Copyright ©2015, Program Studi Linguistik FIB USU, ISSN 1693-4660
DESKRIPSI FONOLOGI DAN LEKSIKON BAHASA CIACIA
La Ino
Universitas Halu Oleo unhalu39@yahoo.co.id
Abstrak
Artikel merupakan hasil penelitian yang membahas deskripsi fonem dan leksikon bahasa Ciacia. Hasil yang ditemukan adalah bahasa Ciacia mempunyai lima buah fonem vokal yaknai /i, e, a, o, u/ yang dapat berdistribusi lengkap dan mempunyai dua puluh empat fonem konsonan yaitu, ß/, b/, c/, d/, /đ/, /ğ/, /g/, /h/, j/, k/, l/, m/, n/, p/, r/, s/, t/, w/. /ng/, /nd/, /nt/, /ngk/ /mb/, /mp. Kedua puluh empat konsonan tersebut hanya dapat berdistrubusi di awal dan di tengah.
PENDAHULUAN
Bahasa Ciacia merupakan salah satu bahasa daerah yang terdapat di Kabupaten Buton, Buton Selatan, dan Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penutur bahasa Ciacia tersebar di enam kecamatan di Kabupaten Buton yaitu Kecamatan Pasarwajo, Kecamatan Sampolawa, Kecamatan Batauga, Kecamatan Batu Atas, dan Kecamatan Lasalimu, satu Kecamatan di Kota Baubau, yaitu Kecamatan Sorawolio, satu kecamatan di Kabupaten Wakatobi, yaitu Kecamatan Binongko (Konisi dalam Hamzah, 2007: 1-2). Penelitian ini berlokasi di Desa Laporo untuk wilayah pedalaman dan desa Wabula karena Desa Laporo untuk wilayah pedalaman dan desa Wabula merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Pasarwajo yang menggunakan bahasa Ciacia. Di samping itu, Desa Wagola merupakan daerah asal peneliti. Penamaan bahasa Ciacia muncul sekitar tahun 1960-an yang diprakarsaai oleh seorang tokoh masyarakat yang bernama Hamzah La Jura, B.A. Istilah ini didasarkan pada fakta bahwa semua dialek bahasa daerah yang termasuk ke dalam wilayah pemakaian Ciacia mmempunyai kata yang sama, yaitu cia „tidak‟ (Abdullah, 1991: 7). Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan istilah kata Ciacia tanpa menggunakan tanda penghubung (-), yang menunjukkan bahwa hanyalah sebuah nama bahasa daerah yang terdapat di Kabupaten Buton yang tersebar di beberapa kecamatan. Penggunaan istilah kata Ciacia tanpa menggunakan tanda penghubung (-), bertujuan agar tidak menimbulkan pemaknaan yang salah terhadap makna kata Ciacia itu sendiri, sebab kalau istilah Ciacia ditulis dengan menggunakan tanda penghubung(-), maka akan bermakna ”tidak-tidak”, sedangkan arti kata ”tidak-tidak” tidak ada/tidak dikenal dalam bahasa Ciacia.
Pasar wajo), bahasa Ciacia dialek Liwungau (sebagian Kecamatan Pasar wajo, sebagian Kecamatan Sampolawa, sebagian Kecamatan Lasalimu.
KAJIAN PUSTAKA DAN TEORI
Fonologi adalah bidang dalam linguistic yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya, (Kridalaksana, 2011: 63). Menurut Muslich (2010: 2) fonologi memandang bunyi-bunyi ujar yang disebut dengan fonetik. Bunyi ujar merupakan unsure bahasa terkecil yang merupakan unsure struktur kata yang dapat membedakan bunyi. Hal seperti ini disebut fonemik. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) dinyatakan bahwa fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.
PEMBAHASAN
Fonem-fonem yang terdapat dalam bahasa Ciacia antara lain vokal dan konsonan. Menurut Muslich (2010: 46) bunyi vokal adalah bunti yang dihasilkan tanpa melibatkan penyempitan atau penutupan pada daerah artikulasi. Bunyi vokal bahasa Ciacia dapat diklasifikasikan atas tiga macam sesuai dengan pengklasiikasian yang dikemukakan oleh Muslich (2010: 56-58). Pertama yaitu pengklasifikasian bunyi vokal berdasarkan tinggi rendahnya lidah, dibagi atas: bunyi tinggi, bunyi sedang, rendah. Kedua pengklasifikasian berdasarkan maju mundurnya lidah, dibagi atas bunyi depan, bunyi pusat, bunyi belakang. Ketiga pengklasifikasian berdasarkan bentuk bibir yang dibagi atas bunyi bulat dan bunyi tidak bulat. Menurut Muslich (2010; 48) bunyi konsonan adalah bunyi yang dihasilkan dengan melibatkan penyempitan atau penutupan pada daerah artikulasi. Dengan perkataan lain bahwa bunyi konsonan apabila diucapkan udara mengalami hambatan.
a. Berdasarkan tinggi rendahnya lidah 1. Bunyi tinggi
Yang termasuk bunyi tinggi adalah /i/ dan /u/ 2. Bunyi sedang
Yang termasuk bunyi sedang /e/ dan /o/ 3. Bunyi rendah
Yang termasuk bunyi rendah adalah /a/ b. Berdasrkan maju mundurnya lidah
1. Bunyi depan
Yang termasuk bunyi depan adalah /i/ dan /e/ 2. Bunyi pusat
Yang termasuk fonem pusat atau tengah /a/ 3. Bunyi belakang
Yang termasuk bunyi belakang adalah /o/ dan /u/ c. Berdasarkan bentuk bibir
1. Bunyi bulat
2. Yang termasuk bunyi bulat adalah /o/ dan /u/ 3. Bunyi tak bulat
Yang termasuk bunyi tak bulat adalah /i/, /e/, a/
Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No 1, Februari 2015
Fonem vocal /i/ Posisi awal
/ina/ [ina] „ibu‟
/isa/ [isa] „ikan‟
/ita/ [ita] „lihat‟ Posisi tengah
Kasiđu (sendok) Piri (piring) Mocinggi (tinggi) Posisi akhir Sala (celana) ma‟a (makan) apa (tikar)
Data di atas menunjukkan bahwa dalam bahasa Ciacia ditemukan fonem /i/. Fonem tersebut dapat direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan vocal depan, atas, dan tinggi. Fonem /i/ dalam bahasa Ciacia dapat berdistribusi langkap, yaitu bias menempati posisi awal kata (inisial), posisi tengah kata (medial), dan posisi akhir kata (final).
fonem /e/ Posisi awal Umbe (iya) Umela (bagus) Ungkaka (anak-anak) Posisi tengah
Kaßea (gila) we‟e (air)
kere (alis) posisi akhir momale (cape) tawe (panci)
mate (meninggal)
Data di atas menunjukkan bahwa dalam bahasa Ciacia ditemukan fonem /e/. Fonem tersebut dapat direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan vocal depan, sedang, tidak tinggi. Fonem /e/ dalam bahasa Ciacia dapat berdistribusi langkap, yaitu bias menempati posisi awal kata (inisial), posisi tengah kata (medial), dan posisi akhir kata (final).
fonem /a/ posisi awal au (anjing)
ala (ambil) aso (jual) posisi tengah indau (saya)
kađese (pisang)
ma‟a (makan) apa (tikar)
Data di atas menunjukkan bahwa dalam bahasa Ciacia ditemukan fonem /a/. Fonem tersebut dapat direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan vocal tengah dan rendah. Fonem /a/ dalam bahasa Ciacia dapat berdistribusi langkap, yaitu bias menempati posisi awal kata (inisial), posisi tengah kata (medial), dan posisi akhir kata (final).
fonem /o/ posisi awal oto (mobil)
olu (awan)
ombe (iya) posisi tengah modindi (dingin) kocu (kentut)
honicu (setan posisi akhir hando (handuk) holeo (matahari) popoto (pageregere)
Data di atas menunjukkan bahwa dalam bahasa Ciacia ditemukan fonem /o/. Fonem tersebut dapat direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan vocal vocal bekang, sedang tidak tinggi. Fonem /o/ dalam bahasa Ciacia dapat berdistribusi langkap, yaitu bias menempati posisi awal kata (inisial), posisi tengah kata (medial), dan posisi akhir kata (final).
fonem /u/ posisi awal umbe (iya)
umela (bagus)
ungkaka (anak-anak) posisi tengah
buburu (bubur) kunde‟e (kelapa)
modindi (dingin) posisi akhir polangu (bantal) boku (buku)
sau (kayu)
Data di atas menunjukkan bahwa dalam bahasa Ciacia ditemukan fonem /u/. Fonem tersebut dapat direalisasikan sebagai bunyi distingtif yang bercirikan vocal vocal tinggi belakang. Fonem /u/ dalam bahasa Ciacia dapat berdistribusi langkap, yaitu bias menempati posisi awal kata (inisial), posisi tengah kata (medial), dan posisi akhir kata (final).
Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No 1, Februari 2015
Berikut bagan vokal dalam bahasa Ciacia
Depan Tengah Belakang
Tinggi i u
Sedang e o
Rendah a
Fonem Konsonan Fonem /p/
Posisi awal
/para‟a/ [para‟a ] „apa‟
/pagara/ [pagara] „pagar‟ posisi tengah
/topa/ [topa] „tampar‟ /topa/ [topa] „empang‟ fonem /b/
posisi awal
/boku/ [boku] „buku‟
/bue/ [bue] „ayun‟
posisi tengah
/kubu/ [kubu] „gemuk‟ /mobuto/ [mobuto] „busuk‟ fonem /ß/
posisi awal
/ßembe/ [ßembe] „kambing‟ /ßaho/ [ßaho] „mandi‟ posisi tengah
/kaβea/ [kaβea ] „orang gila‟ /βiβito/ [βiβito] „kilat‟ fonem /m/
posisi awal
/ma‟a/ [ma‟a] „makan‟
/mina‟a/ [mina‟a] „makanan‟
posisi tengah
/sombaa/ [sombaa] „sujud‟ /sumbali/ [sumbali] „kiri‟ fonem /mb/
posisi awal
/mbololo/ [mbololo] „gong‟ /mbacu/ [mbacu] „batu‟
posisi tengah
/cumba/ [cumba] „tunas‟
/kambabate/ [kambabate] „kupukupu‟
fonem /mp/ posisi awal
mpidho mpidho „kedip‟
mpaga mpaga „miring‟
posisi tengah
kampidho kampidho „kelopak mata‟
fonem /w/ posisi awal wawowawo „atas‟ wawiwawi „babi‟ posisi tengah ewoewo „ombak‟ sawutasawuta „semua‟ fonem /d/
posisi awal daoadaoa „pasar.
dafugha dafugha‟tungku‟ posisi tengah
kadadi kadadi „binatang‟ kadese kadese „pisang‟ fonem /t/
posisi awal
tawuninitawunini „pusat‟ tondutondu „tenggelam‟ posisi tengah
kapotolotikapotoloti „pensil‟ kantekante „kikir‟
fonem /dh/ posisi awal đoeđoe „uang‟ đoriđori „sama‟ posisi tengah sođosođo „panas‟
mođindimođindi „dingin‟ fonem /r/
posisi awal ratorato „sampai‟ rondorondo „malam‟ posisi tengah
rurururu „sumbangan‟ sorosoro „tarik‟ fonem /n/ posisi awal
notade notade‟ berdiri‟ naipie naipie „kapan‟ posisi tengah
suanasuana „kanan‟ pani pani „sayap‟ fonem /nd/ posisi awal ndokendoke „kera‟ ndulu ndulu „licin‟ posisi tengah
tolandotolando „tanjung‟ kundeekundee „kelapa‟ fonem /nt/
posisi awal
Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No 1, Februari 2015
muntemunte „jeruk‟ fonem /r/
posisi awal ratorato „sampai‟ rondorondo „malam‟ posisi tengah sorosoro „tarik‟ goragora „panggil‟ fonem /l/
posisi awal lokoloko „batu‟ lalalala „jalan‟ posisi tengah cikolucikolu „telur‟ sampalusampalu „asam‟ fonem /s/
posisi awal
sina‟asina‟a (nafas) sawasawa (minta) posisi tengah
sosolusosolu (bubur)
kawulusikawulusi (cuci mulut) fonem /c/
posisi awal ciacia (tidak) cukecuke‟e(itu) posisi tengah
para‟acukepara‟acuke (apa itu) koncukoncu (batu besar) fonem /j/
posisi awal
jambatajambata (jembatan) jamanijamani (zaman posisi tengah
βajuβaju (baju)
pajimarapajimara (lampu) fonem /g/
posisi awal
gumbagumba (guci) gunugunu (gunung) posisi tengah
mbagu mbagu „basah‟ pogau pogau „berkata‟ fonem /ng/
posisi awal
ngaeongaeo „orang‟ ngara ngara „bosan‟ posisi tengah
wolangawolanga „belanga‟ langi langi „langit‟
posisi awal ğoo ğoo „daun‟ ğaki ğaki „rakit‟ posisi tengah keğekeğe „alis‟
dafuğadafuğa „tungku‟ fonem/ngk
posisi awal
ngkalangkala „anak‟ ngkawu ngkawu „kusta‟ posisi tengah
pikongkidi pikongkidi „menggigil‟ gongka gongka „belah‟
fonem /k/ posisi awal
kombukombu (keranjang) kađukađu (karung)
posisi tengah cikolucikolu (telur) bukuabukua (rajin) fonem /h/
posisi awal
hamotahamota (kebun) hantahanta (kintal) posisi tengah
mohanemohane (laki-laki) βahoβaho (mandi)
Bahasa cia-cia memiliki dua puluh empat fonem konsonan yaitu, ß/, b/, c/, d/, /đ/, /ğ/, /g/, /h/, j/, k/, l/, m/, n/, p/, r/, s/, t/, w/. /ng/, /nd/, /nt/, /ngk/ /mb/, /mp/
Bagan konsonan dapat digambarkan sebagai berikut.
Articulator dan Daerah Artikulasinya
Sistem bunyi
Bila- Bial
Labio- Dental
Apiko- Dental
Apiko- alveolar
Palatal Dorso- velar
Lari- ngal
Glo-tal B Tb B Tb b Tb B Tb B tb b tb b tb b Tb Hambat
eksplosif
implosif
B p d t g k
ß đ
Geseran s ğ h
Paduan j c
Getar r
Samping -an
l
Nasal m n η
prenasal mb mp nd nt ngk
Semi- vokal
Kajian Linguistik, Tahun Ke-12, No 1, Februari 2015
Bagan distribusi konsonan dalam bahasa Ciacia
no konsonan posisi awal posisi tengah posisi akhir
1. b Boku (buku) Bue (ayun)
Moburu (basah) Mobuto (busuk)
- - - 2 β ßembe (kambing)
ßaho (mandi)
Kaβea (orang gila) βiβito „kilat‟
3 c Cia (tidak) cuke‟e (itu)
para‟acuke (apa itu) koncu (batu besar)
4 d daoa „pasar dafugha‟tungku‟
kadadi „binatang‟ kadese „pisang‟
5 đ (dh) Đoe (uang)
Đori (sama)
Sođo (panas) Mođindi (dingin)
6 g Gumba (guci)
Gunu (gunung)
Jangku (jengot) sanggara (pisang goreng)
7 h Hamota (kebun) Hanta (kintal)
Mohane (laki-laki) Βaho (mandi)
8 ğ (gh) ğoo „daun‟
ğaki „rakit‟ dafukeğğa e „tungku‟„alis‟
9 j Jambata (jembatan) Jamani (zaman)
Βaju (baju) Pajimara (lampu)
10 k Kombu (keranjang) Kađu (karung)
Cikolu (telur) Bukua (rajin)
11 l Loko (batu)
Lala (jalan)
Cikolu (telur) Sampalu (asam)
12 m ma‟a (makan) mina‟a (makanan)
Sombaa (sujud) Sumbali (kiri)
13 n ngi‟i (gigi)
ndoke (monyet)
Suana (kanan) Rundu (guntur)
14 p para‟a (apa)
pagara (pagar)
Topa (tampar) Topa (empang) 15 r Rato (sampai)
Rondo (malam)
Ruru (sumbangan) Soro (tarik)
16 s sina‟a (nafas)
sawa (minta)
17 t Tawunini (pusat) Tondu (tenggelam)
Kapotoloti (pensil) Kante (kikir) 18. w Wawo (atas)
Wawi (babi)
Ewo (ombak) sawuta (semua)
19. ng ngaeo „orang‟
ngara „bosan‟ wolanga „belanga‟
20. nd ndoke „kera‟ tolando „tanjung‟ kundee „kelapa‟
21. nt ntalea „terang‟ munte „jeruk‟
22 ngk ngkala „anak‟
ngkawu „kusta‟ pikongkidi „menggigil‟ 23 mb mbololo „gong‟
mbacu „batu‟ kambabate cumba „kupukupu‟tunas‟
24 mp mpidho „kedip‟ kampidho „kelopak mata‟
sampu „turun‟
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahasa Ciacia merupakan bahasa vokalis. Bahasa ini mempunayi lima buah vokal dan dua puluh empat konsonan. Bunyi-bunyi vokal dapat berdistribusi lengkap sedangkan konsonan hanya dapat berdistribusi di awal dan di akhir.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, et. al. (1988). Struktur Bahasa Cia-Cia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Azhar, Iqbal Nurul. (2011). “Saat-saat Kritis Bahasa Ciacia” dimuat dalam Jurnal Prosodi Vol. 5 No. 2
Chaer, Abdul. (2007). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Konisi, La Yani. (2001). Kontruksi Verba Aktif-Pasif Bahasa Cia Dialek Pedalaman. Kendari: Lembaga Penelitian Universitas Haluoleo.
Muslich, Mansur. (2008). Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara
Sailan, Zalili et. al. (1993). Analisis Kategori Kata Bahasa Cia-Cia (Laporan Hasil Penelitian). Kendari: Unhalu.