Desna Rosyana, 2015
PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING
ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
PEMAHAMAN SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Taman Kota Serang)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Desna Rosyana
1103957
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Desna Rosyana, 2015
PENERAPAN STRATEGI DRTA
(DIRECTED READING
THINKING ACTIVITY)
UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negri Taman Kota Serang)
oleh
DESNA ROSYANA
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
©DESNA ROSYANA 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh di perbanyak seluruhnya atau sebagian
Desna Rosyana, 2015
ABSTRAK
Latar belakang dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang rendah pada pembelajaran membaca pemahaman di kelas V SDN Taman. Hal ini dikarenakan kurangnya pemanfaatan media, dan strategi yang kurang efektif dalam pembelajaran. Selain itu, guru tidak menanyakan prediksi siswa terhadap teks, hanya mengintruksikan siswa membaca tanpa menghubungkan pengetahuan awal yang dimiliki mereka dengan pengetahuan baru yang akan didapatkan sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini diantaranya (1) Mendeskripsikan penerapan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity), (2) Mendeskripsikan seberapa besar kemampuan membaca pemahaman dengan penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity). Adapun yang menjadi subjek pada penelitian ini siswa kelas V SDN Taman Tahun Ajaran 2014/2015 Kota Serang yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 18 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Taggart. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan strategi DRTA dalam pembelajaran membaca pemahaman dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari perolehan nilai rata-rata observasi proses pembelajaran pada siklus I yaitu 2,52 dan siklus II menjadi 3,04. Sedangkan perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada tahap pra siklus 54,83, siklus I yaitu 64,33 dan siklus II menjadi 70,33. Maka, peneliti menyimpulkan penerapan strategi DRTA dalam pembelajaran membaca pemahaman dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.
Desna Rosyana, 2015
ABSTRACT
The background of this study is the low student learning outcomes in learning reading comprehension in class V SDN Taman. This is due to lack of utilization of the media, and the strategies that are less effective in learning. In addition, the teacher did not ask the students to the text prediction, just instruct students to read without prior knowledge possessed connect them with new knowledge that will be obtained so that students are less active in the learning process. The purpose of this study include (1) Describe the application of learning in reading comprehension by using a strategy DRTA (Directed Reading Thinking Activity), (2) Describe how big the reading comprehension with the implementation of the strategy DRTA (Directed Reading Thinking Activity). The subject of this research grade students of SDN Parks School Year 2014/2015 Serang totaling 30 students, consisting of 18 men and 12 women. The method used is classroom action research models Kemmis and Mc.Taggart. Data collection techniques used include observation and tests. The results showed that the application of learning strategies in reading comprehension DRTA can increase the activity and student learning outcomes. This is evident from the acquisition of the average value of observation learning process in the first cycle and the second cycle is 2.52 to 3.04. Meanwhile, the average acquisition value of student learning outcomes at this stage of the cycle pre 54.83, 64.33 and the first cycle that the second cycle into 70.33. Thus, the researchers concluded the application of learning strategies in reading comprehension DRTA can increase the activity of learning and student learning outcomes.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ... i
ABSTRAK ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
E. Struktur Organisasi ... 4
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. Kajian Teori ... 6
B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 16
C. Hipotesis ... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 19
A. Desain Penelitian ... 19
B. Partisipan dan Tempat Penelitian... 24
C. Pengumpulan Data ... 24
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29
A. Temuan Penelitian ... 29
B. Pembahasan ... 51
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 55
A. Simpulan ... 56
B. Rekomendasi ... 56
DAFTAR TABEL
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 16
3.1 Pedoman Observasi Proses Pembelajaran ... 25
3.2 Kisi-Kisi Soal Tes ... 27
4.1 Hasil Tes Pra Siklus ... 31
4.2 Hasil Observasi Siklus I ... 35
4.3 Hasil Tes Siklus I ... 37
4.4 Hasil Observasi Siklus II ... 42
4.5 Hasil Tes Siklus II ... 44
4.6 Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan II ... 47
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Pembimbing
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian
Lampiran 3 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Siklus (RPP) I
Lampiran 5 Teks Wacana Siklus I
Lampiran 6 Evaluasi Siklus I
Lampiran 7 Hasil Tes Siklus I
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan (RPP) Siklus II
Lampiran 9 Teks Wacana Siklus II
Lampiran 10 Evaluasi Siklus II
Lampiran 11 Hasil Tes Siklus II
Lampiran 12 Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Keterampilan berbahasa merupakan hal penting yang perlu
dikuasai seseorang.Kegiatan berbahasa memiliki peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari.Selain itu kegiatan berbahasa memiliki peran
penting dalam kegiatan belajar mengajar karena kegiatan berbahasa
sebagai pengantar dalam menguasai materi yang diajarkan.
Keterampilan berbahasa di sekolah dasar mencakup empat aspek
diantaranya membaca, menulis, menyimak dan berbicara.Keterampilan
berbahasa saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.Seperti,
keterampilan membaca berkaitan dengan keterampilan menulis.Kerena
sebelum keterampilan menulis dikuasai, maka keterampilan membaca
harus dikuasai terlebih dahulu oleh seorang individu.
Membaca adalah aktivitas untuk memahami dan mendapatkan
informasi dari bahan yang dibaca.Namun pada kenyataannya terkadang
kita sulit memahami bahan yang dibaca.Hal ini disebabkan oleh berbagai
faktor.Faktor tersebut dianataranya tidak menggunakan strategi membaca
pamahaman.
Membaca merupakan keterampilan yang penting dikuasai dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia oleh siswa sekolah dasar, baik membaca
permulaan atau membaca lanjut. Dalam pembelajaran membaca lanjut di
kelas tinggi salah satu kemampuan yang perlu dikuasai siswa adalah
kemampuan membaca pemahaman.Namun pada kenyataanya kemampuan
membaca pemahaman siswa masih tergolong rendah.Siswa sering merasa
kesulitan dalam memahami bahan bacaan.Terlihat dati hasil tes membaca
sebuah bacaan.Hal ini dikarenakan pembelajaran membaca yang diberikan
guru cendrung monoton dan kurang menarik.
Dalam proses pembelajaran, guru hanya menggunakan cara-cara
sebelumnya. Siswa tidak berperan aktif selama proses pembelajaran
membaca kerena guru tidak mendorong siswa untuk ikut serta berperan
secara aktif selama proses pembelajaran membaca. Siswa hanya
melakukan intruksi yang diberikan guru.Hal tersebut ditunjukan dari hasil
sudi awal yaitu observasi di kelas V SD Negeri Taman.Berdasarkan hasil
tes yang telah dilakukan, nilai rata-rata siswa dalam membaca pemahaman
masih rendah yaitu 54,83. Nilai tersebut belum mencapai standar
ketuntasan belajar minimal pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang
ditetapkan di SD Negeri Taman yaitu 65.
Dari permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, agar
kemampuan siswa dalam memahami bacaan dapat meningkat, maka guru
harus menggunakan strategi yang tepat.Siswa perlu diajarkan penerapan
strategi membaca yang baik sehingga siswa mampu memahami isi
bacaan.Oleh sebab itu, penerapan strategi DRTA(Directed Reading
Thinking Activity) sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan
memahami isi bacaan.Stauffer (Rahim, 2009, hlm. 47) mengemukakan
bahwa:
Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) adalah strategi mengajar membaca yang memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca.Strategi DRTA (Directed Reading
Thinking Activity) mampu membantu siswa dalam memahami
bacaan dengan membuat prediksi dan membuktikanya.
Pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan strategi
DRTA (Directed Reading Thinking Activity)akan membuat proses
pemebelajaran menjadi lebih efektif. Siswa dapat berpartisipasi secara
aktif selama proses pembelajaran dengan memberikan prediksi di awal
sebelum membaca berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki dan
membandingkan prediksi-prediksi yang telah dibuat dengan bahan bacan.
memahami bacaan.Berdasarkan anggapan tersebut, penelitian ini berjudul “Penerapan Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Taman Kota Serang)”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
1. Bagaimanakahpenerapan pembelajaran membaca pemahaman dengan
menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)?
2. Seberapa besarkahkemampuan membaca pemahaman dengan
penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan penerapan pembelajaran membaca pemahaman
dengan menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking
Activity).
2. Mendeskripsikan seberapa besar kemampuan membaca pemahaman
dengan penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking
Activity).
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat dari segi teori
a. Ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran
bahasa Indonesia.
b. Melakukan pengembangan teori DRTA (Directed Reading
Thinking Activity)dari penelitian-penelitian terdahulu.
2. Manfaat dari segi kebijakan
a. Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah
pada peningkatan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk
penelitian selanjutnya.
a. Bagi guru
-Guru dapat menerapkan straregi DRTA (Directed Reading
Thinking Activity) dalam pembelajaran membaca pemahaman.
-Menambah strategi pembelajaran yang bisa digunakan di kelas
-Menambah pengetahuan guru tentang strategi DRTA (Directed
Reading Thinking Activity.
-Guru dapat meningkatkan pembelajaran membaca pemahaman.
b. Bagi siswa
-Siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan memahami
sebuah bacaan.
-Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif.
c. Bagi peneliti
-Peneliti memiliki pengetahuan tentang strategi DRTA (Directed
Reading Thinking Activity.
-Peneliti mampu mendeteksi permasalahan yang ada dalam proses
pembelajaran dan mencari solusi dari permasalahan tersebut.
-Peneliti mampu memperbaiki proses pembelajaran dalam
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.
4. Dari segi isu serta aksi sosial
Sebagai motivasi untuk peningkatan pembelajaran membaca yang
lebih inovatif.
E. Struktur Organisasi
Struktur organisasi skripsi ini berpatokan pada pedoman penulisan
karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2014 yang terdiri
dari beberapa komponen.Pertama, halaman judul, halaman pengesahan,
halaman pernyataan, halaman ucapan terima kasih, abstrak, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
Selanjutnya, BAB I yang memuat latar belakang yang menjelaskan
hal-lal yang melatarbelakangi penelitian ini.Kemudian rumusan masalah
Reading Thinking Activity)dan seberapa besarkan kemampuan membaca
pemahaman dengan strategi DRTA (Directed Reading Thinking
Activity).Setelah rumusan masalah yaitu tujuan yang tercermin dari
rumusan masalah.Terakhir yaitu manfaat penelitian dari segi teori,
kebijakan, praktik, dan isu serta aksi sosial.
Pada BAB II kajian pustaka, pada bagian menjelaskan dari apa
yang telah dipaparkan di bab I. Bab ini berisikan teori membaca
pemahaman dan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity).
Selain itu terdapat penelitian terdahulu yang berkaitan dengan strategi
DRTA (Directed Reading Thinking Activity).
BAB III metode penelitian, bagian ini menjelaskan prosedur
bagaimana peneliti merancang penelitian.Unsur-unsur yang terdapat dalam
metode penelitian yaitu, desain penelitian, partisipan dan tempat
penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.
BAB IV yaitu temuan dan pembahasan. Pada bab ini ada dua
komponen yaitu temuan hasil pengolahan dan analisis data, serta
pembahasan temuan penelitian.
BAB V yaitu simpulan, implikasi, dan rekomendasi.Selanjutnya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Kajian Teori
1. Pengertian Membaca
Terdapat beberapa pengertian membaca menurut para ahli seperti
berikut.Anderson dalam Tarigan (2008, hlm.7) berpendapat bahwa:
Membaca adalah suatu preses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding presess), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding).Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tertulis
(written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang
mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna.
Hodgson (Tarigan, 2008, hlm.7) menjelaskan bahwa:
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
Finochiaro dan Bonomo dalam Tarigan (2008, hlm.7) menjelaskan
bahwa Reading adalah bringing meaning to and getting meaning from
printed ow written material, memetik serta memahami arti atau makna yang
terkandung di dalam bahan tertulis.
Dari ketiga definisi yang telah dipaparkan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa membaca adalah proses pemahaman tulisan untuk
mendapatkan pesan atau makna dari sebuah tulisan.
2. Pengertian Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman adalah membaca yang merujuk kepada jenis
kegiatan membaca dalam hati yang dilakukan untuk memperoleh
pengertian tentang sesuatu atau untuk tujuan belajar sehingga memperoleh
wawasan yang lebih luas tentang sesuatu yang dibaca (Tarigan, 2008,
Membaca pemahaman merupakan istilah yang digunakan untuk
mengidentifikasi keterampilan-keterampilan yang perlu dipahami dan
menerapkan informasi yang ada dalam bahan-bahan tertulis (Resmini dkk,
2010, hlm.47).
Dalam membaca pemahaman pembaca dituntut untuk memahami
isi bacaan. Didalam membaca pemahaman kecepatan memahami bacaan
bervariasi, tergantung pada bahan bacaan yang dibaca. Jika bahan bacaan
yang kita baca mudah dipahami maka kecepatan memahami akan
kecepatan maksimal, sedangkan jika bahan bacaan yang dibaca sulit untuk
dipahami maka kecepatan dalam memahami akan kurang maksimal.
Membaca pemahaman adalah keterampilan membaca yang
dipelajari dikelas tinggi dan keterampilan ini dipelajari setelah membaca
permulaan dikuasai. Keterampilan membaca pemahaman lebih tinggi dari
membaca permulaan. Tarigan dalam Solchan (2011, hlm.8.8)
mengemukakan bahwa:
Membaca di kelas tinggi melatih siswa dalam keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang mencakup aspek memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), memahami signifikasi atau makna (antara lain makna dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, rekasi pembaca), evaluasi atau penilaian (isi,bentuk), dan kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.
a. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman
Menurut Mc.Laughlin & Allen (Resmini & Juanda, 2007, hlm.83)
mengemukakan prinsip-prinsip membaca sebagai berikut:
1) Pemahaman merupakan proses kontruktivis sosial.
2) Keseimbangan kemahiran adalah kerangka kerja kurikulum yang
membantu perkembangan pemahaman.
3) Guru membaca yang profesional (unggul) mempengaruhi belajar
siswa.
4) Pembaca yang baik memgang peranan aktif dalam proses membaca.
6) Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks
pada berbagai tingkatan kelas.
7) Perkembangan kosa kata dan pembelajaran mempengaruhi
pemahaman membaca.
8) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman.
9) Strategi dan keterampilan bisa diajarkan.
10) Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca
pemahaman.
Dari sepuluh prinsip membaca pemahaman dapat dijelaskan lebih
rinci sebagai berikut.
a) Pemahaman merupakan proses kontruktivis sosial.
Menurut Cox (Rahim, 2009, hlm.4) anak-anak terus
membangun makna baru pada dasar pengetahuan sebelumnya
yang mereka miliki untuk proses komunikasi.
Dari penjelasan tersebut anak-anak memproses secara
berkelanjutan untuk bangunan sebuah makna bahasa.Kontruktivis
erat kaitannya dengan kata membangun dan dapat dikaitkan
dengan teori belajar.
Menurut Rahim (2009, hlm.4) teori belajar kontruktivisme
dapat diaplikasikan dalam belajar bahasa dan guru dapat
membantu siswa belajar empat keterampilan. Pertama, membuat
hubungan antara apa yang mereka ketahui dan apa yang akan
mereka pelajari. Kedua, menggunakan strategi untuk membaca
(membuat prediksi) dan menulis (menggambarkan pengalaman
sebelumnya). Ketiga, berpikir tentang proses membaca dan
menulis mereka sendiri. Keempat, mendiskusikan
tanggapan-tanggapan mereka tentang teks yang mereka baca dan tulis.
Keempat keterampilan yang telah dijelaskan diatas dapat
diimplementasikan dalam strategi DRTA (Directed Reading
antara apa yang mereka ketahui dan apa yang akan mereka
pelajari dilakukan dan pada langkah pertama yaitu membuat
prediksi berdasarkan judul atau gambar.
b) Keseimbangan kemahiran adalah kerangka kerja kurikulum yang
membantu perkembangan pemahaman.
Pearson (Rahim, 2009, hlm.6) menyarankan bahwa model
pembelajaran pemahaman yang didukung oleh penelitian terakhir
sebenarnya lebih dari keseimbangan antara kesempatan belajar,
menghubungkannya, dan mengintegrasikannya.
Keseimbangan kemahiran merupakan kerangka kerja
kurikulum untuk mengenal pentingnya aspek kognitif dan
kemahiran membaca.Menempatkan pembelajran membaca dalam
kerangka kurikulum berarti memberikan tempat pengajaran
keterampilan membaca yang lebih tinggi untuk kemampuan
pemahaman siswa.
c) Guru membaca yang profesional (unggul) mempengaruhi belajar
siswa.
Guru yang unggul adalah guru yang yang dapat
memberikan pemahaman dengan baik kepada siswa.Pemahaman
dalam membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang
bermakna. Didalam proses membaca guru memiliki peran untuk
meningkatkan kemampuan siswa memahami teks. Motivasi
merupakan hal penting untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam segala hal, termasuk dalam meningkatkan kemampuan
siswa dalam memahami teks.Guru yang unggul tentu dapat
memotivasi siswa.
d) Pembaca yang baik memgang peranan aktif dalam proses
membaca.
Menurut McLaughlin & Allen pembaca yang baik ialah
pembaca yang berpartisipasi aktif dalam proses mambaca.
menurut Anderson pembaca yang baik bisa mengintegrasikan
informasi dengan terampil dalam teks dengan pengetahuan
sebelumnya tentang topik (Rahim, 2009, hlm.7).
Pembaca yang baik adalah pembaca yang mempunyai
tujuan dan dapat memahami bacaan dengan baik.Mempunyai
tujuan yang jelas dan meninjau tujuan dari bahan bacaan.Selain
itu pembaca yang baik menggunakan strategi efektif untuk
membangun makna dari bahan bacaan.
e) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.
Pembelajaran membaca hendaknya disesuaikan dengan
tujuan agar proses membaca terjadi dalam konteks yang
bermakna. Misalkan, apabila tujuan pengajaran membaca adalah
agar siswa memahami bacaan dari bahan yang dibaca dengan
menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking
Activity).
Gambrell (Rahim, 2009, hlm.8) mengemukakan bahwa
transaksi berbagai aliran secara luas mencakup biografi, fiksi
sejarah, legenda, puisi, dan brosur meningkatkan pemahaman
membaca siswa.
Dari pendapat tersebut, penggunaan berbagai macam bahan
atau aliran bacaan dapat digunakan dalam peningkatam
pemahaman membaca siswa. Namun hal yang perlu diperhatikan
adalah kesesuaian bahan bacaan dengan perkembangan siswa.
f) Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai
teks pada berbagai tingkatan kelas.
Pengalaman membaca memberikan banyak manfaat dari bacaan
yang dipahami siswa.Banyaknya jenis bacaan meningkatkan
pengetahuan siswa.Siswa hendaknya membaca teks dari tingkatan
yang berbeda untuk memperluas pengetahuan.Tugas guru dalam
hal ini ialah memfasilitasi bahan bacaan dan memotivasi minat
g) Perkembangan kosa kata dan pembelajaran mempengaruhi
pemahaman membaca.
Pembelajaran yang diberikan guru tentunya mempengaruhi
pemahaman membaca. Pembelajaran membaca dengan berbagai
metode atau strategi yang tepat akan menjadikan proses
pembelajaran lebih efektif. Selain itu hal penting yang
mempengaruhi pemahaman membaca yaitu perkembangan kosa
kata.Karena semakin luas makna dari kata yang dikuasai siswa,
semakin baik pula pemahaman siswa terhadap bacaan.
h) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses
pemahaman.
Keterlibatan siswa merupakan hal penting bagi siswa untuk
menguasai berbagai strategi membaca yang diajarkan.Penguasaan
terhadap strategi membaca pemahaman membangun pemahaman
berdasarkan pengetahuan yang telah dikuasai siswa sebelumnya.
i) Strategi dan keterampilan bisa diajarkan
Menurut McLaughlin & Allen (Rahim, 2009, hlm.10)
strategi pemahaman mencakup sebagai berikut:
-Peninjauan-mengaktifkan latar belakang pengetahuan
memprediksi dan menyusun tujuan.
-Membuat pertanyaan sendiri-membuat pertanyaan untuk
memandu membaca.
-Membuat hubungan, menghubungkan membaca dengan dirinya
sindiri, teks, dan lain-lain.
-Memvisualisasikan-menciptakan gambaran secara mental
sambil membaca.
-Mengetahui bagaimana kata-kata menjadi kalimat bermakna,
memahami kata-kata melalui perkembangan kosa kata yang
strategis, mencakup perkembangan sintaksis, yang memberi
petunjuk makna kata untuk menemukan kata-kata yang tidak
-Memonitor-menanyakan “Bisakah ini dipahami?”, serta memperjelasdengan mengadaptasi proses strategi untuk
mengakomondasi tanggapan.
-Meringkas-menyintesiskan gagasan-gagasan yang penting.
-Mengevaluasi-membuat pertimbangan-pertimbangan.
Memadukan strategi-strategi dengan keterampilan membaca
dapat membantu siswa menguasai strategi membaca
pemahaman yang lebih rumit dibandingkan keterampilan
pemahaman.
-Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran
membaca pemahaman.
Asesmen merupakan koleksi data seperti nilai tes dan
catatan-catatan informal untuk mengukur hasil belajar siswa.Dengan
Asesmen menilai kemajuan siswa dapat dengan mudah
dilakukan karena dengan begitu kemajuan siswa dapat
terlihat.Selain itu dapat dijadikan bahan refleksi bagi guru jika
pembelajaran membaca pemahaman belum dapat dikatakan
berhasil dan untuk keefektifan mengajar selanjutnya.
3. Dua belas sub keterampilan pemahaman
Berikut ini adalah dua belas sub keterampilan pemahaman menurut
Resmini dkk (2010, hlm.49).
a.Memahami makna kata
Yakni menyatakan makna denotatif, konotatif, bahasa berkias, ciri khas
bahasa itu (kata pinjaman, singkatan, akronim).
b.Identifikasi rincian
Identifikasi rincian yaitu mencatat isi bacaan, misalnya mencatat ide-ide
penjelas.
c.Identifikasi gagasan utama
Mengidentifikasi gagasan utama yaitu mencari ide pokok bacaan.Gagasan
utama dalam sebuah paragraf terdapat di awal atau di akhir paragraf.
Identifikasi menyangkut pertanyaan mengapa dan bagaimana. Kalimat
yang menjelaskan terjadinya sesuatu akan menjelaskan akibat atau
sebaliknya.
e. Membuat inferensi
Untuk membuat inferensi pembaca harus mengenali dan memahami
hubungan rincian dengan pesan yang tidak disampaikan oleh
penulis.Dapat dilakukan dengan memusatkan perhatian terhadap kata
kunci dalam bacaan, memusatkan kemungkinan implikasi makna di balik
kata-kata yang dinyatakan, dan memperhatiakan inferensi yang mungkin
dibuat tentang orang atau situasi yang diambil dari deskripsi yang
menyertainya, sekelilingnya, atau tindakannya.
f.Membuat generalisasi dan simpulan
Membuat generalisasi yaitu, membuat kesimpulan umum dari sebuah
bacaan.
g.Identifikasi nada dan suasana
Nada didefinisikan secara berbeda-beda oleh para penulis namun
umumnya dikatakan bahwa nada itu menyangkut gaya penulis dalam
mengekspresikan sikapnya terhadap pokok persoalan pembaca.
h.Identifikasi tema
Indentifikasi tema yakni menentukan tema bacaan.
i.Identifikasi Perwatakan
Identifikasi perwatakan yakni diidentifikasi melalui apa yang dikatakan
tokoh, apa yang dilakukan tokoh, apa yang dilakukan pelaku lain tentang
tokoh, dan apa yang dikatakan penulis tentang tokoh.
j.Identifikasi fakta, fiksi, dan opini
Identifikasi fakta, fiksi, dan opini yaitu mencari dan membedakan hal-hal
yang bersifat nyata (fakta), khayalan (fiksi) atau pendapat (opini).
k. Identifikasi propaganda
Identifikasi propaganda yaitu mencari kata-kata atau kalimat yang berupa
Terdapat lima keterampilan dari dua belas sub keterampilan
pemahaman yang akan diambil peneliti diantaranya yaitu:
1) Identifikasi tema.
2) Identifikasi gagasan utama.
3) Identifikasi sebab akibat.
4) Identifikasi fakta, fiksi, dan opini.
4. Pelajaran Membaca Pemahaman di Kelas V SD
Dalam kurikulum 2006 Resmini (2007, hlm.79) menjelaskan bahwa
arah membaca di kelas tinggi ialah agar siswa dapat membaca dan
memahami berbagai jenis wacana berupa petunjuk, teks panjang, dan
berbagai karya sastra untuk anak berbentuk puisi, dongeng, pantun,
percakapan, cerita, dan drama.
Berdasarkan penjelasan tersebut, pembelajaran di SD untuk kelas
tinggi merupakan membaca lanjut untuk memperoleh pemahaman.Kegiatan
membaca pemahaman di SD kelas V dapat berupa membaca beragam teks,
menjelaskan isinya, menemukan gagasan utama dari setiap
paragraf.Ketercapaian tujuan tersebut dapat diiukur dengan seberapa besar
siswa menjawab dengan benar soal-soal berdasarkan wacana, dan
identifikasi gagasan utama yang tepat dari setiap paragraf.
Pembelajaran membaca pemahaman di kelas V berdasarkan
kurikulum KTSP yaitu:
-Standar Kompetensi
Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan
membaca cerita anak .
-Kompetensi Dasar
Menemukan informasi secara cepat dari berbagai teks khusus (buku
petunjuk telepon, jadwal perjalanan, daftar susunan acara, daftar menu, dll.)
yang dilakukan melalui membaca memindai.
Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran membaca pemahaman
dengan menggunakan strategi DRTA menurut Rahim (2009, hlm.48).
a. Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul.
Langkah pertama, guru menuliskan judul cerita atau judul wacana yang
akan dipelajari di papan tulis, kemudian guru menyuruh siswa untuk
membacakananya. Judul cerita yang dipilih misalnya Si Anak Itik Kecil.
Tanyakan pada siswa berdasarkan judul cerita ini bercerita tentang apa.
Berikan mereka waktu untuk mempertimbangkan pertanyaan seluruhnya,
dan biarkan setiap siswa kesempatan untuk membuat prediksi. Semua
prediksi siswa seharusnya diterima tanpa memperhatikan apakah masuk
akal atau tidak, tetapi seharusnya guru tidak membuat prediksi apapun
saat proses diskusi.
b. Membuat prediksi dari petunjuk gambar.
Guru mengintruksikan siswa untuk memperhatikan gambar dengan
seksama. Kemudian, guru menanyakan pada siswa gambar apa yang
terlihat dan meminta siswa untuk memprediksikan apa yang terjadi pada
gambar tersebut.
c. Membaca bahan bacaan.
Pada langkah ini siswa diminta membaca teks yang telah dibagi kedalam
beberapa bagian.Siswa membaca secara berurutan dari bagian awal
hingga bagian akhir.Setelah itu, siswa diminta menghubungkan
bagian-bagian dari cerita yang telah dibaca dengan judul.
d. Menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksi.
Saat siswa membaca pada bagian pertama dari wacana, guru
mengarahkan siswa pada sebuah diskusi dan mengajukan pertanyaan
pada siswa prediksi siapakah yang benar sesuai yang diceritakan bagian
ini. Setelah itu guru meminta siswa untuk yakin pada prediksinya dan
membacanya secara nyaring di depan kelas dari bacaan yang mendukung
prediksinya. Siswa dengan prediksi yang salah dapat menjelaskan apa
yang menyebabkan prediksinya salah. Kemudian guru menyuruh siswa
mereka baca. Beberapa anak menduga bahwa prediksi mereka hampir
tepat, dan yang lain mungkin membuang prediksi mereka karena tidak
sesuai dengan teks. Kemudian membuat prediksi baru berdasarkan
masukan baru.
e. Guru mengulang kembali prosedur 1 sampai 4 hingga semua bagian
pelajaran di atas telah tercakup.
Pada setiap tempat berhenti, guru mengulang kembali langkah 4.Dan
terakhir, guru menyuruh siswa membuat ringkasan cerita sesuai dengan
versi mereka masing-masing.
6. Evaluasi Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi DRTA
(Directed Reading Thinking Activity)
Evaluasi dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan
strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) terdiri dari 2 yaitu
evaluasi proses dan dan evaluasi hasil. Pada evaluasi proses pembelajaran,
aspek yang dinilai oleh peneliti adalah sikap siswa saat kegiatan dalam
memprediksi bacaan berdasarkan judul dan gambar, membuktikan, serta
refleksi. Selanjutnya, pada evaluasi hasil, hal yang diperhatikan yaitu pada
aspek seberapa besar ketepatan siswa dalam menjawab soal-soal yang
diberikan setelah membaca dengan strategi DRTA (Directed Reading
Thinking Activity), dan menentukan pokok pikiran dari setiap paragraf.
B.Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
2011 Penerapan Strategi Directed
Reading Thinking Activities
(DRTA) Untuk
pemahaman siswa meningkat
dengan menggunakan strategi
Directed Reading Thinking
Indonesia Siswa Kelas V
SDN Kasin Malang.
kemampuan membaca
pemahaman siswa menunjukan
angka sebesar 63,97. Kemudian,
2012 Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Dalam Membaca
Intensif Dengan
Menggunakan Strategi
Directed Reading Thinking
Activity (DRTA) (Penelitian
Tindakan Kelas Di Kelas V
SD Negeri Ciwedus 1
Kecamatan Cilegon Kota
Cilegon)
Penggunaan strategiDirected
Reading Thinking Activity
(DRTA) dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa
dalam membaca intensif. Proses
pembelajaran membaca intensif
dengan strategi DRTA
menunjukan peningkatan. Hal
ini ditunjukan dari nilai rata-rata
siswa pada siklus I sebesar
60,91, pada siklus II sebesar
71,21. Kemudian meningkat lagi
pada siklus III menjadi 80,45.
3.
Panji
Maulana
2012 Penerapan Strategi DRTA
(Directed Reading Thinking
Activity) Dalam
Pembelajaran Membaca
Pemahamn Karya Sastra
dan Berpikir Kritis Siswa
sekolah dasar : Studi Kuasi
Eksperimen pada Siswa
Kelas V Sekolah Dasar
Negeri Margalaksana 3 dan
4 Kec. Cilawu Kab. Garut.
Hasil penelitian menunjukan
C.Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kaliamat pertanyaan(Sugiyono, 2013, hlm.96).Berdasarkan definisi tersebut
maka peneliti membuat hipotesis tindakan sebagai berikut:
“Jika strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) digunakan dalam pembelajaran, maka kemampuan membaca pemahaman siswa akan
Desna Rosyana, 2015
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK). Menurut beberapa sumber penelitian tindakan
kelas diartikas sebagai berikut:
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama(Arikunto dkk, 2012, hlm.3).
Penelitian tindakan kelas (PTK) diidentifikasikan sebagai suatu
bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek
pembelajaran di kelas secara lebih professional(Yusnandar & Nur’aeni,
2014, hlm. 7).
David Hopkins (Kunandar, 2012, hlm.45) menyatakan bahwa:
a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (in-cluding educational) situation in order to improve the rationality and justice of: (a) their own social or educational practices; and (c) the situations in which pratices are carried out.
Selanjutnya penelitian tindakan kelas (PTK) dapat didefinisikan
sebagai penelitian yang memperhatikan kegiatan belajar yang disengaja
atau tidak disengaja untuk direfleksikan sebagai acuan untuk
meningkatkan proses dan hasil belajar.Didalam penelitian tindakan kelas
tidak hanya hasil dari penelitian yang diperhatikan akan tetapi yang
mempengaruhi hasil juga diperhatikan dalam penelitian ini
a. Prinsip-Prinsip Dalam Penelitian Tindakan Kelas
Berikut adalah prinsip-prinsip dalam penelitian tindakan kelas
menurut Arikunto (2012, hlm.6).
Desna Rosyana, 2015
Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh peneliti dijalankan tanpa
mengubah situasi rutin.
2) Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja
Penelitian ini diadakan dari sebuah inisiatif dengan tujuan untuk
memperbaiki pembelajaran yang lebih baik.
3) SWOT sebagai dasar berpijak
SWOT terdiri atas S-Strength (kekuatan), W-Weaknesses
(kelemahan), O-Opportunity (kesempatan), T-Threat (ancaman).
Keempat hal tersebut menjadi pijakan dilaksanakannya penelitian
tindakan kelas.
4) Upaya empiris dan sistemik
Berupaya dari latar belakang pengalaman (empiris) dan sistemik
yang berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan
sistem.Sistem dalam hal ini pembelajaran.
5) Ikuti Prinsip SMART dalam perencanaan
SMART merupakan singkatan dari dari lima huruf yang membentuk
kata smart yang memiliki arti sebagai berikut:
a) S: Specific artinya khusus, tidak terlalu umum.
b) M: Managable artinya dapat dikelola, dilaksanakan.
c) A: Acceptable artinya dapat diterima lingkungan, atau
Achievable artinya dapat dicapai/dijangkau.
d) R: Realistic artinya tidak diluar jangkauan.
e) T: Timebound, artinya diikat oleh waktu.
b. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Borg dalam Arikunto dkk (2012, 107) menjelaskan bahwa
tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah pengembangan
keterampilan proses pembelajaran yang dihadapi oleh guru kelasnya,
bukan bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang
Desna Rosyana, 2015
Menurut Kunandar (2012, hlm.61) tujuan PTK bukan
menemukan pengetahuan baru yang dapat digeneralisasikan, tetapi
bersifat pragmatis dan praktis, yakni memperbaiki atau meningkatkan
mutu PBM (proses belajar mengajar) di kelas.
Menurut Asmani (2011, hlm.54) tujuan PTK digolongkan
menjadi dua jenis, yaitu tujuan utama dan tujuan tambahan.Tujuan
tersebut adalah sebagai berikut.
1) Untuk melakukan perbaikan dan peningkatan layanan profesional
guru dalam menangani proses pembelajaran. Tujuan tersebut dapat
dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis kondisi,
kemudian secara sistematis guru mencoba berbagai model
pembelajaran alternatif yang diyakini secara teorotis dan praktis
mampu memecahkan masalah pembelajaran.
2) Tujuan utama kedua, melakukan pengembangan terhadap
keterampilan guru yang bertolak dari kebutuhan untuk
menanggulangi berbagai persoalan aktual yang dihadapinya terkait
dengan proses pembelajaran.
3) Tujuan terakhir yang sekaligus sebagai tambahan adalah untuk
menumbuh-kembangkan budaya meneliti di kalangan guru.
2. Model Penelitian Tindakan Kelas
Kemmis dan Mc.Taggart dalam Arikunto dkk (2012, hlm.16)
mengemukakan model penelitian tindakan kelas dalam empat tahapan
sebagai berikut:
Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (planning)
Didalam tahap ini peneliti menjelaskan tantang apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan penelitian tindakan
kelas dilakukan. Di tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan
titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk
diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk
Desna Rosyana, 2015
Tahap 2: Pelaksanaan tindakan (acting)
Pada tahap ke-2 dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan
yang berarti implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu
mengenakan isi rancangan di kelas. Hal yang perlu diperhatikan adalah
pengajar harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan
dalam rancangan, tetapi harus berlaku wajar dan tidak dibuat-buat.
Tahap 3: Pengamatan (Observing)
Tahap ke-3 yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat (observer).Kegiatan pengamatan tidak dipisahkan dengan
kegiatan pelaksaaan. Keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Tahap 4: Refleksi (Reflecting)
Tahap ke-4 adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang telah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari bahasa Inggris
reflection yang artnya pemantulan.Memantul dapat dikatakan seperti
menatap atau memancar.Dalam hal ini pelaksana tindakan sedang
memantulkan pengalamannya serta membuka kembali kegiatan yang
telah berlangsung. Dengan kata lain, pelaksana tindakan melihat dirinya
kembali untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasa memuaskan karena
sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal
yang masih perlu diperbaiki. Jika penelitian tindakan dilakukan melalui
bebrapa siklus maka dalam refleksi terakhir peneliti menyampaikan
rencana yang disarankan pada peneliti lain apabila dia menghentikan
kegiatanya.
Apabila rata-rata nilai kelas siswa pada siklus I belum mencapai
nilai Standar Ketuntasan Mimimum (KKM) dan jumlah siswa yang
mencapai nilai di atas KKM tidak mencapai 70% dari jumlah
keseluruhan siswa, maka peneliti perlu mempersiapkan rencana tindakan
selanjutnya untuk memperbaiki sekaligus meningkatkan hasil belajar
siswa pada siklus II dan seterusnya. Adapun nilai KKM pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang ditetapkan di SDN Taman adalah 65.
Desna Rosyana, 2015
tindakan, observasi, dan refleksi. Masing-masing tahap dilaksanakan
berdasarkan hasil tes, observasi, dan refleksi pada siklus sebelumnya.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk
membentuk siklus dan dapat dilihat dalam diagram siklus berikut yaitu
model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc. Taggart yang
tersusun dari beberapa siklus.
Gambar 3.1
Model PTK menurut Kemmis & Mc.Taggart Hidayah (2013, hlm.19)
SIKLUS-I Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Pelaksanaan
SIKLUS-II
Perencanaan Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
Desna Rosyana, 2015
B. Partisipan dan Tempat Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas V SDN
Taman tahun ajaran 2014/2015 Kota Serang yang berjumlah 30 siswa,
yang terdiri dari orang 18 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Taman kecamatan
Taktakan Kota Serang.berlokasi di kampung Sitauan kelurahan Umbul
Tengah kecamatan Taktakan kota Serang.
C. Pengumpulan Data
Intrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data pada saat penelitian berlangsung. Instrumen yang
digunakan peneliti dalam penelitian ini antara lain, observasi, dan tes.
1. Observasi
Hadi (Sugiyono, 2013, hlm.203) mengemukakan bahwa
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara
yang terpentingadalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
untuk mengamati proses pembelajaran membaca pemahaman.
Observasi yang dilakukan dengan dua cara diantaranya:
a) Observasi tidak terstruktur
Dilakukan oleh peneliti tanpa menggunakan instrumen
pengamatan.
b)Observasi terstruktur
Peneliti dengan menggunakan observasi terstruktur dalam
melakukan pengamatan peneliti menggunakan pedoman istrumen
Desna Rosyana, 2015
Tabel 3.1
Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)
No Aspek yang diamati Nilai
1 2 3 4
1 Pengenalan
a. Melakukan kegiatan menarik yang
berhubungan dengan materi yang akan
disampaikan.
b. Menghubungkan fenomena yang sering
ditemui sehari-hari dengan materi yang akan
disampaikan.
c. Melakukan tanya jawab tentang materi yang
akan disampaikan.
d. Mengkomunikasikan dan mengilustrasikan
tentang wacana yang akan disampaikan.
2 Prediksi
a. Siswa memprediksi bacaan berdasarkan
petunjuk judul
b. Siswa memprediksi isi bacaan berdasarkan
petunjuk gambar
c. Siswa membuat prediksi tanpa rasa ragu.
d. Masing-masing siswa menuliskan hasil
prediksinya.
3 Membaca
a.Siswa membaca teks yang telah dibagi
kedalam bebrapa bagian.
b.Siswa membaca secara berurutan dari bagian
awal hingga bagian akhir.
Desna Rosyana, 2015
cerita yang telah dibaca dengan judul.
d.Membaca teks dengan arahan guru
4 Membuktikan dan memodifikasi prediksi
a. Siswa menyesuaikan hasil prediksi yang telah
dibuat dengan isi bacaan.
b. Siswa mendiskusikan hasil prediksi bersama
dengan teman dan guru.
c. Siswa yang membuat prediksi dengan benar
membacakan prediksinya.
d. Siswa yang membuat prediksi salah membuat
prediksi yang baru.
5 Refleksi
a. Bertanya jawab mengenai kesan yang
didapatkan.
b. Menceritakan kesan yang didapatkan dari
pembelajaran yang telah berlangsung.
c. Siswa memahami pembelajaran.
d. Siswa mampu menyimpulkan materi.
Jumlah
Rata-rata
Keterangan:
Nilai 1 jika dalam satu aspek tampak 1 deskriptor
Nilai 2 jika dalam satu aspek muncul 2 deskriptor
Nilai 3 jika dalam satu aspek muncul 3 deskriptor
Nilai 4 jika dalam satu aspek muncul 4 deskriptor
Empat aspek yang diamati tersebut dilakukan saat proses
pembelajaran membaca pemahaman dengan strategi DRTA (Directed
Reading Thinking Activity) mencakup empat aspek dan setiap
aspeknya terdiri dari empat deskriptor dengan kategori penilaian satu
Desna Rosyana, 2015
yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Peneliti menggunakan tes tertulis yakni dalam bentuk uraian atau
subjektif dan pilihan ganda atau objektif.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V (lima)/ II (dua)
No. Kompetensi Indikator Tingkat Aspek Jumlah Persentase
Desna Rosyana, 2015
Kriteria Penilaian:
95-100 = Istimewa
80-94 = Sangat baik
65-79 = Baik
55-64 = Cukup
40-54 = Kurang
<40 = Sangat Kurang
D. Analisis Data
Laporan PTK bukan semata-mata penelitian yang menghasilkan
kata-kata yang analisisnya bersifat kualitatif tapi juga menghasilkan
angka-angka, misalkan hasil dari tes, dll yang analisisnya menggunakan
perhitungan sederhana, misalkan penjumlahan atau persentase, dll.Sampai
kepada perhitungan kompleks, misalkan harus menggunakan rumus
tertentu yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, karena bukan hal yang
tidak mungkin angka-angka dapat dideskripsikan dengan angka-angka
(Hidayah, 2013, hlm.49).
Data yang telah dikumpulkan disajikan dalam bentuk deskripsi
meliputi hasil observasi dan hasil tes.Data yang telah disajikan dianalisis
berdasarkan pedoman dalam tiap instrumen.Selanjutnya temuan-temuan
yang ada diinterpretasi untuk memunculkan makna dari setiap data yang
diperoleh.Kemuadian disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian dan
BAB IV
HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN
A.Temuan Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan mendeskripsikan temuan penelitian
berdasarkan hasil penelitian. Hasil penelitian merupakan uraian data penemuan
tentang permasalahan penelitian di lapangan.Deskripsi hasil penelitian
pembelajaran mambaca pemahaman dengan menggunakan strategi DRTA
(Directed Reading Thinking Activity) disajikan berdasarkan pengamatan dan
pencatatan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hasil penelitian dalam bagian
ini mencakup deskripsi data pada proses perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi dari pembelajaran pada setiap siklus.
Penelitian dilaksanakan di kelas V SDN Taman, berlokasi di kampung
Sitauan kelurahan Umbul Tengah kecamatan Taktakan kota Serang. Subjek
penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SDN Taman Tahun Ajaran
2014/2015 sebanyak 30 orang yang terdiri dari orang 18 laki-laki dan orang 12
perempuan. Dalam penelitian ini peneliti berkedudukan sebagai guru model
dan peneliti.
Secara umum proses pelaksanaan penelitian dimulai dari tahap pra
siklus dan siklus pembelajaran membaca pemahaman dengan strategi DRTA di
kelas V SDN Taman. Pelaksanaaan pra siklus pada tanggal 13 Maret dan
pelaksanaan siklus dilakukan mulai tanggal 13Mei sampai 27 Mei 2015 yang
terdiri terdiri dari dua pertemuan, memuat pelaksanaaan siklus I dan siklus II.
Perencanaan pada setiap siklus berbeda karena perencanaan yang dibuat sesuai
dengan permasalahan yang ditemukan pada proses pembelajaran. Target
penilaian pada penelitian ini ditentukan dari nilai standar minimal mata
pelajaran bahasa Indonesia yang ditetapkan di SDN Taman, yaitu 65. Jika nilai
rata-rata siswa dapat mencapai target penilaian, maka penelitian dianggap
berhasil. Jika nilai rata-rata siswa tidak mencapai target maka penelitian
dianggap belum berhasil. Berikut adalah uraian hasil penelitian dari setiap
1.Pra Siklus
Kegiatan pra siklus dilaksanakan pada hari Selasa tanggal16 Maret 2015.
Peneliti melakukan studi awal berupa observasi untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan membaca pemahaman siswa di kelas V SDN Taman dan
mendapatkan temuan-temuan pada proses pembelajaran. Studi awal berupa
observasi dilaksanakan dengan mengamati proses pembelajaran membaca
pemahaman. Data yang dihasilkan dari studi awal pada pra siklus
menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam membaca pemahaman masih
tergolong rendah.Sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam
memahami bacaan dan keliru dalam menentukan pokok pikiran tiap
paragraf serta memahami isi bacaan.
a. Observasi pra siklus 1) Hasil Observasi
Dari hasil observasi pada tahap pra siklus peneliti melakukan
observasi terstruktur dan observasi tidak terstruktur tanpa menggunakan
instrumen pengamatan. Peneliti menemukan beberapa kekurangan dalam
proses pembelajaran. Berikut ini adalah hasil temuan-temuan dari
observasi pada proses pembelajaran:
a)Dalam proses pembelajaran, guru hanya menggunakan cara-cara
tradisional.
b)Siswa hanya membaca tanpa diberi arahan dari guru.
c)Siswa tidak berperan aktif selama proses pembelaajaran membaca.
d)Guru tidak mendorong siswa untuk ikut serta berperan secara aktif
selama proses pembelajaran membaca.
e)Siswa hanya melakukan instruksi yang diberikan guru.
f)Siswa kurang memahami bacaan sehingga perolehan nilai rata-rata
kelas dari hasil tes masih dibawah nilai standar yaitu 65.
2) Hasil Tes
Adapun data dari hasil tes pada pra siklus dipaparkan pada tabel
Tabel 4.1
Standar ketuntasan belajar minimal yaitu 65.Siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 10% (3 siswa) dari 100%
(siswa 30), sedangakan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM
sebanyak 90% (27 siswa) dari 100% (30 siswa). Adapun pada aspek
indikator menjawab pertanyaan sebesar 50,33 dengan kriteria kurang dan
menentukan pokok pikiran 59,33 dengan kriteria cukup. Rata-rata nilai
siswa kelas V yaitu 54,83 yang artinya belum mencapai standar
ketuntasan belajar minimal.
b. Refleksi pra siklus
Setelah observasi dilaksanakan peneliti mengevaluasi kekurangan
yang ditemukan dan mencari solusi. Selain itu, peneliti memperkenalkan
dan menjelaskan strategi DRTA yang akan digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini kepada guru kelas. Hal yang harus diperbaiki sebagai
bahan perencanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan strategi
DRTA pada siklus Isebagai berikut:
1)Pengetahuan awal yang dimiliki siswa harus dirangsang pada awal
pembelajaran dengan mengaitkanmeteri yang akan disampaikan
dengan kehidupan sehari-hari.
2)Melalui pemanfaatan media pembelajaran yang relevan diharapkan
dapat memotivasi dan merangsang pengetahuan awal siswa.
3)Menerapkan langkah-langkah membaca dengan strategi DRTA
(Directed Reading Thinking Activity).
2.Siklus I
a. Perencanaan siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus Idilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 13 Mei 2015. Pembelajaran dilakukan pada jam kedua dengan
alokasi waktu dua jam pelajaran. Pada siklus Ipeneliti mengumpulkan
data menggunakan lembar observasi proses pembelajaran, lembar
Persiapan yang dilakukan peneliti yaitu menyediakan bahan ajar,
menetapkan sumber belajar, menyediakan lembar observasi proses
pembelajaran, menyediakan lembar tes tertulis untuk siswa, dan format
penilaian bagi siswa. Selain itu, peneliti juga membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang membaca pemahaman siswa
kelas V dengan menggunakan strategi DRTA.
b. Tindakan siklus I
Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
rencana pembelajaran yang telah dibuat.Dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran memuat kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhirdalam melaksanakan pembelajaran dengan strategi DRTA.Adapun
kegiatan pembelajaran dalam pelaksanaan siklus Iyaitu.
1) Kegiatan awal
-Salam
-Doa
-Absensi
-Apresepsi/ Motivasi: Menanyakan kepada siswa tentang kebiasaan
mereka ketika membaca.
2) Kegiatan Inti
-Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang meteri yang akan
diajarkan.
-Guru menuliskan judul bacaan di papan tulis dan meminta siswa
untuk memprediksi judul sebagai petunjuk dalam
memprediksibacaan yang akan dibaca.
-Siswa menjawab pertanyaan guru dengan memprediksi isi bacaan
melalui petunjuk judul yang dituliskan oleh guru.
-Guru meminta siswa memperhatikan gambar yang disajikan di papan
tulis dan meminta siswa memprediksi isi bacaan berdasarkan
-Guru membagikan bahan bacaan pada siswa yang terdiri dari
beberapa bagian bacaan.
-Ketika siswa membaca bagian pertama, guru mengarahkan pada suatu diskusi dengan mengajukan pertanyaan seperti, “Siapa yang
memprediksi dengan benar? Apa yang diceritakan bagian ini?”.
-Guru meminta siswa yang benar dalam memprediksi untuk
menceritakannya di depan kelas.
-Guru meminta siswa menghubungkan bagian-bagian dari cerita itu
dengan judul cerita.
-Guru meminta siswa membaca teks bacaan secara keseluruhan.
-Guru meminta siswa untuk menyesuaikan prediksi mereka yang
didasarkan pada teks yang baru saja mereka baca.
-Siswa yang tidak tepat dalam memprediksi diminta membuat
prediksi baru berdasarkan masukan yang baru.
-Guru menjelaskan cara menentukan pokok-pokok pikiran dan
meringkas isi bacaan.
-Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
3) Kegiatan Penutup
-Siswa menuliskan pokok-pokok pikiran, menjawab pertanyan dan
meringkas isi bacaan pada lembar evaluasi yang disediakan.
-Guru mengamati siswa ketika mengerjakan tugas dan guru
menawarkan bantuan ketika siswa menemui kesulitan dalam
menyelesaikan tugasnya.
-Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
c. Observasi Siklus I 1) Hasil Observasi
Setiap proses pembelajaran berlangsung selalu disertai dengan
pedoman observasi. Pedoman observasi digunakan untuk memantau
proses belajar mengajar dengan strategi DRTA. Pada tahap ini
peneliti sebagai pelaksana tindakan dan guru sebagai
observer.Berikut adalah hasil observasi terhadap kegiatan.
Tabel 4.2
Hasil Observasi Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi DRTA Pada Siklus I
Aspek
No Nama Siswa Pengenalan Prediksi Membaca
Keterangan:
Nilai 1 jika dalam satu aspek tampak 1 deskriptor
Nilai 2 jika dalam satu aspek muncul 2 deskriptor
Nilai 3 jika dalam satu aspek muncul 3 deskriptor
Nilai 4 jika dalam satu aspek muncul 4 deskriptor
Aspek pengenalan termasuk dalam kriteria baik.Sedangkan, aspek
prediksi, membaca, dan refleksi termasuk dalam kriteria penilaian
cukup.Adapun aspek membuktikan dan memodifikasi prediksi
termasuk dalam kriteria penilaian kurang.
Dari 30 siswa terdapat 4 siswa termasuk dalam kategori baik, 5
siswa dalam ketegori cukup, dan 21 siswa dalam ketegori kurang. Pada
tahap siklus Iperolehan nilai rata-rata proses pembelajaran hanya
mencapai 2,52 dengan kriteria cukup. Disebabkan karena pada kegiatan
pembelajaran, siswa masih belum memahami apa yang harus mereka
lakukan sehingga pembelajaran yang dilaksanakan belum berjalan
dengan efektif. Hal ini terlihat dari aspek prediksi pada kegiatan
memprediksi isi bacaan berdasarkan judul dan gambar.Sebagian siswa
masih belum mengerti bagaimana memprediksi yang seharusnya.
Pada aspek membuktikan dan memodifikasi prediksi, rata-rata
siswa belum bisa mendiskusikan hasil prediksinya bersama teman dan
guru. Pada saat siswa diminta untuk menceritakan prediksi mereka di
depan kelas beberapa siswa masih takut untuk maju. Kekurangan ini
dikarenakan siswa baru pertama kalinya mengikuti kegiatan
pembelajaran membaca dengan strategi DRTA.
Selain itu aspek refleksi pada proses pembelajaran ini juga masih
kurang. Pada siklus Iini, guru belum mampu memberikan penguatan
secara maksimal terhadap konsep yang siswa dapatkan. Hanya beberapa
siswa yang dapat menyimpulkan materi yang telah disampaikan oleh
guru dan mengutarakan kesan yang dirasakan selama proses
pembelajaran berlangsung.
2) Hasil Tes
Tabel 4.3
Hasil Tes Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Strategi DRTA Pada Siklus I
Berdasarkan tabel hasil tes membaca pemahaman dengan
strategi DRTA siklus I, indikator menjawab pertanyaan berdasarkan
isi bacaan mendapatkan nilai 62.67termasuk pada kriteria penilaian
cukup dan indikator menentukan pokok pikiran mendapatkan nilai 66
dengan kriteria penilaian baik.
Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 53,4% (16
siswa) sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM
sebanyak 46,6% (14 siswa). Adapun pada aspek menjawab pertanyaan
sebesar 62,67 dengan kriteria cukup dan menentukan pokok pikiran 66
dengan kriteria baik. Rata-rata nilai kelas pada siklus 1 yaitu 64,33
yang artinya belum mencapai standar ketuntasan belajar
minimal,namun jumlah tersebut meningkat dari hasil tes pada tahap
pra siklus.
d. Refleksi siklus I
Kegiatan refleksi ini adalah upaya untuk mengevaluasi proses dan hasil
kelebihan dari pelaksanaan pembelajaran di siklus I. Adapun
kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan pembelajaran di siklus
Isebagai berikut.
Kekurangan:
-Pada aspek membuktikan dan memodifikasi prediksi, rata-rata siswa belum bisa mendiskusikan hasil prediksinya bersama teman.
-Proses pembelajaran membaca pemahaman dengan strategi DRTA
masih kurang efektif. Hal ini terlihat darinilai rata-rata observasi
termasuk dalam kriteria cukup.
-Hasil tes belum mencapai standar ketuntasan minimal.
Kelebihan:
-Pada langkah membaca isi bacaan, siswa lebih mudah memahami isi
bacaan.
-Pada aspek prediksi, membaca, dan refleksi terlaksana dengan cukup
baik.
-Kegiatan yang dilaksanakan sudah dapat meningkatkan hasil tes siswa
meskipun masih di bawah nilai standar yang ditetapkan.
Untuk itu peneliti kembali merencanakan pembelajaran untuk siklus II
dengan adanya perbaikan-perbaikan diantaranya:
1) Nilai pada proses pembelajaran menunjukan bahwa aktivitas belajar
siswa masih kurang efektif. Sehingga perlu adanya kegiatan yang
lebih bervariasi dan menarik minat siswa untuk belajar.
2) Dalam pelaksanaan kegiatan memprediksi dan menyesuaikannya
dengan isi bacaan, siswa masih merasa takut untuk maju ke depan
kelas sehingga perlu adanya arahan dan motivasi lebih dari guru.
3) Perlu ditambahkan teks bacaan yang lebih dekat dengan keadaan
lingkungan siswa sehingga siswa lebih tertarik pada teks bacaan
4) Dari hasil tes membaca pemahaman dengan strategi DRTA yang
telah dilaksanakan pada siklus I, nilai rata-rata siswa masih di bawah
standar minimal sehingga perlu adanya penjelasan materi dan
pemberian contoh secara lebih rinci dari guru agar hasil tes pada
siklus berikutnya dapat meningkat.
3. Siklus II
a. Perencanaansiklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 Mei 2015.Pada tahap
perencanaan siklus II ini, seperti yang dilakukan pada siklus pertama
yaitu mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
tetap difokuskan pada membaca pemahaman dengan strategi DRTA.
Selain RPP, juga dipersiapkan media pembelajaran, bahan ajar, lembar
observasi proses pembelajaran, lembar evaluasi tertulis untuk siswa,
format penilaian siswa, dan catatan lapangan. Namun peneliti
mengadakan sedikit inovasi dari perencanaan siklus I, yaitu pada
kegiatan inti dengan memberikan selembar kertas kepada siswa agar
mereka dapat menuliskan terlebih dahulu apa yang mereka prediksikan
dari judul dan gambar yang disajikan.
b. Tindakansiklus II
Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
rencana pembelajaran yang telah dibuat.Dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran memuat kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan
akhirdalam melaksanakan pembelajaran dengan strategi
DRTA.Adapun kegiatan pembelajaran dalam pelaksanaan siklus II
yaitu.
1) Kegiatan awal
-Salam
-Doa
-Apresepsi/ Motivasi: Menanyakan kepada siswa tentang kebiasaan
mereka ketika membaca.
2) Kegiatan Inti
-Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang meteri yang akan diajarkan.
-Guru menuliskan judul bacaan di papan tulis dan meminta siswa
untuk memprediksi judul sebagai petunjuk dalam
memprediksibacaan yang akan dibaca.
- Siswa menjawab pertanyaan guru dengan memprediksi isi bacaan
melalui petunjuk judul yang dituliskan oleh guru.
-Guru meminta siswa memperhatikan gambar yang disajikan di papan
tulis dan meminta siswa memprediksi isi bacaan berdasarkan
gambar.
-Guru memberikan selembar kertas kepada siswa untuk menuliskan
prediksi berdasarkan judul dan gambar yang disajikan
-Guru membagikan bahan bacaan pada siswa yang terdiri dari
beberapa bagian bacaan.
-Ketika siswa membaca bagian pertama, guru mengarahkan pada suatu diskusi dengan mengajukan pertanyaan seperti, “Siapa yang
memprediksi dengan benar? Apa yang diceritakan bagian ini?”.
-Guru meminta siswa yang benar dalam memprediksi untuk
menceritakannya di depan kelas.
-Guru meminta siswa menghubungkan bagian-bagian dari cerita itu
dengan judul cerita.
-Guru meminta siswa membaca teks bacaan secara keseluruhan.
-Guru meminta siswa untuk menyesuaikan prediksi mereka yang
didasarkan pada teks yang baru saja mereka baca.
-Siswa yang tidak tepat dalam memprediksi diminta membuat