• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

2.7 Kerangka Konseptual

4.1 Uji t-statistik Variabel Tingkat Pendapatan 72 4.2 Uji t-statistik Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga 73 4.3 Uji t-statistik Variabel Rata-Rata Cuci Kendaraan per Bulan 74 4.4 Uji t-statistik Variabel Luas Lantai Rumah 75 4.5 Uji t-statistik Variabel Luas Pekarangan 76 4.6 Uji t-statistik Variabel Jumlah Kran Air 77

4.7 Uji F-Statistik 79

4.8 Uji Durbin-Watson 81

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Variabel Regresi Lampiran 2 Hasil Regresi

Lampiran 3 Heterokedastisitas Lampiran 4 Kuisioner

Lampiran 5 Data Responden Hasil Kuisioner

Lampiran 6 Struktur Organisasi PDAM Tirta Kualo Tanjung Balai Lampiran 7 Surat Izin Riset

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine whether there is a correlation between income level, number of family members, the average wash vehicles per month, house floor area, spacious yard and the amount of tap water to household water consumption in Kelurahan Kecamatan Datuk Bandar Tanjung Bunga PDAM Tirta Kualo Tanjung Balai. This study entitled "Analysis of Factors Affecting the Household Water Use in the village of Tanjung Bunga Subdistrict PDAM Tirta Kualo Datuk Bandar Tanjung Balai."

This study uses linear regression analysis model and respondents as many as 60 people.Existing data on the process by using SPSS 17. The results showed that the level of income hypothesis, the number of family dependents, the average wash vehicles per month, house floor area, spacious yard and the number of taps affect the amount of household water consumption in the village of Tanjung Bunga Subdistrict PDAM Tirta Kualo Datuk Bandar Tanjung Balai.

By knowing the relationships among the variables, kaedah OLS is used to estimate. The estimation results indicate the level of income, number of family members, the average wash vehicles per month, a floor area of the house and yard area significantly affected the amount of water consumption of households in the village of Tanjung Bunga Subdistrict PDAM Tirta Kualo Datuk Bandar Tanjung Balai, while the amount of tap water is not significantly affect the amount of haosuehold water consumption in the village of Tanjung Bunga Subdistrict PDAM Tirta Kualo Datuk Bandar Tanjung Balai.

Based on the description above, the study entitled "Analysis of Factors Affecting the Household Water Use in the village of Tanjung Bunga Subdistrict PDAM Tirta Kualo Datuk Bandar Tanjung Balai."

Key words: water use, income, family dependents, washing cars, floors, yards, water tap

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, rata-rata cuci kendaraan per bulan, luas lantai rumah, luas pekarangan dan jumlah kran air terhadap pemakaian air rumah tangga di Kelurahan Bunga Tanjung Kecamatan Datuk Bandar PDAM Tirta Kualo Tanjung Balai.

Penelitian ini menggunakan model analisa regresi linier. Data yang ada di proses dengan menggunakan SPSS 17 dan menggunakan responden sebanyak 60 orang. Hasil hipotesis menunjukkan bahwa tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, rata-rata cuci kendaraan per bulan, luas lantai rumah, luas pekarangan dan jumlah kran air berpengaruh terhadap jumlah pemakaian air rumah tangga di Kelurahan Bunga Tanjung Kecamatan Datuk Bandar PDAM Tirta Kualo Tanjung Balai.

Dengan mengetahui hubungan diantara variabel-variabel, kaedah OLS digunakan untuk melakukan estimasi. Hasil estimasi menunjukkan tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, rata-rata cuci kendaraan per bulan, luas lantai rumah dan luas pekarangan berpengaruh nyata terhadap jumlah pemakaian air rumah tangga di Kelurahan Bunga Tanjung Kecamatan Datuk Bandar PDAM Tirta Kualo Tanjung Balai, sedangkan jumlah kran air tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah pemakaian air rumah tangga di Kelurahan Bunga Tanjung Kecamatan Datuk Bandar PDAM Tirta Kualo Tanjung Balai.

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini diberi judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Air Rumah Tangga di Kelurahan Bunga Tanjung Kecamatan Datuk Bandar PDAM Tirta Kualo Tanjung Balai.”

Kata kunci: pemakaian air, pendapatan, tanggungan keluarga, cuci kendaraan, lantai rumah, pekarangan, kran air

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan daerah pada umumnya diarahkan untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakkan dan peran serta masyarakat serta meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu dalam melaksanakan otonomi daerah yang nyata, dinamis dan bertanggungjawab, serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Permasalahan-permasalahan dalam pembangunan daerah tersebut dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan masyarakat secara otonom, simultan, dan berkesinambungan melalui proses pemberdayaan segala macam potensi yang ada.

Untuk dapat melaksanakan otonomi daerah secara nyata, Pemerintah Daerah seperti yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Otonomi Daerah Nomor 32 tahun 2004 , Pemerintah Daerah perlu mengupayakan pendapatannya sendiri untuk membiayai pengeluaran pembangunan di daerahnya. Mengacu pada tujuan otonomi daerah, maka Pemerintah Daerah perlu diberi kewenangan untuk menetapkan pajak daerah, retribusi daerah serta tata cara pendirian perusahaan daerah sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Disamping itu Pemerintah juga perlu memiliki kecakapan dalam mengelola keuangan daerah baik dari segi penerimaan maupun pengeluarannya.

Pada dasarnya pengelolaan keuangan daerah berkaitan erat dengan pelaksanaan desentralisasi dalam menyelenggarakan urusan pemerintah. Desentralisasi adalah fungsi pemerintah tertentu dalam mengambil keputusan yang dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah. Tujuan akhir dari desentralisasi untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna dalam penyelenggaraan pemerintahan, terutama dalam hal pelayanan bagi masyarakat dan pelaksanaan pembangunan daerah. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) didirikan oleh Pemerintah Daerah sebagai sumber PAD yang diharapkan dapat memberikan sumbangan laba terhadap pembangunan daerah dan juga untuk menyediakan layanan kepada masyarakat.

Air mempunyai arti yang sangat penting bagi perikehidupan manusia, maupun makhluk hidup di dunia, baik sejak zaman dulu maupun pada zaman yang akan datang. Semua kegiatan kehidupan manusia dari kebutuhan pangan hingga pertumbuhan industri memerlukan air dengan jumlah yang cukup dan dengan kualitas sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian air tidak hanya diperlukan sebagai bahan kebutuhan pokok untuk kehidupan tetapi juga dipergunakan sebagai komiditi ekonomi.

Namun demikian tanpa adanya pengelolaan yang benar, maka air tersebut dapat menjadi sumber malapetaka bila tidak dijaga kestabilannya. Ditinjau dari segi potensi terhadap suatu negara, fungsi dan manfaat air (baik air tanah maupun air permukaan), merupakan modal dasar dari pembangunan nasional suatu negara.

Apabila tidak dikelola dengan benar, akan ada daerah yang kekurangan air, tetapi dilain pihak ada daerah yang berkelebihan air. Dengan kata lain akan terjadi kekeringan dan banjir. Oleh karena itu perlu perencanaan, pengendalian yang terintegrasi dan berkelanjutan. Namun demikian, masih banyak faktor-faktor yang tidak atau belum diketahui dalam teori teknik keairan, sehingga ketrampilan dan pengalaman sangat diperlukan bagi ahli-ahli teknik bidang keairan.

Aturan dan penanganan masalah air tidak hanya di peringkat nasional tetapi juga oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan pasal 33 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi, ”Cabang-cabang poduksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara” dan pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi, ”Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah kota Tanjung Balai telah menangani masalah air tersebut, dimana penanggungjawab dalam produksi dan pemasarannya dipercayakan kepada PDAM Tirta Kualo.

Dengan tersedianya air minum oleh PDAM Tirta Kualo tidak berarti seluruh masyarakat sudah menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari, melainkan masih banyak masyarakat menggunakan air sumur dan air sungai. Satu hal yang mengkhawatirkan adalah sebagian masyarakat menggunakan air yang tidak bersih, karena terkena limbah. Misalnya, sebagian pabrik yang membuang limbah

perusahaannya ke sungai, sehingga air sungai menjadi tercemar dan menjadi sumber penyakit bila dipergunakan.

Resiko yang bersumber dari limbah sampah yang tidak terurus, polusi dalam rumah, serta kondisi di sekitar rumah yang tidak sehat akan bertambah besar jika pemukiman itu padat penduduknya. Begitu salah satu terjangkit penyakit, maka yang lain akan segera tertular. Kondisi seperti ini salah satunya disebabkan faktor air bersih tidak cukup atau tidak dapat dinikmati oleh masyarakat kumuh yang dari segi ekonomi sangat lemah. Itulah sebabnya frekuensi sakit dan angka kematian di daerah-daerah kumuh itu relatif tinggi.

Biaya-biaya kesehatan dan ekonomi yang terkait dengan kondisi-kondisi tersebut sangatlah besar, sehingga merupakan salah satu hambatan terbesar dalam upaya perbaikan standar hidup, khususnya bagi kalangan penduduk miskin. Di setiap masyarakat berjangkitnya penyakit dan epidemi selalu berkaitan erat dengan ketersediaan air bersih dan kemampuan masyarakat yang bersangkutan membatasi sumber-sumber penyakit itu sendiri. Penyediaan air bersih dan sanitasi dapat menurunkan tingkat kematian. Sebagai contoh, anak-anak dalam keluarga yang fasilitas kesehatan dan kebersihan lingkungannya memadai, serta air bersih yang cukup kemungkinannya menderita diare 60% lebih kecil.

Untuk itu pengolahan terhadap air yang akan dipergunakan sebagai air minum mutlak diperlukan. Pengolahan yang dimaksud adalah usaha-usaha teknis yang

dilakukan untuk mengubah sifat-sifat suatu zat, sehingga didapat suatu air minum yang memenuhi standar air minum yang telah ditentukan.

Peningkatan kuantitas adalah merupakan syarat kedua setelah kualitas, karena semakin maju tingkat hidup seseorang, maka akan semakin tinggi pula tingkat kebutuhan air dari masyarakat tersebut. Oleh karena itu, PDAM sebagai perusahaan daerah di tiap-tiap Kabupaten/Kota memiliki tanggung jawab langsung dalam pelayanan kebutuhan akan air minum bagi penduduk, yang harus ditingkatkan kualitas dan kuantitas pelayanannya. Dalam hal ini tidak terkecuali PDAM Tirta Kualo Tanjung Balai. PDAM ini memiliki tugas yang besar dalam menjamin tersedianya air bersih bagi masyarakat luas, khususnya masyarakat Tanjung Balai. PDAM ini ikut bertanggungjawab dalam peningkatan kualitas kehidupan masyarakat terutama dari segi penyediaan air bersih.

Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan menuangkannya di dalam penulisan skripsi yang berjudul ”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Air Rumah Tangga di Kelurahan Bunga Tanjung Kecamatan Datuk Bandar PDAM Tirta Kualo Tanjung Balai”

1.2 Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah:

Apakah tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, rata-rata cuci kendaraan per bulan, luas lantai rumah, luas pekarangan dan jumlah kran air mempengaruhi terhadap pemakaian air rumah tangga di PDAM Tirta Kualo Tanjung Balai.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, rata-rata cuci mobil per bulan, luas lantai rumah, luas pekarangan dan jumlah kran air terhadap pemakaian air pada rumah tangga di PDAM Tirta Kualo Tanjung Balai.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi pihak PDAM Tirta Kualo Tanjung Balai dalam mengambil keputusan.

2. Sebagai bahan informasi, bahan studi dan referensi bagi semua pihak yang membutuhkan termasuk Pemko Tanjung Balai.

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Permintaan

2.1.1 Pengertian Konsep Permintaan

Pada umumnya kebutuhan manusia mempunyai sifat yang tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan itu sifatnya terbatas. Jadi tidak semua kebutuhan akan terpenuhi. Kebutuhan seseorang dikatakan terpenuhi apabila ia dapat mengkonsumsi barang/jasa yang ia butuhkan. Sementara itu, yang dimaksud dengan kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan mengkonsumsikan barang dan jasa.

Yang dimaksud dengan permintaan adalah jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu yang didukung oleh daya beli. Yang dimaksud daya beli adalah kemampuan konsumen untuk membeli sejumlah barang yang diinginkan, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk uang. Namun demikian daya beli tersebut juga relatif terbatas seperti halnya sumber-sumber ekonomi lainnya.

(matakuliah.files.wordpress.com/2007/09/te-mik-2.pdf)

Permintaan adalah sejumlah barang dan jasa yang diinginkan untuk dibeli atau dimiliki pada berbagai tingkat harga yang berlaku di pasar dan waktu tertentu.

Contoh:

Seorang siswa SMU Terbuka membutuhkan buku tulis, yang berasal dari uang saku yang dikumpulkan. Di toko buku siswa tersebut mengadakan tawar-menawar dan disepakati harga sebuah buku Rp.2.500,00 dengan isi 40 lembar. Sesuai dengan kemampuannya, maka siswa tersebut membeli 4 buah buku tulis. Contoh tersebut di atas adalah contoh permintaan perseorangan. Jika dalam satu sekolah buku tersebut pada harga Rp.2.500,00, jumlah pembeli 100 orang dengan jumlah yang dibeli 500 buah, merupakan contoh permintaan pasar.

Permintaan dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam: a. Permintaan absolut (absolut demand)

Permintaan absolut adalah seluruh permintaan terhadap barang dan jasa baik yang bertenaga beli/berkemampuan membeli, maupun yang tidak bertenaga beli.

b. Permintaan efektif (effective demand)

Permintaan efektif adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang disertai kemampuan membeli.(www.e-dukasi.net)

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Permintaan seseorang atau suatu masyarakat terhadap suatu produk di pasaran ditentukan oleh banyak faktor. Menurut Prathama Rahardja dan Mandala Manurung (2004:12) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, yaitu:

1. Harga Barang Itu Sendiri

Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan konsumen terhadap barang itu akan bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika harga suatu barang semakin mahal, maka permintaan konsumen terhadap barang itu akan menurun. Hal ini membawa kita ke hukum permintaan, yang menyatakan “Bila harga suatu barang naik, ceteris paribus, maka jumlah barang yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya”.

2. Harga Barang Lain Yang Terkait

Harga barang lain juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, tetapi kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (pelengkap).

3. Tingkat Pendapatan Perkapita

Tingkat pendapatan perkapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.

4. Selera atau Kebiasaan Konsumen

Selera atau kebiasaan konsumen juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang. Selera konsumen dapat disebabkan oleh perubahan umur, perubahan pendapatan, perubahan lingkungan, dan sebagainya.

5. Jumlah Penduduk

Permintaan suatu barang berhubungan positif dengan jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk, maka kebutuhan akan bertambah, sehingga permintaan terhadap barang akan meningkat.

6. Perkiraan Harga di Masa Mendatang

Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik di masa mendatang, maka kita cenderung membeli barang itu sekarang sehingga mendorong orang untuk membeli lebih banyak saat ini dengan alasan guna menghemat belanja di masa mendatang.

7. Distribusi Pendapatan

Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.

8. Usaha-Usaha Produsen Meningkatkan Penjualan

Dalam perekonomian yang modern, bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Seperti halnya iklan, memungkinkan masyarakat untuk mengenal suatu barang baru atau menimbulkan permintaan terhadap barang tersebut. Untuk barang-barang yang sudah lama, pengiklanan akan mengingatkan orang tentang adanya barang tersebut dan menarik minat untuk membeli. Promosi penjualan lainnya, seperti pemberian hadiah kepada pembeli dan potongan harga apabila membeli suatu barang.

2.1.3 Hukum Permintaan

Hukum permintaan menjelaskan sifat keterkaitan diantara permintaan sesuatu barang dengan harganya. Hukum permintaan pada hakekatnya merupakan suatu hipotesa yang menyatakan bahwa semakin rendah harga sesuatu barang, maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi harga sesuatu barang, maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut (Sadono Sukirno, 2005:76).

Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan:

“Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila harga turun jumlah barang meningkat.

2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan

Menurut Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo (2006) skedul permintaan adalah suatu cara untuk menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga, yang ditunjukkan dengan tabulasi angka-angka harga maupun jumlah permintaan.

Disamping dapat diungkapkan dalam bentuk tabel, permintaan akan suatu barang dari seorang konsumen dapat pula diungkapkan dalam bentuk grafik atau

dalam bentuk persamaan matematik. Kalau sebuah permintaan diungkapkan dalam bentuk grafik tepatnya disebut kurva permintaan atau garis permintaan apabila permintaan tersebut bentuknya dalam grafik merupakan garis lurus. Sedangkan apabila permintaan diungkapkan dalam bentuk persamaan matematik maka dapat disebut sebagai fungsi permintaan.

Katakanlah permintaan terhadap suatu barang X hanya dipengaruhi oleh harganya. Dengan mengubah-ubah harga, sementara pendapatan perorangan, selera, harga barang-barang lain dianggap tetap (ceteris paribus), maka diperoleh skedul permintaan perorangan terhadap barang tersebut. Penyajian kombinasi-kombinasi harga dan kuantitas yang dipilih konsumen dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1

Skedul Permintaan Barang X

Titik Harga per unit (Rupiah) Jumlah yang diminta (unit)

A 6 4 B 5 5 C 4 6 D 3 7 E 2 8 F 1 9

Sumber: Ida Nuraini, 2005:14

Sedangkan kurva permintaan menunjukkan hubungan fungsional antara harga dan jumlah barang yang diminta. Kurva permintaan berbagai jenis barang pada

disebabkan adanya keterkaitan diantara harga dan jumlah yang diminta, dimana kurva permintaan tersebut mempunyai sifat hubungan yang terbalik. Kalau yang satunya naik (misalnya harga) maka yang lainnya turun (misalnya jumlah yang diminta) (Sadono Sukirno, 2005:80). Dengan menggunakan data-data numerik pada tabel 2.1 skedul permintaan di atas maka dapat digambarkan kurva permintaannya sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kurva Permintaan Barang X

Sumber: Ida Nuraini, 2005:15

Kurva permintaan merupakan tempat titik-titik yang masing-masing menggambarkan tingkat maksimum pembelian pada harga tertentu, ceteris paribus. Segala sesuatu di bawah kurva itu mungkin terjadi dan segala sesuatu di atas garis itu tidak mungkin terjadi jika kondisi permintaan diketahui, maksudnya bahwa di bawah kurva harga dan jumlah barang yang diminta merupakan titik-titik dari kepuasan pembeli sedangkan di atas kurva bukan merupakan permintaan pokok lagi.

2.1.5 Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya,

ceteris paribus.

Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (priceelasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity) (Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, 2006:55).

2.1.6 Jenis-Jenis Elastisitas Permintaan

1. Elastisitas Harga (Price Elasticity of Demand)

Elastisitas harga (Ep) adalah mengukur perubahan jumlah barang yang diminta yang diakibatkan oleh perubahan harga barang tersebut.

Angka elastisitas harga (Eh)

1. Permintaan Elastis (Ed > 1)

Permintaan dikatakan elastis apabila persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar dari persentase perubahan harganya.

Gambar 2.2 Permintaan Elastis

Sumber: Ida Nuraini, 2005:39

2. Permintaan In-Elastis (Ed < 1)

Permintaan in-elastis ini dapat terjadi apabila persentase permintaan lebih kecil dari persentase perubahan harga.

Gambar 2.3 Permintaan In-Elastis

Sumber: Ida Nuraini, 2005:39

Harga Quantitas ( Ed> 1, Elastis ) D Harga Quantitas ( Ed< 1, In elastis ) D

3. Permintaan Elastisitas Kesatuan (Unitary Elasticity) (Ed = 1)

Permintaan elastisitas kesatuan terjadi apabila persentase perubahan permintaan sama dengan persentase perubahan harga.

Gambar 2.4

Permintaan Elastisitas Kesatuan

Sumber: Ida Nuraini, 2005:40

4. Permintaan Elastis Sempurna (Ed = ~)

Permintaan elastis sempurna terjadi apabila pada harga jumlah barang yang diminta tidak terbatas atau dengan kata lain pada harga berapa pun, banyaknya suatu barang akan habis dibeli (terjual).

Gambar 2.5

Permintaan Elastis Sempurna

Sumber: Ida Nuraini, 2005:41

Harga Quantitas ( Ed = 1, Unitary Elastis) D Harga Quantitas

( Ed= ∞, Elastis Sempurna ) D

5. Permintaan In-Elastis Sempurna (Ed = 0)

Pada keadaan ini orang/konsumen tidak akan merubah permintaannya pada tingkat harga berapa pun.

Gambar 2.6

Permintaan In-Elastis Sempurna

Sumber: Ida Nuraini, 2005:41

2. Elastisitas Silang (Cross Elasticity)

Elastisitas silang (Ec) adalah koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain. (Sadono Sukirno, 2005:116).

Nilai Ec mencerminkan hubungan antara barang X dengan Y. Bila Ec > 0, X merupakan substitusi Y. Kenaikan harga Y menyebabkan harga relatif X lebih murah, sehingga permintaan terhadap X meningkat. Jika nilai Ec < 0 menunjukkan hubungan X dan Y adalah komplementer. X hanya bisa digunakan bersama-sama Y. Kenaikan

Harga

Quantitas

( Ed= 0, In Elastis Sempurna ) D

harga Y menyebabkan permintaan terhadap Y menurun, yang menyebabkan permintaan terhadap X ikut menurun.

3. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)

Elastisitas pendapatan adalah koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu barang sebagai akibat daripada perubahan pendapatan pembeli. (Sadono Sukirno, 2005:116).

Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan permintaan. Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatannya makin besar. Barang dengan Ei > 0 merupakan barang normal. Bila nilai 0 < Ei < 1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok. Barang dengan nilai Ei > 1 merupakan barang mewah. Ada barang dengan Ei < 0. Permintaan terhadap barang tersebut justru menurun pada saat pendapatan nyata meningkat. Barang ini disebut barang inferior.

2.1.7 Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan

Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan berbagai barang, yang terpenting adalah (Sadono Sukirno, 2005:112):

Banyaknya barang pengganti yang tersedia

Di dalam suatu perekonomian terdapat banyak barang yang dapat

Dokumen terkait