• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Spesifik Psychological Well-Being pada Guru Honorer

3 METODE PENELITIAN

4.3 Analisis Hasil Penelitian

4.3.1 Analisis Deskriptif

4.3.1.1 Gambaran Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah

4.3.1.1.2 Gambaran Spesifik Psychological Well-Being pada Guru Honorer

Dimensi

Psychological Well-being terdiri dari enam dimensi, yaitu dimensi penerimaan

diri, dimensi hubungan positif dengan orang lain, dimensi otonomi (kemandirian), dimensi penguasaan lingkungan, dimensi tujuan hidup, serta dimensi pertumbuhan pribadi. Gambaran dari masing-masing dimensi psychological well-being dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Dimensi Penerimaan Diri

Gambaran psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar berdasarkan dimensi penerimaan diri dijelaskan sebagai berikut:

Jumlah item = 10 Skor tertinggi = 10 x 4 = 40 Skor terendah = 10 x 1 = 10 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Tinggi Sedang Rendah

7,50%

61,20%

Mean Teoritik = ( Skor Tertinggi + Skor Terendah ) : 2 = ( 40 + 10 ) : 2

= 25

Standar Deviasi = ( Skor Tertinggi – Skor Terendah ) : 6 = ( 40 – 10 ) : 6

= 5

Perhitungan gambaran dimensi penerimaan diri di atas diperoleh µ = 20 dan σ

= 5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut : µ - 1,0 σ = 25 – (1,0 x 5) = 20

µ + 1,0 σ = 25 +(1,0 x 5) = 30

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dimensi penerimaan diri sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah Dasar Dimensi Penerimaan Diri

Kriteria Interval Frekuensi Subjek Persentase (%)

Tinggi 30 ≥ X 3 4,5

Rendah X < 20 17 25,4

Jumlah 67 100

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa gambaran mengenai psychological

well-being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten

Batang ditinjau dari dimensi penerimaan diri yang berada pada kategori tinggi sebanyak 4,5% (3 orang), kategori sedang sebanyak 70,1% (47 orang), kategori rendah 25,4% (17 orang). Dengan demikian maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tergolong memiliki tingkat psychological well-being yang sedang cenderung rendah pada dimensi penerimaan diri. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase berikut ini:

Gambar 4.2 Diagram Psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar dimensi penerimaan b. Dimensi Hubungan positif dengan orang lain

Gambaran psychological well-being guru honorer sekolah dasar berdasarkan dimensi hubungan positif dengan orang lain dijelaskan sebagai berikut: Jumlah item = 11 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Tinggi Sedang Rendah

4,50%

70,10%

Skor tertinggi = 11 x 4 = 44 Skor terendah = 11 x 1 = 11

Mean Teoritik = ( Skor Tertinggi + Skor Terendah ) : 2 = ( 44 + 11 ) : 2

= 27,5

Standar Deviasi = ( Skor Tertinggi – Skor Terendah ) : 6 = ( 44 – 11 ) : 6

= 5,5

Perhitungan gambaran dimensi hubungan positif dengan orang lain di atas diperoleh µ = 27,5 dan σ = 5,5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut : µ - 1,0 σ = 27,5 – (1,0 x 5,5) = 22

µ + 1,0 σ = 27,5 +(1,0 x 5,5) = 33

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dimensi hubungan positif dengan orang lain sebagai berikut:

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah Dasar Dimensi Hubungan Positif dengan Orang Lain

Kriteria Interval Frekuensi Subjek Persentase (%)

Tinggi 33 ≥ X 4 6

Rendah X < 22 24 35,8

Jumlah 67 100

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa gambaran mengenai psychological

well-being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten

Batang ditinjau dari dimensi hubungan positif dengan orang lain yang berada pada kategori tinggi sebanyak 6% (4 orang), kategori sedang sebanyak 58,2% (39 orang), kategori rendah 35,8% (24 orang). Dengan demikian maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tergolong memiliki tingkat psychological well-being yang sedang cenderung rendah pada dimensi hubungan positif dengan orang lain. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase berikut ini:

Gambar 4.3 Diagram Psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar dimensi hubungan positif dengan orang lain

b. Dimensi Otonomi 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Tinggi Sedang Rendah

6,00%

58,20%

Gambaran psychological well-being guru honorer sekolah dasar berdasarkan dimensi otonomi dijelaskan sebagai berikut:

Jumlah item = 11

Skor tertinggi = 11 x 4 = 44 Skor terendah = 11 x 1 = 11

Mean Teoritik = ( Skor Tertinggi + Skor Terendah ) : 2 = ( 44 + 11 ) : 2

= 27,5

Standar Deviasi = ( Skor Tertinggi – Skor Terendah ) : 6 = ( 44 – 11 ) : 6

= 5,5

Perhitungan gambaran dimensi otonomi di atas diperoleh µ = 27,5 dan σ = 5,5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut :

µ - 1,0 σ = 27,5 – (1,0 x 5,5) = 22

µ + 1,0 σ = 27,5 +(1,0 x 5,5) = 33

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dimensi otonomi sebagai berikut:

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah Dasar Dimensi Otonomi

Kriteria Interval Frekuensi Subjek Persentase (%)

Tinggi 33 ≥ X 19 28,3

Sedang 22 ≤ X < 33 31 46,3

Rendah X < 22 17 25,4

Jumlah 67 100

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa gambaran mengenai psychological

well-being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten

Batang ditinjau dari dimensi otonomi yang berada pada kategori tinggi sebanyak 28,3% (19 orang), kategori sedang sebanyak 46,3% (31 orang), kategori rendah 25,4% (17 orang). Dengan demikian maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tergolong memiliki tingkat psychological well-being yang sedang cenderung tinggi pada dimensi otonomi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase berikut ini:

Gambar 4.4 Diagram Psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar dimensi otonomi

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Tinggi Sedang Rendah

28,30%

46,30%

d. Dimensi Penguasaan Lingkungan

Gambaran psychological well-being guru honorer sekolah dasar berdasarkan dimensi penguasaan lingkungan dijelaskan sebagai berikut:

Jumlah item = 10

Skor tertinggi = 10 x 4 = 40 Skor terendah = 10 x 1 = 10

Mean Teoritik = ( Skor Tertinggi + Skor Terendah ) : 2 = ( 40 + 10 ) : 2

= 25

Standar Deviasi = ( Skor Tertinggi – Skor Terendah ) : 6 = ( 40 – 10 ) : 6

= 5

Perhitungan gambaran dimensi penguasaan lingkungan di atas diperoleh µ = 20 dan σ = 5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut :

µ - 1,0 σ = 25 – (1,0 x 5) = 20

µ + 1,0 σ = 25 +(1,0 x 5) = 30

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dimensi penguasaan lingkungan sebagai berikut:

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah Dasar Dimensi Penguasaan Lingkungan

Kriteria Interval Frekuensi Subjek Persentase (%)

Tinggi 30 ≥ X 14 21

Sedang 20 ≤ X < 30 34 50,7

Rendah X < 20 19 28,3

Jumlah 67 100

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa gambaran mengenai psychological

well-being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten

Batang ditinjau dari dimensi penguasaan lingkungan yang berada pada kategori tinggi sebanyak 21% (14 orang), kategori sedang sebanyak 50,7% (34 orang), kategori rendah 28,3% (19 orang). Dengan demikian maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tergolong memiliki tingkat psychological well-being yang sedang cenderung rendah pada dimensi penguasaan lingkungan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase berikut ini:

Gambar 4.5 Diagram Psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Tinggi Sedang Rendah

21,00%

50,70%

e. Dimensi Tujuan Hidup

Gambaran psychological well-being guru honorer sekolah dasar berdasarkan dimensi tujuan hidup dijelaskan sebagai berikut:

Jumlah item = 6

Skor tertinggi = 6 x 4 = 24 Skor terendah = 6 x 1 = 6

Mean Teoritik = ( Skor Tertinggi + Skor Terendah ) : 2 = ( 24 + 6 ) : 2

= 15

Standar Deviasi = ( Skor Tertinggi – Skor Terendah ) : 6 = ( 24 – 6 ) : 6

= 3

Perhitungan gambaran dimensi tujuan hidup di atas diperoleh µ = 15 dan σ = 3. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut :

µ - 1,0 σ = 15 – (1,0 x 3) = 12

µ + 1,0 σ = 15 +(1,0 x 3) = 18

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dimensi tujuan hidup sebagai berikut:

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah Dasar Dimensi Tujuan Hidup

Kriteria Interval Frekuensi Subjek Persentase (%)

Tinggi 18 ≥ X 19 28,3

Sedang 12 ≤ X < 18 30 44,8

Rendah X < 12 18 26,9

Jumlah 67 100

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa gambaran mengenai psychological

well-being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten

Batang ditinjau dari dimensi tujuan hidup yang berada pada kategori tinggi sebanyak 28,3% (19 orang), kategori sedang sebanyak 44,8% (30 orang), kategori rendah 26,9% (18 orang). Dengan demikian maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tergolong memiliki tingkat psychological well-being yang sedang cenderung tinggi pada dimensi tujuan hidup. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase berikut ini:

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Tinggi Sedang Rendah

28,30%

44,80%

Gambar 4.6 Diagram Psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar dimensi tujuan hidup

f. Dimensi Pertumbuhan Pribadi

Gambaran psychological well-being guru honorer sekolah dasar berdasarkan dimensi pertumbuhan pribadi dijelaskan sebagai berikut:

Jumlah item = 9

Skor tertinggi = 9 x 4 = 36 Skor terendah = 9 x 1 = 9

Mean Teoritik = ( Skor Tertinggi + Skor Terendah ) : 2 = ( 36 + 9 ) : 2

= 22,5

Standar Deviasi = ( Skor Tertinggi – Skor Terendah ) : 6 = ( 36 – 9 ) : 6

= 4,5

Perhitungan gambaran dimensi pertumbuhan pribadi di atas diperoleh µ = 22,5 dan σ = 4,5. Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut :

µ - 1,0 σ = 22,5 – (1,0 x 4,5) = 18

µ + 1,0 σ = 15 +(22,5 x 4,5) = 27

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh distribusi frekuensi dimensi pertumbuhan pribadi sebagai berikut:

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah Dasar Dimensi Pertumbuhan Pribadi

Kriteria Interval Frekuensi Subjek Persentase (%)

Tinggi 27 ≥ X 13 19,4

Sedang 18 ≤ X < 27 35 52,2

Rendah X < 18 19 28,4

Jumlah 67 100

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa gambaran mengenai psychological

well-being pada guru honorer sekolah dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten

Batang ditinjau dari dimensi pertumbuhan pribadi yang berada pada kategori tinggi sebanyak 19,4% (13 orang), kategori sedang sebanyak 52,2% (35 orang), kategori rendah 28,4% (19 orang). Dengan demikian maka dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tergolong memiliki tingkat psychological well-being yang sedang cenderung rendah pada dimensi pertumbuhan pribadi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase berikut ini:

Gambar 4.7 Diagram Psychological well-being pada guru honorer sekolah dasar 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Tinggi Sedang Rendah

19,40%

52,20%

4.3.1.2 Ringkasan Analisis Psychological Well-being pada Guru Honorer Sekolah

Dokumen terkait