” Sendiri (makan malam). Ayah pulangnya malam. Makanan dibeliin ayah. Malamnya, waktu pulang kantor.” (Informan IS)

” Klo malam saya sering larang dia buat makan soalnya badannya dah kegemukan. Gak setiap hari juga, ya selang seling lah sekarang makan besok

gak, besoknya lagi makan besoknya gak. Iya, seminggu 3-4 kali makannya klo malam. Ya soalnya saya takut dia dah kegemukan. Kan kasian takut kena penyakit jantung. Gak sih saya sama suami gak punya sakit jantung. Tapi kakeknya punya jantung. Makanya saya waswas takut dia kena jantung soalnya sekeluarga dia yang paling gemuk. Ya kakeknya juga gemuk.” (Informan S) Seluruh informan memiliki kebiasaan makan diluar yang berbeda-beda frekuensinya, ada yang sebulan sekali, 2-3 kali sebulan, 3-4 kali sebulan, bahkan ada yang 5-7 kali sebulan. Untuk frekuensi makan keluarga diluar rumah, terdapat perbedaan pernyataan antara informan utama dan informan pendukung. Seperti informan wanita dengan status gizi normal yang menyatakan biasa makan diluar bersama keluarga setiap 2-4 kali sebulan, sedangkan informan pendukung menyatakan bahwa di keluarga memiliki kebiasaan makan diluar sekitar 5-7 kali sebulan. Berikut kutipannya :

“ Klo makan diluar paling makan bakso. Seminggu bisa 3-4 kali.” (Informan LY)

” Makan diluar sekeluarga sering, dua kali seminggu. Bakso.” (Informan DIL) ” Buat makan di luar rumah kita gak terlalu sering, paling kadang-kadang aja klo lagi pengen atau pas saya lagi gak masak. Sebulan bisa 5-7 kali.” (Informan NY)

” Klo makan bareng keluarga diluar sebulan berapa kali ya, kayaknya bisa 4-5 kali.” (Informan NA)

Makanan yang dipilih saat makan diluar beragam, mulai dari makanan tradisional seperti bakso, sate, ayam bakar, pecel ayam, ataupun makanan modern seperti fried chiken, pizza, hamburger dll. Untuk frekuensi antara pemilihan makanan tradisional dan modern saat makanan diluar bervariasi antara setiap informan. Tiga orang dari lima informan pendukung, menyatakan bahwa mereka sering memilih makanan modern seperti fried chiken, ataupun hamburger sebagai menu makanan saat makan diluar bersama keluarga dengan alasan ingin merasakan makanan yang berbeda

dari biasanya yang mereka makan. Sedangkan dua orang sisanya, yaitu ibu dari informan laki-laki dengan status gizi normal serta informan wanita dengan status gizi lebih memilih makanan tradisional seperti bakso, sate, ayam bakar, dan lainnya karena alasan menyukai rasanya yang lebih berbumbu dan lebih enak. Berikut kutipannya :

“ Biasanya klo makan diluar paling beli sate, bakso, seafood atau gak pecel ayam. Enak aja, bumbunya lebih berasa. Daripada fried chicken Cuma berasa minyak aja, saya setelah makan itu suka terasa pusing, mungkin karena minyaknya yang banyak ya.” (Informan NY)

” Klo makan sama ayahnya biasanya fried chicken. Ya ayahnya suka banget, katanya rasanya beda sama yang saya buat. Lebih garing.” (Informan S)

” Di mal atau ayam bakar gitu, soalnya bapak sama F suka banget sama ayam

bakar. Klo dimal paling makannya MC Donals. Klo di MC Donals ya F

pesennya ayam klo gak hamburger, sama eskrim dia paling suka.” (Informan A) Selain itu, seluruh informan utama serta informan pendukung menyatakan bahwa setiap harinya mereka tidak pernah sekali pun mengkonsumsi minuman beralkohol. Hal ini dikarenakan mereka beragama Islam, dan sangat mengharamkan untuk mengkonsumsi minuman yang memabukkan seperti alkohol. Berikut kutipannya :

“ Ya gak pernah lah mbak, kan haram.” (Informan HP) “ Gak pernah lah. Dosa.” (Informan LY)

“ Gak lah mbak, kan haram.” (Informan NY)

5.3.1.3 Gambaran Perilaku Gizi Seimbang Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)