• Tidak ada hasil yang ditemukan

2) Contingent Value Method (CVM)

4.1. Gambaran Umum

Kawasan Pulau Menjangan yang terletak di dalam area Taman Nasional Bali Barat secara geografis terletak pada posisi antara 114º12'02'' - 114º14'30'' Bujur Timur dan 8º05'20'' - 8º17'20'' Lintang Selatan. Secara administrasi kawasan Pulau Menjangan termasuk ke dalam wilayah pemerintahan Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Bali,

- Sebelah Selatan berbatasan dengan daratan Pulau Bali, - Sebelah Barat berbatasan dengan Teluk Brumbun, - Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Bali.

Pulau Menjangan memiliki luas sekitar 175 ha dengan profil pantai yang sebagian besar bertebing batu. Pantainya berpasir putih yang terbentuk dari pecahan-pecahan karang. Bakosurtanal (2001) menyatakan bahwa Pulau Menjangan merupakan salah satu pulau kecil yang berasal dari pengangkatan batuan kapur dan karang.

Pulau ini merupakan pulau yang sangat kecil yang tidak dihuni oleh penduduk tetapi di pulau tersebut berdiri beberapa Pura sebagai tempat ibadah bagi umat Hindu yaitu Pura Gili Kencana, Pura Klenting Sari, Pura Segara Giri Kencana, yang merupakan lokasi yang ramai dikunjungi pada saat-saat tertentu bulan Purnama (bulan penuh) dan Tilem (bulan mati) untuk melaksanakan ritual keagamaan. Pulau Menjangan dapat ditempuh dengan menggunakan speed boat dari Teluk Terima tepatnya daerah Labuan Lalang dalam waktu ± 30 – 40 menit.

Pulau Menjangan yang termasuk ke dalam wilayah Taman Nasional Bali Barat memiliki iklim yang hampir sama dengan iklim di Pulau Jawa terutama Jawa Timur. Di daerah ini mempunyai dua musim yaitu musim kemarau yang umumnya terjadi pada bulan April sampai dengan bulan September dan musim penghujan umumnya terjadi pada bulan November sampai dengan bulan Maret dengan puncaknya bulan Pebruari. Curah hujan rata-rata sekitar 1 365 milimeter per tahun dengan curah hujan terendah terdapat di daerah pantai dan yang paling

tinggi ada di pegunungan. Berdasarkan klasifikasi ilkim Schmidt dan Ferguson, Taman Nasional Bali Barat termasuk Pulau Menjangan tergolong tipe iklim D dengan nilai Q 85.29 % dan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 1 480.6 milimeter. Pada musim penghujan dominan angin berhembus dari arah Barat daya, sedangkan pada musim kemarau dominan angin berhembus dari arah Tenggara. Kecepatan angin rata-rata 4.58 – 5.40 knots (TNBB, 2003).

4.2. Kondisi Biofisik dan Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat 4.2.1. Kondisi Biofisik Kawasan

Kondisi biofisik kawasan Pulau Menjangan baik komponen abiotik maupun biotik, belum banyak yang berubah. Berdasarkan pengamatan di Pulau Menjangan, pulau ini mempunyai kondisi biofisik seperti:

(1) Kondisi fisik, topografi berombak lemah (> 2%) tersusun atas batu karang yang mempunyai tebing curam (≥ 4 m) di seputar pulau. Pada bagian tebing yang curam ini terlihat adanya runtuhan karang tebing yang diyakini akibat dari gempuran gelombang. Pada bagian permukaan unit ini mempunyai morfologi berombak dan umumnya bentuk lereng cembung. Proses geomorfologis yang dominan terdapat adalah pelapukan (solusion), antara air hujan dengan kandungan komposisi karang (koral). Pada pulau ini juga telah terjadi pelapukan fisik dan khemis serta pelapukan biologi (binatang karang). Runtuhan tebing dominan dijumpai di semua lini dari tebing yang ada seputar pulau, materi tebing ada yang berbentuk bongkah-bongkah ukuran besar. Jenis tanah yang ada dapat dikelompokkan kedalam tanah litosol. Meteri permukaan dominan adalah munculnya batuan karang ke permukaan hampir disetiap tempat dengan bentuk lereng yang cembung. Hidrologi permukaan, tidak dijumpai saluran air sehingga dapat diprediksi bila hujan maka air yang ada membentuk aliran permukaan (surface run off) dan masuk kecelah-celah batuan. Daerah ini sulit diperoleh sumber air tanah, sekalipun ada diyakini pada kedalaman ≥ 20 m dan debit airnya kecil ≤ 0.2 l/dt. Morfologi daratan pesisir Pulau Menjangan sangat sempit karena didominasi tebing yang curam, lebar pantai 5 - 10 m dan hanya terdapat di beberapa bagian Selatan pulau. Material pantai berupa pasir putih kasar bercampur fragmen karang mati yang merupakan substrat dasar perairan (Bakosurtanal, 2001).

(2) Kondisi Flora dan Fauna. Penutupan lahan yang dominan mengisi Pulau Menjangan adalah rumput, semak, dan belukar. Vegetasi yang dijumpai antara lain Jeruju (Acanthus ilicifocius L), Kayu Buta (Excoecania agllocha L), Bidara Laut (Ximenia americana), Dadap Laut (Erythrina orientall), Beluntas (Pluchea indica L. Less), dan Waru (Hibiscus fillaceus L) (JICA, 1996).

4.2.2. Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat 4.2.2.1. Kependudukan dan Perekonomian

Kawasan Pulau Menjangan termasuk dalam wilayah administratif Desa Sumber Klampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Jumlah penduduk di Desa Sumber Klampok adalah 1 713 jiwa.

Tabel 10 Jumlah penduduk Desa Sumber Klampok, tenaga kerja dan bukan tenaga kerja

Penduduk (Jiwa)

Tenaga Kerja Penduduk 10 Tahun Ke Atas (Jiwa) Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Bekerja Tidak Bekerja Jompo/Tidak Mampu Ibu RT Anak Sekolah Lainnya 1 713 (73.5%) 1 259 (9.3%) 159 (1.2%) 21 (7.8%) 134 (7.2%) 123 (1%) 17 Sumber: BPS (2008)

Mata pencaharian penduduk Desa Sumber Klampok sangat bervariasi. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Mata pencaharian penduduk Desa Sumber Klampok Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Pertanian Tanaman Pangan

Peternakan Perikanan Perkebunan Rakyat Perdagangan Industri Pengangkutan Perbankan PNS TNI Jasa Lainnya 236 79 104 318 18 5 7 3 37 9 324 119 18.7 6.3 8.3 25.3 1.4 0.4 0.6 0.2 2.9 0.7 25.7 9.5 Jumlah Total 1 259 100 Sumber: BPS (2008)

Tabel 11 di atas menunjukkan bahwa perekonomian masyarakat Desa Sumber Klampok didominasi oleh sektor pertanian/perkebunan dan sektor jasa. Meskipun penduduk mempunyai mata pencaharian pokok, tetapi setiap rumah tangga juga mempunyai mata pencaharian tambahan dari sumber mata pencaharian lainnya, sehingga setiap rumah tangga mempunyai mata pencaharian lebih dari satu dan beragam. Sebagian besar penduduk mempunyai mata pencaharian tambahan seperti menangkap ikan untuk konsumsi rumah tangga atau beternak.

4.2.2.2. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk memegang peranan yang cukup penting di dalam pembangunan karena dari tingkat pendidikan akan mempengaruhi peranannya di dalam pembangunan atau berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya penduduk menerima ide-ide pembangunan. Mengetahui tingkat pendidikan penduduk dapat dipakai untuk menentukan kualitas tenaga kerja yang ada di suatu kawasan. Adapun tingkat pendidikan di desa Sumber Klampok dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Komposisi penduduk Desa Sumber Klampok berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan

Jenis Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Tidak/Belum Sekolah Belum Tamat SD SD SLTP SLTA Sarjana 412 253 168 314 563 3 24.1 14.8 9.8 18.3 32.8 0.2 Sumber: BPS (2008)

Dikaitkan dengan potensi tenaga kerja di Desa Sumber Klampok, secara umum tingkat pendidikan seperti tersebut dalam Tabel 12 di atas menggambarkan masih sangat sedikit tenaga kerja yang potensial. Oleh karena itu potensi tenaga tersebut perlu ditingkatkan misalnya melalui pembinaan terhadap mereka yang putus sekolah dan memberikan dorongan kepada generasi muda untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi agar dapat bersaing.

4.2.2.3. Tata Guna dan Pola Penggunaan Lahan

Lahan penduduk di sekitar TNBB yang jumlahnya cukup kecil pada umumnya digunakan untuk kegiatan pertanian/perkebunan dengan pelbagai komoditi dan sebagian kecil sisanya untuk perumahan termasuk pekarangan rumah. Secara rinci tata guna dan pola penggunaan lahan di TNBB seperti terlihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Pola penggunaan lahan di Desa Sumber Klampok

Luas (km2) Tegalan/kebun (ha) Pekarangan (ha) Hutan Negara (ha) 39.80

171 40 3755

(4.3%) (1%) (94.7%)

Sumber: BPS (2008)

Dari Tabel 13 di atas terlihat bahwa dominasi penggunaan lahan adalah hutan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar wilayah perencanaan adalah wilayah TNBB yang dikelola oleh Departemen Kehutanan. Pemanfaatan lahan lainnya yang cukup dominan adalah tegalan, tanaman perkebunan dan pekarangan.

4.2.2.4. Agama dan Kepercayaan

Masyarakat di desa Sumber Klampok dapat dikatakan heterogen dilihat dari aspek etnik dan agama. Masyarakat terdiri atas etnik Bali, Jawa, Madura dan Lombok dengan agama yang dianut adalah Hindu, Islam, dan Kristen. Jumlah penduduk menurut agama yang dianut disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14 Komposisi penduduk Desa Sumber Klampok menurut agama Agama yang Dianut (Jiwa)

Hindu Islam Kristen

945 (55.2%) 763 (44.5%) 5 (0.3%) Sumber: BPS (2008)

Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa penganut agama Hindu paling banyak dibandingkan dengan umat agama lain. Penduduk di Desa Sumber Klampok menganut agama yang beranekaragam, namun tetap hidup berdampingan dalam suasana tentram dan harmonis.