• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V DI MI MIFTAKHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS LAPORAN PENGAMATAN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V DI MI MIFTAKHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA

INDONESIA MATERI MENULIS LAPORAN

PENGAMATAN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

PADA SISWA KELAS V DI MI MIFTAKHUL HUDA

LOPAIT KECAMATAN TUNTANG TAHUN

PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MUSLIKATUN MARDIYAH

NIM 11513043

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO

“ Dan Janganlah Kamu Merasa Lemah, dan Jangan

Pula Bersedih Hati, Sebab Kamu Paling Tinggi

Derajatnya Jika Kamu Orang yang Beriman”.

(Surah Al-Imran: 139)

Banyak Kegagalan dalam Hidup ini Dikarenakan Orang-Orang Tidak Menyadari Betapa Dekatnya

Mereka dengan Keberhasilan Saat Mereka

Menyerah.” (Thomas Alva Edison)

“ Selalu Berfikir Besar, dan Bertindak Mulai

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Tiada yang maha pengasih dan maha penyayang selain Engkau Ya ALLAH.

Syukur alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Mu ya Allah, saya bisa menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi ini ku persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Munawir dan Ibunda

Sukinah yang tak pernah lelah untuk selalu mendo’akanku.

2. Untuk sahabat yang sudah saya anggap seperti keluarga yaitu, Listiyaningsih, Indah, Masrifatullaeli, Fitri dan Heri Susanto yang selalu menyemangatiku.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam senantiasa kami haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah kita

nantikan syafa’atnya di yaumul qiyamah.

Penelitian ini berjudul PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS LAPORAN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V DI MI MIFTAKHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG TAHUN AJARAN 2016/2017, pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk menyempurnakan ataupun memperbaiki penerapan media pembelajaran yang dipakai oleh guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia dan dengan sasaran akhir untuk meningkatkan hasil belajar.

Penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan dalam dua siklus. Peneliti menyadari bahwa penelitian yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna dan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak mungkin penelitian ini tidak mungkin bisa selesai.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Salatiga.

(9)

ix

4. Bapak Imam Mas Arum, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan penuh perhatian telah meluamgkan waktu, untuk memberikan pengarahan serta bimbingan sejak awal penulisan skripsi ini sampai dapat penulis selesaikan.

5. Bapak Suwardi, M. Pd Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang sudah memberikan banyak motivasi serta nasehat sejak awal perkuliahan sampai saat ini.

6. Kedua Orang Tuaku tercinta yang selalu memberi dukungan secara moral,

material, spiritual serta senantiasa berkorban dan berdo’a demi tercapainya

cita-citaku.

7. Teman-teman PGMI angkatan 2013 yang senantiasa berjuang bersama-sama dan saling memberikan dukungan.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah Memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis serahkan segalanya, mudah-mudahan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Salatiga, 11 Agustus 2017 Penulis,

(10)

x

ABSTRAK

Muslikatun, Mardiyah. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis Laporan Pengamatan Melalui Media Audio Visual Pada Kelas V MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Imam Mas Arum, M.Pd.

Kata Kunci : Hasil Belajar dan Media Audio Visual.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa hasil belajar siswa kelas V MI Miftahul Huda Lopait dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis laporan pengamatan masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh siswa yang belum mencapai KKM pada hasil belajar pra siklus yaitu 40% atau 8 siswa dari 20 siswa.

Permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang disampaikan secara monoton serta guru kurang memiliki keterampilan menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, menjadikan siswa pasif dalam proses pembelajaran dan siswa cenderung bosan karena tidak adanya media, sehingga hasil belajar yang didapatkan belum mencapai KKM.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Miftahul Huda Lopait yang berjumlah 20 siswa, yakni laki-laki berjumlah 10 siswa dan perempuan berjumlah 10 siswa. Penelitian dilakukan pada tanggal 27 April - 24 Mei 2017. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus yang dari tiap-tiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan peneliti adalah membandingkan nilai pencapaian KKM yang di tandai dengan adanya peningkatan kriteria ketuntasan pada setipa siklusnya.

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan ... 5

D. Hipotesis ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 7

G. Metode Penelitian ... 9

(12)

xii BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar ... 16

1. Pengertian Hasil Belajar ... 16

2. Tujuan Hasil Belajar ... 17

3. Macam-macam Hasil Belajar ... 18

4. Perwujudan Hasil Belajar ... 21

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 24

B. Bahasa Indonesia ... 25

1. Pengertian Bahasa Indonesia ... 25

2. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia ... 26

3. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 26

4. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 29

C. Menulis Laporan Pengamatan ... 30

1. Pengertian Menulis Laporan Pengamatan ... 30

2. Manfaat Menulis ... 31

3. Tujuan Pembelajaran Menulis ... 33

D. Media Pembelajaran ... 34

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 34

2. Ciri-ciri Media Pendidikan ... 35

3. Kriteria Pemilihan Media ... 38

(13)

xiii

E. Media Audio Visual ... 41

1. Pengertian Media Audio Visual ... 41

2. Jenis-jenis Media Audio Visual ... 41

F. Penelitian yang Relevan ... 45

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 47

B. Subjek Penelitian ... 49

C. Pelaksanaan Penelitian ... 49

D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per siklus ... 60

1. Deskripi Kondisi Awal (Prasiklus) ... 60

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 62

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 68

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Prasiklus ... 60

Tabel 4.2 Presentase Nilai Prsiklus... 61

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I ... 62

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ... 65

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 66

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus II ... 68

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 70

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 81

Lembar Soal Tes Siklus I ... 88

Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ... 89

Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 91

Lembar Pengamatan Guru Siklus I ... 92

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 96

Lembar Soal Tes Siklus II ... 103

Lembar Pengamatan Siswa Siklus II ... 104

Lembar Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 106

Lembar Pengamatan Guru Siklus II ... 107

Lembar Hasil Kerja Siswa ... 111

Surat Keterangan Ijin Penelitian ... 114

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 115

Data Jumlah dan Kondisi Bangunan ... 116

Data Sarana Prasarana Pembelajaran ... 117

Data Sarana Prasarana Pendukung Lainnya ... 118

Rekap Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 119

Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi ... 123

Lembar SKK ... 120

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bukan hanya berlaku salama sekolah, tetapi pendidikan itu berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di lingkungan keluarga, masyarakat serta di sekolah. Pada umumnya tujuan pendidikan adalah untuk menciptakan manusia yang berkualitas. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan yang dimaksud adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaran. Pendidikan yang berlangsung di sekolah pada dasarnya untuk melatih, mendidik, dan membina agar siswa mampu berpikir. Guru berperan sebagai pendidik yang dituntut untuk bisa berinovasi dalam menyampaikan materi, sehingga dengan cara pembelajaran yang baik, siswa akan mudah memahami materi yang diajarkan.

Dalam dunia pendidikan khususnya sekolah dasar, mata pelajaran Bahasa Indonesia diberikan mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas VI yang meliputi empat aspek yaitu mendengarkan, berbicara, menyimak, dan menulis. Meskipun dalam uraian aspeknya kemampuan menulis berada pada tingkat akhir, tetapi dalam kenyataannya masih harus banyak dilakukan monitoring terhadap kinerja siswa.

(18)

2

Kristiantari (2005: 99). Kemampuan menulis adalah salah satu kemampuan berbahasa yang dianggap paling kompleks karena melibatkan berbagai kemampuan kognitif dan linguistik. Karena paling kompleks, belajar menulis juga dianggap paling sulit (Nyoman 2012: 179).

Di kelas V MI Miftahul Huda Lopait, pembelajaran Bahasa Indonesia umumnya menjadi pelajaran yang agak digemari oleh siswa. Namun, ketika belajar dikelas sering mengalami kendala dalam hal menangkap pelajaran dikarenakan pembelajaran Bahasa Indonesia dikemas dengan cara kurang menarik.

Guru terlalu sering menggunakan metode ceramah dan penugasan serta tidak adanya media dalam pembelajaran, sehingga siswa yang sebelumnya berantusias mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi kurang semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Sedangkan dari siswanya sendiri, permasalahan yang dihadapi ketika mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia adalah saat siswa diminta untuk membuat tulisan laporan pengamatan. Karena metode yang dipakai guru hanyalah ceramah, dan tidak adanya kreatifitas guru untuk menggunakan media, maka siswa menjadi bosan dan kebingungan saat guru memberikan tugas membuat sebuah tulisan yang berisikan laporan pengamatan.

(19)

3

kurang baik. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar (Dimyati dan Mudjiono 2009: 3).

Berdasarkan observasi penulis yang dilakukan pada hari Kamis 27 April 2017 di MI Miftahul Huda, pada Tahun Pelajaran 2016/2017 siswa kelas V, hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis laporan pengamatan masih kurang. Dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, ketuntasan klasikal yang diperoleh hanya sekitar 40%.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus kreatif dalam proses pembelajaran, salah satunya dengan penggunaan media yang bervariasi. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap ketercapaian pemahaman siswa.

Begitu juga dalam proses pembelajaran jika siswa ditayangkan sebuah video sebagai media pembelajaran yang sesuai dengan materi yaitu laporan pengamatan, maka secara tidak langsung siswa akan lebih mudah dalam menulis laporan pengamatan tersebut. Siswa juga akan lebih tertarik dan tidak bosan dalam proses pembelajaran karena adanya video yang disajikan yang terkait dengan materi pembelajaran. Siswa juga secara tidak langsung sudah melakukan pengamatan walaupun hanya melewati sebuah media yang tersaji dalam sebuah video. Media yang dapat mempermudah siswa dalam melakukan pengamatan yaitu media audiovisual.

(20)

4

Dari uraian di atas, maka penulis mencoba memahas permasalahan ini dengan mengambil judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menulis Laporan Pengamatan Melalui Media Audio-Visual Pada Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis laporan pengamatan bagi siswa kelas V di MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis laporan pengamatan melalui media audiovisual bagi siswa kelas V di MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

D. Hipotesis

(21)

5 E. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengadakan penelitian selanjutnya dengan materi yang berbeda.

b. Untuk menambah keilmuan dalam lingkup pendidikan.

c. Dapat dijadikan sebagai pertimbangan strategi dalam memperbaiki mutu pembelajaran Bahasa Indonesia, terutama dalam meningkatnkan kemampuan menulis laporan pengamatan.

2. Secara Praktis a. Bagi guru

1) Meningkatkan keterampilan dalam memilih dan menerapkan media pembelajaran sesuai dengan tujuan dan mateti pembelajaran.

2) Meningkatkan keberhasilan dalam mengajar khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

b. Bagi siswa

1) Dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

(22)

6 c. Bagi Sekolah

Bagi sekolah penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas sekolah, karena dengan hasil belajar siswa yang baik dapat menambah kepercayaan sekolah terhadap sekolah.

d. Bagi Peneliti

Peneliti akan merasa puas jika media yang diusulkan ini tercapai keberhasilannya. Dan akan dibagikan pengalamannya kepada kalangan guru.

F. Definisi Operasional

Berikut ini penulis akan menguraikan mengenai beberapa istilah yang ada dalam judul untuk menghindari adanya kesalah pahaman pengertian judul, antara lain:

1. Peningkatan

Secara epistimologi peningkatan memiliki pengertian menaikkan derajat taraf dan sebagainya mempertinggi memperhebat produksi (Poerwadarminta 2006: 1281).

2. Hasil Belajar

Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan individu (Lilik Sriyanti 2013: 15). Hasil belajar menurut Normi dalam ashari (2014: 11) yakni suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kepribadian individu itu sendiri.

3. Bahasa Indonesia

(23)

7

Umum Pasal 1 ayat 2). Menurut Sri Wintala (2015: 5) bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan, kebangsaan, dan negara. Ditetapkan sebagai bahasa persatuan, karena Bahasa Indonesia dapat dijadikan alat perekat kesatuan seluruh warga Indonesia yang cenderung menggunakan berbagai bahasa ibu (bahasa daerah).

4. Menulis Laporan Pengamatan

Menulis dapat didefinisikan sebagai kegiatan menyampaikan pesan atau komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya Kristiantari (2005: 99).

Laporan adalah karangan yang berisi paparan peristiwa atau kegiatan yang telah dilakukan. Laporan pengamatan didasarkan dari hasil penglihatan, pendengaran, perabaan, ataupun hasil dari pengindraan lainnya. Hal yang diamati dapat berupa alam, kejadian, benda, atau penampilan seseorang. Laporan pengamatan hendaknya mengemukakan hal-hal penting dan menarik (Joko dan Marjana, 2008: 147). 5. Media Audio-Visual

(24)

8 G. Metodologi Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang rencananya akan dilaksanakan pada beberapa siklus, yakni:

a. Pra Siklus b. Siklus I c. Siklus II

2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian a. Lokasi Penelitian

Lokasi : MI MIFTAKHUL HUDA DESA LOPAIT

KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG.

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Materi Pokok : Menulis Laporan Pengamatan Kelas/Semester : V/ Genap

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2017/2018. 1) Siklus I dilaksanakan pada 6 Mei 2017

2) Siklus II dilaksanakan pada 24 Mei 2017

(25)

9

Penelitian ini akan dilaksanakan di MI Miftahul Huda yang terletak di Desa Lopait Kecamatan Tuntang. MI Miftahul Huda memiliki letak yang sangat kurang strategis, sehingga hanya orang-orang disekitar saja yang dapat mengetahuinya. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 siswa, terdiri dari siswa 10 laki-laki dan siswa 10 perempuan. Alasan peneliti mengambil penelitian kelas V karena siswa sudah menuju pembelajaran abstrak. Maka keadaannya akan lebih kondusif dan siswa akan mulai tertib sehingga mempengaruhi dalam proses kegiatan belajar mengajar. 3. Siklus Penelitian

Pra Siklus

Menggunakan data hasil ulangan harian siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis laporan pengamatan.

Siklus I

a) Planning

1) Melaksanakan wawancara untuk mengetahui seberapa pengetahuan serta kesiapan siswa terhadap materi yang akan diajarkan.

2) Menyiapkan materi ajar yang akan digunakan,

3) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan saat pembelajaran. 4) Menyiapkan Lembar tugas.

5) Menyiapkan lembar observasi Siklus I. b) Acting (Tindakan)

(26)

10 c) Observing (Pengamatan)

Melaksanakan pengamatan pelaksanaan pembelajaran dalam penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis laporan pengamatan.

d) Refleksi

1) Melakukan evaluasi.

2) Diskusi dengan guru kelas untuk membahas pembelajaran serta langkah perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.

Siklus II

a) Planning (Perencanaan)

1) Menerapkan rencana pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan pada Siklus I.

2) Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam proses pembelajaran.

b) Acting (Tindakan)

Menerapkan media audiovisual pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis laporan pengamatan.

c) Observing (Pengamatan)

Mengamati pelaksanaan pembelajaran dalam menggunakan media audiovisual dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis laporan pengamatan dengan menggunakan lembar pengamatan guru dan siswa.

(27)

11 a. Lembar observasi guru dan siswa.

b. Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 5. Teknik Pengumpulan Data

a. Tes

Menurut Arikunto (1996: 30) tes yaitu suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat lain, tes ini bersifat lebih resmi penuh dengan batasan-batasan.

b. Wawancara

Wawancara dapat didefinisikan sebagai interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar sekitar pendapat dan keyakinannya.

c. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. Orang yang melakukan observasi disebut pengobservasi (observer) dan pihak yang diobservasi disebut terobservasi (observe).

d. Dokumen

Metode dokumentasi menurut Suharsimi Arikunto (1992: 236) adalah metode penelitian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda, dan sebagainya.

(28)

12

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang terekam dalam catatan lapangan. Analisis refleksi dilakukan peneliti sebagai pijakan untuk menentukan program aksi pada siklus selanjutnyaatau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya.

Analisis dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70 (sesuai KKM yang berlaku di MI Miftakhul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang). Oleh karena itu, setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya apabila telah mencapai KKM atau nilai perolehan

≥ 70. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum mencapai

KKM jika perolehan nilainya ≤ 70. Selanjutnya untuk menentukan akhir perbaikan

melaui siklus-siklus digunakan tolak ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya.

a. Menghitung nilai rata-rata kelas

b. 𝑀 = ∑𝑥 c. Menghitung ketuntasan belajar klasikal

%= 𝔣𝓉

(29)

13 Keterangan

% : Presentase ketuntasan klasikal ft : Frekuensi siswa tuntas KKM

∑ 𝑓 : Jumlah frekuensi seluruhnya (Djamarah, 2000 : 226-227)

Apabila tingkat ketuntasan ≥ 80 % maka ketuntasan belajar klasikal tercapai

(Djamarah, 2011: 180).

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi dari hasil penelitian tindakan kelas yang diajukan dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut:

1. Bagian awal meliputi: halaman judul, nota pembimbing, pengesahan, deklarasi, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar table, daftar gambar, daftar lampiran.

2. Bagian inti meliputi:

a. BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis dan indikator keberhasilan kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

(30)

14

menulis laporan pengamatan, macam-macam media pembelajaran, kriteria pemilihan media, manfaat dari media audiovisual, kelemahan dan kelebihan media audiovisual.

c. BAB III Pelaksanaan penelitian, terdiri dari gambaran diskripsi pelaksanaan pra siklus dan diskripsi pelaksanaan siklus.

d. BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan meliputi diskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan hasil penelitian.

e. BAB V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.

3. Bagian akhir, berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran. BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

(31)

15

Menurut Syah dalam Lilik, Suwardi, Muna (2009: 17) belajar adalah tahapan perubahan tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Menurut Susanto (2013: 5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindakguru, suatu pencapaian tujuan pengajaran (Dimyati dan Mudjiono, 2009 :3-4).

Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda (Hamzah Uno, 2008: 16).

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar mengajar mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar dapat diketahui dengan melakukan penilaian-penilaian tertentu yang menunjukkan sejauh mana kriteria-kriteria penilaian telah tercapai. Penilaian ini dilakukan dengan memberikan tes.

(32)

16

Dari pengertian evaluasi kita dapat mengetahui bahwa evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran hasil belajar. Berdasarkan pengertian evaluasi hasil belajar kita dapat menengarai tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol. Apabila tujuan utama kegiatan evaluasi belajar ini sudah terealisasi, maka hasilnya dapat difungsikan dam ditujukan untuk berbagai keperluan (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 200).

Penilaian hasil belajar mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umumnya yaitu untuk dapat memperbaiki proses-proses pembelajaran, dan juga sebagai bahan yang digunakan untuk penyusunan laporan kemajuan belajar para siswa. Adapun tujuan khusus dari penilaian hasil belajar ini adalah untuk dapat mengetahui kemajuan dari proses hasil belajar siswa.

Selain itu, penilaian dari hasil belajar juga bertujuan untuk mendiagnosis bagaimana kesulitan belajar yang dialami oleh para siswa, untuk dapat memberikan umpan balik atau sebagai perbaikan dari proses belajar mengajar, dan juga sebagai penentu kenaikan kelas.

c. Macam-macam Hasil Belajar

(33)

17 1) Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013: 6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia dibaca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.

Menurut James G. Womack dalam Susanto (2013: 8), konsep didefinisikan sebagai kata atau ungkapan yang berhubungan dengan sesuatu yang menonjol, sifat yang melekat. Pemahaman dan penggunaan konsep yang tepat bergantung pada penguasaan sifat yang melekat tadi, oengertian umum kata yang bersangkutan.

Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk. Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun tertulis. Dalam pembelajaran di SD umumnya tes diselenggarakan dalam berbagai bentuk ulangan, baik ulangan harian, ulangan semester, maupun ulangan umun.

(34)

18

Ussman dan Setiawati dalam Susanto (2013: 9) mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemamppuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.

Indrawati dalam Susanto (2013: 9-10) menyebutkan ada enam aspek keterampilan proses, yang meliputi: observasi, klasifikasi, pengukuran, mengomunisasikan, memberikan penjelasan atau interprestasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan eksperimen.

3) Sikap

Menurut Sardiman dalam Susanto (2013: 11) sikap merupakam kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.

Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep. Dalam pemahaman konsep, maka domain yang sangat berperan adalah domain kognitif.

(35)

19

Ada beberapa perilaku yang muncul bukan karena proses belajar, yakni: pertama, gerakan reflex yaitu gerakan yang dipicu sistem syaraf yang bekerja secara spontan untuk mengadaptasi lingkungan baru. Misalnya, mata kita tanpa dikomando mengerjap saat ada benda asing masuk. Kedua, instink adalah perilaku yang kompleks yang diperoleh secara genetik. Misalnya perilaku bertahan hidup, membangun sarang (rumah), reproduksi, dan seterusnya. Perilaku-perilaku itu secara alamiah dimiliki individu tanpa harus dipelajari.

Dalam uraian definisi belajar telah dijelaskan bahwa cirri belajar itu adanya perubahan dalam diri individu. Syah dalam Lilik, Suwardi, Muna (2009: 20-21) menyatakan bahwa wujud hasil belajar dapat dilihat adanya Sembilan wujud perubahan, yaitu:

1) Kebiasaan

Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang tidak diperlukan. Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang akan berperilaku positif yang relatif menatap dan otomatis.

2) Keterampilan

(36)

20

Pengamatan dapat diartikan proses menerima, menafsirkan dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indra, terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan menghasilkan pengamatan yang objektif dan benar.

4) Berpikir asosiatif dan daya ingat

Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu berpikir asosiatif dan meningkatkan daya ingat. Berfikir asosiatif maksudnya berfikir untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya. Orang yang belajar akan mudah melakukan berfikir asosiatif tersebut. Selaun itu, orang belajar akan memiliki daya ingat yang lebih baik.

5) Berpikir rasional dan kritis

Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berfikir rasional dan kritis. Berfikir rasional berarti mampu menggunakan logika untuk menentukan sebab-akibat, menganalisis, menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu.

6) Sikap

Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk mereaksi terhadap suatu hal. Hasil belajar akan ditandai muncul kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam menghadapi suatu objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.

7) Inhibisi

(37)

21

memilih dan melakukan tindakan lain yang lebih baik. Hasil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu dalam melakukan sesuatu secara baik. 8) Apresiasi

Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk menilai dan menghargai terhadap suatu objek tertentu.

9) Tingkah laku efektif

Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang efektif. Tingkah laku efektif ini dapat dilihat sebagai wujud dari hasil belajar. Maksudnya, seseorang dikatakan berhasil belajar jika orang tersebut memiliki tingkah laku yang efektif, yaitu tingkah laku yang memiliki manfaat.

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut wasliman dalam Susanto (2013: 12) hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik factor internal maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:

1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

(38)

22

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari yang kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sesehari-hari-sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.

Selanjutnya, dikemukakan oleh Wasliman dalam Susanto (2013: 13) bahwa sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajaran di sekolah, maka semakin tinggi pula hasil belajar siswa.

(39)

23 2. Bahasa Indonesia

a. Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU No.24/2009, bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 2). Menurut Sri Wintala (2015: 5) bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan, kebangsaan, dan negara. Ditetapkan sebagai bahasa persatuan, karena Bahasa Indonesia dapat dijadikan alat perekat kesatuan seluruh warga Indonesia yang cenderung menggunakan berbagai bahasa ibu (bahasa daerah).

b. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia

Pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar kurikulum 2004 secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut, di sekolah di sekolah dasar memiliki standar kompetensi. Masing-masing standar kompetensi dari keempat kompetensi dasar tersebut sebagai berikut (Depdiknas dalam Muslich 2012:116-117):

1) Mendengarkan 2) Berbicara 3) Membaca 4) Menulis

(40)

24

Bagi masyarakat yang tinggal di daerah perkampungan terpencil dan jauh dari sentuhan pendidikan formal cenderung menggunakan bahasa ibu (bahasa daerah). Bahkan sebagian besar dari masyarakat itu tidak bisa berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia. Dikarenakan mereka tidak pernah mengenyam pendidikan formal Bahasa Indonesia di sekolah. Mereka juga tidak pernah bergaul dengan orang-orang dari kota besar yang lebih suka menggunakan Bahasa Indonesia ketimbang bahasa ibu.

Bahasa Indonesia hampir tidak pernah digunakan sebagai bahasa komunikasi di lingkup masyarakat internal. padahal, Bahasa Indonesia seharusnya dipelajari oleh setiap warga Indonesia baik melalui pendidikan formal maupun informal. Hal ini dikarenakan Bahasa Indonesia memiliki banyak manfaat, antara lain (Achmad, 2015: 17-19):

1) Sebagai Media Berkomunikasi

Seorang dari pengguna bahasa ibu (daerah) yang satu dapat berbahasa Indonesia dengan baik akan dapat berkomunikasi dengan pengguna bahasa ibu lainnya, missal: orang Jawa dengan orang Bali, orang Kalimantan dengan orang Sulawesi, orang Sumatera dengan orang Ambon. Dari sini dapat disimpulkan bahwa Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi antar warga Indonesia yang tinggal di berbagai pulau dengan menggunakan bahasa ibu yang berbeda-beda.

(41)

25

Dengan menguasai bahasa Indonesia secara lisan atau tertulis, seorang akan dapat mempelajari ilmu pengetahuan baik yang disampaikan oleh para guru (dosen) maupun buku-buku yang menggunakan Bahasa Indonesia. Dari sini dapat dikatakan, bahwa Bahasa Indonesia merupakan jembatan bagi seseorang yang ingin mendapatkan ilmu pengetahuan. Di samping itu, orang tersebut akan mudah mendapatkan informasi (berita) di media massa atau media sosial yang ditullis dengan menggunakan Bahasa Indonesia.

3) Sebagai Media Penyampaian Ide Kreatif

Seorang yang menguasai Bahasa Indonesia secara tertulis, akan berpeluang menjadi sastrawan atau penulis yang menyampaikan ide kreatifnya melalui karya tulis baik fiksi maupun non fiksi. Tentu saja, Bahasa Indonesia yang ia gunakan adalah bahasa baku, dan benar menurut EYD. Dengan demikian, penguasaan terhadap EYD merupakan tuntutan bagi sastrawan dan penulis.

4) Sebagai Modal Utama dalam Penyuntingan Naskah

Seorang editor yang bekerja di sebuah kantor penerbitan atau media massa harus menguasai Bahasa Indonesia secara tekstual. Tanpa menguasai Bahasa Indonesia dengan baik, seorang editor bukannya menyempurnakan naskah, melainkan merusak naskah tersebut melalui kerja editing-nya. 5) Sebagai Bahasa Nasional, Persatuan, dan Negara

(42)

26

Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan. Di samping itu, Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Bahasa yang mencitrakan kepribadian dan kebudayaan negara Indonesia di mata dunia internasional.

d. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Menurut Sri Wintala (2015:20-21) pembelajaran bahasa Indonesia di lingkup dunia akademik khususnya dan masyarakat pada umumnya memiliki beberapa tujuan, antara lain:

1) Mendidik anak didik dan masyarakat agar dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia secara efektif, efisien, baik, dan benar sesuai etika dan kesopanan.

2) Supaya anak didik dan masyarakat semakin dapat menghargai serta merasa bangga terhadap bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa.

3) Supaya anak didik dan masyarakat bisa memahami bahasa Indonesia dan mampu menggunakannya secara tepat.

4) Supaya anak didik dan masyarakat bisa menggunakan bahasa Indonesia guna semakin meningkatkan kemampuanya.

5) Supaya anak didik dan masyarakat mampu membaca yang merupakan syarat mutlak di dalam memperluas wawasan serta memperhalus budu pekerti. 6) Supaya anak didik dan masyarakat bisa mampu menghayati karya sastra

(43)

27

7) Supaya anak didik dan masyarakat bisa menyampaikan gagasannya ke dalam karya tulis baik fiksi maupun non fiksi.

3. Menulis Laporan Pengamatan a. Menulis Laporan Pengamatan

Menulis merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan oleh setiap orang. Menulis membutuhkan keterampilan khusus yang harus dipelajari dan senantiasa dilatih. Menurut Tarigan dalam Susanto (2013:245) menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis harus terampil memanfaatnkan struktur bahasa dan kosakata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.

Sedangkan dalam pengajaran menulis sendiri, baik di sekolah dasar maupun di jenjang yang lebih tinggi pada hakikatnya merupakan pengajaran yang aktif produktif, yaitu menghasilkan (menghasilkan pesan), yang hasilnya nanti berupa tulisan (Zuchdi dalam Muslich 2012: 119).

b. Manfaat Menulis

(44)

28

1) Menulis membantu kita menentukan kembali apa yang pernah kita ketahui. Misalnya mengenai suatu topik, merangsang pemikiran kita mengenai topik tersebut dalam membantu kita membangkitkan pengetahuan dari pengalaman masa lalu.

2) Menulis menghasilkan ide-ide baru. Tindakan menulis merangsang pikiran kita untuk mengadakan hubungan, mencapai pertalian dan menarik persamaan (analogi) antara ide-ide yang tidak pernah akan terjadi, seandainya kita tidak menulis.

3) Menulis membantu kita mengorganisasikan pikiran dan menempatkannya dalam suatu wacana yang berdiri sendiri.

4) Menulis membuat pikiran seseorang siap untuk dibaca dan dievaluasi. 5) Menulis membantu kita menyerap dan menguasai informasi baru. Kita akan

dapat menyimpannya lebih lama, jika kita menuangkannya dalam bentuk tulisan.

6) Menulis membantu kita memecahkan masalah dengan jalan memperjelas unsur-unsurnya dan menempatkannya dalam suatu konteks visual, sehingga dapat diuji.

Sementara Akhdiah dalam Susanto (2013: 255-256) mengemukakan beberapa manfaat dari menulis, sebagai berikut:

1) Lebih mengenali kemampuan dan potensi diri dan mengetahui sampai di mana pengetahuan kita tentang suatu topik.

(45)

29

3) Lebih banyak menyerap, mencari serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis.

4) Mengomunikasikan gagasan secara sistematis dan mengungkapkannya secara tersurat.

5) Dapat menilai diri kita secara objektif.

6) Dapat memecahkan permasalahan yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang konkret.

7) Mendorong kita belajar lebih aktif, kita menjadi penemu, serta pemecah masalah.

8) Membiasakan berpikir tertib. c. Tujuan Pengajaran Menulis

Secara umum tujuan pengajaran menulis sesuai dengan kurikulum 2004 pada pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut (Depdiknas dalam Muslich 2012;122):

1) Mampu mengungkapkan ide, gagasan, atau pemikiran dalam bentuk tulisan. 2) Siswa dapat memahami materi dari berbagai segi, bentuk, makna, dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan dan keadaan, baik secara tersurat maupun tersirat dengan bentuk tulisan.

(46)

30

teks dan mamppu menjelaskan isinya, serta mampu merespons isi bacaan dengan kata-katanya sendiri.

4) Siswa dapat mengingat materi dan memudahkan dalam mempelajarinya untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan.

4. Media Pembelajaran

a. Pengertian media pembelajaran

Menurut Arsyad (2011:3) kata media berasal dari bahasa latin medius yang

secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Gerlach & Ely

dalam Azhar (2011: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

(47)

31

sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar (Answari dan Usman, 2002: 11).

b. Ciri-ciri media pendidikan

Gerlach & Ely dalam Arsyad (2011: 12-14) mengemukakan tiga cirri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (kurang efisien) melakukannya.

1) Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan mengkonstruksi atau peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah dapat direproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan. Dengan cirri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu wajtu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

(48)

32

keperluan pembelajaran. Prosedur laboratoriumyang rumit dapat direkam dan diatur untuk kemudian direproduksi beberapa kali pun pada saat diperlukan. Demikian pula kegiatan siswa dapat direkam untuk kemudian dianalisis dan dikritik oleh siswa sejawat baik secara perorangan maupun secara kelompok.

2) Ciri Manipulatif (Manipulatif Property)

(49)

33

akan terjadi pula kesalahpahaman penafsiran yang tentu saja akan membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka kea rah yang diinginkan.

Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu. Proses penanaman dan panen gandum, pengolahan gandum menjadi tepung, dan penggunaan tepung untuk membuat roti dapat dipersingkat waktunya dalam suatu urutan rekaman video atau film yang mampu menyajikan informasi yang cukup bagi siswa untuk mengetahui asal-usul proses dari penanaman bahan baku tepung hingga menjadi roti.

3) Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengamalan yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman video, audio, disket computer dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.

(50)

34 d. Kriteria Pemilihan Media

Menurut Asnawir dan Usman (2002: 15-16) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain; tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa/mahasiswa, ketersediaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), mutu teknis dan biaya. Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain:

1) Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini merupakan komponen yang utama yang harus diperhatikan dalam memilih media. Dalam penetapan media harus jelas dan operasional, spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku (behavior).

2) Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa.

3) Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak, faktor umur, intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam memilih media pengajaran.

(51)

35

digunakan di kelas akan tetapi di sekolah tersebut tidak tersedia media atau peralatan yang diperlukan, sedangkan untuk mendesain atau merancang suatu media yang dikehendaki tersebut tidak mungkin dilakukan oleh guru. 5) Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan

disampaikan kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna, dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.

6) Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai. Pemanfaatan media yang sederhana mungkin lebih menguntungkan daripada menggunakan media yang canggih (teknologi tinggi) bilamana hasil yang dicapai tidak sebanding dengan dana yang dikeluarkan.

e. Klasifikasi media pembelajaran

Rudi Bretz dalam Asnawir dan Usman (2002: 27) mengklasifikasikan cirri utama media pada tiga unsure pokok yaitu suara, visual dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan lagi pada tiga bentuk, yaitu gambar visual, garis (linergraphic) dan symbol. Di samping itu dia juga membedakan media siar dan media rekam, sehingga terdapat 8 klasifikasi media:

(52)

36 6) Media audio, dan

7) Media cetak.

Omar Hamalik dalam Asnawir dan Usman (2002: 29) ada 4 klasifikasi media pengajaran, yaitu:

1) Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, transparasi, micro projection, papan tulis, bulletin board, chart, gambar-gambar, ilustrasi, grafik, poster, peta, dan globe.

2) Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar misalnya; phonograph record, transkripsi elektris, radio, dan rekaman pada tape recorder.

3) Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar, misalnya film dan televise, benda-benda tiga dimensi yang biasanya dipertunjukkan, misalnya; model, spicemens, bak pasir, peta electris, koleksi diorama.

4) Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagainya.

5. Media audio-visual

a. Pengertian media audio-visual

(53)

37 b. jenis-jenis media audio-visual

1) Media Film

Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa dikenal di dunia para sineas sebagai seluloid. Pengertian secara harfiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya.Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus yang biasa kita sebut dengan kamera. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figure palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Film merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indra, penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti atau tema sebuah cerita yang banyakmengungkapkan realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat di mana film itu sendiri tumbuh.

(54)

38

dipertunjukkan dan/ atau ditayangkan dengan system proyeksi mekanik, elektronik, dan/ atau lainnya.

Singkatnya film diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid.

2) Video

Seperti halnya media film, media video juga mampu menampilkan gambar bergerak (gambar hidup) dengan disertai suara. Secara empiris, kata video berasal dari sebuah singkatan yang dalam bahasa inggris yaitu visual dan audio. Ada juga pendapat yang mengatakan video sebenarnya berasal dari bahasa latin, video-vidi-visum yang artinya melihat (mempunyai daya penglihatan) dapat melihat.

(55)

39

didengarkan. Adapun diantara perbedaannya dalam konteks pembahasan ini adalah media film memiliki alur cerita baik yang bersifat non fiksi atau fiksi, kalau video tidak memiliki alur cerita.

J.E Kemp dalam Sukiman (2012 :188) mengatakan bahwa video dapat menyajikan informasi, menggambarkan suatu proses dan tepat mengajarkan keterampilan, menyingkat dan mengembangkan waktu serta dapat mempengaruhi sikap. Hal ini dapat dipengaruhi oleh ketertarikan minat, di mana tayangan yang ditampilkan oleh media video dapat menarik gairah rangsang (stimulus) seseorang untuk menyimak lebih dalam.

3) Televisi (TV)

Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata “televisi” merupakan gabungan dari kata tele (jauh) dari bahasa Yunani dan visio (penglihatan) dari bahasa Latin, sehingga televise dapat diartikan sebagai

“alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/

penglihatan”. Televisi adalah system elektronik yang mengirimkan

(56)

40 B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

Tri Atmojo, skripsi berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Menulis Laporan Pengamatan Melalui Pendekatan Kontekstual pada siswa Kelas V SD Negeri

Jatingarang 03 Bodeh Pemalang”. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri semarang Tahun 2012. Dari penelitian ini diketahui bahwa pada siklus I angka ketuntasan siswa mencapai 69,23% (18 siswa) dan pada siklus II angka ketuntasan siswa meningkat menjadi 92,30% (24 siswa). Penggunaan pendekatan kontekstual yang diterapkan oleh peneliti menjadikan pembelajaran lebih nyata dan menyenangkan. Persiapan yang dilakukan peneliti juga dipersiapkan secara baik dan matang seperti halnya RPP, silabus, media dan lain-lain karena dengan persiapan yang matang akan membantu peneliti dalam mencapai sasaran dan hasil belajar yang maksimal.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tri Atmojo mahasiswa Universitas Negeri Semarang Tahun 2012 yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah mengenai materi yang dibahas dalam penelitian tersebut. Materi menulis laporan pengamatan harus disajikan dengan media dan metode yang sesuai, sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan berkenan.

(57)
(58)

42 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian

a. Data Umum Madrasah

NSM : 111233220073

NPSN : 660712900

Nama Madrasah : MI Ma’arif Miftahul Huda Waktu Belajar : Pagi

NPWP : Swasta

b. Alamat Madrasah

Jalan : Kauman Rt. 03 Rw. 01 Provinsi : Jawa Tengah

Kabupaten/ Kota : Semarang Desa/ Kelurahan : Tuntang

Kode Pos : 50733

c. Website dan Email madrasah

Wibsite : -

Email : mi.mifta@yahoo.com d. Dokumen Perijinan & Akreditasi Madrasah

(59)

43 Status Akreditasi : A

No. SK Akreditasi : 138/BAP-SM/X/2014 Tanggal SK Akreditasi : 20/10/2014

Tanggal Berakhir Akreditasi : 20/10/2019

e. Kelompok Kerja Madrasah (KKM), Komite Madrasah & Asrama Siswa Status dalam KKM : Anggota

Jumlah Anggota KKM : 9 Madrasah f. Data Kepala Sekolah

Nama Lengkap dan Gelar : Misbakhul Munir, S. Pd.I Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Kepegawaian : PNS

NIP : 197402142005011003

Pendidikan Terakhir : SI

Status Sertifikasi : Sudah Sertifikasi

Nomor HP : 081575282034

g. Kegiatan Belajar Mengajar dan Ekstrakulikuler Kurikulum yang digunakan : KTSP 2006 Buku Penunjang Pembelajaran

Buku Teks Siswa : Kurang lengkap Buku Teks Guru : Lengkap

Buku Referensi Lainnya : kurang lengkap

(60)

44

Subjek penelitian yang diambil adalah siswa kelas V MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 20 siswa dengan keterangan 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Berikut nama siswa kelas V MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. C. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dirancang dan dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 27 April 2017 hingga 24 Mei 2017. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 20 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

D. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Pra Siklus

(61)

45 2. Siklus I

Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 6 Mei 2017. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester, mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V semester II, Kompetensi menulis laporan hasil pengamatan dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar.

Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilakukan dalam 4 (empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting), observasi dan interprestasi (observing), dan refleksi (reflecsing), secara garis besar pelaksanaan dapat didiskripsikan sebagai berikut:

a. Perencanaan (planning)

Pada tahap perencanaan ini peneliti berdiskusi dengan guru untuk merencanakan tindakan penelitian. Peneliti juga mempersiapkan materi yang diajarkan kepada siswa. Adapun langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai berikut:

1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu menulis laporan hasil pengamatan.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.

(62)

46

Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah didesain, antara lain:

1) Kegiatan awal (5 menit), antara lain: Apresepsi

(a) Guru mengucapkan salam dan berdo’a bersama.

(b) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

(c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan garis besar kegiatan pembelajaran hari ini.

2) Kegiatan inti (55 menit)

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

(a) Melakukan tanya jawab tentang tempat-tempat yang pernah dikunjungi siswa.

(b) Guru menjelaskan tentang pengertian laporan pengamatan.

(c) Siswa menggali info melalui buku pelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis laporan hasil pengamatan.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

(63)

47

(b) Guru meminta siswa memperhatikan sebuah video yang akan digunakan sebagai bahan penulisan laporan pengamatan.

(c) Siswa diminta untuk berdiskusi dengan kelompoknya kemudian membuat laporan pengamatan berdasarkan video yang telah diamati.

Konfirmasi

Dalam kegiatan komunikasi, guru:

(a) Siswa diminta maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil laporannya.

(b) Teman yang lain memberikan masukan untuk perbaikan laporan.

(c) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman, memberikan penguatan dan kesimpulan.

3) Kegiatan penutup (5 menit) Dalam kegiatan penutup, guru: (a) Menyimpulkan isi dari materi.

(b) Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran hari ini. (c) Guru menutup pelajaran dengan do’a dan salam.

c. Observasi dan interprestasi (observing)

(64)

48

Beberapa aspek yang diamati yakni aspek yang mencakup keterampilan guru dalam mengajar, meliputi:

1) Membuka pelajaran.

2) Mempersiapkan LCD dan laptop yang digunakan untuk memperlihatkan video kepada siswa.

3) Meminta siswa untuk mengamati tayangan video.

4) Membimbing siswa dalam menulis laporan hasil pengamatan. 5) Mengajak siswa mendiskusikan hasil laporan pengamatan. 6) Mengevaluasi hasil laporan pengamatan.

7) Menutup pelajaran.

Selama proses pengamatan berlangsung, guru mampu melaksanakan pembelajaran dengan cukup baik dan siswa terlihat bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

d. Refleksi (reflecting)

Hasil yang didapatkan dari pelaksanaan tindakan penelitian dan observasi, peneliti kemudian melakukan analisis dan refleksi. Refleksi ini bertujuan untuk menemukan kekurangan dalam perencanaan dan pelaksanaan tindakan untuk kemudian diperbaiki pada siklus selanjutnya.

(65)

49

1) Siswa mengalami kesulitan dalam penulisan, ejaan, pemilihan kata serta tata cara penulisan kalimat yang benar. Sehingga siswa perlu untuk diberikan tambahan pengetahuan tentang Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

2) Siswa masih banyak yang bertanya bagaimana cara menulis laporan hasil pengamatan, sebaiknya guru menjelaskan lebih jelas lagi tentang sistematika penulisan laporan pengamatan.

3) Siswa kurang tertarik dengan kegiatan menulis laporan pengamatan, untuk menarik minat dan perhatian siswa, maka guru perlu memberikan motivasi kepada siswa.

4) Perlu adanya tambahan metode agar dapat lebih menarik perhatian siswa. Pada siklus I peneliti masih menganggap jika proses pembelajaran masih sama dengan yang dilakukan guru sebelumnya, yakni hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Guru masih kurang memaksimalkan penggunaan media audio visual yang berupa video, serta kurang dalam membimbing siswa dalam menyusun kerangka laporan pengamatan.

Dalam siklus selanjutnya diharapkan guru sudah mampu menggunakan media audio visual yang berupa video dalam proses pembelajaran, serta lebih mampu membimbing siswa dalam menyusun kerangka laporan pengamatan agar hasil belajar siswa dapat meningkat.

3. Siklus II

(66)

50

pelajaran Bahasa Indonesia kelas V semester II, kompetensi menulis laporan hasil pengamatan dengan bahasa yang baik dan benar serta memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca.

Pelaksanaan tindakan siklus II ini dilakukan dalam 4 (empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting), observasi dan interprestasi (observing), dan refleksi (reflecsing), secara garis besar pelaksanaan dapat didiskripsikan sebagai berikut:

a. Perencanaan (planning)

Tahap perencanaan pada siklus II ini mengacu pada hasil refleksi siklus I. Kekurangan yang terjadi pada siklus I diperbaiki dalam siklus II ini. Rancangan kegiatan pada siklus II ini meliputi:

1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu menulis laporan hasil pengamatan.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.

3) Mempersiapkan media pembelajaran audio visual berupa video.

4) Menyiapkan lembar observasi/ pengamatan untuk guru guna mengetahui perubahan dan pengembangan.

(67)

51

Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah didesain, antara lain:

1) Kegiatan awal (5 menit), antara lain: Apresepsi

(a) Guru mengucapkan salam dan berdo’a bersama.

(b) Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

(c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan garis besar kegiatan pembelajaran hari ini.

2) Kegiatan inti (55 menit)

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

(a) Melakukan tanya jawab tentang tempat-tempat yang pernah dikunjungi siswa.

(b) Guru menjelaskan tentang pengertian laporan pengamatan.

(c) Guru meminta siswa untuk mendengarkan tentang sistematika penulisan laporan hasil pengamatan.

(d) Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang sistematika penulisan laporan.

Elaborasi

(68)

52

(a) Guru meminta salah satu siswa untuk menjelaskan tentang tempat-tempat yang pernah dikunjungi.

(b) Guru membagi siswa dalam sebuah kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 2 orang.

(c) Guru meminta siswa memperhatikan sebuah video yang akan digunakan sebagai bahan penulisan laporan pengamatan.

(d) Siswa diminta untuk berdiskusi dengan kelompoknya kemudian membuat laporan pengamatan berdasarkan video yang telah diamati. (e) Guru aktif dalam pengawasan dan bimbingan dalam proses diskusi

kelompok.

Konfirmasi

Dalam kegiatan komunikasi, guru:

(a) Siswa diminta maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil laporannya.

(b) Teman yang lain memberikan masukan untuk perbaikan laporan.

(c) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman, memberikan penguatan dan kesimpulan.

3) Kegiatan penutup (5 menit) Dalam kegiatan penutup, guru: (a) Menyimpulkan isi dari materi.

(b) Siswa melakukan refleksi tentang proses dan hasil belajar. (c) Guru menutup pelajaran dengan do’a dan salam.

(69)

53

Pada tahap ini dilaksanakan observasi/ pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung, antara lain:

1) Menggunakan lembar observasi oleh peneliti untuk mengamati aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

2) Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan media audio visual yang berupa video.

3) Melaksanakan diskusi dengan guru untuk membahas kelemahan atau kekurangan guru saat pembelajaran serta memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

(70)

54 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus 1. Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus)

Penguasaan materi pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis laporan pengamatan siswa kelas V MI Miftahul Huda Tahun Pelajaran 2016/2017 belum optimal. Hal ini dapat diketahui dari hasil observasi prasiklus sebelum dilaksanakan tindakan siklus, nilai rata-rata pembelajaran Bahasa Indonesia masih dibawah KKM yaitu. Dengan kriteria (tidak tuntas) dan (tuntas). Sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh hanya dengan 40% nilai yang tuntas atau sebanyak 8 siswa, 60% nilai yang belum tuntas sebanyak 12 siswa.

Hasil belajar siswa pada pembelajaran prasiklus dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel : 4.1

Hasil Belajar Siswa pada Prasiklus

(71)

55

Berdasarkan data diatas dapat dibuat tabel nilai sebagai berikut: Tabel 4.2

Presentase Nilai Prasiklus

No Kategori Frekuensi Presentase

1 Siswa yang mendapat nilai tuntas 8 40%

2 Siswa yang belum tuntas 12 60%

(72)

56

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas belajarnya, dari 20 siswa yang mendapatkan nilai tuntas ada 8 siswa atau 40% sisanya 12 siswa atau 60% yang masih belum tuntas. Melihat kondisi awal tersebut maka perlu diadakan tindakan perbaikan atau penelitian siklus yaitu penelitian siklus I.

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Selama proses pembelajaran, guru melakukan pengamatan untuk mencatat hal-hal yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Hasil pengamatan aktivitas siswa dan aktivitas guru. Adapun hasil observasi yang dilakukan pengamat terhadap peneliti pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Siklus I Berilah tanda  pada kolom skala nilai !

No Aspek yang di amati Skala Penilaian

1 2 3 4

Kemampuan Membuka Pelajaran

1 Memasuki ruang kelas dan mengucapkan salam 

2 Membuka pelajaran dengan berdo’a 

3 Menanyakan kabar siswa 

4 Mengabsen siswa 

5 Memeriksa kesiapan siswa 

Gambar

Tabel : 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
+6

Referensi

Dokumen terkait

Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi kecap manis di PT Lombok Gandaria yaitu kacang kedelai, gula merah kelapa, garam, air dan rempah – rempah.. Standar mutu bahan baku yang

Dari grafik scatterplot diatas dapat dilihat bahwa titik – titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu serta tersebar di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu

Pemikiran dasar untuk strategi pelaksanaan dan pengembangan agroindustri di daerah dengan membangun kemitraan kerja dan kesepadanan bagi hasil antara petani dan koperasi, perusahaan

Perkembangan jumlah perusahaan industri kecil di Madura khususnya daerah Kabupaten Bangkalan , jumlah tenaga kerja serta nilai produksinya rata-rata meningkat dari

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seba gian besar ibu -ibu m enyusui yang menjadi responden dalam penelitian ini mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dan tidak

Lalu berjalan dengan waktu pemerintah mengeluarkan UU tentang Surat Berharga Syariah Nasional (SBSN) yang dimaksudkan untuk memuluskan jalan dari perkembangan sukuk itu

Melakukan Pembukaan Rekening Bank, Untuk Pembuatan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) yang berfungsi juga sebagai ATM maka Mahasiswa baru diwajibkan untuk membuka rekening di

Permasalahan teknis dari sudut ekonometrika seperti adanya hubungan kointegrasi dan volatilitas yang bersifat asimetrik ternyata tidak membuat efektivitas lindung