• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI PUSKESMAS SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI PUSKESMAS SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN

PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI USIA 6 -12

BULAN DI PUSKESMAS SEYEGAN SLEMAN

YOGYAKARTA

Diajukan Guna Mem enuhi Seb ag ian Syarat Mencap ai Gelar Sarjana Kep erawatan Pad a Prog ram Pend id ikan Ners-Pro g ram Stud i Ilmu

Keperawatan Di Sekolah Tinggi Kesehatan ‟Aisyiyah Yogyakarta

Disusun Ole h :

FEBRIANA PRANANINGRUM NIM : 0502R00 207

PROGRAM PENDIDIKAN NERS-PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ’AISYIYAH

YOGYAKARTA 2009

(2)
(3)

iii Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‟Aisyiyah Yogyakarta.

3. Sarwinanti, APP., S.Kep ,.Ns Selaku p em b imb ing yang telah banyak m encurahkan waktu, tenag a d an p ikirannya untuk m em b eri b im b ing an d an m o tivasi d eng an sab ar, tulus d an ikhlas.

4. d r. Ellyza Sinag a selaku Kep ala Puskesm as Seyeg an yang telah m em b erikan ijin untuk m eng ad akan p enelitian.

5. Bap ak , Ib u, Kakak d an ang g o ta keluarga terimakasih atas d o a yang tid ak p ernah b erhenti, kasihsayang , sem ang at d an nasehat yang senantiasa tulus d ib erikan kep ad a p enulis.

6. Petugas perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan „Asyiyah Yo g yakarta.

7. Sem ua p ihak yang mem b antu d alam p enulisan Skrip si ini yang tid ak d ap at p enulis seb utkan satu p er satu.

Penulis m enyad ari Skrip si m asih jauh d ari kesem p urnaan m eng ing at keterb atasan ilm u p eng etahuan, p eng alam an, serta waktu, sehing g a p enulis m eng harap kan saran d an kritik yang m em b ang un d ari sem ua p ihak untuk leb ih m enyem p urnakan p enelitian ini.

(4)

iv

RESPIRATORY TRACK INFECTION (AUTRI) OF 6-12

MONTHS INFANTS IN SEYEGAN PRIMARY

HEALTH CENTRE SLEMAN

YOGYAKARTA 2009

1

Fe briana Prananing rum

2

, Sarwinanti

3

Abstract

The research was aimed at identifying the relationship between mother‟s level o f kno wled g e and attitud es in exclusive b reast feed ing with the o ccurance o f Acute Up p er Resp irato ry Track Infectio n (AUTRI) o f 6-12 m o nths infants in Seyeg an p rimary health centre,Slem an,Yo g yakarta in 2009. The sam p le are 40 resp o nd ent. The research use co rrelatio n stud y research p lanning, and ob servasio nal survey research d esig n with retro sp ective tim e ap p ro ach. Data are co llected q uestio nna ire and is analyzed using Chi Sq uare. The result sho ws that statistically there is a significant relation between the mother‟s level of knowledge and attitudes in exclusive b reast fee d ing with the o ccurance o f Acute Up p er Resp irato ry Track Infectio n (AUTRI) o f 6-12 m o nths infant with the sig nificance level o f < 0,05.

Keywo rd : Kno wled g e,Attitud e,Exclusive Breast Feed ing ,o ccurance o f AUTRI.

Reference : 1 Al-Qur‟an, 23 books (1998-2008), 3 web sites. Num b er o f p ag es : xiv, 88 p ag es, 17 tab le s, 2 p ictures, 15 ap p end ices.

1

Research title

2

Stud ent o f PPN-PSIK STIKes ,Aisyiyah Yo g yakarta

3

(5)

1

PENDAHULUAN

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyeba b kematian utama bayi baik di negara berkem bang maupun di negara maju. Masih tingginya angka prevalensi kejadian ISPA menunjukkan bahwa keberhasilan upaya kesehatan masih rendah. Banyak faktor yang m em p en garuhi kejadian ISPA antara lain tingkat pengetahuan, perilaku ibu dalam pem berian ASI, status gizi, umur, BBLR, imunisasi dan lingkungan. Pemberian air susu ibu eksklusif kepada bayi selama enam bulan pertam a terbukti menurunkan angka kematian pada anak balita. Selain itu, air susu ibu atau ASI juga m em b eri keuntungan terhadap pertum buhan dan perkem bangan bayi dan terbukti dapat mencegah berbagai penyakit akut

dan menahun. Dari jumlah itu, 40% lebih kematian disebabkan diare dan Infeksi Saluran Pernap asan Akut (ISPA).

Dalam kenyataan hanya 14% ibu di Tanah Air yang mem berikan air susu ibu (ASI) eksklusif kepada bayinya sam pai enam bulan. Rata-rata bayi di Indonesia hanya menerima ASI eksklusif kurang dari 2 bulan. Sebanyak 86% bayi mendapatkan makanan berupa susu formula, makanan padat, atau cam puran antara ASI dan susu formula. Hasil yang dikeluarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) periode 1997-2002 cukup m em prihatinkan. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif menurun dari 7,9% m enjadi 7,8% dan hasil SDKI 2007 menunjukkan penurunan jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif hingga 7,2%. Pada saat yang sama, jumlah bayi di bawah enam bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7% pada 2002 menjadi 27,9% pada 2007. Cakupan ASI eksklusif enam

(6)

pen getahuan yang baik, ibu tahu kap an waktu pem berian ASI yang tepat dan benar. Ketidaktahuan tentang ASI Eksklusif dan cara pem beriannya serta kebiasaan yang m erugikan kesehatan, secara langsung maupun tidak langsung menjadi penyebab masalah gizi kurang dan infeksi pada anak, khususnya pada anak dibawah 2 tahun.

Upaya penanggulangan penyakit ISPA sesung guhnya telah dilakukan sejak tahun 1984, dengan target menurunkan angka kematian balita m enjadi 3 per 1.000 balita dalam tahun 2004. Namun penanggu langan ISPA melalui program Manajemen Terpad u Balita Sakit (MTBS) ini masih m enemui banyak kendala, di antaranya menyangkut sosial budaya masyarakat dimana saat bayi mereka sakit, mereka cenderung tidak segera m em eriksakan bayinya ke Puskesmas atau Rumah Sakit, sehingga bayi terlambat untuk mendapatkan pertolongan m edis. Terkait hal itu, IDAI juga m en gupayakan sosialisasi ASI kepada anggotanya dan masyarakat den gan berbagai strategi antara lain meningkatkan ilmu pen getahuan tentang ASI, m eningkatkan keterampilan dengan mem beri pelatihan manajem en laktasi ba gi petugas kesehatan dan masyarakat di sejumlah rumah sakit pem erintah dan swasta. Strategi lain adalah men ginformasikan tentang ASI m elalui media cetak dan elektronik (Andreas, 2008).

(7)

3

METODE PENELITIAN

Rancangan penelitian kali ini adalah studi korelasi (Correlation Study) m erupakan penelitian atau penelaah hubungan antara dua variable pad a situasi atau sekelom pok subjek (Notoatm o djo, 2005). Desain penelitian m en ggunakan penelitian observasional / survey yaitu penelitian yang dilakukan terhadap seba gian (sam pel) di seluruh obyek yang diteliti (populasi). Penelitian ini pendekatan waktu yang digunakan adalah retrospektif yaitu penelitian yang dimulai den gan mengidentifikasi efek

atau akibat yang terjadi saat ini kemudian ditelusuri factor resiko atau penyebab yang terjadi pada waktu yang lalu (Notoatm odjo, 2002). Variabel be bas adalah tingkat pengetahuan dan perilaku dalam pem berian ASI

eksklusif, dan variable terikat adalah kejadian ISPA, variable pen ggan ggunya adalah status gizi, umur, imunisasi, lingkungan, da n BBLR.

Alat yang digunakan adalah berupa kuesioner yang sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil dari uji validitas dari item pertanyaan tingkat pengetahuan dan perilaku dalam pem berian ASI Eksklusif den gan rumus Product Moment dinyatakan valid dengan r hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,444. Pengujian reliabilitas instrumen pada penelitian ini m en ggunakan program Excel 2003 dan SPSS 13.0 for windows den gan rumus Spearman-Brown dengan taraf signifikan > 0,6. Hasil angka reliabel pada semua pernyataan yang telah dinyatakan reliabel karena diperoleh hasil pada tiap butir pernyataan tingkat pengetahuan dalam pem berian ASI eksklusif dengan nilai 0.871, sehingga hasil perhitungan lebih besar dari nilai koefisien dari Spearman-Brown yaitu 0,6 , maka 11 butir

(8)

tingkat pengetahuan adalah menggunakan skala ordinal, sedangkan hasil angka reliabel dari tiap butir pertanyaan perilaku ibu dalam pem berian ASI eksklusif adalah 0.911, sehingga hasil perhitungan lebih besar dari koefisien dari Spearman-Brown yaitu 0,6, maka 7 butir dari pertanyaan perilaku ibu dalam pem berian ASI eksklusif dinyatakan reliabel dan dapat digunakan.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mem punyai bayi usia 6-12 bulan yang m em eriksakan bayinya di Puskesmas Seyegan. Pasien rata-rata tiap 1 bulan yaitu 30-40 pengunjung dianggap seba gai populasi dalam penelitian ini. Pen gam bilan sam ple dengan cara mengam bil semua po pulasi yang datang tiap bulan/sam ple jenuh. Pengam bilan sam ple dilakukan dengan purposive sampling yaitu pengam bilan sem p el berdasarkan pertimbangan tertentu dari peneliti (Sugiyono, 2006). Sample yang dipilih dengan criteria : Ibu yang mem eriksakan bayinya di Puskesmas Seyegan, Ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan dan Ibu yan g bersedia menjadi responden. Penelitian dilakukan selama 2 minggu (12 Mei – 9 Juni) Pengum pulan data menggunakan kuesioner. Untuk m eto d e pen golahan data meliputi 3 langkah yaitu : penyuntingan (editing), pen gkodean (coding), dan tabulasi (tabulating). Analisa data mengg unakan uji statistik Chi Square. Prosedur kerja dan cara penelitian terdiri dari 3 tahap yaitu tahap persiap an, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

HASIL PENELITIAN

Gambaran umum lokasi penelitian

(9)

5

m eliputi satu Kecamatan Seyegan yang terletak di Kabupaten Sleman ba gian barat. Batas-batas wilayah kecamatan Seyegan adalah seba gai berikut: sebelah utara : Kecamatan Tempel dan Kecamatan Sleman, sebelah timur: Kecamatan Mlati, sebelah selatan: Kecamatan Godean, dan sebelah barat: Kecamatan Minggir. Luas wilayah Kecamatan Seyegan 2.662,99 ha yang terbagi menjadi 5 desa, yaitu Desa Margo dadi, Margoluwih, Margomulyo, Margoa gung, dan desa Margokaton.Penduduk Kecamatan Seyegan berjumlah 42.948 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki 21.072 jiwa dan penduduk perem puan 21.912 jiwa .

Karakteristik Responden

a. Karakteristik Ibu

1 Umur Frekuensi Persentase

(10)

Berdasarkan data diatas didapatkan jumlah ibu paling banyak pad a umur 31-40 tahun (45%) dan yang paling sedikit pada umur < 20 tahun(2,5%). Berdasarkan pendidikan, sebagian besar pendidikan ibu adalah SMA (67,5%) dan responden yang paling sedikit adalah pendidikan SD (2,5%). Untuk pekerjaan, sebagian besar responden bekerja sebagai IRT (62,5%) dan responden yang paling sedikit jumlahnya seba gai petani, wiraswasata dan PNS (2,5%).

b. Karakteristik Bayi

1. Umur Frekuensi Persentase

< 7 Bulan

(11)

7

terbanyak menurut jenis kelamin adalah berjenis kelamin perem puan (52,5%) dan responden dengan jenis kelamin laki-laki (47,5%). Seluruh responden memiliki status kelahiran normal. Berdasarkan status gizi didapat responden paling banyak memiliki status gizi baik (87,5%) dan responden paling sedikit mem punyai status gizi buruk (2,5%). Responde n paling banyak memiliki status gizi yang lengkap (97,5%), dan 1 responde n yang m emiliki status gizi tidak lengkap (2,5%).

Hubungan Antara Peng etahuan den gan Kejadian ISPA pada Bayi Usia

6-12 bulan di Pukesmas Seye gan Sleman Yo gyakarta tahun 2009

Tingkat

(12)

responden(40,0%) dan mengalami kejadian ISPA dan pada tingkat pen getahuan kurang terdapat 1 responden (2,5%) mengalami kejadian ISPA.

Hubungan Antara Perilaku dalam Pemb erian ASI Eksklusif den g an

Kejadian ISPA pada Bayi Usia 6-12 bulan di Pukesmas Seye gan Sleman

Yogyakarta tahun 2009

(13)

9

PEMBAHASAN

Tingkat Pen g etahuan Tentang ASI Eksklusif

Pengetahuan diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui yang berkenaan den gan suatu obyek. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini sudah terjadi setelah seseorang m elakukan pen ginderaan terhada p sesuatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera pen glihatan, penden garan, raba, dan rasa. Seba gian dari pengetahuan ini diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan m erupakan dasar untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatm o djo, 2003).

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 19 responden (47,5%) m em punyai tingkat pengetahuan baik, 18 responden (45,0%) mempunyai tingkat pengetahuan cukup dan 3 responden (7,5%) dengan tingkat pen getahuan kurang. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang pem b erian ASI Eksklusif adalah baik.

Pengetahuan tentang ASI eksklusif merupakan salah satu faktor yang dapat mem pen garuhi pem berian ASI eksklusif. Ibu-ibu muda yang cenderung mengan gg ap rem eh ASI Eksklusif perlu mendapat perhatian lebih. Hal ini sejalan den gan pendapat Roesli (2005), pengalaman dalam upaya meningkatkan pen ggunaan ASI selama 15 tahun menunjukkan bahwa ham batan utama pen getahuan ASI ternyata adalah kurang dimilikinya pengetahuan yang benar tentang ASI oleh ibu. Tingkat pen getahuan tentan g ASI yang dimiliki oleh ibu hanya sebatas wacana dan bersifat kognitif sehing ga tidak menjadi daya gerak dan kesadaran akan pentingnya mem berikan ASI ekslusif kepada bayinya.

(14)

m em b erikan ASI eksklusif. Selain itu ibu akan mem punyai wawasan yan g baik tentan g manfaat, kandungan nutrisi dalam ASI dan akibat yang dapat terjadi apabila ibu tidak mem berikan ASI, hal tersebut dikarenakan ad a nilai yang dipahami oleh ibu tentan g manfaat ASI ekslusif, serta akibat yang akan terjadi bila anaknya tidak diberikan ASI ekslusif, hal tersebutlah yang mendorong dan m enjadi penggerak bagi ibu untuk melakukan suatu prilaku sesuai apa yang m ereka pahami, dalam hal ini adalah penge tahuan ibu tentang ASI ekslusif akan berpen garuh terhadap perilaku.

Perilaku Ibu Dalam Pe mb erian ASI Eksklusif

(15)

11

untuk menyadarkan akan pentingnya ASI eksklusif kepada ibu, maka perlu adanya pemahaman berupa pengetahuan tentan g ASI itu sendiri.

Kejadian ISPA Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Puskesmas Seye gan

Sleman

ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). ISPA adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun

bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik/bakteri, virus maupun riketsia tanpa atau disertai radang parenkim paru (Alsagaff&Mukty, 1995).

Hasil penelitian menunjukkan dari 40 responden terdapat 18 responden (45,0%) tidak mengidap ISPA dan 22 responden (55,0%) m en gidap ISPA. Dapat disimpulkan bahwa di Pukesmas Seyegan pasien pen gidap ISPA masih banyak. Hal ini penting untuk dijadikan perhatian. Tingginya kejadian dipen garuhi oleh faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya ISPA itu sendiri. Faktor tersebut diantaranya adalah pendidikan ibu, pengetahuan ibu, gaya hidup, status gizi, imunisasi, dan lingkungan (Depkes RI, 1992).

(16)

m eliputi: ketidaktahuan perilaku orang tua tentang alergi terhadap debu, kebiasaan mem elihara hewan peliharaan, dan mengkonsunsi beberapa makanan yan g dapat m en gurangi daya tahan tubuh.

Pemenuhan nutrisi pada bayi terutama diperoleh dari ASI, dimana ASI m em punyai kandungan nutrisi yang tidak dapat digantikan dengan susu formula. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa anak yang mem punyai status gizi baik cenderung tidak mengalami ISPA.

Hubungan Antara Tingkat Pen g etahuan Tentang Pemb erian ASI

Eksklusif Den gan Kejadian ISPA Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di

Pukesmas Sayegan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seba gian besar ibu -ibu m enyusui yang menjadi responden dalam penelitian ini mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dan tidak mengalami kejadian ISPA, yaitu sebanyak 14 responden (35,0%), sedangkan ibu yang mem punyai tingkat pen getahuan cukup den gan mengidap ISPA sebanyak 16 responde n (40,0%). Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu berhubungan den gan kejadian ISPA.

Dari hasil analisis dengan uji Chi Square, diperoleh nilai signifikansi

0,000 (p<0,05), nilai

2hitun g sebesar 15,238 dengan nilai

2tab el dengan

d b =2; adalah sebesar 5,591. Dari hasil tersebut diketahui bahwa

2hitun g > 2

tab el (15,238>5,591), sehingga dapat disim pulkan bahwa tingkat

(17)

13

Hasil ini sejalan apa yang dikemukakan oleh Roesli (2005), bahwa faktor yang mem pen garuhi pem berian ASI adalah kurangnya pengetahuan yang benar akan ASI itu sendiri, sehingga para ibu yang m emiliki pen getahuan yang sebatas konditif yang bersifat wacana tidak akan m emiliki motivasi untuk mem berikan ASI secara eksklusif kepada anaknya. Sedangkan ibu yang m emiliki pengetahuan yang benar tentang ASI dan telah menjadi suatu pem ahaman yang mendalam maka akan m enjadi dorongan m otivasi untuk mem prioritaskan ASI bagi anak-anaknya. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Notoatm od jo (2005) yang menyatakan bahwa pengetahuan m erupakan faktor yang mem permudah terjadinya perilaku seseorang.

Hubungan Antara Perilaku Dalam Pemb erian ASI Eksklusif Den g an

Kejadian ISPA Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Pukesmas Sayegan

Sleman Yogyakarta.

Hasil penelitian perilaku pem berian ASI Eksklusif terhadap kejadian ISPA dari 40 responde n terdapat 13 responden (32,5%) dengan perilaku pem berian ASI eksklusif dan tidak mengidap ISPA. Sedang pada tingkat perilaku tidak mem berikan ASI eksklusif dan mengidap ISPA adalah sebanyak 16 responden (40,0%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik perilaku ibu dalam pem b erian ASI Eksklusif maka kejadian ISPA pada bayi usia 6-12 bulan akan semakin kecil.

Dari hasil analisis dengan uji Chi Square, diperoleh nilai signifikansi 0,005 (p<0,05), nilai

2hitung sebesar 8,021 dengan nilai

2tab el untuk dengan

d b =1; adalah sebesar 3,481. Dari hasil tersebut diketahui bahwa

2hitun g > 2

(18)

dalam pem berian ASI eksklusif berhubungan signifikan dengan kejadian ISPA.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang disusun dalam penelitian yaitu ada hubun gan yang bermakna antara tingkat penge tahuan dan perilaku dalam pem b erian ASI Eksklusif dengan kejadian ISPA pad a bayi 6-12 bulan di Pukesmas Seyegan Sleman Yogyakarta tahun 2009. Penelitian ini juga m endukung hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Fardayanti Oktaviani (2008) dengan hasil pe nelitian m enunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pem b erian ASI den gan kejadiam ISPA pada bayi umur 6-12 bulan di Puskesmas Gamping 1 Yogyakarta.

KETERBATASAN PENELITI

Pemilihan desain penelitian yang seharusnya peneliti menggunakan uji regresi untuk mem bandingkan variable mana yang paling berpengaruh antara tingkat pendidikan dan perilaku ibu dalam pem berian ASI eksklusif den gan kejadian ISPA. Subyektivitas pengisian kuesioner tidak dapat dikendalikan oleh peneliti dikarenakan faktor tenaga dari peneliti yan g tidak dapat menunggui satu per satu dari responden untuk m en gisi kuesioner penelitian.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

(19)

15

kategori baik sebesar 18 orang responden (76,3%). Perilaku ibu dalam pem berian ASI Eksklusif di Pukesmas Seyegan seba gian besar tidak m em b erikan ASI Eksklusif sebanyak 21 oran g responden (52,5%). Tingkat kejadian ISPA di Pukesmas Seyegan sebagaian besar mengalami kejadian ISPA sebanyak 22 responden (55,0%).

Berdasarkan uji statistik terdapat hubungan yang signifikan tingkat pen getahuan dalam pem berian ASI Eksklusif dengan keja dian ISPA di

Pukesmas Seyegan. Ditunjukkan dengan nilai

2hitun g >

2tab el

(15,238>5,591) dan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05), dan terdapat hubungan yang signifikan perilaku dalam pem berian ASI Eksklusif den gan

kejadian ISPA di Pukesmas Seyegan. Ditunjukkan dengan

2hitun g >

2tab el

(8,021>3,481) dan nilai signifikansi 0,005 (p<0,05).

Saran

(20)

Jakarta.

Arikunto. S., (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

, (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Dio. (2008). ISPA Penyebab Kematian Balita Nomor Satu. (12 Januari 2004)

dalam http://www.sinarharapan.co.id/berita/0401/12/na504.ht ml,

diakses tanggal 28 oktober 2008.

Krisnatuti, D , (2003), Menyiapkan Makanan Pendamping ASI, Puspa Swara, Jakarta.

Notoatmodjo, S., (2002), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Edisi 2 , Rineka Cipta, Jakarta.

Jakarta.

, (2005), Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

Pilliteri, A., (2002), Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu Dan Anak, EGC, Jakarta.

Potter, P.A., (2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep, Proses, dan Praktik / Edisi 4, EGC, Jakarta.

Purwanti,S. H., (2004), Konsep Penerapan ASI Eksklusif, EGC, Jakarta.

Rasmaliah, http://library.usu.ac.id/download/fkm /fk m -rasmaliah9.pdf,

diperoleh tanggal 16 Desember 2008.

Referensi

Dokumen terkait

The energy balance components were measured above the ground surface of a temperate deciduous forest over an annual cycle using the eddy covariance technique. Over a year, the

Secara berkelompok dan dengan bimbingan fasilitator berdiskusi terkait konsep dan prinsip komunikasi efektif dalam pembelajaran serta kegunaan pengetahuannya

Berdasarkan uraian teori yang telah dipaparkan maka peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian adalah dengan penerapan Strategi Questions Students

EVALUASI KONSUMEN TERHADAP RANCANGAN DESAIN WEBSITE ATHA SHOP BERDASARKAN KRITERIA ‘7C’ WEBSITE

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sastra anak merupakan salah satu karya sastra yang lebih dikhususkan untuk anak-anak dengan bahasa dan

Pemahaman Ibu Nifas Mengenai PP No.. Tanggung Jawab Pemerintah Kota Palembang dalam Implementasi Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif

Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi cenderung membiayai perusahaanya dengan menggunakan modal sendiri dibandingkan dengan menggunakan utang karena tingkat

Hasil pembuktian hipotesis yang ketiga dapat dijelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan ROE (Return On Equity) yaitu besarnya jumlah laba bersih yang dihasilkan dari