• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pengujian Kendaraan Umum Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 Ditinjau Dari Aspek Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kabupaten Karo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prosedur Pengujian Kendaraan Umum Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 Ditinjau Dari Aspek Hukum Administrasi Negara (Studi Di Kabupaten Karo)"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PROSEDUR PENGUJIAN KENDARAAN UMUM BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 4 TAHUN

2012 DITINJAU DARI ASPEK HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (STUDI DI KABUPATEN KARO)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

100200354 DAVIN SURANTA

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PROSEDUR PENGUJIAN KENDARAAN UMUM BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 4 TAHUN

2012 DITINJAU DARI ASPEK HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (STUDI DI KABUPATEN KARO)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

100200354 DAVIN SURANTA

DEPARTEMEN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Disetujui Oleh

Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara

NIP. 196002141987032002 SURIA NINGSIH, SH., M.Hum

Pembimbing I Pembimbing II

Suria Ningsih, SH., M.Hum

NIP. 196002141987032002 NIP. 196705091993032001 Erna Herlinda, SH., M.Hum

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

ABSTRAK

PROSEDUR PENGUJIAN KENDARAAN UMUM BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 4 TAHUN

2012 DITINJAU DARI ASPEK HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (Studi di Kabupaten Karo)

*Davin Suranta **Suria Ningsih ***Erna Herlinda

Pengujian Kendaraan Bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji dan/atau memeriksa bagian-bagian,kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan layak jalan.

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah pengaturan tentang pengujian kendaraan umum. Prosedur pengujian kendaraan umum berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012. Kendala-kendala dalam pengujian kendaraan umum di Kabupaten Karo. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan hukum empiris.

Pengaturan pengujian kendaraan umum telah dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 9 Tahun 2004 tentang Pengujian Tipe Kendaraan Bermotor, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 35 Tahun 1993 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor, Surat Edaran Menteri Perhubungan Nomor 81 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Sub Bidang Keselamatan Transportasi Darat dan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Retribusi Jasa Umum. Prosedur pengujian kendaraan umum berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 adalah proses pengujian ada beberapa hal yang harus diketahui yaitu persyaratan dan mekanisme pengujian. Adapun persyaratannya adalah fotocopy surat tanda nomor kendaraan bemotor (STNK) Pajak yang masih berlaku; fotocopy surat tanda uji kendaraan bermotor untuk kendaraan bermotor yang melakukan uji berkala. fotocopy kartu tanda penduduk (KTP)/domisili;surat kuasa bagi yang bukan pemilik kendaraan bermotor yang dimaksud;Gesekan nomor mesin dan nomor rangka;surat keterangan tera untuk kendaraan tangki;surat izin trayek dan izin usaha untuk kendaraan angkutan umum, sedangkan mekanismenya memerlukan tahapan sebagai berikut Pemohon mendaftarkan Mutasi Uji Keluar dengan menyerahkan syarat-syarat;Penetapan jumlah Mutasi Uji Keluar;Pemohon membayar biaya Mutasi Uji Keluar dan menerima bukti pembayaran;Pembuatan Surat Rekomendasi Mutasi Uji Keluar;Penetapan Surat Rekomendasi Mutasi Uji Keluar;Pemohon menerima hasil Surat Rekomendasi Mutasi Uji Keluar.Waktu Pelayanan Maksimal 30 (Tiga puluh) menit.Kendala yang di alami Pemerintah Kabupaten Karo dalam pelaksanaan uji kendaraan bermotor dalam hal ini adalah 3P yaitu Personil, Peralatan, dan Pembiayaan, disamping juga aset-aset lainnya yang berhubungan dengan Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor

Kata Kunci : Pengujian, Kendaraan, Umum * Mahasiswa Fakultas Hukum USU

** Dosen Pembimbing I / sekaligus Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum USU

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan kasih-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dengan kemampuan yang ada menyelesaikan tugas menyusun skipsi ini. Sudah merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa bahwa dalam menyelesaikan studi untuk mencapai gelar kesarjanaan USU untuk menyusun skripsi dalam hal ini penulis memilih judul Prosedur Pengujian Kendaraan Umum Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 Ditinjau dari

Aspek Hukum Administrasi Negara

Penulis menyadari bahwasanya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk mendekati kesempurnaan didalam skripsi ini.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang secara langsung ataupun yang tidak langsung telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini maupun selama penulis menempuh perkuliahan, khususnya kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan atas kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan pendididkan Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Suamtera Utara, Medan.

(5)

3. Bapak Syafruddin, SH, MH, DFM selaku pembantu Dekan II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan.

4. Bapak Dr. OK. Saidin, SH., M.Hum selaku pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan.

5. Ibu Suria Ningsih, SH, M.Hum selaku Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara dan sekaligus Dosen Pembimbing I penulis yang telah memberikan saran dan petunjuk dalam pengerjaan skripsi ini.

6. Ibu Erna Herlinda, SH., M.Hum selaku Dosen Pembimbing II, yang dengan sabar membimbing penulis hingga skripsi ini selesai.

7. Seluruh staf dosen pengajar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara 8. Seluruh pegawai Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah

memberikan pelayanan administrasi yang baik selama proses akademik penulis.

(6)

10.Seseorang yang sangat spesial di hati penulis, Shelly Marcellina br Tarigan. Terima kasih atas dukungan dan motivasi serta doa yang tulus tiada henti kepada penulis. Terima kasih juga karena telah menjadi semangat di hidup penulis selama ini.

11.Teman-teman di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara stambuk 2010 khususnya kepada Irfan Munandar, Dian Stevany Tongli dan Santa Franesia Sihite.

12.Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Dandy Rizkian Tarigan, Rendi Utama Sembiring, Hizkia Tongam Yomaro Purba, Farel Dave Novrendo Sembiring, Fadli Kurnia Silalahi, Syaid Mustafa Siregar, Adi Satrio dan Yogi Agussalam Batubara.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekeliruan. Oleh karena itu penulis seraya minta maaf sekaligus sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan dan kemanfaatannya

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak dan semoga kritik dan saran yang telah diberikan mendapatkan balasan kebaikan berlipat dari Tuhan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum di negara Republik Indonesia.

Medan, Februari 2015 Hormat Saya

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Keaslian Penulisan ... 8

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Metode Penelitian... 16

G. Sistematika Penulisan ... 20

BAB II PENGATURAN PENGUJIAN KENDARAAN UMUM ... 22

A. Pengujian Kendaraan Umum ... 22

B. Tujuan dan Sasaran Pengujian Kendaraan Umum ... 27

C. Instansi Yang Berwenang Melakukan Pengujian Kendaraan Umum ... 50

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN KENDARAAN UMUM BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 4 TAHUN 2012 ... 52

A. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Karo ... 52

B. Syarat Melakukan Pengujian Kendaraan Umum ... 61

(8)

BAB IV KENDALA-KENDALA DALAM PENGUJIAN KENDARAAN

UMUM DI KABUPATEN KARO ... 77

A. Kendala yang ditemui dalam Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Umum ... 77

B. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi Kendala dalam Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Umum... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 84

A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 86 DAFTAR PUSTAKA

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

H. Latar Belakang

Indonesia adalah negara hukum, hal tersebut telah ditegaskan dalam pasal 1 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam sebuah negara hukum terdapat pengakuan terhadap jaminan hak-hak asasi manusia yang secara tegas dilindungi oleh konstitusi. Tujuan dari hukum adalah untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat. Selain itu hukum bertujuan

mengatur masyarakat agar bertindak tertib dalam pergaulan hidup secara damai, menjaga agar masyarakat tidak bertindak anarki dengan main hakim sendiri dan menjamin keadilan bagi setiap orang akan hak-haknya sehinggga tercipta masyarakat yang teratur, bahagia, dan damai.1

1

(10)

sendiri. Meskipun demikian, pembaruan dilihat dari kedua sisi tersebut belumlah memuaskan, bahkan masyarakat masih diposisikan sebagai pihak yang tidak berdaya dan termarginalisasikan dalam kerangka pelayanan.2

Dikeluarkannya UU Pemerintah Daerah No.22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi dengan UU No. 32 Tahun 2004, pemerintah daerah secara terus menerus meningkatkan pelayanan publik. Seiring dengan hal itu tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas terus meningkat dari waktu ke waktu. Tuntutan tersebut semakin berkembang seirama dengan tumbuhnya kesadaran bahwa warga Negara memiliki hak untuk dilayani dan kewajiban pemerintah daerah untuk dapat memberikan pelayanan. Tantangan yang dihadapi dalam pelayanan publik adalah bukan hanya menciptakan sebuah pelayanan yang efisien, namun juga bagaimana pelayanan juga dapat dilakukan dengan tanpa membeda-bedakan status dari masyarakat yang dilayani, atau dengan kata lain bagaimana menciptakan pelayanan yang adil dan demokrasi.3

2

Lijan Poltak Sinambela, dkk., Reformasi Pelayanan publik, Jakarta : Bumi Aksara, 2006, hal.3

3

Dadang Juliantara, Peningkatan Kapasitas Pemetintah Daerah Dalam Pelayanan Publik, Yogyakarta : PEMBARUAN, 2005, hal 1

(11)

Pemerintah Kabupaten Karo dalam hal Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Karo sebagai instansi teknis yang berfungsi sebagai regulator kebutuhan masyarakat dibidang transportasi selalu berusaha memberikan pelayanan masyarakat yang prima, terutama di bidang pengujian kendaraan bermotor, sejalan dengan keinginan dari pemerintah untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (Good Governance), Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Karo selalu berusaha untuk meningkatkan pelayanan baik dengan meningkatkan kualitas dari aparatur pemerintah maupun peningkatan dari sarana dan prasarana di bidang Pengujian Kendaraan Bermotor.

Untuk mewujudkan hal tersebut di atas sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta Peraturan Pemerintah No.55 tahun 2012 tentang Kendaraan, maka setiap kendaraan angkutan penumpang umum, bis, angkutan barang, kereta gandengan dan kereta tempelan wajib di uji berkala, untuk memberikan informasi indikasi awal daripada pemenuhan persyaratan teknis dan persyaratan layak jalan kendaraan bermotor wajib uji,untuk menjaga kelestarian lingkungan dari pada pencemaran udara yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor wajib uji serta, memberi pelayanan umum kepada masyarakat.

(12)

pengujian kendaraan bermotor yang dapat dipertanggung jawabkan serta pelayanan yang transparan dan akuntable.

Sejalan dengan makin meningkatnya pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasil yang telah dicapai, maka produktivitas dan efisiensi seluruh ekonomi nasional perlu ditingkatkan lagi, sehingga peran dan sumbangan pembangunan yang diciptakan dapat memberikan hasil yang lebih optimal bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pengujian Kendaraan Bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji dan/atau memeriksa bagian-bagian,kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan layak jalan.

Penguji Kendaraan Bermotor adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan tugas pengujian kendaraan bermotor. Memiliki Sertifikat Kompetensi dan Tanda Kualifikasi Teknis Penguji Kendaraan Bermotor.

Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik dimana peralatan tersebut merupakan satu kesatuan sistim yang terdiri dari rangka landasan, bagian-bagian motor penggerak, perangkat penerus daya, bodi kendaraan, perangkat rem, perangkat suspensi / roda, perangkat kemudi beserta kelistrikan yang saling mengadakan Inter relasi secarat tertib.

(13)

terhadap setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, dan kereta tempelan dan kendaraan khusus. Pengujian kendaraan bermotor dilakukan pada dasarnya untuk mengawasi kondisi teknis kendaraan bermotor itu sendiri agar senantiasa dalam kondisi layak jalan.

Sasaran penyelenggaraan Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor ditujukan kepada kendaraan wajib uji yakni Mobil penumpang umum, mobil bus, Mobil barang, Kereta tempelan dan Kereta gandengan. Pelayanan pengujian kendaraan bermotor menyangkut kelayakan kendaraan di jalan raya serta pemeliharaan kendaraan bermotor terdapat komponen pengujian yang lazim dikenal dengan Uji Kendaraan Bermotor (atau dalam bahasa keseharian disebut Keur) dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini Instansi Perhubungan.

Pendapatan asli derah sebagai sumber penerimaan daerah sendiri perlu terus ditingkatkan agar menanggung sebagian beban yang diperlukan untuk penyelenggaraan pemerintahan dan kegiatan pembangunan yang setiap tahun meningkat.

Pendapatn asli daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 6 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri dari :4

a. Pajak Daerah. b. Retribusi Daerah.

(14)

Sumber Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil perusahaan daerah. Pendapatan Asli Daerah adalah hasil berupa uang maupun barang yang dijadikan sebagai kekayaan daerah dalam rangka pembiayaan pembangunan masyarakat.

Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang menjadi hak untuk dinikmati daerah otonom dari hasil pengelolaan sumber daya alam yang dimilikinya. Besarnya pendapatan asli daerah yang diperoleh mencerminkan daerah tersebut memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Pendapatan asli daerah merupakan keuangan daerah yang dapat diartikan sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, juga segala satuan, baik berupa uang maupun barang, yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki/dikuasai oleh Negara atau Daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

(15)

wewenang dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. Prinsip otonomi yang bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan bagian utama dari tujuan nasional.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik memilih judul Prosedur Pengujian Kendaraan Umum Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 Ditinjau dari Aspek Hukum Administrasi Negara.

I. Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaturan tentang pengujian kendaraan umum?

2. Bagaimana prosedur pengujian kendaraan umum berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012?

3. Bagaimana kendala-kendala dalam pengujian kendaraan umum di Kabupaten Karo?

J. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dari permasalahan tersebut maka tujuan yang ingin didapat dalam penelitian ini adalah

(16)

b. Untuk mengetahui prosedur pengujian kendaraan umum berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012

c. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam pengujian kendaraan umum di Kabupaten Karo.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian sebagaimana disebutkan sebelumnya, maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat atau kontribusi sebagai berikut :

a. Dari segi teoritis, dapat memberikan sumbangsih pemikiran yang berupa perbendaharaan konsep, ataupun pengembangan teori dalam khasanah studi hukum khususnya Hukum Administrasi Negara.

b. Dari segi praktis, penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan bagi semua pihak yaitu masyarakat umumnya dan bagi pemerintah pada khususnya dalam pelaksanaan Undang-Undang tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan khususnya dalam menjalankan pengujian kendaraan bermotor penumpang kendaraan umum dalam hubungannya dengan keselamatan penumpang serta hukum positif yang berlaku di Indonesia.

K. Keaslian Penulisan

(17)

Hukum Administrasi Negara, ini tidak ditemukan dan tidak ada yang mirip. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tulisan ini adalah asli.

Skripsi ini asli ditulis dan diproses melalui pemikiran penulis, referensi dari peraturan-peraturan, buku-buku, kamus hukum, internet, bantuan dari pihak-pihak yang berkompeten dalam bidangnya yang berkaitan dengan skripsi ini. Dengan demikian keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

L. Tinjauan Pustaka

1. Perizinan

Pembukaan UUD 1945 menetapkan dengan tegas tujuan kehidupan bernegara yang berdasarkan hukum, hal ini berarti bahwa hukum merupakan supermasi atau tiada kekuasaan lain yang lebih tinggi selain hukum. Upaya merealisasi Negara berdasarkan hukum dan mewujudkan kehidupan bernegara maka hukum menjadi pengarah, perekayasa, dan perancang bagaimana bentuk masyarakat hukum untuk mencapai keadilan. Berkaitan dengan hal tersebut harus disesuaikan dengan perkembangan masyarakat serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(18)

hukum sebagai acuan tertinggi dalam penyelenggaran negara atau pemerintah (supremasi hukum)5

Perizinan merupakan instrumen kebijakan Pemerintah/Pemda untuk melakukan pengendalian atas eksternalitas negatif yang mungkin ditimbulkan oleh aktivitas sosial maupun ekonomi. Izin juga merupakan instrumen untuk perlindungan hukum atas kepemilikan atau penyelenggaraan kegiatan.sebagai instrumen pengendalian perizinan memerlukan rasionalitas yang jelas dan tertuang dalam bentuk kebijakan pemerintah sebagai sebuah acuan.tanpa rasionalitas dan desain instrumen untuk membela kepentingan atas tindakan yang berdasarkan kepentingan individu.6

Bilamana pembuat peraturan tidak melarang suatu perbuatan, tetapi masih juga memperkenankannya asal saja diadakan secara yang ditentukan untuk masing-masing hal konkret, maka perbuatan administrasi negara yang memperkenanperbuatan tersebut bersifat suatu izin (verguning).7

Dalam pengertian yang luas, izin adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah, untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan larangan perundang-undangan sedangkan dalam pengertian sempit, izin pada umumnya berdasarkan pada keinginan pembuat undang-undang mencapai suatu tatanan tertentu atau untuk menghalangi

5

C.J.N. Verstedon, Intelecding Algremen Bestuursrechht, Samson H.D. Tjeenk Wilink, Aphen aan den Rij. 1984, hal 89

6

A. Sutedi, Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan Publik. Jakarta: Sinar Grafika,2010, hal 7

7

(19)

keadaan-keadaan yang buruk, tercela, tidak diinginkan pemerintah dengan diharapkan pemerintah dapat melakukan pengawasan8

Izin dalam arti luas ialah suatu persetujuan dari pengguna berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-ketentan larangan perundang-undangan. Dengan memberikan izin penguasa memperkenankan orang yang memohonnya untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang. Ini menyangkut perkenaan bagi suatu tindakan yang demi kepentingan umum mengharuskan pengawasan khusus atasnya.9

Menurut Ateng Syafarudin bahwa izin bertujuan dan berarti menghilangkan halangan, hal yang dilarang menjadi boleh.10 Menurut Sjachran Basah, izin adalah perbuatan hukum administrasi negara bersegi satu yang mengaplikasikan peraturan dalam hal konkret berdasarkan persyartan dan prosedur sebagaimana ditetapkan oleh ketentran peraturan-perudang-undangan11

Menurut pendapat Utrecht yang di kutip oleh Sutedi12

8

P.M,Hadjon, 2003. Pengantar Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: Gajah Mada University Press. hal 7

9

Ridwan H.R., Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Rajagrafindo Persada, ,2006,hal.207

10

Ateng Syafrudin, Perizinan untuk Berbagai Kegiatan, Makalah Tidak Dipublikasikan, 2012, hal 1

11

Sjachran Basah, Perlindungan Hukum Terhadap Sikap Tindak Administrasi Negara, Bandung: Alumni, 1992, hal 45

, pengertian

vergunning atau izin yaitu bilamana pembuat peraturan pada umumnya melarang

(20)

menyatakan13

Menurut pendapat Prayudi Atmosoedirjo yang dikutip oleh Philipus M Hadjon,

bahwa izin (vergunning) adalah suatu persetujuan dari pengusaha berdasarkan undang-undang atau peraturan Pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketetntuan-ketentuan larangan perundang-undangan.

14

Sutedi

“dispensasi atas suatu larangan’ izin beranjak dari ketentuan yang ada pada dasarnya tidak melarang suatu perbuatan tetapi untuk melakukan suatu perbuatan dibutuhkan suatu perosedur tertentu untuk dilalui sedangkan menurut Mr WR Prins memberikan pengertian tentang izin adalah memberikan dispensasi dari sebuah larangan, izin ini bukan dimaksudkan untuk menjadi suatu peraturan umum, jadi tidak berlaku sesuatu yang istimewa melainkan bermacam-macam usaha yang ada. Pada hakekatnya tidak berbahaya tetapi berhubungan yang satu dan yang lain sebab dianggap baik untuk diawasi oleh administrasi negara.

15

a. Izin bersifat bebas, adalah izin sebgai keputusan tata usaha negara yang penerbitannya tidak terikat pada aturan dan hukum tertulis serta organ yang berwenang dalam izin memiliki kadar kebebasan yang besar dalam memutuskan pemberian izin.

menyatakan bahwa izin merupakan keputusan pejabat atau badan tata usaha negara yang berwenang, yang isinya atau substansinya mempunyai sifat sebagai berikut:

b. Izin bersifat terikat, adalah izin sebagai keputusan tata usaha negara yang penerbitannya terikat pada aturan dan hukum tertulis dan tidak tertulis serta

13

Ibid.

14

P.M. Hadjon, Op.cit., hal 8

15

(21)

organ yang berwenang dalam izin kadar kebebasannya dan wewenangnya bergantung pada kadar sejauh mana peraturan perundang-undangan mengaturnya misalnya, IMB, izin HO, izin usaha industri.

c. Izin yang bersifat menguntungkan, merupakan izin yang isinya mempunyai sifat menguntungkan pada yang bersangkutan, izin yang bersifat menguntungkan isi nyata keputusan merupakan titik pusat yang memberi anugerah kepada yang bersangkutan di berikan hak-hak atau pemenuhan tuntutan yang tidak akan ada tanpa keputusan tersebut, misal, SIM, SIUP, SITU, dan lain-lain.

(22)

e. Izin yang segera berakhir, merupakan izin yang menyangkut tindakan-tindakan yang akan segera berakhir atau izin yang masa berlakunya relatif pendek, misalnya izin mendirikan bangunan (IMB), yang hanya berlaku untuk mendirikan bangunan dan berakhir saat bangunan selesai didirikan.

f. Izin yang berlangsung lama, merupakan izin yang menyangkut tindakan-tindakan yang berakhirnya atau masa berlakunya relatif lama, berhubungan dengan lingkungan.

g. Izin yang bersifat pribadi, merupakan izin yang isinya bergantung pada sifat atau kualitas pribadi dan permohonan izin misalnya, Surat Izin Mengemudi (SIM).

h. Izin yang bersifat kebendaan, merupakan izin yang isinya bergantung pada sifat dan objek izin, misalnya izin HO, SITU, dan lain-lain.

2. Pelayanan Perizinan

(23)

terhadap arti pentingnya manajemen pelayanan umum masih relatif terbatas. Alasan tersebut antara lain.16

a. Instansi pemerintah pada umumnya menyelenggarakan kegiatan yang bersifat monopoli sehingga tidak terdapat iklim kompetisi di dalamnya. Padahal tanpa kompetisi tidak akan tercipta efisiensi dari peningkatan kualitas

b. Dalam menjalankan kegiatannya, aparatur pemerintah lebih mengandalkan kewenangan daripada kekuatan pasar ataupun kebutuhan consume

c. Belum atau tidak diadakan akuntabilitas terhadap kegiatan suatu instansi pemerintah, baik akuntabilitas vertikal ke bawah, ke samping maupun ke atas. Hal ini disebabkan karena belum adanya tolok ukur kinerja setiap instansi pemerintah yang dibakukan secara nasional berdasarkan standar yang dapat diterima secara umum.

d. Dalam aktivitasnya, aparat pemerintah seringkali terjebak pada pandangan “etic”, yakni mengutamakan pandangan dan keinginan mereka sendiri (birokrasi), daripada pandangan “emic”, yakni pandangan dari mereka yang menerima jasa layanan pemerintah.

e. Kesadaran anggota masyarakat akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara maupun sebagai konsumen masih relatif rendah, sehingga mereka cenderung menerima bagitu saja layanan yang diberikan oleh instansi pemerintah. Terlebih lagi apabila layanan yang diberikan bersifat cuma-cuma.

16

(24)

f. Penyelenggaraan pemerintah yang tidak demokratis dan cenderung refresif seperti selama ini dipraktikkan, selalu berupaya menekan adanya kontrol sosial dari masyarakat.

3. Perizinan dibidang Perhubungan

Di era reformasi muncul keinginan-keinginan dari masyarakat agar sistem penyelenggaraan pemerintahan kearah good governance, yang ditandai dengan peningkatan kualitas pelayanan publik yang diselenggarakan oleh unit-unit kerja atau instansi pemerintah. Masyarakat berharap mendapat pelayanan yang prima atau pelayanan yang baik. Perizinan bidang perhubungan antara lain : pemberian izin trayek, perizinan pengujian kendaraan bermotor.

M. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Penelitian hukum normatif meliputi penelitian terhadap asas-asas hukum, taraf sinkronisasi hukum17

17

Soerjono Soekamto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif suatu Tinjauan Singkat Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001 hal. 13-14.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan hukum empiris atau biasa disebut penelitian yuridis empiris. Dalam penelitian ini, hukum dikonsepkan sebagai suatu gejala

(25)

2. Sifat penelitian

Sifat penelitian dari skripsi ini lebih mengarah kepada sifat penelitian deskriptif yakni penelitian secara umum termasuk pula di dalamnya penelitian

ilmu hukum, penelitian deskriptif bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan gambaran secara tepat mengenai Prosedur Pengujian Kendaraan Umum Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 Ditinjau dari Aspek Hukum Administrasi Negara, menggunakan sifat penelitian deskriptif dikarenakan sudah terdapatnya ketentuan peraturan perundang-undangan, literatur maupun jurnal yang cukup memadai mengenai permasalahan yang diangkat.

3. Data dan sumber data

Data maupun sumber data yang digunakan sebagai bahan penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, antara lain sebagai berikut:

a. Data Primer adalah data yang bersumber dari penelitian lapangan yaitu suatu data yang diperoleh langsung dari sumber pertama di lapangan yaitu baik dari responden maupun informan. Data pimer yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan melakukan wawancara langsung terhadap pihak terkait dalam hal ini yaitu pengujian kendaraan serta pihak-pihak lain yang terlibat.

(26)

bentuk bahan-bahan hukum. Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

1) Bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat terdiri dari instrument hukum nasional, berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah yang di bahas dalam skripsi ini.

2) Bahan hukum sekunder dari penelitian ini yakni bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder yang digunakan antara lain: pendapat para pakar hukum, karya tulis hukum yang termuat dalam media massa; buku-buku hukum (text book), serta jurnal-jurnal hukum yang berkaitan dengan Prosedur Pengujian Kendaraan Umum Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 Ditinjau dari Aspek Hukum Administrasi Negara.

3) Bahan hukum tersier yang penulis gunakan berupa kamus hukum dan ensiklopedia.

4. Teknik pengumpulan data

Di dalam penelitian pada umumnya dikenal tiga jenis alat pengumpulan data, yaitu studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi dan wawancara. Ketiga alat tersebut dapat dipergunakan masing-masing atau bersama-sama.18

18

(27)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan studi kepustakaan dan teknik wawancara. Studi Dokumen merupakan teknik awal yang digunakan dalam setiap penelitian ilmu hukum, karena penelitian hukum selalu berawal dari premis atau pernyataan normatif berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mengenai studi kepustakaan dilakukan atas bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan peneliti. Teknik wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada informan yang dirancang atau yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dan mendukung permasalahan yang diajukan dalam penelitian mengenai Prosedur Pengujian Kendaraan Umum Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 4 Tahun 2012 Ditinjau dari Aspek Hukum Administrasi Negara. Dari jawaban ini diadakan pencatatan sederhana yang kemudian diolah dan dianalisis menjadi sebuah laporan yang runtun dan terperinci.

5. Analisis data

(28)

interpretasi untuk memahami makna data dalam situasi sosial, dan dilakukan penafsiran dari perspektif peneliti setelah memahami keseluruhan kualitas data. Proses analisis tersebut dilakukan secara terus menerus sejak pencarian data di lapangan dan berlanjut terus hingga pada tahap analisis. Setelah dilakukan analisis secara kualitatif kemudian data akan disajikan secara deskriptif kualitatif dan sistimatis.

N. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini memiliki sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Berisikan mengenai Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Keaslian Penulisan, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan

BAB II PENGATURAN TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN UMUM Bab ini berisikan tentang pengujian kendaraan umum, tujuan dan sasaran pengujian kendaraan umum serta instansi yang berwenang melakukan pengujian kendaraan umum

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN KENDARAAN UMUM BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 4 TAHUN 2014

(29)

mekanisme pengujian kendaraan umum Dinas Perhubungan Kabupaten Karo.

BAB IV KENDALA-KENDALA DALAM PENGUJIAN KENDARAAN

UMUM DI KABUPATEN KARO

Bab ini berisikan tentang kendala yang ditemui dalam pelaksanaan pengujian kendaraan umum dan upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala dalam pelaksanaan pengujian kendaraan umum. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(30)

BAB II

PENGATURAN TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN UMUM

D. Pengujian Kendaraan Umum

Menurut PP. No. 55 Tahun 2012 Pengujian kendaraan bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji dan/atau memeriksa bagian atau komponen Kendaraan Bermotor, Kereta Gandengan, dan Kereta Tempelan dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan layak jalan. 19

Pengujian kendaraan bermotor adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan persyaratan teknis dan pengujian ambang batas laik jalan, yang digunakan untuk penetapan dan pengesahan kelayakan jalan kendaraan bermotor. Pengujian berkala kendaraan bermotor dilaksanakan berdasarkan sistem dan prosedur yang ditetapkan oleh ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang kendaraan dan pengemudi, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 63 Tahun 1993 tentang Ambang Batas Layak Jalan Kendaraan bermotor, dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 71 Tahun 1993 tentang pengujian Berkala Kendaraan Bermotor. Maksud dari diselenggarakannya pengujian kendaraan bermotor adalah untuk menjamin agar setiap kendaraan yang akan digunakan dijalan, selalu dan tetap memenuhi persyaratan teknis dan ketentuan ambang batas layak jalan. Dalam penjamin ini, pemilik kendaraan wajib menjaga kondisi teknis kendaraannya selama masa uji masih berlaku, dan untuk itu dapat dilakukan uji

19

(31)

petik layak jalan untuk mengetahui kelayakan jalan. Sedangkan tujuan dari pengujian kendaraan bermotor adalah untuk menjamin keselamatan pengemudi dan pemakai jalan, turut menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan pelayanan umum.

Pengujian kendaraan bermotor terdiri dari pengujian tipe dan pengujian berkala. Pengujian tipe (prototype) kendaraan bermotor diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Departemen Perhubungan, yang diwajibkan bagi setiap kendaraan bermotor sebelum diproduksi, dirakit atau diimpor. Pengujian berkala kendaraan bermotor diselenggarakan oleh Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, yang diwajibkan bagi setiap kendaraan wajib uji secara berkala setiap 6(enam)bulan, dan pengujian berkala dilaksanakan berdasarkan hasil dari sertifikat uji tipe.

Pelaksanaan pengujian berkala ini diharuskan bagi kendaraan wajib uji sebagaimana ditetapkan dalam peraturan pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan pengemudi Pasal -148, yaitu meliputi jenis kendaraan mobil barang, mobil bus, kendaraan khusus, dan angkutan umum. Bagi kendaraan tidak umum (mobil pribadi) dan sepeda motor belum diwajibkan , hal ini tertuang dalam ketetapan Pasal-149 peraturan pemerintah tersebut di atas.

(32)

Apatur Negara No. 150/KEP/M.PAN/11/2003 tentang Jabatan Fungsional penguji kendaraan Bermotor dan Angka Kreditnya, serta Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No.KM.48 Tahun 2004 tentang petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional Penguji KendaraanBermotor dan Angka Kreditnya.

Penguji kendaraan bermotor atau lebih dikenal masyarakat dari dahulu adalah apa yang dinamakan master kir, saat itu dikenal ada dua sebutan petugas , yaitu master kir (penguji) yang petugas menguji/memeriksa kendaraan di lapangan dan master kir penandatangan (penguji penandatangan) sebagai kepala dari seluruh master kir yang bertugas meluluskan kendaraan uji dan menandatangani buku uji. Dalam perkembangannya, untuk lebih meningkatkan keahlian dan kinerja penguji maka selanjutnya penguji kendaraan bermotor diklasifikasikan menjadi tiga kelompok penguji berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.301/KP.0091/DRJD/99 tanggal 28 Desember 1999 tentang Kreteria Kualifikasi Teknis Penguji Kendaraan Bermotor, yaitu untuk membedakan penguji kendaraan bermotor berdasarkan persyaratan, wewenang, tingkat keahlian dan kualifikasinya, sebagai berikut:20 a. Pembantu Penguji, atau disebut penguji strata-1.

b. Penguji Tidak Dengan Wewenang penuh, atau disebut penguji strata-2

c. Penguji Dengan Wewenang penuh, atau disebut penguji strata-3, sebagai penguji yang berhak menentukan kelayakan jalan kendaraan bermotor dan mengesahkan hasil pengujiannya pada buku uji.

20

(33)

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.1076/KP.108/DRJD/2005 tentang Kompetensi Penguji Kendaraan Bermotor dilakukan perubahan lagi mengenai pengelompokan jabatan penguji kendaraan bermotor berdasarkan persyaratan pendidikan dan latihan, pengalaman kerja, tingkat keterampilan dan keahlian, wewenang, serta berdasarkan jenjang pangkat/golongan ruang dari status kepegawaiannya,menjadi 4 (empat) kelompok jabatan yaitu penguji pelaksana pemula, penguji pelaksana Lanjutan, dan penguji penyelia.

Dalam Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 71 tahun 1993 tentang Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor, disebutkan bahwa maksud dan tujuan pengujian kendaraan bermotor adalah sebagai berikut :

1. Memberikan jaminan keselamatan secara teknis terhadap penggunaan kendaraan bermotor di jalan.

2. Melestarikan lingkungan dari kemungkinan pencemaran yang diakibatkan oleh penggunaan kendaraan bermotor di jalan.

3. Memberikan pelayanan umum kepada masyarakat.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas maka di setiap unit Pengujian Kendaraan Bermotor yang dibentuk di seluruh kabupaten/kota di Indonesia diharuskan untuk melengkapi dan memiliki sarana dan prasarana, sumber daya manusia, dan sistem yang sama. Untuk itu maka disetiap unit pelayanan pengujian kendaraan bermotor, wajib dilengkapi dengan :

(34)

3. Tenaga penguji yg memiliki kualifikasi/kompetensi 4. Dilakukan sesuai dengan prosedur

5. Hasil uji harus akurat dan dapat dipertanggungjawabkan 6. Fasilitas dan alat uji harus selalu dalam kondisi layak pakai 7. Alat uji harus dikalibrasi secara reguler

8. Fasilitas dan alat uji diupayakan sebanding dengan jumlah kendaraan yang di uji

Pasal 53 UU No. 22 Tahun 2009 menyebutkan bahwa Kegiatan pemeriksaan dan pengujian fisik Kendaraan Bermotor dilaksanakan oleh:

1. unit pelaksana pengujian pemerintah kabupaten/kota;

2. unit pelaksana agen tunggal pemegang merek yang mendapat izin dari Pemerintah; atau

3. unit pelaksana pengujian swasta yang mendapatkan izin dari Pemerintah. Pengujian berkala kendaraan bermotor di Kabupaten Karo telah berjalan sejak bulan Februari tahun 2010 dengan menggunakan Peraturan Daerah Kabupaten Karo nomor 4 tahun 2012 tentang Retribusi Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor sebagai dasar hukum dalam pelaksanaan serta 3 (tiga) orang tenaga penguji Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika yang mempunyai kompetensi Penguji Pelaksana sebanyak 2 (dua) orang dan Penguji Pelaksana Pemula sebanyak 1 (satu) orang.

(35)

Kendaraan Bermotor demi terciptanya keselamatan dan keamanan jasa Lalu Lintas.

Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor diwajibkan untuk mobil penumpang umum, mobil bus, mobil barang, kereta gandengan dan kereta tempelan, yang meliputi kegiatan :21

a. Pemeriksaan dan Pengujian Fisik Kendaraan Bermotor; b. Pengesahan hasil uji.

Jangka waktu berlakunya Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor adalah 6 (enam) bulan. Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor di Kabupaten Karo dilaksanakan di Kantor Dinas Perhubungan Tanah Karo Bidang Keselamatan dengan sistem manual. Standar Operasional dan Prosedur Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor.22

E. Tujuan dan Sasaran Pengujian Kenderan Umum oleh Dinas Perhubungan

Adapun tujuan Pengujian Kenderan Umum oleh Dinas Perhubungan : 1. Mewujudkan perencanaan pembangunan sektor perhubungan

2. Mewujudkan keselamatan lalu lintas, dengan pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai

3. Penyelenggaraan pengujian kendaraan bermotor yang dilakukan secara berkala untuk menjaga kendaraan tidak mengandung kekurangan-ekurangan teknis yang tidak diketahui atau dapat juga menimbulkan bahaya baik untuk lalu lintas, penumpang dan lingkungan

21

(36)

4. Hasil dari pengujian kendaraan bermotor dapat dipertanggungjawabkan. 5. Mewujudkan SDM yang berkualitas

6. Menjaga prasarana jalan dan jembatan agar tidakcepat rusak

1) Tujuan Dan Fungsi Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor. 1. Tujuan

a. Memberikan jaminan keselamatan secara teknis terhadap penggunaan kendaraan bermotor di jalan,

b. Melestarikan lingkungan dari kemungkinan pencemaran yang diakibatkan oleh penggunaan kendaraan bermotor di jalan,

c. Memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. 2. Fungsi.

Fungsi pengujian berkala kendaraan adalah :

1 Mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya : a. Kecelakaan lalu lintas,

b. Gangguan terhadap lingkungan,

c. Kerusakan yang dapat mengganggu kelancaran operasi kendaraan.

2. Memberikan Informasi kepada pemilik atau pemegang kendaraan bermotor mengenai :

a. kondisi teknis kendaraan yang sedang diuji ; b. saran-saran perawatan dan perbaikan ;

(37)

3. Menyajikan data kuantitatif mengenai potensi armada angkutan orang atau barang di daerah masing-masing untuk kepentingan pembinaan angkutan secara umum dan data kualitatif mengenai kualitas dari kendaraan.

4. menyajikan data kualitatif teknis kendaraan yang diperlukan. 2) Standar Operasional Pelayanan

a) Loket Pelayanan

Guna memudahkan masyarakat dalam pengurusan pengujian kendaraan bermotor disediakan minimal 3 loket pelayanan atau disesuaikan dengan kebutuhan antara lain :

Loket 1

Berfungsi sebagai tempat pendaftaran yang meliputi : a) Uji Berkala Pertama ;

b) Uji berkala ulangan ; c) Mutasi ;

d) Numpang uji ;

e) Rubah Bentuk / status; f) Penilaian teknis. Loket 2

(38)

Loket 3 :

Berfungsi sebagai tempat penyerahan Laporan hasil pemeriksaan pengujian dan Tanda Nomor Kendaraan .

Loket 4 :

Berfungsi sebagai tempat pengambilan tanda bukti lulus uji antara lain :

a) Buku uji yang sudah disahkan (STUK),

b) Tanda Nomor Kendaraan dan plat uji yang telah dipasang segel,

c) Stiker tanda samping bagi daerah yang telah menggunakan stiker (pemasangan stiker dilakukan oleh petugas atau dilakukan pengecatan plat samping bagi daerah yang belum menggunakan stiker).

Selain disediakan loket yang memadai juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung lainnya untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi masyarakat, antara lain :23

1. Papan informasi;

g) Mekanisme pelaksanaan pengujian, h) Diagram alur pelaksanaan pengujian, i) Persyaratan uji berkala,

j) Persyaratan uji berkala pertama k) Persyaratan numpang uji keluar

23

(39)

l) Persyaratan numpang uji masuk m) Persyaratan mutasi keluar n) Persyaratan mutasi masuk o) Persyaratan Rubah bentuk

p) Persyaratan rubah status umum / tidak umum q) Biaya/Besaran retribusi.

2. Kotak Saran;

3. Tempat pelayanan informasi; 4. Ruang tunggu;

5. Ruang Pengaduan; 6. Rambu- rambu;

7. Areal Parkir yang memadai. b) Prosedur Pengujian

1. Pengujian Pertama

a. Pemilik/kuasa kendaraan mengajukan permohonan kepada unit pengujian berkala sesuai dengan tempat kendaraan didaftarkan dengan melampirkan persyaratan :

(i) Foto copy Sertifikat uji tipe dan atau sertificat registrasi uji tipe (SRUT),uji mutu;

(ii) Foto copy Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK);

(iii) Foto copy bukti kepemilikan kendaraan bermotor dan atau foto copy faktur kendaraan bermotor;

(40)

(v) Surat Kuasa bermaterai bagai Pemilik yang menguasakan; (vi) Tanda bukti kepemilikan Trayek (Angkutan penumpang

umum );

(vii) Tera dari Meteorologi (Tangki);

(viii) Membayar biaya retrribusi pengujian;

b. Setelah memenuhi persyaratan, penguji melakukan pengukuran, dan pemeriksaan teknis kendaraan, yang dituangkan dalam laporan hasil pemerisaan.

c. Hasil pengukuran dan pemeriksaan dijadikan sebagai dasar perhitungan dan penetapan daya angkut kendaraan dan kelas jalan .

d. Bagi kendaraan yang telah memenuhi persyaratan dan dinyatakan lulus uji diberikan tanda bukti lulus uji berupa Buku Uji dan Plat Uji yang dipasang menggunakan segel oleh penguji.

e. Bagi kendaraan yang tidak lulus uji, kepada pemilik diberikan surat penolakan yang ditembuskan ke Dinas Perhubungan Provinsi tembusan Dirjen Perhubungan Darat yang sekurang-kurangnya memuat :

(41)

f. Batas waktu yang diberikan untuk melaksanakan perbaikan selama-lamanya 14 (empat belas) hari kerja sejak ditolaknya kendaraan tersebut.

g. Pengujian ulang bagi kendaraan yang telah selesai diperbaiki tidak dipungut biaya, kecuali kendaraan yang datang melewati batas waktu yang telah ditetapkan.

2. Pengujian Berkala

a. Pemilik/kuasa kendaraan mengajukan permohonan pengujian berkala dengan melampirkan persyaratan :

t) Buku Uji Kendaraan ;

u) Foto copy Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK); v) Foto copy identitas diri Pemilik kendaraan;

w)Foto copy Surat Ijin Pengusahaan Angkutan ( SIPA ); x) Surat Kuasa Bermaterai bagi Pemilik yang menguasakan; y) Tanda bukti kepemilikan Trayek (Angkutan Penumpang

umum);

b. Setelah memenuhi persyaratan, penguji melakukan pemeriksaan teknis yang hasilnya dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan.

(42)

d. Bagi kendaraan yang tidak lulus uji, kepada pemilik diberikan surat penolakan yang sekurang-kurangnya memuat :

z) Perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan; aa)Waktu dan tempat pengujian ulang;

e. Batas waktu yang diberikan untuk melaksanakan perbaikan selama-lamanya 14 (empat belas) hari kerja sejak ditolaknya kendaraan tersebut.

f. Pengujian ulang bagi kendaraan yang telah selesai diperbaiki tidak dipungut biaya, kecuali kendaraan yang datang melewati batas waktu yang telah ditetapkan.

3. Prosedur Banding.

a. Apabila pemilik atau pemegang kendaraan bermotor tidak menyetujui keputusan penguji, dapat mengajukan keberatan, kepada pimpinan unit pengujian yang bersangkutan.

b. Setelah menerima pengajuan, pimpinan unit pengujian segera meminta penjelasan dari penguji yang bersangkutan dan memberikan jawaban kepada pemilik/pemegang kendaraan mengenai diterima atau ditolaknya permohonan keberatan tersebut.

(43)

d. Apabila permohonan ditolak atau setelah uji ulang tetap dinyatakan tidak lulus uji, pemilik/pemegang tidak dapat lagi mengajukan keberatan dan harus melakukan perbaikan.

4. Prosedur Pemeriksaan Teknis

Pemeriksaan Teknis kendaraan adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian terhadap komponen – komponen kendaraan yang dilakukan oleh penguji, dengan urutan pemeriksaan sebagai berikut :

a. Uji Pertama

1) Pemeriksaan kesesuaian identitas dengan fisik kendaraan meliputi :

a) Merk dan type b) Nomor rangka c) Nomor mesin

2) Pemeriksaan dimensi kendaraan meliputi : a) Jarak antar sumbu

b) Panjang total c) Lebar total d) Tinggi total

e) Titik berat muatan dengan dengan sumbu satu (p/q)

f) Titik berat muatan ke sumbu roda ke lima (tempelan)

(44)

h) Rear Over Hang i) Front Over Hang

j) Dimensi Bak Muatan Bagian dalam (Panjang, Lebar dan tinggi)

k) Dimensi Ruang Penumpang meliputi : i) Tinggi Atap

ii) Lebar lorong

iii) Jarak, lebar dan jumlah tempat duduk iv) Lebar dan tinggi pintu

3) Penimbangan berat kendaraan untuk masing-masing sumbu roda

4) Pengetokan nomor uji kendaraan

5) Dilanjutkan dengan pemeriksaan dan pengujian mekanis. b. Uji Berkala

1) Pra Uji

Pra uji merupakan awal kegiatan pemeriksaan kendaraan meliputi :

l) Pemeriksaan kebersihan dan keapikan kendaraan;

m) Pemeriksaan kesesuaian identitas dengan fisik kendaraan meliputi :

(45)

iv) Nomor Uji n) Kaca

i) Jenis Kaca ii) Kondisi Kaca

iii) Ketebalan palapis kaca o) Body

i) Kondisi Body ii) Dash board

iii)Bemper depan dan belakang iv) Bagasi

v) Bak muatan

vi) Pintu pintu dan jendela vii)Tulisan wajib

viii) Reflektor merah/pemantul cahaya ix) Ban dan pelk

Ukuran dan jenis

i) Keadaan Ban ii) Ban cadangan iii) Kedalaman alur j) Ruang penumpang/Barang

(46)

viii)Lampu cabin ix) Perkakas emergensi x) Spion dalam

xi) Tabir matahari/penahan sinar xii)Tempat berdiri

xiii)Ukuran dan dimensi bak muatan k) Peralatan

i) Wifer (Penghapus kaca) ii) Spion

iii) Klakson

iv) Lampu-lampu indikator v) Alat alat pengendali vi) Dongkrak dan kunci kunci xiv)Segitiga pengaman

j) Sistem penerangan

i) Lampu utama Dekat ii) Lampu utama Jauh iii) Tambahan Lampu utama iv) Lampu rem

(47)

ix) Sistem kemudi

i) Roda kemudi

ii) Spelling roda kemudi iii) Batang kemudi iv) Sistem Rem

i) Pedal rem ii) Booster rem iii) Handle rem tangan iv) Oli rem

v) Transmisi

i) Tongkat persneling ii) Pedal kopling iii) Draw Bar untuk gandengan

1) Pengujian Non Mekanis

Pemeriksaan teknis dengan tidak menggunakan alat uji (pengujian secara manual) dapat dilaksanakan apabila alat-alat uji, ada dalam keadaan rusak secara temporer, yang diakibatkan oleh gejala alam atau tidak disengaja dan pemeriksaan yang bersifat identifkasi yang perlu dilihat,diraba serta dirasakan ( bersifat Visual ).

(48)

a. Penangguhan Pengujian Berkala

1) Bagi kendaraan wajib uji yang tidak dapat melaksanakan uji berkala pada waktunya, sebelum masa uji habis berlaku pemilik atau yang dikuasakan melaporkan alasan tidak bisa melaksanakan pengujian kepada pelaksana pengujian yang menerbitkan Buku Uji, dengan melampirkan persyaratan : a) Buku Uji asli

b) Surat keterangan kehilangan buku uji/plat uji dari kepolisian

c) Foto copy Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)

d) Surat keterangan dari bengkel, bagi kendaraan yang sedang dalam proses perbaikan

2) Penangguhan pelaksanaan pengujian berkala diberikan tempo paling lama 6 (enam) bulan dan selanjutnya dapat ditinjau kembali

b. Penggantian Buku Uji Atau Tanda Uji

1) Apabila Buku uji/Tanda uji hilang, pemilik atau kuasa kendaraan mengajukan permohonan penggantian Buku Uji/Tanda Uji kepada Unit pengujian dimana kendaraan tersebut didaftarkan dengan melampirkan persyaratan : a) Surat keterangan hilang dari Kepolisian ;

(49)

c) Bagi kendaraan yang Buku uji atau Tanda ujinya rusak maka Buku uji atau Tanda uji yang rusak harus dilampirkan.

a. Mutasi Uji Masuk Dan Numpang Uji Keluar

1) Apabila pemilik kendaraan pindah domisili atau ganti pemilik diluar wilayah kendaraan didaftarkan, pemilik harus mengajukan permohonan mutasi uji kepada unit pengujian kendaraan bermotor tempat kendaraan tersebut didaftarkan dengan melampirkan persyaratan :

a) Foto copy Fiskal antar daerah atau Surat Tanda Nomor kendaraan (STNK) domisili baru dengan memperlihatkan aslinya ;

b) Surat keterangan tidak terdaftar (bagi kendaraan yang tidak pernah diuji didaerah asal)

c) Foto copy identitas pemilik kendaraan

d) Surat Kuasa Bermaterai bagi pemilik yang menguasakan;;

e) Buku uji Asli.

f) Setelah memenuhi persyaratan, unit pengujian asal tempat kendaraan tersebut didaftarkan menerbitkan surat pengantar mutasi uji dengan melampirkan kartu induk asli.

(50)

Mutasi Kepemilikan / Ganti Pemilik

a. pemilik kendaraan melaporkan kepada unit pengujian dengan membawa fotocopy STNK.

b. Setelah dilakukan pemeriksaan kesesuaian data, kemudian dilakukan penggantian buku uji sesuai dengan data pemilik yang baru.

c. apabla masa ujinya belum habis tidak dilakukan pengujian ulang.

3) Numpang Uji Masuk Dan Numpang Uji Keluar

1) Pemilik kendaraan yang akan melaksanakan pengujian berkala kendaraan diluar tempat asal kendaraan didaftarkan, harus mengajukan permohonan kepada unit pengujian kendaraan bermotor tersebut dengan melampirkan persyaratan :

a) Foto copy Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK); b) Buku uji yang masih berlaku;

c) Foto copy identitas pemilik ;

d) Surat kuasa bermaterai bagi pemulik yang menguasakan;

e) Setelah memenuhi persyaratan, unit pengujian asal tempat kendaraan tersebut mengeluarkan surat pengantar numpang uji.

2) Pengujian di luar daerah dapat dilaksanakan setelah ada surat pengantar dari tempat asal kendaraan didaftarkan.

(51)

4) Unit Pengujian kendaraan bermotor tempat kendaraan melaksanakan pengujian, wajib melaporkan hasil pengujiannya kepada unit pengujian kendaraan bermotor asal kendaraan didaftarkan.

4) Rubah bentuk

1) Rubah bentuk adalah perubahan kendaraan diluar spesifikasi teknis utama. 2) Pemilik melaporkan perubahan tersbut kepada unit pengujian yang

dilengkapi dengan :

i) surat Perubahan bentuk dari bengkel ii) Foto copy STNK

iii) Buku Uji

iv) Tera dari meterologi (untuk tanki)

v) Bukti kepemilikan trayek (angkutan umum)

3) Penguji melakukan pemeriksaan terhadap perubahan kendaraan,

4) Apabila perubahan telah memenuhi persyaratan teknis, maka diterbitkan Surat Registrasi Uji Tipe atau surat keterangan rubah bentuk.

5) Rubah status umum / tidak umum

a) Rubah status adalah perubahan kendaraan dari umum menjadi tidak umum atau sebaliknya,

b) Pemilik kendaraan harus melaporkan perubahan tersebut kepada unit pengujian kendaraan bermotor tempat kendaraan tersebut didaftarkan dengan melampirkan persyaratan :

(52)

iii) Bukti kepemilikan trayek (Angkutan Penumpang Umum)

c) Bagi kendaraan jenis mobil penumpang umum menjadi tidak umum, data kendaraannya dihapus dari data kendaraan bermotor wajib uji, sedangkan untuk mobil barang atau mobil bus hanya mengalami perubahan data pada buku uji dan kartu induk, tidak perlu melakukan uji berkala apabila masa uji kendaraan tersebut masih berlaku.

d) Kepala dinas menerbitkan surat keterangan perubahan status bagi kendaraan yang akan digunakan untuk angkutan umum atau sebaliknya menjadi tidak umum.

6) Penilaian Kondisi Teknis

1) Penilaian kondisi teknis dilakukan untuk kendaraan pemerintah BUMN/BUMD.

2) Lembaga/Instansi/Badan pemerintah pemilik kendaraan mengajukan permohonan penilaian teknis kendaraan kepada unit pengujian berkala dimana kendaraan tersebut berdomisili dengan melampirkan persyaratan :

i) Foto copy Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) atau Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB)

ii) Buku Uji bagi kendaraan Wajib Uji

3) Setelah memenuhi persyaratan, penguji melakukan penilaian teknis terhadap kondisi dan fungsi komponen kendaraan kedalam nilai prosentase yang dituangkan dalam berita acara.

(53)

7) Prosedur Laporan Kehilangan Seluruh Data

1. Apabila pemilik kendaraan mengalami kehilangan seluruh data kendaraan akibat hal yang tidak diduga maka pemilik melaporkan kepada unit pelaksana pengujan dengan membawa persyaratan :

a. Surat keterangan kehilangan dari kepolisian yang dilampiri oleh berita acara pemeriksaan,

b. Foto copy BPKB dengan membawa aslinya,

c. Membawa kendaraan untuk dilakukan pengecekan ulang.

2. Setelah persyaratan terpenuhi, penguji melakukan pemeriksaan dan penyesuaian kondisi teknis dengan data yang ada.

3.Apabila dinyatakan sesuai dan layak jalan maka diberikan tanda bukti lulus uji yang baru.

Komponen Biaya Pengujian berkala Kendaraan Bermotor yang dipungut kepada pemilik kendaraan yang akan diuji terdiri dari :

Struktur danBesarnya Tarif Retribusi ( Perda no.04 tahun 2012 ) : 1. mobil Bus – mobil barang Rp. 50.000,- 2. mobil penumpang umum Rp. 40.000- 3. Buku uji ` Rp. 10.000,-

Sanksi kerterlambatan Pengujian Kendaraan bermotor di kenakan denda administrasi sebagai berikut :

(54)

d. Di atas 1 ( satu ) tahun Rp. 75.000,- Pembinaan Dan Pengawasan

1. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pengujian berkala kendaraan bermotor di bidang teknik keselamatan seksi kelayakan kendaraan, secara periodik dilakukan pembinaan dan pengawasan;

2. Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh Dinas Perhubungan Propinsi dengan melakukan:

a) Rapat koordinasi teknis b) Surat edaran

c) Pertemuan penguji

d) Memberikan suvervisi pelaksanaan pengujian berkala pada masing-masing daerah Kabupaten/Kota;

e) Membuat rekomendasi untuk pengangkatan, peningkatan dan pencabutan kompetansi penguji.

f) Melaporkan hasil pembinaan dan pengawasan teknis kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Darat c/q Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan.

(55)

Penetapan waktu pelayanan

Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan pengujian untuk 1 (satu) unit kendaraan adalah sebagai berikut :

1. Administras meliputi

a) proses verifikasi dan validasi data= 2 menit b) pembayaran retribusi= 1 menit

c) penyiapan mateial ( buku,plat uji, kartu)= 3 menit d) pengisian buku dan kartu induk = 5 menit

e) pengesahan Buku uji = 2 menit f) Pengetokan tanda uji = 1 menit

g) pemasangan stiker/pengecatan = 2 menit Total waktu Administrasi adalah 16 menit

Sasaran Pengujian Kendaraan Umum pada saat pengujian kendaraan bermotor diprioritaskan pada kendaraan bermotor dengan kategori sebagai berikut:

1. Mobil penumpang umum 2. Mobil bus

3. Mobil barang 4. Kereta tempelan 5. Kereta gandengan Sasaran

(56)

2. Terpenuhinya fasilitas lalu lintas (rambu, marka, APILL, halte, terminal dsb)

3. Terlaksananya upaya penyiapan SDM yang berkualitas

4. Terlaksananya intensifikasi dan ekstensifikasi sumber retribusi untuk peningkatan PAD

Kebijakan

1. Menyelenggarakan pelayanan transportasi yang lancar, aman, dan nyaman dengan mempertimbangkan keselamatan.

2. Memberikan fasilitasi terhadap kepeningan umum dalam menggunakan fasilitas transportasi dengan mempertimbangkan ketentuan hukuk dan peraturan daerah.

3. Memberikan fasilitasi terhadap kepeningan umum dalam menggunakan fasilitas transportasi dengan mempertimbangkan ketentuan hukum dan peraturan daerah.

4. Memberikan jaminan keselamatan terhadap masyarakat berkaitan dengan pengoperasian sarana transportasi barang dengan melakukan peningkatan kapasitas Pengujian Kendaraan Bermotor

5. Memanfaatkan potensi daerah di sektor transportasi guna mendukung penggalian PAD.

Program

1. Pelayanan Administrasi Perkantoran

(57)

b. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik c. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perijinan Kendaraan

Dinas/Operasional

d. Penyediaan Jasa Adsministrasi Keuangan e. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor f. Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja

g. Penyediaan Alat Tulis Kantor Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan

h. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan Kantor

i. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang undangan j. Penyediaan Bahan Logistik Kantor

k. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga l. Penyediaan Makanan dan Minuman

m. Rapat - Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah n. Rapat - Rapat Koordinasi dan Konsultasi

3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, Kegiatan :

a. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional b. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

4. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, Kegiatan : a. Forum komunikasi dibidang Perhubungan

5. Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana LLAJ, Kegiatan :

(58)

b. Rahabilitasi/pemeliharaan prasarana balai pengujian c. Pemeliharaan APILL, Flashing Lamp, Rambu, Halte d. Pemeliharaan Marka 1000 m2

e. Pemeliharaan TPR

6. Peningkatan Pelayanan Angkutan, Kegiatan : a. Penyadaranan penghematan energi

b. Sosialisasi/penyuluhan ketertiban lalu lintas dan angkutan jalan bagi siswa SMU

7. Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas,Kegiatan a. Pengadaan dan pemasangan fasilitas LLAJ b. Pengadaan dan pemasangan rambu

c. Pengadaan APILL d. Pengadaan flashinglamp e. Pengadaan Traffic Cone

8. Peningkatan Kelayakan Pengoperasian Kendaraan Bermotor, Kegiatan a. Pengadaan alat pengujian kendaraan bermotor ; Alat UJI EMISI

C. Instansi yang Berwenang Melakukan Pengujian Kendaraan Umum

(59)
(60)

BAB III

PROSEDUR PENGUJIAN KENDARAAN UMUM BERDASARKAN PERATUIRAN DAERAH KABUPATEN KARO

NOMOR 4 TAHUN 2012

D. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kabupaten Karo

Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan Daerah Hulu Sungai. Luas wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 Km2 atau 212.725 ha atau 2,97 persen dari luas Provinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak diantara 2050’ – 3019’ Lintang Utara dan 97055’ – 98038’ Bujur Timur. Batas – batas wilayah Kabupaten Karo adalah :24

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Toba Karo. 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan

Kabupaten Simalungun.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Propinsi Nangroe Aceh Darusalam).

Secara Administrasi Kabupaten Karo terdiri dari 17 Kecamatan dan 269 Desa/kelurahan (269 Desa dan 10 Kelurahan). Pusat Pemerintahan Kabupaten Karo berada di Kabanjahe.

Pada saat ini, pengujian kendaraan bermotor telah menjadi wewenang Pemerintah Kabupaten Karo yang dimulai sejak 17 September 2007. Pada 17 September 2007 sampai dengan 01 Februari 2008 pengujian

24

(61)

kendaraan bermotor dilakukan oleh UPPKB Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Karo (masa peralihan) dan setelah 01 Februari 2008 sampai dengan sekarang pengujian dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karo. Wewenang Pemerintah Daerah Kabupaten Karo dalam melakukan pengujian dibatasi hanya untuk kendaraan bermotor yang statusnya berada diwilayah Kabupaten Karo, sehingga numpang uji dari daerah lain tidak lagi dibenarkan.25

Untuk mencapai tingkat laju pembangunan yang optimal, perlu disusun suatu strategi dan kebijaksaan pembangunan. Strategi dan kebijaksanaan tersebut Pemerintah Kabupaten Karo belum memiliki gedung serta alat uji kendaraan bermotor. Untuk melaksanakan pengujian dimaksud, Dinas Perhubungan Kabupaten Karo melaksanakan Pengujian Kenderaan Bermotor menggunakan gedung dan peralatan hasil pinjam pakai asset gedung dan peralatan pengujian milik Pemerintah Propinsi Sumatera Utara.

Untuk itu, solusi yang terbaik adalah dilakukan hibah gedung pengujian kendaraan bermotor milik Provinsi Sumatera Utara kepada Pemerintah Kabupaten Karo dalam hal ini Dinas Perhubungan Kabupaten Karo

Pengaruh globalisasi dan kemajuan bidang transportasi seringkali menimbulkan gagasan yang mengarah pada peningkatan atau langkah strategis dalam rangka menyelenggarakan pembangunan kabupaten yang tepat sasaran dan selaras dengan kepentingan masyarakat.

(62)

harus dilandasi oleh kaidah-kaidah pemanfaatan ruang, mengingat ruang merupakan wadah untuk melakukan kegiatan. Pembangunan yang dilaksanakan harus berkesinambungan sehingga optimalisasi pemanfaatan ruang merupakan syarat utama untuk mencapai tujuan pembangunan. Untuk menunjang kelancaran kabupaten Karo.

Dalam kebijakan pengembangan tata ruang pada tingkat nasional dalam rencana tata ruang wilayah nasional (RTRWN) ditetapkan bahwa kawasan Perkotaan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mabidangro) sebagai Pusat Perkotaan Nasional (PKN). Kebijakan ini direspon oleh pemerintah provinsi dengan menetapkan sistem perkotaan Mabidangro sebagai pusat kegiatan nasional (PKN).

PKN sebagaimana dimaksud ditas ditetapkan dengan criteria:

a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan

industry dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi dan ata c. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama

transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

(63)

berbatasan seperti ke Propinsi NAD (Kabupaten Aceh Tenggara), Kota Pematang Siantar, Kabupaten Dairi, Kota Medan, dan Kabupaten Simalungun.

Mengingat strateginya fungsi wilayah di Kabupaten Karo berkewajiban untuk memberhasilkan pembangunan wilayah Kabupaten Karo yang pada gilirannya diharapkan akan dapat mendukung keberhasilan pembangunan secara regional.

Salah satu sektor yang perlu mendapat perhatian adalah sektor transportasi. Transportasi merupakan objek yang sangat vital bagi pertumbuhan ekonomi, kunci yang sangat menentukan bagi perencanaan dan elemen penting dalam menetapkan berbagai biaya tambahan seperti kemacetan lalu lintas, penggunaan modal yang tidak sesuai serta sistim manajemen yang tidak terintegrasi yang secara sendiri maupun bersama-sama akan berpengaruh terhadap harga produk barang maupun jasa.

Peningkatan sistim transportasi memerlukan penanganan yang menyeluruh mengingat bahwa transportasi timbul karena adanya perpindahan manusiadan barang. Meningatnya perpindahan tersebut dituntut penyediaan fasilitas perlengkapan jalan.

(64)

1. Jaringan Jalan

Panjang jalan di Kabupaten Karo tahun 2012 tercatat 1.421,34 Km, dengan rincian jalan negara sepanjang 167,69 Km, jalan propinsi sepanjang 35,50 Km, dan jalan kabupaten sepanjang 1.218,15 Km. Kondisi jalan negara dan propinsi terpelihara dengan baik sedangkan jalan kabupaten sepanjang 633,50 Km yang sudah diaspal, sedangkan sisanya jalan berbatu sepanjang 136,40 Km, jalan kerikil 117,90 Km dan jalan tanah sepanjang 237,50 Km. Sedangkan jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan hanya 86 Km saja yang kondisinya baik.

2. Dasar Pemikiran

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, PP Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas, UU No 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU No 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

(65)

3. Maksud dan Tujuan

Memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Karo sekaligus bertujuan sebagai upaya terciptanya peningkatan keselamatan transportasi darat.

4. Permasalahan Dan Solusi a. Permasalahan

Adapun permasalahan yang sangat mendesak dan perlu diprioritaskan adalah sebagai berikut :

1) Kurang maksimalnya pengujian kendaraan bermotor. Kendaraan yang di uji rata-rata25 kendaraan per haritetapi pengujian dilakukan secara manual dikarenakan ketidak adaan alat pengujian kendaraan bermotor. 2) Fasilitas utama dan fasilitas penunjang belum ada.

3) Rambu-rambu jurusan belum terpasang.

4) Permasalahan lain yang dirasakan adalah kurangnya fasilitas perlengkapan jalan berupa APILL, Rambu Lalu Lintas, Marka Jalan, Paku Jalan, Pagar Jalan, Pagar Pengaman Jalan dan Deliniator serta Cermin Tikungan.

5) Penyelesaian Masalah

Dalam hal ini beberapa kualifikasi kebutuhan masyarakat pada sector transportasi saat ini adalah

(66)

kepada masyarakat dengan mendatangi lokasi masyarakat pengguna angkutan lasung ke lokasi mereka.

2. Perbaikan dan penambahan fasilitas utama dan fasilitas penunjang.

3. Menambah fasilitas perlengkapan jalan terutama di kawasan rawan kecelakaan dan kawasan wisata.

Visi dan Misi Dinas Perhubunagan, sebagai berikut : Visi

1. Meningkatkan Ketertiban Berlalu Lintas;

Peningkatan ketertiban berlalu lintas pada daerah rawan kemacetan, daerah rawan kecelakaan, menurukan angka kecelakaan lalulintas dan dalam menyukseskan penyelengaraan perhubungan yang tertib, aman, selamat, dan nyaman.

2. Meningkatkan Pemenuhan Kebutuhan Sarana Pendukung Perkantoran; Dalam menunjang kelancaran pelaksanaan tugas perlu adanya sarana pendukung perkantoran yang memadai. Peningkatan pemenuhan kebutuhan sarana pendukung perkantoran dalam penyelengaraan jasa perhubungan, dititik beratkan kepada ketersediaan peraturan tentang penyelenggaraan perhubungan, meningkatnya kualitas SDM yang berkualitas dan berwibawa, tersedianya peninjang adminitrasi perkantoran serta sarana dan prasarana aparatur yang memadai.

Misi

(67)

a. Mewujudkan pola transportasi pedesaan yang merata dan seimbang. b. Mewujudkan kelancaran, ketertiban, dan keselamatan lalulintas dan

angkutan jalan.

c. Meningkatkan kesadaran masyarakat dibidang peraturan perundang-undangan lalulintas dan angkuatan jalan.

d. Meningkatan keselamatan sarana transportasi.

1. Tujuan dan Sarana Jangka Menengah Dinas Perhubungan a. Tujuan

Dinas Perhubungan Kabupaten Karo menetapkan asumsi dan pilihan strategi dan tujuan sebagai berikut :

1) Terwujudnya pemerataan pelayanan angkutan umum. 2) Meningkatkan pelayanan angkutan umum.

3) Meningkatkan fasilitas lalulintas jalan.

4) Meningkatkan sarana transportasi yang dalam kondisi teknis layak jalan. 5) Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat pemakai jalan terhadap

peraturan perundang-undangan lalulintas angkutan jalan. 2. Sarana

Untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan Dinas Perhubungan Kabupaten Karo mempunyai sarana sebagai berikut :

a. Terwujudnya kemudahan pelayanan angkutan umum kepada masyarakat. b. Terwujudnya keseimbangan antara penyediaan dan permintaan akan jasa

(68)

c. Terwujudnya masyarakat pemakai jalan yang sadar akan peraturan perundang-undangan lalulintas angkutan jalan.

d. Terwujudnya sarana trans

Gambar

gambar berikut ini :
gambar berikut ini :

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Iskandar dan Setyanto (1996) di Lembah Anai hanya mendapatkan 14 jenis dari 5 famili, sedangkan Iskandar dan Prasetyo (1996) di Pulau Pini hanya

Kontrol yang kurang terhadap makanan yang dikonsumsi anak serta tidak memberikan contoh pada anak dalam konsumsi makanan sehat dapat mengakibatkan perilaku makan

Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 53/PER-DJPB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Sarana Budidaya Pada Kelompok Pembudidaya Ikan

Perhitungan perkiraan risiko kegagalan (Rf) yang dilakukan pada mesin injeksi plastik ini bertujuan untuk mengetahui risiko yang harus diterima perusahaan yang dikarenakan

Hal ini dijelaskan dalam jurnal yang ditulis Margarita Isoraite, (Isoraite, 2016) dikatakan bahwa setiap elemen dari bauran pemasaran sangat penting dan dibutuhkan oleh

Berdasarkan pertimbangan tesebut, Pokja Sanitasi Kabupaten Wajo menentukan kebijakan sampelnya berupa ketentuan desa/kelurahan Area Studi atau ketentuan jumlah responden dalam

Hasil pengamatan peneliti selama di Fisip Umada, dapat dikatakan bahwa pelayanan yang diberikan kepada mahasiswa dalam rangka proses belajar mengajar sudah sesuai