• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN KENDARAAN UMUM BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 4 TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 4 TAHUN

PROSEDUR PENGUJIAN KENDARAAN UMUM BERDASARKAN PERATUIRAN DAERAH KABUPATEN KARO

D. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Karo

Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan Daerah Hulu Sungai. Luas wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 Km2 atau 212.725 ha atau 2,97 persen dari luas Provinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak diantara 2050’ – 3019’ Lintang Utara dan 97055’ – 98038’ Bujur Timur. Batas – batas wilayah Kabupaten Karo adalah :24

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Toba Karo. 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan

Kabupaten Simalungun.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Propinsi Nangroe Aceh Darusalam).

Secara Administrasi Kabupaten Karo terdiri dari 17 Kecamatan dan 269 Desa/kelurahan (269 Desa dan 10 Kelurahan). Pusat Pemerintahan Kabupaten Karo berada di Kabanjahe.

Pada saat ini, pengujian kendaraan bermotor telah menjadi wewenang Pemerintah Kabupaten Karo yang dimulai sejak 17 September 2007. Pada 17 September 2007 sampai dengan 01 Februari 2008 pengujian

24

kendaraan bermotor dilakukan oleh UPPKB Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Karo (masa peralihan) dan setelah 01 Februari 2008 sampai dengan sekarang pengujian dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karo. Wewenang Pemerintah Daerah Kabupaten Karo dalam melakukan pengujian dibatasi hanya untuk kendaraan bermotor yang statusnya berada diwilayah Kabupaten Karo, sehingga numpang uji dari daerah lain tidak lagi dibenarkan.25

Untuk mencapai tingkat laju pembangunan yang optimal, perlu disusun suatu strategi dan kebijaksaan pembangunan. Strategi dan kebijaksanaan tersebut Pemerintah Kabupaten Karo belum memiliki gedung serta alat uji kendaraan bermotor. Untuk melaksanakan pengujian dimaksud, Dinas Perhubungan Kabupaten Karo melaksanakan Pengujian Kenderaan Bermotor menggunakan gedung dan peralatan hasil pinjam pakai asset gedung dan peralatan pengujian milik Pemerintah Propinsi Sumatera Utara.

Untuk itu, solusi yang terbaik adalah dilakukan hibah gedung pengujian kendaraan bermotor milik Provinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kabupaten Karo dalam hal ini Dinas Perhubungan Kabupaten Karo

Pengaruh globalisasi dan kemajuan bidang transportasi seringkali menimbulkan gagasan yang mengarah pada peningkatan atau langkah strategis dalam rangka menyelenggarakan pembangunan kabupaten yang tepat sasaran dan selaras dengan kepentingan masyarakat.

harus dilandasi oleh kaidah-kaidah pemanfaatan ruang, mengingat ruang merupakan wadah untuk melakukan kegiatan. Pembangunan yang dilaksanakan harus berkesinambungan sehingga optimalisasi pemanfaatan ruang merupakan syarat utama untuk mencapai tujuan pembangunan. Untuk menunjang kelancaran kabupaten Karo.

Dalam kebijakan pengembangan tata ruang pada tingkat nasional dalam rencana tata ruang wilayah nasional (RTRWN) ditetapkan bahwa kawasan Perkotaan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mabidangro) sebagai Pusat Perkotaan Nasional (PKN). Kebijakan ini direspon oleh pemerintah provinsi dengan menetapkan sistem perkotaan Mabidangro sebagai pusat kegiatan nasional (PKN).

PKN sebagaimana dimaksud ditas ditetapkan dengan criteria:

a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan

industry dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi dan ata c. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama

transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

Disamping penetapan kawasaan Perkotaan Medan-Binjai-Deli Derdang-Karo (Mebidangro) sebagai Pusat Kegiatan nasional (PKN), dari sektor transportasi Kabupaten Karo menjadi sangat strategis karena Kabupaten Karo menjadi salah satu pintu masuk kebeberapa Kabupaten dan Propinsi yang

berbatasan seperti ke Propinsi NAD (Kabupaten Aceh Tenggara), Kota Pematang Siantar, Kabupaten Dairi, Kota Medan, dan Kabupaten Simalungun.

Mengingat strateginya fungsi wilayah di Kabupaten Karo berkewajiban untuk memberhasilkan pembangunan wilayah Kabupaten Karo yang pada gilirannya diharapkan akan dapat mendukung keberhasilan pembangunan secara regional.

Salah satu sektor yang perlu mendapat perhatian adalah sektor transportasi. Transportasi merupakan objek yang sangat vital bagi pertumbuhan ekonomi, kunci yang sangat menentukan bagi perencanaan dan elemen penting dalam menetapkan berbagai biaya tambahan seperti kemacetan lalu lintas, penggunaan modal yang tidak sesuai serta sistim manajemen yang tidak terintegrasi yang secara sendiri maupun bersama-sama akan berpengaruh terhadap harga produk barang maupun jasa.

Peningkatan sistim transportasi memerlukan penanganan yang menyeluruh mengingat bahwa transportasi timbul karena adanya perpindahan manusiadan barang. Meningatnya perpindahan tersebut dituntut penyediaan fasilitas perlengkapan jalan.

Disamping letak wilayah yang strategis serta penetapan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), secara internal Kabupaten Karo, sektor ekonomi yang dominan adalah sektor pertanian dan pariwisata. Pertumbuhan dan perkembangan sektor ini menuntut adanya fasilitas penunjang sistim transportasi yang baik.

1. Jaringan Jalan

Panjang jalan di Kabupaten Karo tahun 2012 tercatat 1.421,34 Km, dengan rincian jalan negara sepanjang 167,69 Km, jalan propinsi sepanjang 35,50 Km, dan jalan kabupaten sepanjang 1.218,15 Km. Kondisi jalan negara dan propinsi terpelihara dengan baik sedangkan jalan kabupaten sepanjang 633,50 Km yang sudah diaspal, sedangkan sisanya jalan berbatu sepanjang 136,40 Km, jalan kerikil 117,90 Km dan jalan tanah sepanjang 237,50 Km. Sedangkan jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan hanya 86 Km saja yang kondisinya baik.

2. Dasar Pemikiran

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, PP Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas, UU No 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU No 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Peran serta masyarakat / stakeholder sangatlah dibutuhkan dalam penyelenggaraan bidang perhubungan, informatika dan komunikasi guna mendukung segala program dan kegiatan yang akan dilaksanakan perlu ada kesadaran dan dukung dari masyarakat secara aktif dan nyata. Peningkatan penyebarluasaan informasi hasil-hasil pembangunan kepada masyarakat.

3. Maksud dan Tujuan

Memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Karo sekaligus bertujuan sebagai upaya terciptanya peningkatan keselamatan transportasi darat.

4. Permasalahan Dan Solusi a. Permasalahan

Adapun permasalahan yang sangat mendesak dan perlu diprioritaskan adalah sebagai berikut :

1) Kurang maksimalnya pengujian kendaraan bermotor. Kendaraan yang di uji rata-rata25 kendaraan per haritetapi pengujian dilakukan secara manual dikarenakan ketidak adaan alat pengujian kendaraan bermotor. 2) Fasilitas utama dan fasilitas penunjang belum ada.

3) Rambu-rambu jurusan belum terpasang.

4) Permasalahan lain yang dirasakan adalah kurangnya fasilitas perlengkapan jalan berupa APILL, Rambu Lalu Lintas, Marka Jalan, Paku Jalan, Pagar Jalan, Pagar Pengaman Jalan dan Deliniator serta Cermin Tikungan.

5) Penyelesaian Masalah

Dalam hal ini beberapa kualifikasi kebutuhan masyarakat pada sector transportasi saat ini adalah

1. Peningkatan cara pengujian kendaraan bermotor yang semula dengan cara manual menjadi secara mekanis dan memberi pelayanan jemput bola

kepada masyarakat dengan mendatangi lokasi masyarakat pengguna angkutan lasung ke lokasi mereka.

2. Perbaikan dan penambahan fasilitas utama dan fasilitas penunjang.

3. Menambah fasilitas perlengkapan jalan terutama di kawasan rawan kecelakaan dan kawasan wisata.

Visi dan Misi Dinas Perhubunagan, sebagai berikut : Visi

1. Meningkatkan Ketertiban Berlalu Lintas;

Peningkatan ketertiban berlalu lintas pada daerah rawan kemacetan, daerah rawan kecelakaan, menurukan angka kecelakaan lalulintas dan dalam menyukseskan penyelengaraan perhubungan yang tertib, aman, selamat, dan nyaman.

2. Meningkatkan Pemenuhan Kebutuhan Sarana Pendukung Perkantoran; Dalam menunjang kelancaran pelaksanaan tugas perlu adanya sarana pendukung perkantoran yang memadai. Peningkatan pemenuhan kebutuhan sarana pendukung perkantoran dalam penyelengaraan jasa perhubungan, dititik beratkan kepada ketersediaan peraturan tentang penyelenggaraan perhubungan, meningkatnya kualitas SDM yang berkualitas dan berwibawa, tersedianya peninjang adminitrasi perkantoran serta sarana dan prasarana aparatur yang memadai.

Misi

Untuk dapat mewujudkan Visi Dinas Perhubungan Kabupaten Karo menetapkan Misi sebagai berikut :

a. Mewujudkan pola transportasi pedesaan yang merata dan seimbang. b. Mewujudkan kelancaran, ketertiban, dan keselamatan lalulintas dan

angkutan jalan.

c. Meningkatkan kesadaran masyarakat dibidang peraturan perundang-undangan lalulintas dan angkuatan jalan.

d. Meningkatan keselamatan sarana transportasi.

1. Tujuan dan Sarana Jangka Menengah Dinas Perhubungan a. Tujuan

Dinas Perhubungan Kabupaten Karo menetapkan asumsi dan pilihan strategi dan tujuan sebagai berikut :

1) Terwujudnya pemerataan pelayanan angkutan umum. 2) Meningkatkan pelayanan angkutan umum.

3) Meningkatkan fasilitas lalulintas jalan.

4) Meningkatkan sarana transportasi yang dalam kondisi teknis layak jalan. 5) Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat pemakai jalan terhadap

peraturan perundang-undangan lalulintas angkutan jalan. 2. Sarana

Untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan Dinas Perhubungan Kabupaten Karo mempunyai sarana sebagai berikut :

a. Terwujudnya kemudahan pelayanan angkutan umum kepada masyarakat. b. Terwujudnya keseimbangan antara penyediaan dan permintaan akan jasa

c. Terwujudnya masyarakat pemakai jalan yang sadar akan peraturan perundang-undangan lalulintas angkutan jalan.

d. Terwujudnya sarana transportasi yang dalam kondisi teknis layak jalan. e. Terwujudnya peningkatan perekonomian masyarakat pedesaan.

f. Terciptanya lalulintas dan angkutan jalan yang lancar, tertib, aman, dan nyaman.

g. Terwujudnya penurunan tingkat pelanggaran dan kecelakan lalulintas dan angkutan jalan.

2.Strategi dan Kebijaksanaan Dinas Perhubungan

Dinas Perhubungan Kabupaten Karo akan mewujudkan sistim transportasi yang handal, berkemampuan tinggi dalam menciptakan dan meningkatkan mobilitas manusia, barang, dan jasa guna mendorong pengembangan wilayah dan meningkatkan kualitas masyarakat terhadap pentingnya keamanan, ketertiban, dan keselamatan lalulintas.

1. Strategi Dinas Perhubungan Kabupaten Karo antara lain : a. Peningkatan jumlah sarana dan prasarana jasa perhubungan. b. Penimgkatan fungsi sarana dan prasarana perhubungan.

c. Pengembangan jaringan pelayanan umum di kawasan pengembangan, pedesaan, dan kawasan tertinggal.

d. Peningkatan keselamatan lalulintas angkutan jalan dan angkutan barang.

e. Peningkatan sumberdaya manusia perhubungan. f. Peningkatan kesadaran penyelenggaraan angutan jalan.

g. Peningkatan ketertiban keamanan dan keselamatan lalulintas. h. Terciptanya iklim usaha jasa transportasi yang kondusif. 2. Kebijakan-kebijakan Dinas Perhubungan Kabupaten Karo

a. Meningkatkan kapasilitas pelayanan jasa perhubungan. b. Meningkatkan aksebilitas pelayanan angkutan umum. c. Meningkatkan kualitas pelayanan jasa perhubungan.

d. Peningkatan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan jasa perhubungan.