• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA

DONGENG PADA SISWA KELAS IV SD INPRES BE’LANG KECAMATAN BISSAPU KABUPATEN BANTAENG

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhi Salah SatuSyaratgunaMemperolehGelar SarjanaPendidikanPadaJurusanPendidikan Guru SekolahDasar

FakultasKeguruandanIlmuPendidikan UniversitasMuhammadiyah Makassar

OLEH

RENIATI 10540974815

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : RENIATI

Nim : 10540 974815

Jurusan : Pendidikan Guru SekolahDasar S1 Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

JudulSkripsi : Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinkin Activity (DRTA) Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Dongeng pada Siswa Kelas IV SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissapu Kabupaten Bantaeng

Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya sendiri, bukan hasil ciplakan atau buatan oleh orang lain. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, September 2019 Yang Membuat Permohonan

RENIATI

NIM : 10540 974815

(5)

v

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : RENIATI

Nim : 10540 974815

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

JudulSkripsi : Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinkin Activity (DRTA) Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Dongeng pada Siswa Kelas IV SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissapu Kabupaten Bantaeng

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan skripsi sampai selesai penyusunan skripsi, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan selalu melakukan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2 dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

DemikanPerjanjianinisayabuatdenganpenuhkesadaran

Makassar, September 2019 Yang Membuat Perjanjian

RENIATI

NIM : 10540 974815

(6)

vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

Terkadang kita harusmelewati kegagalan dalam perjalanan Menuju kesuksesan, namun jangan pernah putus

asa. Sukses bukan tujuan akhir tetapi sukses adalah bagian dari perjalanan.

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah mencurahkan kasih sayang yang tulus, yang selalu berdoa untuk keselamatan, yang mencintai dan menyayangiku dengan sepenuh hati sehingga menjadi tumpuan bagiku untuk meraih kesuksesan.

Serta kakakku dan sahabatku yang telah dengan ikhlas mendoakan dan mendukung penulis mewujud-

kan harapan dan mimpi menjadi kenyataan.

(7)

vii ABSTRAK

Reniati 2019. Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman dongeng Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV Inpres Be’lang Kecamatan Bissapu Kapubaten Bantaeng. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing 1. Sulfasyah dan pembimbing II Aliem Bahri.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV Inpres Be’lang Kecamatan Bissapu Kapubaten Bantaeng. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV Inpres Be’lang Kecamatan Bissapu Kapubaten Bantaeng.

Jenis penelitian ini adalah pra-eksperimen bentuk pre test post test Design yaitu sebuah eksperimen yang dalam pelaksanaannya hanya melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen tanpa adanya kelas pembanding (kelas kontrol). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pretest, pemberian perlakuan, dan posttest. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis statistik deskriptif dan t-tes. Sedangkan pengelolaan data menggunakan rumus manual taraf signifikansi yang ditetapkan sebelumnya adalah = 0,05. Subjek dalam penelitian ini adalah murid kelas IV Inpres Be’lang Kecamatan Bissapu Kapubaten Bantaengsebanyak 27 orang. Penelitian dilaksanakan selama 5 kali pertemuan.

Hasil analisis statistik deskriptif penggunaan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) positif dan hasil belajar yang lebih baik dari pada sebelum menggunakan Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Hasil analisis statistik inferensial diketahui bahwa nilai thitung yang diperoleh adalah 11,17 dengan frekuensi dk sebesar 27-1 = 26, pada taraf signifikan 0,05 diperoleh ttabel = 3,707. Jadi, thitung> ttabel atau hipotesis alternative diterima. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas IV.

Kata kunci : Pra-eksperimen dan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah untuk dilantunkan selain pujian dan rasa syukur atas kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan kemudahan dan kekuatan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) pada Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini bukan semata-mata atas usaha dari penulis, melainkan ada kekuatan yang menyertai atas kehendakNya.

Maka dari itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan setinggi-tingginya untuk Ayahanda Sofian Piter dan Ibunda Badaria yang telah memberikan iringan doa di setiap sujudnya, mencurahkan kasih sayang, terus berjuang memeras keringat dan banting tulang demi masa depan anak-anaknya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak oleh karena itu penulis menyampaikan

terima kasih kepada Sulfasyah, S.Pd MA., Ph.D. pembimbing 1 dan Aliem Bahri,S.Pd., M.Pd. pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan

arahan dengan tulus ikhlas sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof Dr. H. Abd.Rahman Rahim, S.E., M.M. Rektor Universitas Muhammadiyah

(9)

ix

Makassar yang telah memberikan peluang untuk mengikuti proses perkuliahan pada program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Erwin Akib, S.Pd.,.M.Pd., Ph.D sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. AliemBahri, S.Pd., M.Pd Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Mardiana, S.Pd Kepala Sekolah dan seluruh staf dewan guru SD InpresBe’lang Kecamatan Bissapu Kabupaten Bantaeng. Saudara- saudariku tercinta dan sahabat-sahabatku yang telah memberikan doa dan dukungan kepada peneliti selama penyusunan skripsi.

Atas bantuan dari berbagai pihak, penulis hanya dapat memanjatkan doa kehadirat Allah Swt, semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat pahala. Dan dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua, Amin ya Robbal Alamin.

Makassar, September 2019

Penulis

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang ... 1

B. RumusanMasalah ... 5

C. TujuanPenelitian ... 5

D. ManfaatPenelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS ... 7

A. KajianPustaka ... 7

1. HasilPenelitian yang Relevan ... 7

2. Hakikat Membaca ... 8

(11)

xi

3. KeterampilanMembacaPemahaman ... 16

4. Dongeng... 20

5. StrategiPembelajaranMembacaPemahaman ... 24

6. Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) ... 29

B. KerangkaPikir ... 32

C. Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. RancanganPenelitian ... 34

B. PopulasidanSampelPenelitian ... 35

C. DefinisiOperasionalVariabel ... 37

D. JenisVariabel ... 38

E. InstrumenPenelitian... 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 40

G. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Hasil Penelitian ... 43

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 50

BAB VSIMPULAN DAN SARAN ... 54

A. Simpulan ... 54

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 59 RIWAYAT HIDUP ...

(12)

xii

Tabel Halaman

3.1 Tabel Desain Penelitian... 34

3.2 Keadaan Populasi ... 36

3.3 Sampel Penelitian... 37

3.4 Kriteria Instrumen Penilian Keterampilan Membaca Pemahaman ... 39

4.2 Perhitungan untuk Mencari Mean (Rata-rata) Nilai Pretest ... 44

4.3 Deskripsi dan Frekuensi Kategori Kemampuan Membaca Dongeng Pretest ... 45

4.4 Deskripsi Tingkat Ketuntasan Kemampuan Membaca Dongeng Pretest ... 45

4.6 Perhitungan untuk Mencari Mean (Rata-rata) Nilai Post-test ... 47

4.7Deskripsi dan Frekuensi Kategori Kemampuan Membaca Dongeng Post-test ... 48

4.8 Deskripsi Tingkat Ketuntasan Kemampuan Membaca Dongeng Post-test ... 48

4.9 Analisis Skor Prettest dan Post-test ……….. 49

(13)

xiii

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pikir Penelitian ... 33

(14)

xiv

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 60

2. Hasil Test Keterampilan Membaca Pemahaman Dongeng Murid Kelas IV Inpres Be’lang (pretest) ... 66

3. Hasil Test Keterampilan Membaca Pemahaman Dongeng Murid Kelas IV Inpres Be’lang (posttest) ... 67

4. Analisis Skor Pretest dan Posttest ... 68

5. Daftar Hadir murid kelas IV SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissapu Kabupaten Bantaeng ... 72

6. MenentukanHargaMd ... 74

7. Menentukan/Mencari Harga ∑ ... 76

8. Menentukan Harga THitung ... 77

9. Tabel Distribusi T ... 78

10. Teks Cerita Dongeng dan Soal Pretest ... 80

11. Teks Cerita Dongeng dan Soal Posttest ... 83

12. Dokumentasi Penelitian ... 86

13. Kontrol Pelaksanaan Penelitian... 87

14. Pengantaran LP3M ... 88

15. Surat Permohonana Izin Penelitian ... 89

(15)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai peran penting di dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Seseorang dikatakan mampu berbahasa Indonesia apabila mampu menggunakan bahasa tersebut dengan baik. Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Republik Indonesia yang dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

Bahasa Indonesia bahkan dijadikan salah satu mata pelajaran wajib dan tolok ukur kelulusan siswa di lembaga pendidikan (sekolah). Oleh karena itu, keterampilan berbahasa sangat diperlukan oleh semua orang, serta perlu dikembangkan sejak dini.

Mata pelajaran bahasa Indonesia memuat empat komponen keterampilan berbahasa. Komponen keterampilan berbahasa tersebut yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai manusia adalah menyimak dan berbicara kemudian membaca dan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari saat memasuki jenjang pendidikan. Dengan demikian keempat keterampilan tersebut memiliki hubungan yang saling mendukung antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam proses pembelajaran, keempat keterampilan berbahasa tersebut harus dilaksanakan secara seimbang dan terpadu.

(16)

memerlukan perhatian khusus di sekolah-sekolah. Membaca merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap siswa, yang harus dikuasai agar mereka dapat mengikuti seluruh proses pembelajaran. Keterampilan membaca sangat penting dimiliki setiap siswa karena banyak kegiatan pembelajaran yang menuntut keterampilan membaca siswa. Membaca mempunyai manfaat yang penting, karena dengan membaca dapat memperluas wawasan dan pengetahuan seseorang. Membaca perlu diterapkan saat anak masih sedini mungkin, ketika anak memasuki lembaga pendidikan formal. Dengan membaca siswa diharapkan akan memperoleh berbagai informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan.

Berdasarkan hasilobservasi yang peneliti lakukan di kelas IV SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissapu Kabupaten Bantaeng, terdapat sebagian murid belum mampu memahami dan menyerap informasi yang terdapat pada bacaan dongeng.

Selain itu peserta didik belum mampu mengungkapkan makna dan ide pokok yang terdapat pada suatu bacaan dongeng. Proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas dilakukan dengan cara memberikan teks bacaan kepada peserta didik selanjutnya peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru.

Faktor penyebab rendahnya minat baca dan keterampilan membaca siswa adalah terletak pada model, metode, strategi, atau teknik yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pada umumnya model pembelajaran yang digunakan oleh guru di kelas adalah pembelajaran konvensional yang diaplikasikan dalam bentuk

(17)

materi pelajaran, sedangkan siswa mendengarkan, menyimak, dan mencatat hal- hal yang dianggap penting. Terkadang kegiatannya diselingi dengan pertanyaan, diskusi, dan diselingi dengan kegiatan latihan. Pada pembelajaran seperti ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif. Sehingga merasa cepat bosan dalam proses pembelajaran. Hal ini juga dapat berdampak kepada keterampilan berbahasa siswa. Hal ini tidak berarti bahwa metode ceramah tidak baik, akan tetapi pada suatu saat siswa akan merasa bosan apabila hanya duduk, diam, dan mendengarkan. Padahal banyak sekali model-model pembelajaran menarik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.Model-model pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar.Sehingga keterampilan berbahasa juga dapat dikuasai siswa dengan baik, khususnya keterampilan membaca.

Keberhasilan belajar siswa akan tercapai apabila terjadi interaksi dua arah antara guru dengan siswa sudah dapat berjalan dengan baik. Dari semua faktor penyebab rendahnya minat baca siswa, dapat berpengaruh pada tingkat pemahaman siswa terhadap suatu isi bacaan. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan adalah dengan menyajikan pembelajaran dengan metode yang kreatif, sehingga siswa lebih mudah dalam memahami bacaan. Untuk itu dalam kegiatan pembelajaran diperlukan sebuah strategi belajar yang memberdayakan siswa secara aktif. Salah satunya adalah dengan membuat pola pembelajaran yang menekankan kerjasama antar siswa.

(18)

pemahaman menunjukkan ada kelemahan yang dihadapi siswa dalam belajar membaca pemahaman. Penyebab siswa “gagal” dalam belajar membaca pemahaman berkaitan dengan rendahnya minat membaca siswa. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, peneliti dapat melakukan tindakan untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Strategi ini sangat cocok diterapkan dalam kegiatan membaca karena strategi ini bertujuan untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius.

Stauffer yang dikutip oleh Rahim, mengemukakan bahwa: “Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) merupakan strategi pembelajaran dimana guru memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan siswa secara intelektual serta mendorong siswa merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara.”

Tujuan penggunaan strategi ini adalah untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius. Selain itu, Stauffer menyatakan bahwa strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) diarahkan untuk mencapai tujuan umum. Strategi DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan mengkaji masalah tersebut melalui penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Terhadap Keterampilan

(19)

Kecamatan Bissapu Kabupaten Bantaeng”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka perumusan masalah sebagai berikut : “Apakah penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) berpengaruh terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng di kelas IV SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissapu Kabupaten Bantaeng

?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa kelas IV SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissapu KabupatenBantaeng.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, manfaat penelitian secara teoretis diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan dapat menjadi salah satu landasan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.

(20)

2.

a. Bagi peneliti, menjadi bahan pembelajaran dalam meneliti dan mengembangkan pembelajaran bahasa Indonesia berkaitan dengan peningkatan kemampuan membaca pemahaman dongeng.

b. Bagi guru, menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai strategi pembelajaran yang yang dapat digunakan dalam mengelola proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran membaca pemahaman.

c. Bagi Siswa, menambah pengalaman belajar yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan keterampilan membaca pemahaman.

Selain itu, juga dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan siswa.

(21)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka

1. Hasil Penelitian yang Relavan

Sebagai bahan penguat penelitian tentang Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa peneliti mengutip penelitian yang relevan yaitu:

a) Hasil penelitian oleh Eka Budi Yuliani, 2013 tentang “Efektivitas Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas VII MTs SA PP Hidayatul Qur’an Demak ”. Pada Penelitian ini bahwa strategi Directed Reading Thinking Activities (DRTA) sangat efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan. Persamaannya terletak pada metode yang digunakan yaitu Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dan penelitian yang digunakan yaitu eksperimen. Sedangkan, perbedaannya yaitu penelitian yang lakukan di tingkat SMP/ MTs dan penelitian yang saya lakukan di tingkat SD/MI.

b) Hasil penelitian oleh Nur Khomariah, 2013 tentang “Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Pada Siswa Kelas V SDN Karanganyar 01 Kota Semarang”. Keterampilan membaca pemahaman siswa dengan strategi DRTA dalam membuat kesimpulan mengalami peningkatan.

(22)

Peningkatantersebut ditunjukkan melalui hasil evaluasi membaca pemahaman siswa dari setiap siklus yang semakin meningkat. Hasil evaluasi tersebut menunjukkan peningkatan rata-rata kelas dari data awal yang semula 68,54 menjadi 68,82 pada siklus I. Kemudian menjadi 69,54 pada siklus II dan menjadi 73,51 pada siklus III. Sedangkan ketuntasan belajar mengalami peningkatan dari data awal sebesar 36,4% menjadi 63,6% pada siklus I, dari siklus I sebesar 63,6% menjadi 70,5% pada siklus II, dan dari 70,5% pada siklus II menjadi 84,1% pada siklus III.

Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan. Persamaannya terletak pada strategi pembelajaran yang digunakan yaitu Directed Reading Thinking Activity(DRTA) dan penelitian ini dilakukan ditingkat SD/MI. Sedangkan perbedaannya terletak pada metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas.

2. Hakikat Membaca a. Pengertian Membaca

Bonomo (dalam Somadayo 2011:5) mengemukakan bahwa membaca adalah suatu proses memetik makna dan memahami arti yang terkandung dalm bentuk bahasa tulis.Senada dengan pendapat tersebut,Tarigan (2015:7) menjelaskan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilalukan oleh pembaca untuk memeroleh pesan yang disampaikan oleh penulis dalam bentuk kata-kata atau bahasa tulis.

(23)

Membaca merupakan kegiatan interaktif yang dilakukan oleh pembaca sebagai proses memahami makna.Hal ini senada yang diungkapkan Klein,dkk (dalam Rahim 2007:3) yang menjelaskan bahwa: “Membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategi,dam (3) membaca interaktif. Membaca merupakan suatu proses yang dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utam dalam membentuk makna”.

Kegiatan membaca merupakan kegiatan yang kompleks dan rumit yang melibatkan berbagai hal dalam menangkap informasi yang terkandang dalam bacaan. Hal senada disampaikan oleh Nurhadi (dalam Somadayo 2011:5) yang menjelaskan bahwa: “Membaca adalah suatu proses yang kompleks dan rumit.

Kompleks berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa faktor intelegensi, minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca, dan sebagainya. Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan, faktor lingkungan dan faktor latar belakang social ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca”.

Membaca merupakan proses yang mengembangkan berbagai kemampuan.

Menurut Rahim (2005:1) ada tiga istilah yang sering digunakan untuk memberikan komponen dasar dari proses membaca, yaitu recording, decoding, dan meaning. Recording merujuuk pada kata-kata dan kalimat, kemudian mengasosikannya dengan bunyi-bunyinya sesuai dengan system tulisan yang digunakan. Decoding merujuk pada proses penerjemahan rangkaian grafis ke dalam kata-kata. Meaning merujuk pada proses memahami makna yang

(24)

berlangsung melalui berbagai tingkatan, yang mencakup pemahaman literal, pemahaman interpretative, kreatif danv evaluatif.

Berdasarkan beberapa definisi tentang membaca yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan secara interaktif dan bersifat kompleks dengan tujuan untuk memahami makna dan memperoleh informasi yang disampaikan penulis dalam bentuk bahasa tulis.

b. Manfaaat Membaca

Saddhono (2012:66) menyebutkan beberapa manfaat membaca, antara lain yaitu:

1) Memperoleh banyak pengalaman hidup 2) Memperoleh pengetahuan umum

3) Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa.

4) Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia

Demikian besar manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan membaca. Oleh karena itu, pembelajaran membaca perlu disajikan sejak pendidikan dasar. Bila keterampilan membaca di sekolah dasar tidak diajarkan sebaik mungkin, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam mengakses informasi.

c. Aspek-aspek Membaca

Membaca merupakan proses yang kompleks. Proses membaca dimulai dengan sensori visual yang diperoleh melalui pengungkapan simbol-simbol grafis melalui indera penglihatan. Kemudian sampai kepada memahami isi bacaan,

(25)

siswa terlebih dahulu harus memahami kata-kata dan kalimat yang dihadapinya.

Kemudian siswa diharapkan mampu membuat simpulan dengan menghubungkan isi preposisi yang terdapat dalam materi bacaan. Oleh karena itu, terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu:

1) Mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Aspek ini mencakup:

a) Pengenalan bentuk huruf.

b) Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan lain-lain).

c) Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”).

d) Kecepatan membaca ke taraf lambat

2) Pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup:

a) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal)

b) Memahami signifikasi atau makna (maksud dan tujuan pengarang, relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca )

c) Evaluasi atau penilaian (isi,bentuk )

d) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.

Resmini, dkk (2006:93) menyebutkan aspek-aspek membaca, sebagai berikut:

1) Aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis.

(26)

2) Aspek perseptual, yaitu kemampuan untuk menginterpretasikan apa yang dilihat sebagai simbol.

3) Aspek schemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur pengetahuan yang telah ada.

4) Aspek berpikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang dipelajari.

5) Aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan dengan minat pembaca yang berpengalaman terhadap kegiatan membaca.

Berdasarkan paparan aspek-aspek tersebut, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa aspek membaca terdiri dari aspek keterampilan bertaraf rendah (mekanis) yang dimulai dengan pengenalan unsur-unsur linguistik sampai kepada pelafalan unsur-unsur tersebut. Aspek keterampilan yang bersifat mekanis ini biasanya ditekankan pada peserta didik yang berada di kelas rendah. Dilanjutkan pada aspek keterampilan bertaraf tinggi (pemahaman), pada aspek ini peserta didik diharapkan mampu memahami pengertian serta makna-makna yang terkandung dalam suatu bacaan. Aspek keterampilan yang bersifat pemahaman ini biasanya ditekankan pada peserta didik yang berada di kelas tinggi.

d. Tujuan Membaca

Tarigan (2008:9) menjelaskan tujuan utama membaca adalah untuk mencari informasi, mencakup isi, serta memahami makna bacaan.

Blanton, dkk yang dikutip oleh Rahim (2011:12) , menyebutkan tujuan membaca, yaitu: 1) kesenangan, 2) menyempurnakan membaca nyaring, 3) memperbaharui pengetahuan, 4) mengaitkan informasi baru dengan informasi

(27)

yang telah diketahui, 5) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, 6) mengkonfirmasi atau menolak prediksi, 7) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, dan 8) menjawab pertanyaan- pertanyaan yang spesifik. Adapun tujuan dari kegiatan membaca pada penelitian ini adalah yang berhubungan dengan membaca untuk studi, yaitu untuk memahami isi dari suatu bahan bacaan secara keseluruhan sehingga pemahaman yang komprehensif tentang isi bacaan tercapai.

e. Jenis-jenis Membaca

Tarigan (2008:13) menjelaskan jenis-jenis membaca sebagai berikut:

1) Membaca nyaring, membaca bersuara (reading aloud; oral reading) 2) Membaca dalam hati (silent reading) dibedakan menjadi:

a) Membaca ekstensif (extensive reading) yang meliputi:

1) Membaca teliti 2) Membaca sekilas 3) Membaca dangkal

b) Membaca intensif (intensive reading) yang meliputi:

1) Membaca telaah isi (content study reading) yang mencakup: membaca teliti (close reading), membaca pemahaman (comprehensive reading), membaca kritis (critical reading), membaca ide (reading for ideas) 2) Membaca telaah bahasa (language study reading) yang mencakup:

membaca bahasa asing (foreign language reading), membaca sastra (literary reading).

(28)

El Fanany (2012:19-22) menjelaskan jenis-jenis membaca terbagi atas beberapa hal, sebagai berikut:

1) Membaca yang bersuara

Membaca bersuara yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca ini mencangkup beberapa hal sebagai berikut:

a) Membaca nyaring dan keras, yaitu kegiatan pembaca yang dilakukan dengan keras.

b) Membaca teknik, biasa disebut membaca lancar.

c) Membaca indah Membaca indah hamper sama dengan membaca teknik yaitu membaca dengan memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimic membaca sajak dalam apresiasi.

2) Membaca yang tidak bersuara

Membaca tidak bersuara yaitu aktivitas membaca dengan mengandalkan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Membaca ini biasa disebut membaca dalam hati, yang mencakup:

a) Membaca teliti, yaitu membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh.

b) Membaca pemahaman, yaitu pembaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasi isi bacaan.

c) Membaca ide, yaitu membaca dengan maksud mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.

(29)

d) Membaca kritis, yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluative, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan.

e) Membaca telaah bahasa, mencakup dua hal yaitu: membaca bahasa asing dan membaca sastra

f) Membaca skimming (sekilas), yaitu cara membaca yang hanya untuk mendapatkan ide pokok.

g) Membaca cepat, yaitu keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan.

Berdasarkan jenis-jenis membaca yang dijelaskan oleh Tarigan (2008) dan Burhan (2012) memiliki pengertian sedikit sama, maka dapat disimpulkan bahwa untuk melatih keterampilan yang bersifat mekanis, guru dapat menggunakan teknik membaca nyaring (reading aloud). Sedangkan untuk melatih keterampilan pemahaman, guru dapat menggunakan teknik membaca dalam hati (silent reading). Teknik membaca dalam hati dapat dibagi ke dalam jenis-jenis membaca yang telah digambarkan pada skema di atas. Jenis-jenis membaca tersebut dapat digunakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan pembaca dalam mencari sebuah informasi yang dimuat dalam suatu wacana. Contohnya, untuk memahami unsur- unsur intrinsik dalam sebuah cerita, pembaca dapat menggunakan jenis membaca pemahaman (reading for understanding). Membaca pemahaman ini digunakan

(30)

pembaca untuk memahami isi sebuah cerita, sehingga pembaca dapat menyimpulkan cerita yang telah dibaca.

3. Keterampilan Membaca Pemahaman a. Pengertian Membaca Pemahaman

Membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks. Untuk keperluan tersebut, selain perlu menguasai bahasa yang dipergunakan, seorang pembaca perlu juga mengaktifkanberbagai proses mental dan sistem kognisinya. Untuk memahami suatu bacaan, pembaca harus melibatkan beberapa kegiatan berpikir yang tinggi, seperti ingatan dan daya khayal. Sehingga pembaca mampu memahami apa yang telah dibaca dan dapat memecahkan masalah dari persoalan yang ada.

Somadayo(2011:10) mengemukakan bahwa membaca pemahaman merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan isi bacaan.

Rubin (dalam Somadayo2011:7) menjelaskan bahwa membaca pemahaman adalah proses intelektual yang kompleks yang mencakup dua kemampuan utama, yaitu kemampuan penguasaan makna dan kemampuan berpikir tentang konsep verbal. Turner (dalam Somadayo 2011:10) menjelaskan bahwa seorang pembaca dikatakan memahami bacaan secara baik apabila pembaca dapat:

1) Mengenalkata-kata atau kalimat yang ada dalam bacaan dan mengetahui maknanya.

(31)

2) Menghubungkan makna dari pengalaman yang dimiliki dengan makna yang ada dalam bacaan.

3) Memahami seluruh makna secara kontekstual

4) Membuatpertimbangan nilai isi bacaan berdasarkan pengalaman membaca.

Oleh karena itu keterampilan membaca harus menjadi perhatian khusus bagi para guru karena dengan adanya keterampilan membaca yang dimiliki siswa maka akan membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Setiap materi yang diajarkan oleh guru pasti melalui proses membaca, contohnya membaca buku pelajaran di mana di dalam buku pelajaran terdapat banyak informasi yang dapat dipahami siswa dengan membaca.

b. Tujuan Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan proses yang kompleks proses ini melibatkan sejumlah kegiatan fisik dan mental. Burns dkk ( dalam Rahim 2008), menyebutkan proses membaca pemahaman terdiri atas 9 aspek, yaitu sensori, perseptual, urutan, pengalaman, pikiran, pembelajaran, asosiasi, sikap, dan gagasan.

Anderson (dalam Somadayo 2011:12) menjelaskan bahwa membaca pemahaman memiliki tujuan untuk memahami isi bacaan dalam teks. Tujuan tersebut antara lain:

1) Untuk memperoleh rincian-rincian dan fakta-fakta, 2) Mendapatkan ide pokok,

3) Mendapatkan urutan organisasi teks, 4) Mendapatkan kesimpulan,

(32)

5) Mendapatkan klasifikasi,

6) Membuat perbandingan ataupertentangan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari membaca pemahaman adalah mampu menangkap pesan, informasi, fakta, atau ide pokok bacaan dengan baik. Adapun tujuan membaca pemahaman dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan kesimpulan isi cerita atau bacaan sesuai dengan ide pokok yang terdapat dalam cerita atau bacaan.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman

Somadayo (2011:30) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses membaca pemahaman diantaranya:

1) Tingkat intelegensi, dua orang yang berbeda IQ-nya sudah pasti akan berbeda hasil dan kemampuan membacanya

2) Kemampuan berbahasa, karena keterbatasan kosa kata yang dimilikinya seseorang akan sulit memahami teks bacaan tertentu

3) Sikap dan minat, sikap biasanya ditunjukkan oleh rasa senang atau tidak senang, sedangkan minat merupakan keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu

4) Keadaan bacaan yang berkenaan dengan tingkat kesulitan yang dikupas, aspek perwajahan, atau desain halaman buku, besar kecilnya huruf dan sejenisnya 5) Kebiasaan membaca, maksudnya apakah seseorang tersebut mempunyai tradisi

membaca atau banyak waktu atau kesempatan yang disediakan oleh seseorang sebagai kebutuhan

(33)

6) Pengetahuan tentang cara membaca,misalnya dalam menemukan ide pokok secara cepat, menangkap kata- kata kunci secara cepat, dan sebagainya

7) Latar belakang sosial, ekonomi dan budaya 8) Emosi, misalnya keadaan emosi yang berubah

9) Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi membaca pemahaman adalah tingkat intelegensi, kemampuan berbahasa, sikap dan minat, keadaan bacaan, kebiasaan membaca, pengetahuan tentang cara membaca, latar belakang pembaca sendiri serta pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki pembaca sebelumnya.

d. Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman

Nurhadi(2005:57)menjelaskan pada kegiatan membaca pemahaman terdapat tiga tingkatan kemampuan membaca yaitu: kemampuan membaca literal, kritis, dan kreatif.

1) Kemampuan membaca literal

Kemampuan membaca literal adalah kemampuan pembaca mengenal dan menangkap bahan bacaan yang tertera secara tersurat (eksplisit). Artinyapembaca hanya menangkap informasi yang tercetak secara literal (tampak jelas) dalam bacaan.

2) Kemampuan membaca kritis

Kemampuan membaca kritis adalah kemampuan pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis untuk menemukan keseluruhan makna bahan bacaan baik makna tersurat maupun tersirat. Adapun hal-hal yang tercakup dalam

(34)

kemampuan ini adalah: (a) menemukan informasi faktual; (b) menemukan ide pokok; (c) menemukan unsur urutan, perbandingan, sebab akibat; (d) menemukan suasana; (e) membuat kesimpulan; (f) menemukan tujuan pengarang; (g) memprediksi dampak; (h) membedakan opimi dan fakta; (i) membedakan realitas dan fantasi; (j) mengikuti petunjuk; (k) menemukan unsur propaganda; (l) menilai keutuhan dan keruntuhan gagasan; (m) menilai kelengkapan dan kesesuaian antar gagasan; (n) menilai kesesuaian antara judul dan isi bacaan; (o) membuat kerangka bahan bacaan; dan p) menemukan tema karya sastra.

3) Kemampuan membaca kreatif

Kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan membaca seseorang. Artinya, seorang pembaca yang baik, tidak hanya sekedar menangkap makna tersurat dan tersirat, tetapi juga mampu menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan sehari-hari. Keterampilan dalam membaca kreatif yaitu: (a) mengikuti petunjuk bacaan kemudian menerapkannya; (b) membuat resensi buku; (c) memecahkan masalah sehari-hari melalui teori yang disajikan dalam buku; (d) mengubah buku cerita menjadi bentuk drama; (e) mengubah dongengmenjadi prosa; (f) mementaskan drama; dan (g) membuat esai atau artikel social.

4. Dongeng

1. Pengertian Dongeng

Nurgiyantoro (2012:198) menjelaskan istilah dongeng dapat dipahami sebagai cerita rakyat yang bersifat universal yang dapat ditemukan di berbagai pelosok masyarakat dunia. Dongeng sebagai salah genre cerita anak tampaknya

(35)

dapat dikategorikan sebagai salah satu cerita fantasi dan dilihat dari segi panjang cerita biasanya relatif pendek.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar tejadi yang berisi tentang petualangan yang penuh imajinasi dan terkadang tidak masuk akal dengan menampilkan situasi dan para tokoh yang luar biasa/ goib.

1) Ciri-ciri Dogeng

Ciri-ciri dongeng menurut Nurgiyantoro (2013:199), yaitu : a) cerita fantasi,

b) dongeng tidak terikat oleh waktu dan tempat, dan

c) kekurang jelasan latar terlihat sejak cerita dongeng dimulai yaitu sering menggunakan kata-kata pembuka “Pada zaman dahulu kala”.

Berdasarkan ciri-ciri dongeng di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dongeng adalah sebuah cerita khayalan atau fantasi yang menceritakan suatu kehidupan, dan kita bisa mengambil pelajaran (moral) di dalamnya.

2) Jenis-jenis Dogeng

Sihabudin dkk, (2009:16-17) menjelaskan jenis-jenis dongeng, antara lain : a) Fabel

Fabel merupakan cerita dengan pelaku binatang yang didalamnya memuat ajaran tertentu. Binatang yang diangkat sebagai pelaku cerita tersebut bisa berbagai macam, sehingga antara wilayah yang satu dan yang lain yang berbeda- beda.

(36)

b) Parabel

Parabel adalah dongeng khayal yang mengandung ajaran yang baik.

Munculnya parabel ini dimungkinkan karena pada waktu itu masih sangat terbatas pendidikan formal, sehingga diperlukan suatu alat untukmendidik masyarakatnya.

Dongeng atau cerita yang digolongkan parabel ini adalah hampir semua cerita fabel. Hal ini dikarenakan hampir semua cerita fabel yang ada di Indonesia pada umumnya berupa ajaran yang baik bagi masyarakatnya. Oleh sebab itu dongeng

“Kancil, Burung Bayan, Bujuk dan Tupai disebut parabel.

c) Sage

Sage merupakan dongeng/cerita khayal yang memasukkan peristiwaperistiwa, tempat kejadian, dan tokoh-tokohnya merupakan tokoh sejarah. Misalnya Jaka Tarub, Angling Darma, Lutung Kasarung, dan Ciung Wanara.

d) Mite / Mitos

Mite atau mitos merupakan cerita yang berkaitan dengan asal usul kehidupan manusia, asal usul keberadaan suatu tempat yang berhubungan dengan kehidupan dewa-dewi maupun tokoh yang memiliki hubungan dengan kehidupan kedewataan.

e) Legende atau Legenda

Legenda merupakan cerita kepahlawanan dari sosok tokoh yang dianggap sakti, suci, atau memiliki kelebihan tertentu dibandingkan manusia pada umumnya. Meskipun jelas merupakan cerita yang bersifatimajinatif, karena biasa

(37)

dihubungkan dengan peristiwa kesejarahan akhirnya legenda sering dianggap sebagai cerita yang seakan sungguh-sungguh pernah terjadi.

3) Unsur-unsur Instrinsik Dogeng

Nurgiantoro (2013:198-200) , menjelaskan unsur-unsur instrinsik dalam dongeng, yaitu:

a) Tema

Tema merupakan suatu gagasan atau ide sentral yang menjadi pangkal tolak penyusunan cerpen dan sekaligus menjadi sasaran cerpen tersebut.

b) Amanat

Amanat adalah pesan tertentu yang ingin disampaikan kepada pembaca.

Penyampaian amanat dapat dilakukan secara eksplisit maupun implisit.

c) Plot atau alur

Plot atau alur adalah sambung-sinambungnya periristiwa berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, tetapi yang lebih penting adalah menjelaskan bagaimana hal itu terjadi.

d) Penokohan

Dari segi penokohan, tokoh-tokoh dongeng pada umumnya terbbagi menjadi dua macam, yaitu tokoh berkarakter baik dan buruk. Selain itu, dilihat dari unsur karakter tersebut, tokoh-tokoh dongeng pada umumnya lebih berkarakter sederhana. Hal itu berarti bahwa seorang tokoh yang telah dipasang sebagai tokoh berkarakter baik, maka baik selamanya. Demikian pula sebaliknya dengan tokoh yang berkarakter buruk.

(38)

e) Waktu dan tempat

Waktu dan tempat dapat terjadi di mana saja dan kapan saja tanpa perlu harus ada semacam pertanggung jawaban pelataran. Kekurangjelasan latar sebut sudah terlihat sejak cerita dongeng dimulai, yaitu yang sering mempergunakan kata-kata pembuka penunjuk waktu seperti: “Pada zaman dahulu kala”. Demikian juga mengenai latar tempat yang hanya sering disebut “di negeri antah berantah”,

“di suatu tempat di pinggir hutan”, dan lain-lain.

f) Sudut pandang

Sudut pandang ini dapat dipandang sebagai cerita fantasi, cerita ysng mengikuti daya fantasi walau terkesan aneh-aneh walau secara logika sebenarnya tidak dapat diterima. Berdasarkan unsur-unsur yang telah disebutkan di atas, dan disesuaikan dengan SK dan KD kelas IV, unsur-unsur intrinsik yang digunakan adalah unsur tema, alur/plot, penokohan, latar tempat dan waktu.

5. Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Ada dua hal yang perlu dicermati dari pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/ kekuatan dalam pembelajaran. Artinya, penyusunan suatu strategi hanya sampai pada tahap proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tahap tindakan. Kedua, strategi

(39)

disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.

Majid (2013:7)menjelaskan strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu tujuan pembelajaran. Sedangkan, Moore (dalam Yamin 2013:4) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran merupakan keseluruhan perencanaan untuk mengajar pelajaran tertentu yang memuatkan metode dan urutan langkah-langkah yang diikuti untuk melaksanakan kegiatan belajar.

Rahim (2007:36) menjelaskan bahwa strategi adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki atau yang dapat dikerahkan untukmencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks pengajaran, Gagne yang dikutip oleh Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2011:3) strategi adalah kemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Artinya, bahwa proses pembelajaran akan menyebabkan peserta didik berpikir secara unik untuk dapat menganalisis, memecahkan masalah di dalam mengambil keputusan. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2011:3) menjelaskan bahwa strategi adalah taktik atau pola yang dilakukan oleh seorang pengajar dalam proses belajar mengajar bahasa, sehingga peserta didik dapat leluasa berpikir dan mengembangkan kemampuan kognitifnya.

(40)

Kemp yang dikutip oleh Hamruni (2011:2), menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Dalam usaha memperoleh pemahaman terhadap teks, pembaca menggunakan strategi tertentu. Pemilihan strategi berkaitan dengan faktor-faktor yang terlibat dalam pemahaman, yaitu pembaca dan konteks. Dalam teori membaca dikenal beberapa strategi membaca. Strategi-strategi membaca tersebut, pada dasarnya menggambarkan bagaimana pembaca memproses bacaan sehingga dia memperoleh pemahaman terhadap bacaan tersebut. Rahim (2011:36-47) mengkategorikan strategi membaca sebagai berikut:

a. Strategi Bawah-Atas

Menyatakan bahwa strategi bawah atas merupakan strategi pemahaman bacaan yang dibangun berdasarkan data visual yang berasal dari teks melalui tahapan yang lebih rendah ke tahapan yang lebih tinggi. Strategi bawah-atas pada umumnya digunakan dalampembelajaran membaca awal. Mula-mula siswa memproses simbol-simbol grafis secara bertahap kemudian dia harus mengenali huruf, memahami huruf menjadi kata, merangkai kata menjadi frasa dan kalimat, kemudian membentuk teks. Dalam pembelajaran membaca di kelas awal SD, strategi ini dimulai dengan memperkenalkan nama dan bentuk huruf kepada siswa, memperkenalkan gabungan-gabungan huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat. Metode ini dikenal dengan metode eja.

(41)

b. Strategi Atas-Bawah

Strategi membaca atas-bawah merupakan model yang dikembangkan oleh Coady yang mendasarkan teorinya pada konsep psikolinguistik. Long dan Richards yang dikutip oleh Rahim (2011)menyatakan bahwa strategi atas-bawah merupakan kebalikan dari strategi bawah atas. Pada strategi atas-bawah, pembaca memulai proses pemahaman teks dari tataran yang lebih tinggi. Dalam hal ini, pembaca mulai dengan prediksi, kemudian mencari input untuk mendapatkan informasi yang cocok dalam teks.

c. Strategi Campuran (Eclectic)

Bahwa guru yang baik tidak perlu memakai satu teori saja. Mereka bisa mengambil dan memilih yang terbaik dari semua strategi yang ada termasuk pandangan-pandangan teoretis dan model pengajaran membaca. Begitu juga model bawah-atas dan atas-bawah bisa digunakan dalam waktu yang bersamaan jika diperlukan.

d. Strategi Interaktif

Pengetahuan yang telah dimiliki pembaca disebut latar belakang pengetahuan pembaca, dan struktur pengetahuan awal tersebut disebut skemata.

Menurut teori skema, memahami teks merupakan proses interaktif antara latar belakang pengetahuan pembaca dengan teks. Pemahaman suatu teks tidak semata- mata memahani makna kata dan kalimat,tetapi juga pemanfaatan pengetahuan pembaca yang berhubungan dengan teks yang dibacanya.

(42)

e. Strategi Know-Want to Know Learned (KWL)

Strategi KWL merupakan strategi yang dikembangkan oleh Ogle untuk membantu guru menghidupkan latar belakang pengetahuan dan minat siswa pada suatu topik. Strategi ini memberikan siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat dan sesudah membaca. Startegi KWL melibatkan tiga langkah dasar yang menuntun siswa dalam memberikan suatu jalan tentang apa yang telah mereka ketahui, menentukan apa yang ingin mereka ketahui, dan mengingatkan kembali apa yang mereka pelajari dari membaca.

f. Strategi DRA

Strategi DRA merupakan strategi yang dirancang oleh Betts. Eanes yang dikutip oleh Rahim, menjelaskan bahwa strategi DRA sebagai kerangka berpikir untuk merencanakan pembelajaran membaca suatu mata pelajaran yang menekankan membaca sebagai media pengajaran dan kemahiraksaraan sebagai alat belajar. Komponen strategi DRA dibagi dalam empat tahap, yaitu persiapan, membaca dalam hati, dan tindak lanjut.

g. Strategi DRTA

Strategi DRTA merupakan suatu kritikan terhadap penggunaan strategi DRA karena strategi DRA kurang memperhatikan keterlibatan siswa berpikir tentang bacaan. Strategi DRA terlampau banyak melibatkan arahan guru dalam memahami bacaan, sedangkan strategi DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca.

(43)

Dari ketujuh strategi pembelajaran membaca pemahaman tersebut, peneliti memilih strategi DRTA untuk melaksanakan penelitian ini. Strategi DTRA dipilih karena strategi ini dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa dengan cara memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, siswa memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca. Dengan demikian pemahaman siswa akan meningkat sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan.

6. Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)

Strategi DRTA adalah strategi membaca dan berpikir secara langsung.Stauffer (dalam Rahim 2011:41), menjelaskan bahwa strategi DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika membaca. Dengan strategi DRTA guru bisa memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan mereka secara intelektual serta mendorong mereka merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara.

Strategi ini diarahkan untuk mencapai tujuan umum. Dengan strategi DRTA guru dapat membantu siswa ketika mereka kesulitan berinteraksi dengan bahan bacaan. Langkah-langkah membaca pemahaman dengan strategi DRTA menurut Rahim (2011:45-51) adalah sebagai berikut:

a) Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul

Guru menuliskan judul cerita di papan tulis, kemudian guru menyuruh seorang siswa membacakannya. Biarkan setiap siswa mempunyai kesempatan untuk membuat prediksi.

(44)

b) Membuat prediksi dari petunjuk gambar

Guru menyuruh siswa memperhatikan gambar seri dengan seksama.

Selanjutnya guru menyuruh siswa memperhatikan salah satu gambar dan menanyakan kepada siswa apa sebenarnya yang terjadi pada gambar tersebut.

c) Membaca bahan bacaan

Guru menyuruh siswa membaca bagian bacaan dari gambar yang telah diprediksi ceritanya.

d) Menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksi

Ketika siswa membaca bagian pertama dari cerita, guru mengarahkan suatu diskusi dengan mengajukan pertanyaan. Kemudian guru menyuruh siswa yang yakin bahwa prediksinya benar untuk membaca nyaring di depan kelas bagian dari bacaan yang mendukung prediksi mereka.

e) Guru mengulang kembali prosedur 1 sampai 4 hingga semua bagian pelajaran di atas telah tercakup.

Abidin (2012:81) menjelaskan bahwa metode DRTA dilaksanakan dalam beberapa tahapan pembelajaran sebagai berikut :

1) Tahap Prabaca

a) Guru memperkenalkan bacaan, dengan jalan menyampaikan beberapa informasi tentang isi bacaan.

b) Siswa membuat prediksi atas bacaan yang akan dibacanya. Jika siswa belum mampu, guru harus memancing siswa untuk membuat prediksi. Diusahakan dihasilkan banyak prediksi sehingga akan timbul kelompok yang setuju dan

(45)

kelompok yang tidak setuju. Beberapa pancingan untuk membuat prdiksi antara lain :

1) Menurut pendapatmu, apa isi cerita yang berjudul “X” ini?

2) Bagaimana nasib tokoh cerita dalam cerpen ini?

3) Prediksi mana yang menurutmu paling benar?

2) Tahap Membaca

a) Siswa membaca dalam hati cerita untuk mengecek prediksi yang telah dibuatnya. Pada tahap ini guru harus mampu membimbing siswa agar melakukan kegiatan membaca untuk menemukan makna bacaan, memperhatikan perilaku baca siswa, dan membantu siswa yang menemukan kesulitan memahami makna kata dengan cara memberikan ilustrasi kata, bukan langsung menyebutkan makna kata tersebut.

b) Menguji, prediksi, pada tahap ini siswa diharuskan mengecek prediksi yang telah dibuatnya. Jika prediksi yang dibuat siswa salah, siswa harus mampu menunjukan letak kesalahan tersebut dan mampu membuat gambaran baru tentang isi wacana yang sebenarnya.

3) Tahap Pascabaca

a) Pelatihan keterampilan fundamental.

Tahapan ini dilakukan siswa untuk mengaktifkan kemampuan berpikirnya.

Beberapa kegiatan yang dilakukan siswa adalah menguji kembali cerita, menceritakan kembali cerita, membuat gambar, diagram, ataupun peta konsep bacaan, dan membuat peta perjalan tokoh (perjalanan yang

(46)

menggambarkan keberadaan tokoh pada beberapa peristiwa yang dialaminya).

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan terdapat empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu, menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dalam setiap aspek keterampilan berbahasa, masing-masing terdapat dua aspek yang dipelajari yaitu kebahasaan dan kesastraan. Penelitian ini lebih mengkhususkan pada aspek kesastraan yaitu dongeng. Peneliti memfokuskan pada kemampuan siswa dalam membaca puisi.

Terdapat beberapa strategi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Namun melalui penelitian ini peneliti bermaksud menggunakan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) yang diharapkan mampu membantu siswa dalam memahami dengan baik dalam proses membaca dongeng. Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini sebagai berikut :

(47)

Bagan 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoretis dan kerangka berfikir serta mempertimbangkan konsep yang ada, maka ada pengaruh yang signifikan terhadap Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) pada kemampuan membaca pemahaman dongeng mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissapu Kabupaten Bantaeng.

Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Kemampuan membaca

pemahaman dongeng

Posttes t

Analisis

Hasil temuan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Pretest

Ada Pengaruh Tidak Ada Pengaruh

(48)

34 BAB III

METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen menggunakan penelitian pre- experimental Designs (Nondesigns) yang akan mengkaji tentang Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca dongeng Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissapu Kabupaten Bantaeng.

Desain penelitian yang digunakan adalah “One-Group Pretest-Posttest Design”.

2. Desain Penelitian

Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel X dan variabel Y.

Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) sebagai variabel bebas (X) dan keterampilan membaca pemahaman dongeng sebagai variabel terikat (Y).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian eksperimen dengan jenis One Group Pretest-Posttest.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Pratest Variabel Terikat Posttest

O1 X O2

Sumber:Sugiyono(2007:74)

(49)

Keterangan:

O1 : Tes awal yang diberikan sebelum diberikan perlakuan mengenai penggunaan teknik

O2 :Tes akhir yang diberikan setelah diberikan perlakuan mengenai penggunaan teknik

X : Perlakuan untuk mengetahui hasil belajar siswa maka di beri tes awal (pretest) kemudian memberikan tes (posttest) setelah digunakan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)

B. Populasi dan sampel penelitian 1. Populasi

Sugiyono, (2017:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sehubungan dengan itu, Suyitno (2013:81) populasi adalah orang, benda, atau peristiwa yang dijadikan sasaran pendidikan sebagai yang tercantum dalam judul penelitian.

Berdasarkan uraian di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.Berdasarkan pengertian tersebut populasi adalah seluruh murid kelas IV SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissapu Kacamatan Bantaeng sebanyak 27 orang.Laki-laki 13 orang dan perempuan 14 orang, seperti tabel dibawah ini.

(50)

Tabel 3.2 Keadaan Populasi

No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Wanita

1 IV 13 14 27

(Sumber: Data SD Inpres Be’lang 2018/2019) 2. Sampel

Sugiyono (2017:118) Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya mengutamakan sampel yang diambil dari populasi itu. Lebih lanjut, Suyitno (2013: 81) Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan sasaran penelitian. Jumlah dan jenis sampel yang dijadikan sasaran peneliti harus representatif/mewakili populasinya.

Untuk menentukan sampel dalam peneliti digunakan teknik “sampling jenuh” artinya peneliti mengambil seluruh jumlah populasi sebagai anggota sampel dengan pertimbangan bahwa murid hanya 27 orang. Seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Sampel

No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Wanita

1 IV 13 14 27

(Sumber: Data SD Inpres Be’lang 2018/2019)

(51)

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Hasil belajar Bahasa Indonesia murid yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh murid pada tes awal (pretest) dan nilai yang diperoleh murid pada saat tes akhir (posttest).

2. Aktivitas murid dalam mengikuti pembelajaran adalah kegiatan yang diharapkan dilakukan murid selama mengikuti proses pembelajaran melalui Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA).

3. Membaca dongeng adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan memahami, mengetahui, serta mengingat isi atau informasi yang di sampaikan oleh pembaca dongeng sehingga dapat di rasakan oleh pendengarnya.

4. Rahim (2008) Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) adalah suatu rancangan kegiatan membaca untuk memprediksi apa yang dipikirkan pembaca melalui aktivitas berpikir dengan mengkonstruktur pengalaman yang dimiliki dikaitkan dengan ide pengarang sehingga didapatkan pemahaman mengenai isi suatu cerita.

D. Jenis Variabel

Sugiyono (2017:60) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat- sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

(52)

1. Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat.

Variabel bebas dalam penelitan ini adalah Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)Terhadap Kemampuan Membaca Dongeng Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissapu Kabupaten Bantaeng.

2. Variabel Terikat adalah variabel yang mempengaruhi variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca dongengsiswa kelas IV SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissapu Kabupaten Bantaeng.

E. Instrumen Penelitian 1. Tes

Tes biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Tes yang dilakukan dalam bentuk tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test). Tes awal dilakukan untuk melihat kemampuan membaca teks cerita fiksi siswa sebelum diterapkan Strategi DRTA. Selain itu, tes akhir dilakukan untuk melihat kemampuan membaca teks dongengsiswa sesudah diterapkan Strategi DRTA.

Perbandingan antara tes awal dan tes akhir akan mengantarkan pada suatu kesimpulan apakah Strategi yang diterapkan dalam proses pembelajaran efektif atau tidak.

Penilaian keterampilan menulis pada siswa meliputi beberapa aspek,dapat di lihat pada table berikut ini:

(53)

Tabel 3.3

Kriteria Instrumen Penilaian Keterampilan Membaca Pemahaman no

Aspek yang di nilai

Kriteria penilaian Skor

maksimal

1 2 3 4 5

1. Pemahama n detail isi bacaan

Pemahaman detail isi bacaan sangat baik

Pemahama n detail isi bacaan baik

Pemahaman detail isi bacaan cukup baik

Pemaha mn detail isi

bacaan kurang baik

Pemahama n detail isi bacaan tidak baik

20

2. Mengurutk an isi bacaan

Mengurutka n isi bacaan sangat tepat

Mengurut kan isi bacaan tepat

Mengurutkan isi bacaan cukup tepat

Menguru tkan isi bacaan kurang tepat

Mengurut kan isi bacaan tidak tepat

20

3. Ketepatan struktur kalimat

Ketepatan struktur kalimat sangat tepat

Ketepatan struktur kalimat tepat

Ketepatan struktur kalimat cukup tepat

Ketepata n struktur kalimat kurang tepat

Ketepatan struktur kalimat tidak tepat

20

4. Menceritak an kembali isi bacaan

Dapat menceritaka n kembali isi bacaan sangat tepat

Dapat mencerita kan

kembali isi bacaan tepat

Dapat

menceritakan kembali isi bacaan cukup tepat

Dapat mencerit akan kembali isi bacaan kurang tepat

Dapat mencerita kan kembali isi bacaan tidak tepat

20

5. Menyimpul kan yang dibacanya

Menyimpul kan yang di bacanya sangta tepat

Menyimpu lkan yang di bacanya tepat

Menyimpulk an yang di bacanya cukup tepat

Menyim pulkan yang di bacanya kurang tepat

Menyimpu lkan yang di bacanya tidak tepat

20

Jumlah 100

(54)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest), adapun langkah-langkah (prosedur) pengumpulan data yang akan dilakukan sebagai berikut :

1. Tes awal (pretest)

Tes awal dilakukan sebelum treatment, pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca dongeng oleh murid sebelum digunakan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap kemampuan membaca dongeng

2. Treatment (pemberian perlakuan)

Dalam hal ini peneliti menggunakan model pembelajaran Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap kemampuan membaca dongeng pada murid kelas IV SD Inpres Be’lang Kapubaten Bantaeng.

3. Tes akhir (posttest)

Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui pengaruh penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap kemampuan membaca dongeng pada murid Kelas IV SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissapu Kabupaten Bantaeng.

G. Tehnik Analisis Data

1. Analisis statistik deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik pencapaian kemampuan membaca dongeng siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum dan sesudah perlakuan berupa

(55)

penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Untuk kepentingan tersebut, maka dilakukan perhitungan rata-rata tentang kemampuan membaca siswa dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan hasil penelitian, dengan rumus:

Me = n

Xi (Sugiyono, 2007: 49)

Keterangan:

Me : Mean (rata-rata)

: Jumlah

Xi : Nilai X ke i sampai ke n N :Banyaknya subjek

Peningkatan kemampuan membaca pemahaman sebelum dan sesudah dengan strategi DRTA dapat dianalisis dengan teknik analisis presentase dengan rumus sebagai berikut:

P = N

f x 100% (Tiro, 2004: 242)

Keterangan:

P = Persentase

F = Frekuensi yang dicari persentasenya N = Jumlah subjek eksperimen

2. t-tes

Untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian mengenai kemampuan membaca dongengsiswa kelas IV dalam pelajaran Bahasa Indonesia antara

Gambar

Gambar                               Halaman
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Keadaan Populasi
Tabel 4.2.Perhitungan untuk mencari mean (rata-rata) nilai pre-test
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sedangkan faktor yang mempengaruhi kesepian pada subjek adalah faKtor psikologis karena subjek kehilangan orangorang yang disayanginya yaitu ibu subjek meninggal dunia disaat

Pelaksanaan pembinaan mental anak tunalaras di Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Anak Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Perpres No 112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

[r]

Bagian dari kesuksesan Blue Bird Group adalah kemampuan dalam mempertahankan standar kualitas yang tinggi dan pelayanan yang memuaskan selama bertahun-tahun. Hingga akhirnya

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut: prinsip perencanaan dalam pendidikan dan pelatihan adalah materi harus diberikan

[r]