• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian Kota Tanjung Balai

Kota Tanjung Balai merupakan salah satu daerah yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis Kota Tanjung Balai berada pada 2058’00’’ Lintang Utara, 99048’00” Bujur Timur dan 0 – 3 m dari permukaan laut.

Dari tahun ke tahun Kota Tanjung Balai terus berkembang, para pendatang dari berbagai tempat dengan tujuan untuk berdagang, kemudian menetap di Tanjung Balai, sehingga kota ini telah menjadi kota yang berpenduduk padat. Sebelum Kota Tanjung Balai diperluas dari hanya 199 Ha (2 km²) menjadi 60 km², kota ini pernah menjadi kota terpadat di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk lebih kurang 40.000 orang dengan kepadatan penduduk lebih kurang 20.000 jiwa per km². Akhirnya Kota Tanjung Balai diperluas menjadi ± 60 Km² dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.20 Tahun 1987, tentang perubahan batas wilayah Kota Tanjung Balai dan Kabupaten Asahan, saat ini Kota Tanjung Balai terdiri dari 5 Kecamatan. Berdasarkan SK.Gubsu No.146.1/3372/SK/1993 tanggal 28 Oktober 1993 desa dan kelurahan telah dimekarkan menjadi bertambah 5 desa dan 7 kelurahan persiapan sehingga menjadi 19 desa dan 11 kelurahan di Kota Tanjung Balai. Berdasarkan Perda No.23 Tahun 2001 seluruh desa yang ada telah berubah status

menjadi Kelurahan, sehingga saat ini kota Tanjung Balai terdiri dari 30 Kelurahan. Dengan keluarnya Peraturan Daerah (Perda) Kota Tanjung Balai Nomor 4 Tahun 2005 tanggal 4 Agustus 2005 tentang pembentukan Kecamatan Datuk Bandar Timur dan Nomor 3 Tahun 2006 tanggal 22 Pebruari 2006 tentang Pembentukan Kelurahan Pantai Johor di Kecamatan Datuk Bandar, maka wilayah Kota Tanjung Balai menjadi 6 Kecamatan dan 31 Kelurahan. Adapun Kecamatan yang ada di Kota Tanjung Balai adalah sebagai berikut:

1. Kecamatan Datuk Bandar. 2. Kecamatan Datuk Bandar Timur. 3. Kecamatan Tanjungbalai Selatan. 4. Kecamatan Tanjungbalai Utara. 5. Kecamatan Sei Tualang Raso. 6. Kecamatan Teluk Nibung.

Kota Tanjung Balai terletak diantara 2° 58' LU dan 99° 48' BT, dengan luas wilayah 60,529 Km² (6.052,9 Ha) berada dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Asahan dengan batas-batas sebagai berikut:

1. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Simpang Empat. 2. Sebelah Utara dengan Kecamatan Tanjungbalai. 3. Sebelah Timur dengan Kecamatan Sei Kepayang. 4. Sebelah Barat dengan Kecamatan Simpang Empat.

4.1.2 Iklim

Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara, Kota Tanjung Balai termasuk daerah yang beriklim tropis. Sehingga daerah ini memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau dan musim hujan biasanya ditandai dengan banyaknya hari hujan dan volume curah hujan pada bulan terjadinya musim.

Berdasarkan catatan Balai Informasi Penyuluhan Pertanian (BIPP) Kota Tanjung Balai, pada tahun 2007 terdapat 145 hari hujan dengan volume curah hujan sebanyak 2.676 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan September yaitu 497 mm dengan hari hujan sebanyak 10 hari. Sedangkan curah hujan terkecil terjadi pada bulan Maret sebesar 34 mm dengan hari hujan 6 hari. Jika dilihat dari banyaknya curah hujan yang turun, musim hujan terjadi pada bulan Januari-Maret dan September-Desember, dimana puncaknya terjadi pada bulan Februari. Sedangkan musim kemarau pada bulan April-Agustus dengan puncaknya pada bulan April dan Mei.

4.1.3 Pemerintahan

Administrasi pemerintahan Kota Tanjung Balai terdiri dari 6 kecamatan, 31 Kelurahan. Kota Tanjung Balai dipimpin oleh seorang Walikota.

4.1.4 Penduduk

Berdasarkan angka proyeksi penduduk pertengahan tahun 2007, penduduk Kota Tanjung Balai berjumlah 159.932 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 2.676 jiwa per km². Sedangkan laju pertumbuhan penduduk kota Tanjung Balai pada tahun 2007 dibandingkan tahun 2000 adalah sebesar 2,73%.

Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Teluk Nibung yaitu sebanyak 36.972 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.946 jiwa per km², sedangkan penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Tanjung Balai Utara sebesar 17.237 jiwa. Kecamatan Tanjung Balai Utara merupakan Kecamatan yang paling padat penduduknya dengan kepadatan 20.520 jiwa per km² dan Kecamatan Datuk Bandar merupakan Kecamatan dengan kepadatan penduduk terkecil yaitu sebesar 1.439 jiwa per km².

Jumlah penduduk Kota Tanjung Balai per jenis kelamin lebih banyak laki-laki dibandingkan penduduk perempuan. Pada tahun 2007 jumlah penduduk laki-laki sebesar 80.676 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 79.256 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 101,79%.

Penduduk Kota Tanjung Balai mayoritas bersuku bangsa Batak (Simalungun, Tapanuli, Toba, Pak-pak) 42.56% diikuti dengan suku Jawa (17,06%), Melayu (15,41%), Minang (3,58%), Aceh (1,11%) dan lainnya (20,28%). Sedangkan agama yang dianut penduduk Kota Tanjung Balai mayoritas agama Islam (81,99%), Budha

(9,07%), Kristen Protestan (7,78%), Kristen Katholik (1,06%), Hindu (0,08%) dan lainnya (0,02%).

4.1.5 Listrik dan Air Minum

Kebutuhan listrik di Kota Tanjung Balai sebahagian besar dipenuhi oleh perusahaan listrik negara (PLN) ranting Tanjung Balai, yang merupakan ranting dari cabang Rantau Prapat. Pada tahun anggaran 2007 PT. PLN (Persero) ranting Tanjung Balai ada 26.806 pelanggan, 32.851.994 KVA tersambung, 5.152.426 KWH yang terjual dan menghasilkan 3.566.827.250 rupiah dari jumlah KWH yang terjual. Jumlah pelanggan terbanyak adalah rumah tangga sebesar 25.018 rumah tangga, 19.542.000 KVA daya tersambung dan 2.391.643 KWH terjual dengan nilai 1.557.050.135 rupiah.

Produksi air minum atau air bersih yang disalurkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kualo Tanjung Balai pada tahun 2007 sebanyak 5.484.035 m³ dengan jumlah pelanggan 16.255 unit dan nilai penerimaan 6.949.655.520 rupiah.

4.1.6 PDRB Menurut Lapangan Usaha

PDRB Kota Tanjung Balai Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada tahun 2007 sebesar Rp.2.229.501,59 juta. Sektor industri sebagai konstributor utama dengan peranan mencapai 22,27 persen. Selanjutnya setelah sektor industri diikuti oleh sektor pertanian sebesar 19,65 persen, kemudian sektor perdagangan, hotel dan

restoran sebesar 19,76 persen, selanjutnya di ikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 14,52 persen. Sementara sektor-sektor lainnya hanya memberikan total konstribusi sebesar 23,78 persen terhadap perekonomian di Kota Tanjung Balai.

Untuk melihat produktivitas ekonomi (dengan mengabaikan inflasi) maka digunakan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Berdasarkan harga konstan tahun 2000, PDRB Kota Tanjung Balai pada tahun 2007 sebesar Rp.1.229.073,58 juta. Sektor penggalian mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 14,56 persen, diikuti oleh sektor keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan dan tanah, jasa perusahaan sebesar 12,62 persen, sektor bangunan sebesar 7,75 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 6,13 persen. Sektor industri mengalami penurunan sebesar 0,59 persen. Secara keseluruhan perekonomian di Kota Tanjung Balai pada tahun 2007 naik sebesar 4,01 persen bila dibandingkan pada tahun 2006.

PDRB Perkapita kota Tanjung Balai tahun 2007 ADHB sebesar Rp 13.940.309,56 meningkat dari Rp.12.606.792,85 pada tahun 2006. Demikian juga halnya berdasarkan harga konstan 2000 PDRB perkapita tahun 2007 sebesar Rp.7.684.976,01 meningkat sedikit dari tahun 2006 yang sebesar Rp7.551.911,86.

Dokumen terkait