4.1. Letak Geografis Pulau Jawa
Pulau Jawa adalah salah satu pulau di Indonesia yang memiliki kepadatan
penduduk terbesar, pulau ini juga merupakan pulau ketigabelas terbesar di dunia.
Luas Pulau Jawa adalah 129.306,48 km2 dengan penduduk sekitar 130 juta
(kepadatan 1.895,9 jiwa per km2). Pulau Jawa dibagi menjadi enam provinsi yaitu:
Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah
Istimewa Yogyakarta.
Sebelum melakukan analisis mengenai pertumbuhan investasi enam
provinsi di Pulau Jawa, dalam penelitian ini akan diuraikan mengenai
karakteristik, potensi wilayah, kelengkapan infrastruktur, keberadaan sumber daya
manusia dan lain-lain. Faktor-faktor yang telah disebutkan tadi akan dibandingkan
dengan pertumbuhan investasi di masing-masing wilayah Pulau Jawa, agar dapat
terjawab fenomena yang menyebutkan bahwa semakin lengkap infrastruktur,
sumber daya alam, sumber daya manusia akan meningkatkan pertumbuhan
investasi.
4.2. Potensi Wilayah Enam Provinsi di Pulau Jawa
Potensi wilayah dapat dilihat dari seberapa banyak produksi sumber daya
alam yang dimiliki tiap wilayah, keunggulan sumber daya alam yang dimiliki oleh
masing-masing wilayah merupakan daya tarik bagi para investor asing maupun
dalam negeri untuk menanamkan modalnya di salah satu sektor tersebut. Sebagian
produksi pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan dan
pertambangan. Tabel 4.1. akan menjelaskan potensi wilayah enam provinsi di
Pulau Jawa.
Tabel 4.1. Hasil Produksi Sumber Daya Alam Enam Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2004 (dalam ton/tahun)
Provinsi
Pertanian Tanaman
Pangan Perkebunan Perikanan Peternakan Kehutanan Pertambangan DKI Jakarta 88.968 36.537 24.488 204.643 - - Jawa Barat 3.851.725 2.546.682 262.008 97.687.291 395.474 - Jawa Timur 13.355.784 2.355.677 568.774 92.144.556 511.636 - Jawa Tengah 8.965.401 1.677.304 339.319 119.289.856 341.658 - DI Yogyakarta 1.520.244 1.414.111 8.376 9.691.732 53.617 - Banten 826.062 378.558 22.146 27.531.388 26.059 72.639
Sumber : BPS Enam Provinsi di Pulau Jawa, 2005
Dari Tabel diatas provinsi yang memproduksi pertanian tanaman pangan
paling besar di Pulau Jawa adalah Provinsi Jawa Timur, komiditi pertanian yang
menjadi unggulan di provinsi ini adalah jagung, sedangkan provinsi yang
memproduksi pertanian tanaman pangan paling sedikit adalah Provinsi DKI
Jakarta, sedikitnya lahan di provinsi ini menjadikan produksi tanaman pangan di
DKI Jakarta tidak tumbuh meningkat.
Provinsi Jawa Barat merupakan penghasil komiditi perkebunan paling
besar, terutama komiditi kentang, tiap tahunnya Provinsi Jawa barat memproduksi
sebanyak 483.350 ton. Untuk penghasil perkebunan terkecil adalah Provinsi DKI
Jakarta. Provinsi Jawa Timur merupakan penghasil perikanan paling besar
dibandingkan dengan provinsi lainnya di Pulau Jawa.
Produksi sektor peternakan didominasi oleh Provinsi Jawa Tengah dengan
paling besar diduduki oleh Provinsi Jawa Barat. Dan satu-satunya provinsi yang
menghasilkan produksi pertambangan paling besar adalah provinsi Banten dengan
komoditi utamanya berupa adesit dan batu kapur.
4.3. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Infratruktur di Pulau Jawa
Kondisi prasarana publik merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh
para investor sebelum menanamkan modalnya diwilayah tersebut. Kelengkapan
infrastruktur dapat berupa kelayakan dan panjang sarana jalan darat, jumlah
pelabuhan dan bandara. Kelengkapan infrastruktur tersebut akan mempermudah
distribusi produk ke wilayah lain.
Kondisi sarana jalan darat di Pulau Jawa sangat baik dibandingkan dengan
kondisi jalan darat di luar pulau jawa, sarana jalan darat di Pulau Jawa dibuat
sampai ke pelosok kabupaten. Tabel 4.2 akan menggambarkan seberapa luas
sarana infrastuktur jalan darat yang ada di enam provinsi Pulau Jawa.
Tabel 4.2. Sarana Jalan Darat Enam Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2004 (km)
Provinsi Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kabupaten Jalan Tol DKI Jakarta 3.000.709,10 16.783.201,34 25.906.134,32 2.078.300,00 Jawa Barat 1.038,00 3.351,00 22.356,14 3.567,56 Jawa Timur 1.899,21 1.439,18 29.458,96 789,98 Jawa Tengah 1.215,46 2.589,61 22.458,95 543,89 DI Yogyakarta 399,l2 382,11 - - Banten 490,40 372,25 - -
Sumber : BPS Enam Provinsi, 2004
Provinsi DKI Jakarta, memiliki sarana jalan darat terlengkap dibandingkan
provinsi di wilayah lain, salah satu alasannya karena DKI Jakarta merupakan
merupakan salah satu kota sorotan internasional, karena termasuk ibu kota
Indonesia. Provinsi yang memiliki sarana jalan darat terminim adalah DI
Yogyakarta.
Sarana perhubungan laut merupakan salah satu jalur transportasi yang
tepat untuk distribusi produk baik produk import maupun ekspor, kedekatan
antara pelabuhan dan letak perusahaan merupakan cara agar biaya transportasi
dapat ditekan oleh perusahaan. Provinsi yang memiliki sarana pelabuhan yang
lengkap, akan menjadi sasaran utama investor asing maupun dalam negeri,. Tabel
4.3 merupakan daftar jumlah pelabuhan yang berada di enam provinsi Pulau Jawa.
Tabel 4.3. Jumlah Pelabuhan Enam Provinsi di Pulau Jawa.
Provinsi
Jumlah Pelabuhan
Pelabuhan yang Memiliki Bongkar Muat Barang Paling Besar di Enam Provinsi Pulau Jawa
DKI Jakarta 2 Sunda Kelapa & Tanjung Priok Jawa Barat 6 Cirebon, Ciamis dan Eretan
Jawa Timur 20
Tanjung Perak, Gresik, Kalianget, Panarukan, Kalbut dan Pasuruan
Jawa Tengah 11 Tanjung mas, Tanjung Intan dan Tegal
DI Yogyakarta - -
Banten 4 Banten, Labuhan, Cigading dan Bojonegara Sumber : Departemen Perhubungan dan BPS, 2005
Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi yang memiliki pelabuhan
dengan taraf internasional, dan banyak mengangkut serta menerima barang
ekspor-impor yaitu Pelabuhan Tanjung Priok, pelabuhan ini memiliki luas 11.528
m. Provinsi yang memiliki jumlah pelabuhan paling banyak adalah Provinsi Jawa
Timur, tapi hanya enam pelabuhan yang memiliki bongkar muat barang paling
besar, selebihnya hanya pelabuhan nelayan daerah setempat. Provinsi DI
Pulau Jawa, kondisi geografis pegunungan merupakan hambatan bagi Provinsi ini
untuk memiliki fasilitas pelabuhan.
Sarana transportasi udara berupa bandara, juga merupakan salah satu
prasyarat kelengkapan sarana infrastruktur di suatu wilayah, ditambah jika
provinsi tersebut memiliki bandara internasional yang menhubungkan wilayahnya
dengan negara lain, faktor tersebut akan menambah daya tarik investor terutama
investor asing untuk menanamkan modalnya, Tabel 4.4 merupakan daftar bandara
serta rute penerbangan enam provinsi di Pulau Jawa
Tabel 4.4. Bandara Enam Provinsi di Pulau Jawa Beserta Rute penerbangan.
Provinsi Bandara Rute Penerbangan
DKI Jakarta Halim Perdana Kusuma Internasional dan domestik Jawa Barat Husei Sastranegara domestik
Jawa Timur Juanda domestik
Jawa Tengah Acmad Yani dan Adi Sumarmo domestik
DI Yogyakarta Adi Sucipto domestik
Banten Soekarno-Hatta Internasional dan domestik
Sumber: Depertemen Perhubungan, 2005
Dari Tabel diatas dapat dilihat, bahwa Provinsi DKI Jakarta dan Banten
merupakan provinsi yang memiliki bandara yang bertaraf internasional, jika kedua
provinsi ini memiliki nilai realisasi investasi yang tinggi, hal ini sangat wajar
karena kedua provinsi ini memiliki fasilitas bandara lengkap yang
menghubungkan provinsinya dengan negara lain serta menghubungkan antar
14,786,446 15,404,713 1,519,8753,603,616 SMP SMA Akademi Perguruan Tinggi 4.4. Kondisi Sumber Daya Manusia Di Pulau Jawa
Potensi sumber daya alam yang melimpah, tidak ada artinya jika tidak ada
sumber daya manusia yang memanfaatkannya. Pulau Jawa yang memilki sumber
daya alam yang lumayan banyak ternyata diimbangi dengan jumlah penduduk
yang berkualitas. Pulau Jawa memilki penduduk berkualitas lebih banyak
dibandingkan wilayah lain di Indonesia dari jumlah penduduk di Pulau Jawa
sebesar 120.613.798 jiwa pada tahun 2005, ada 35.314.650 jiwa yang mengenyam
pendidikan dari tingkat SMP sampai Perguruan Tinggi di tahun 2005. Sumber
daya manusia berkualitas sangat dibutuhkan untuk meningkatkan output
perusahaan. Gambar 4.1 akan menunjukkan seberapa besar statistik penduduk
menurut pendidikan di Pulau Jawa.
Gambar 4.1 Stastik Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan di Pulau Jawa Sumber : BPS Pusat, 2005
Penduduk di Pulau Jawa sebagian besar hanya berada di lulusan SMA
sebanyak 15.404.713 jiwa, sedangkan untuk penduduk yang mengenyam
pendidikan sampai ke perguruan tinggi sebanyak 3.603.616 jiwa, penduduk yang
memiliki lulusan perguruan tinggi terbanyak berada di Provinsi Jawa Barat
pengangguran 1,258,198 4,585,549 4,631,705 539,223679,25793,507 Jawa Tengah Jawa Timur Jawa Barat DKI Jakarta Banten DI Yogyakarta
jumlah angkatan kerja
6,456,352 9,923,575 12,828,384 3,026,108 3,754,3081,851,209 Jawa Tengah Jawa Timur Jawa Barat DKI Jakarta Banten DI Yogyakarta jumlah tenaga kerja
5,198,154 5,338,026 8,196,679 3,565,331 3,075,0511,757,702 Jawa Tengah Jawa Timur Jawa Barat DKI Jakarta Banten DI Yogyakarta
Jumlah tenaga kerja, angkatan kerja serta pengganguran di Pulau Jawa
akan dijelaskan dalam gambar 4.2. jumlah tenaga kerja paling banyak terdapat di
Provinsi Jawa Barat sebesar 8.196.679 jiwa, Provinsi Jawa Barat juga memiliki
jumlah angkatan kerja paling besar yaitu 12.828.384 jiwa dan tingkat
pengganguran yang juga tinggi sebesar 4.631.705 jiwa.
(a) (b)
(c)
Gambar 4.2. Jumlah Tenaga Kerja di Pulau Jawa (a), Jumlah angkatan kerja di Pulau Jawa (b) dan Jumlah Pengangguran di Pulau Jawa (c).
Sumber : BPS Pusat, 2005
Provinsi yang memiliki tingkat tenaga kerja paling kecil adalah Provinsi
DI Yogyakarta sebesar 1.757.702 jiwa, hal ini disebabkan jumlah penduduk yang
ada di provinsi ini sangat sedikit yaitu hanya sebesar 3.220.808 jiwa, jumlah
tenaga kerja dan pengangguran pun paling kecil dibandingkan dengan wilayah
4.5. Pertumbuhan Ekonomi Enam Provinsi di Pulau Jawa
Salah satu indikator pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi
dan PDRB perkapita, hubungannya dengan penanaman modal adalah jika nilai
PDRB salah satu wilayah tinggi, otomatis nilai realisasi investasinya juga tinggi,
hal ini yang akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut akan
meningkat. Pada Gambar 4.2 akan disajikan pertumbuhan PDRB enam provinsi di
Pulau Jawa. 284,715.00 51,034.00 63,252.00 21,190.00 19,609.00 45,605.00 DKI Jakarta Jawa Barat JawaTimur Jawa Tengah DI Yogyakarta Banten
Gambar 4.3. Nilai PDRB 6 Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2005 (dalam milyar Rp) Sumber : BPS Pusat, 2005
Provinsi DKI Jakarta adalah provinsi yang memiliki nilai PDRB paling
tinggi yaitu sebesar Rp 284,71 triliun, sedangkan provinsi yang memiliki nilai
PDRB paling rendah adalah Provinsi DI Yogyakarta sebesar Rp 19,60 triliun,
pertumbuhan PDRB ini akan dijadikan suatu acuan, agar didapat sebuah
kesimpulan jika pertumbuhan PDRB meningkat, maka pertumbuhan investasinya
pun akan meningkat. Urutan perolehan PDRB dari terbesar sampai terkecil yaitu
Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten dan DI