IMPLEMENTASI STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) MENGGUNAKAN MEDIA SATUA BALI
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SEMESTER II DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD N 6 BANYUNING TAHUN
AJARAN 2015/2016
DOSEN PENGAMPU
NI KOMANG WIDIANI, S.Pd.H., M.Pd
Oleh:
NAMA : Ni Made Dwita Giandani No Absen : 25
NIM : 2311031284 Kelas : 1G
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA 2023
IMPLEMENTASI STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) MENGGUNAKAN MEDIA SATUA BALI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SEMESTER II
DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD N 6 BANYUNING TAHUN AJARAN 2015/2016
ABSTRAK
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup tanpa interaksi, yang sebagian besar dilakukan melalui bahasa. Bahasa tulis menjadi penting untuk menyimpan informasi, terutama dalam membaca pemahaman. Di tingkat sekolah dasar, masalah kemampuan membaca pemahaman sering terjadi, termasuk di SD N 6 Banyuning. Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dengan menggunakan media satua Bali untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V semester II SD N 6 Banyuning tahun ajaran 2015/2016.
Penelitian ini mendapati bahwa siswa kurang tertarik dan kurang fokus saat membaca pemahaman. Faktor penyebabnya antara lain metode pengajaran yang kurang bervariasi, minimnya penggunaan media, dan ketidakseriusan dalam pembelajaran membaca di kelas-kelas tinggi. Strategi DRTA dianggap sebagai solusi potensial untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.
Satua Bali dipilih sebagai media karena keunikannya dalam menyampaikan cerita tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas strategi DRTA dengan media satua Bali dalam meningkatkan pemahaman siswa. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi untuk pengembangan strategi pembelajaran bahasa Indonesia. Melalui penelitian ini, diharapkan guru dapat memanfaatkan strategi DRTA dengan media satua Bali untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap membaca. Hasil penelitian juga dapat menjadi sumbangan teoritis untuk pengembangan strategi pembelajaran dan memperkaya informasi bagi praktisi pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi strategi DRTA menggunakan media Satua Bali dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V SD N 6 Banyuning.
Kata kunci: DRTA, media Satua Bali, membaca pemahaman.
A. PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan orang sekitarnya, membutuhkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi. Bahasa, sebagai alat komunikasi, telah berkembang dari lisan menjadi tulisan. Membaca, sebagai kegiatan memahami bahasa tulis, memiliki peran penting dalam
membuka wawasan dan
meningkatkan kualitas kehidupan seseorang.
Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, awalnya melalui bahasa lisan sebelum munculnya bahasa tulis. Namun, dengan perkembangan zaman dan teknologi, keterbatasan bahasa lisan mendorong manusia menciptakan simbol-simbol tulis. Bahasa tulis, yang melibatkan kemampuan
menulis dan membaca,
memungkinkan penyampaian informasi yang lebih tahan lama.
Membaca dianggap sebagai kegiatan memahami bahasa tulis, melibatkan pemahaman isi tulisan, struktur kalimat, dan kosakata untuk mengetahui makna dalam teks bacaan (Ketut Dibia, dkk 2007:103).
Membaca merupakan aktivitas penting dalam kehidupan, terutama di dunia pendidikan. Dalam membaca, seseorang dituntut tidak hanya sekadar mampu melafalkan tulisan, tetapi juga memahaminya.
Sayangnya, pembelajaran membaca pemahaman di sekolah dasar seringkali kurang mendapat perhatian serius. Padahal, kemampuan membaca pemahaman harus dikembangkan sejak dini agar siswa memiliki bekal untuk jenjang pendidikan selanjutnya.
Membaca, menurut Suhadi (2008), memiliki berbagai manfaat penting, termasuk membuka
wawasan, memberikan pencerahan pada pemikiran, dan mencerdaskan intelektual serta emosional.
Kemampuan membaca dianggap vital dalam masyarakat terpelajar, perlu dikembangkan sejak dini, dan membawa manfaat seperti peningkatan informasi, wawasan, dan rasa percaya diri. Sayangnya, di tingkat sekolah dasar, pengajaran membaca sering dianggap selesai setelah kelas I dan II, sementara pemahaman terhadap bacaan belum mendapat perhatian serius pada jenjang kelas yang lebih tinggi (kelas III-VI).
Permasalahan tersebut juga ditemukan di SD N 6 Banyuning, khususnya pada siswa kelas V semester II. Berdasarkan hasil observasi, guru kurang mengemas pembelajaran membaca yang menarik sehingga minat baca siswa rendah. Selain itu, metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi dan media yang digunakan terbatas pada buku paket Bahasa Indonesia. Akibatnya, hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman masih tergolong rendah dengan rata-rata nilai 60.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan menerapkan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) menggunakan media Satua Bali.
Strategi DRTA dipilih karena mampu melatih kemampuan berpikir kritis siswa melalui aktivitas memprediksi isi bacaan.
Adapun Satua Bali dipilih sebagai media karena mengandung nilai- nilai pendidikan dan mampu meningkatkan minat baca siswa.
Hipotesis yang diajukan adalah penerapan strategi DRTA menggunakan media Satua Bali dapat meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa.
Dengan demikian, strategi dan media pembelajaran yang dipilih diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada sekaligus meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman.
Pencapaian tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia memerlukan strategi inovatif agar tidak monoton.
Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah Directed Reading Thinking Activity (DRTA). DRTA membimbing siswa berinteraksi dengan teks melalui langkah- langkah seperti membuat prediksi berdasarkan judul dan gambar, membaca bahan, menilai prediksi, dan membuat ringkasan. Rahim (2008) menyebut DRTA sebagai strategi pengajaran membaca yang melibatkan pemikiran kritis dan pengalaman siswa, dengan pendekatan pemecahan masalah.
Keunggulan DRTA terletak pada kemampuan siswa membuat prediksi yang meningkatkan motivasi dan partisipasi aktif.
Strategi ini melatih siswa berkonsentrasi, berpikir kritis, dan membuat keputusan berdasarkan pengalaman. DRTA dilaksanakan dengan menggunakan bahan cerita, dan guru berperan mengamati serta memberikan bantuan saat siswa menghadapi kesulitan. Solehudin (2009) menyatakan bahwa DRTA adalah strategi dalam pengajaran membaca pemahaman yang melatih
siswa untuk berkonsentrasi dan berpikir keras.
Tradisi lisan di Bali, yang istilah dalam masyarakat Bali masatua telah lama dikenal. Tradisi lisan masatua selanjutnya dipakai istilah masatua adalah sejalan dengan sejarah perkembangan masyarakat Bali. Melalui tradisi lisanlah adanya transformasi budaya yang
disampaikan secara
berkesinambungan dengan gaya yang khas. Suastika (2011) menyatakan Satua Bali adalah salah satu jenis tradisi lisan yang biasa disampaikan dari mulut ke mulut oleh masyarakat Bali. Namun seiring kemajuan teknologi, Satua Bali sudah banyak dibuat dalam bentuk buku dan dengan berbagai bahasa agar lebih mudah dan secara luas dapat dinikmati untuk dibaca.
Menurut Suatika (2011:13-14)
"jenis cerita satua Bali dapat dibagi menjadi fable (tokoh binatang), legenda (kejadian suatu daerah dengan tokoh tertentu), mitos (mite) lebih mengacu kepada asal usul atau kepercayaan yang diyakini kebenarannya".
Pendekatan ini tidak hanya
meningkatkan kemampuan
membaca, tetapi juga melestarikan warisan budaya Bali. Penelitian dilakukan di SD N 6 Banyuning dengan harapan hasilnya dapat terlihat pada peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V semester II mata pelajaran Bahasa Indonesia.
B. METODE
1.
Rancangan PenelitianPenelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research)
dengan fokus menyelesaikan masalah pembelajaran, khususnya dalam mengatasi gejala tingkah laku tidak menguntungkan siswa. Jenis penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah kolaboratif, di
mana guru bertindak sebagai pelaku utama dalam implementasi tindakan, sementara peneliti memperhatikan dan mengamati proses tersebut.
Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan proses dan kemampuan belajar siswa.
2.
Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian yang digunakan adalah siswa kelas V SD N 6 Banyuning yang berjumlah 30 orang siswa (17 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan). Objek produk penelitian ini adalahkemampuan membaca
pemahaman, sedangkan objek proses dalam penelitian ini adalah strategi DRTA menggunakan media Satua Bali.
3.
Prosedur PenelitianPelaksanaan kegiatan penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas.
Kegiatan penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus.
Kegiatan setiap siklus meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta refleksi.
Berikut dipaparkan masing-masing tahapan dalam setiap siklus.
1. Perencanaan Tindakan:
 Peneliti dan guru
menganalisis silabus, menyesuaikan pokok bahasan, dan tujuan pembelajaran.
 Diskusi dan penyamaan
persepsi mengenai
penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity
(DRTA) menggunakan media Satua Bali.
 Penyusunan RPP sebagai panduan proses belajar mengajar.
 Penyusunan instrumen penelitian berupa tes uraian berdasarkan wacana.
2. Pelaksanaan Tindakan:
 Guru melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah disusun.
 Pengamatan oleh peneliti terhadap proses tindakan, dengan pelaksanaan tiap siklus sebanyak dua pertemuan menggunakan media Satua Bali yang berbeda.
 Langkah penerapan strategi DRTA, termasuk pembuatan prediksi, pembacaan Satua Bali, dan pembuatan ringkasan.
3. Observasi/Evaluasi:
 Observasi untuk mencatat kegiatan belajar mengajar, terutama dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan penerapan strategi DRTA dan media Satua Bali.
 Evaluasi berdasarkan hasil tes individu siswa untuk mengukur kemampuan memahami isi bacaan.
4. Refleksi:
 Refleksi pada akhir siklus untuk menganalisis masalah, hambatan, keberhasilan, dan kelebihan selama pembelajaran.
 Hasil refleksi menjadi dasar penyempurnaan tindakan berikutnya hingga tujuan tercapai.
 Pelaksanaan tindakan dihentikan jika tujuan yang diinginkan sudah tercapai.
4.
Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian.Dalam penelitian ini, data keterampilan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan media Satua Bali dikumpulkan melalui metode tes uraian. Metode tes digunakan
untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Tes uraian merupakan instrumen untuk mengukur hasil belajar, dan skor yang dihasilkan memberikan petunjuk mengenai tingkat kemampuan siswa. Kisi-kisi soal siklus I dapat ditemukan pada Tabel, sedangkan kisi-kisi soal siklus II tertera pada Tabel di bawah ini.
Tabel Kisi-Kisi Soal Siklus 1 SK / Kompetensi
Dasar
Indikator Soal
Jumla h Soal
Bentu
k Tes No Soal
7. Memahami
teks dengan
membaca intensif dan membaca teks drama
C1 C2 C3 C4 C5 C
6 7.1
Mengidentifikasi tokoh, watak, latar, tema, amanat, dari cerita anak yang dibaca
7.1.1
Menyebutkan tokoh dan sifat-sifat tokoh dalam satua bali
2 Uraian 1.2
7.1.2
Menentukan latar dan menguntip kalimat atau paragraph yang mendukung
1 Uraian 4
7.1.3
Menentukan tema dan amanat dari Satua Bali yang dibaca
1 Uraian 3
7.1.4 Menyusun Kembali isi
1 Uraian 5
Satua Bali dengan menggunaka n kata-kata sendiri
Tabel Kisi-Kisi Soal Siklus II SK / Kompetensi
Dasar
Indikator Soal
Jumla h Soal
Bentu
k Tes No Soal
7. Memahami
teks dengan
membaca intensif dan membaca teks drama
C1 C2 C3 C4 C5 C
6 7.2 Menentukan
makna tersirat surat teks melalui membaca intensif
7.2.1
Menentukan makna
tersirat dalam Satua Bali
1 Uraian 1
7.2.2 Menyusun garis besar isi teks dalam Satua Bali menggunaka n kata-kata sendiri
1 Uraian 2
7.2.3
Menentukan amanat pada Satua Bali yang dibaca
2 Uraian 3,5
7.2.4 Menyusun pendapat menggunaka n kata-kata sendiri
tentang Satua Bali yang dibaca
1 Uraian 4
Kriteria penskoran yang digunakan adalah skala likert. Skor 3 diperoleh siswa jika mampu menjawab pertanyaan dengan benar
dan tepat. Skor 0 merupakan skor terendah yang di peroleh siswa jika tidak mampu menjawab semua pertanyaan dengan benar dan tepat.
5. Teknik Analisa Data
Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik deskriptif kuantitatif, fokus pada angka- angka. Analisis ini bertujuan menilai tingkatan kemampuan membaca pemahaman dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, diukur dengan Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Aspek yang dihitung melibatkan rata-rata dan persentase rata-rata.
Untuk menghitung rata-rata (Mean) dapat dihitung melalui rumus berikut.
M = Σ x N
(dalam Utsman, 2013:60) Keterangan:
M = mean (rata-rata) Σ = sigma (jumlah nilai) X = skor (nilai)
N = jumlah subjek
Selanjutnya, rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa secara klasikal adalah sebagai berikut.
M % =
[
SMiM]
x100(d
alam Agung, 2005:78) Keterangan:
M% = rata-rata skor siswa
M = mean
SMI = Skor Maksimal Ideal
6. Kriteria Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas dikatakan berhasil jika persentase rata-rata skor klasikal membaca pemahaman mencapai 85% dalam kategori tinggi. Hal ini berarti siswa sudah memahami bacaan dengan baik atau tuntas, sehingga tindakan dapat dihentikan.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas V SD N 6 Banyuning Tahun Ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang. Pelaksanaan penelitian pada siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, yaitu dua kali pertemuan untuk pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk pelaksanaan tes kemampuan
membaca pemahaman siswa.
Deskripsi hasil penelitian dijabarkan sebagai berikut.
a. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
Penelitian dilakukan di kelas V SD N 6 Banyuning Tahun Ajaran 2015/2016 dengan 30 siswa. Siklus I terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Perencanaan dilaksanakan pada 14 Maret
2016, pelaksanaan pada 28- 31 Maret 2016, dan refleksi pada 1 April 2016.
 Perencanaan Siklus I
Melibatkan penyusunan materi pembelajaran, RPP, instrumen tes kemampuan membaca pemahaman, dan media pembelajaran Satua Bali.
 Pelaksanaan Tindakan
Dilaksanakan dalam tiga pertemuan, dengan fokus pada pembelajaran, diskusi, dan tes kemampuan membaca pemahaman siswa.
Pertemuan 1: Materi membahas mengidentifikasi tokoh, watak, dan latar dalam Satua Bali. Siswa membuat prediksi, membaca Satua Bali, dan membuat ringkasan.
Diakhiri dengan tes esai.
Pertemuan 2: Materi membahas mengidentifikasi tema, amanat, dan makna tersirat dalam Satua Bali.
Siswa mulai berani
membacakan hasil kerjanya dengan suara lebih keras.
Pertemuan 3: Siswa mengikuti tes kemampuan membaca pemahaman siklus I selama 60 menit.
 Hasil Observasi Penelitian Siklus I
1. Data Kemampuan Membaca
Pemahaman Bahasa
Indonesia Siswa pada Siklus I Berdasarkan hasil tes membaca pemahaman, jumlah skor yang diperoleh oleh siswa
secara klasikal adalah 353. Rata- rata skor kemampuan membaca pemahaman siswa adalah sebagai berikut.
M = Σ x N M = 353
30 M = 11,76
Setelah mendapatkan rata- rata kemampuan membaca
pemahaman, langkah
berikutnya adalah menghitung persentase rata-rata
kemampuan membaca
pemahaman siswa secara keseluruhan (klasikal), yaitu sebagai berikut :
M =
[
SMiM]
x100M [%] =
11,76
15 X100 % M [%] = 78,44 % Untuk menentukan kriteria
kemampuan membaca
pemahaman siswa, persentase rata- rata tersebut dikonversi terhadap kriteria PAP Skala 5 sesuai tabel 3.3. Hasil konversi
menunjukkan bahwa
kemampuan membaca
pemahaman siswa berada pada rentangan 65 - 79, yaitu kriteria sedang.
 Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi siklus I, terdapat beberapa masalah yang menyebabkan kemampuan membaca pemahaman berada pada kriteria sedang. Masalah- masalah tersebut adalah sebagai berikut.
1) Gambar yang disajikan guru tidak berwama sehingga kurang menarik perhatian siswa.
2) Siswa masih kesulitan
mengikuti proses
pembelajaran dengan strategi DRTA mengunakan media Satua Bali.
3) Saat menyampaikan prediksi, siswa terlihat malu- malu dan takut sehingga guru harus menyuruh siswa untuk menyebutkan ulang hasil prediksinya.
4) Dari 30 siswa, sebanyak 16 siswa kurang fokus memperhatikan
pembelajaran. Ini
disebabkan karena guru kurang memotivasi dan memberikan penguatan kepada siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Bertolak dari kendala- kendala yang dihadapi pada siklus 1, maka tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut.
I. Media gambar yang digunakan berwarna sehingga lebih menarik perhatian siswa. Hal ini dimaksudkan untuk memicu minat siswa dalam membuat sebuah prediksi.
II. Guru lebih jelas dalam menjelaskan langkah-
langkah strategi
pembelajaran DRTA untuk mendorong partisipasi aktif siswa. Guru juga kembali menekankan rubrik penilaian membaca pemahaman untuk memastikan pemahaman siswa dan memotivasi mereka untuk terlibat secara optimal dalam pembelajaran.
III. Guru mendekati dan memberikan perhatian lebih kepada siswa yang tidak fokus untuk meningkatkan perhatian mereka terhadap pembelajaran, sehingga rasa percaya diri siswa dalam menyampaikan prediksinya juga dapat tumbuh.
IV. Guru memberikan motivasi agar siswa selalu percaya diri saat menyampaikan prediksi di depan kelas.
Selain itu, guru memberikan penghargaan berupa tepuk tangan atau pujian kepada siswa yang berani maju menyampaikan prediksinya.
Dibalik permasalahan yang muncul pada siklus I, ada beberapa kelebihan yang diperoleh dalam pembelajaran dengan mengimplementasikan strategi DRTA menggunakan media Satua Bali. Kelebihan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Siswa lebih mudah memahami isi bacaan karena siswa memprediksi judul maupun gambar yang diberikan oleh guru terlebih dahulu.
2. Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena pembelajaran lebih berpusat pada siswa.
3. Hubungan sosial siswa yang satu dengan siswa yang lainnya menjadi lebih baik karena dalam kelompok siswa dituntut untuk bekerja sama.
4. Motivasi siswa lebih terlihat dengan penggunaan Satua Bali, karena pembelajaran tidak hanya bersumber pada buku paket.
b. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
Pada siklus II dilakukan beberapa hal yang diantaranya perencanaan siklus II, pelaksanaan tindakan, observasi siklus II, dan refleksi siklus II.
Perencananaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 April 2016. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan mulai tanggal 20 sampai dengan 25 April 2016. Refleksi dilaksanakaan pada tanggal 26 April 2016. Deskripsi selengkapnya adalah sebagai berikut.
 Perencanaan Siklus II
Dalam perencanaan siklus II, terdapat beberapa kegiatan antara lain 1)
menyiapkan materi
pembelajaran, 2) menyusun RPP, 3) menyiapkan instrument tes kemampuan membaca pemahaman siklus II, dan 4) menyediakan media pembelajaran berupa Satua
Bali dengan gambar berwarna.
 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dari tanggal 20 sampai 25 April 2016. Kegiatan dilakukan dalam 3 kali pertemuan, yaitu 2 kali pertemuan untuk pelaksanaan pembelajaran dan 1 kali pertemuan tes di akhir siklus II. Deskripsi masing-masing pertemuan dijabarkan sebagai berikut.
Pertemuan 1 : Pertemuan pada 20 April 2016 membahas makna tersirat dalam Satua Bali dan menyusun garis besar isi teks. Guru memberikan pengantar,
menyampaikan tujuan, materi, dan langkah- langkah pembelajaran, serta rubrik penilaian.
Siswa berdiskusi, membuat prediksi, dan membaca Satua Bali, tanpa canggung saat menyampaikan
prediksinya. Guru memberikan
penghargaan kepada siswa yang berani tampil dan lebih mendekati
kelompok yang
membutuhkan bantuan.
Kegiatan diakhiri dengan tes esai, evaluasi, dan pujian kepada kelompok yang berhasil. Pertemuan ditutup dengan refleksi, rencana pembelajaran berikutnya, dan pengakhiran pertemuan.
Pertemuan 2 : Pertemuan kedua siklus II, pada 21 April 2016, membahas menentukan amanat dalam Satua Bali dan menyusun pendapat dengan kata-kata sendiri pada jam pelajaran 1-3 (07.30-09.15 Wita).
Meskipun proses pembelajaran tetap sama dengan pertemuan sebelumnya, terlihat perubahan signifikan pada siswa. Mereka lebih berani dan percaya diri dalam membacakan prediksinya, banyak yang mengangkat tangan untuk berpartisipasi, serta menggunakan suara lebih keras tanpa rasa malu.
Pertemuan 3 : Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 25 April 2016.
Pada pertemuan ini, siswa diberikan tes kemampuan membaca pemahaman siklus II.
Pengerjaannya dilakukan selama 60 menit.
 Hasil Observasi Penelitian Siklus II
1. Data Kemampuan
Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa pada Siklus II
Berdasarkan hasil tes, jumlah skor yang diperoleh siswa secara klasikal adalah 400 (data skor hasil penelitian siklus II dapat dilihat di lampiran pada halaman
138). Rata-rata skor kemampuan membaca pemahaman siswa secara keseluruhan dihitung sebagai berikut.
M = Σ x N M = 400
30 M = 13,3
Setelah diperoleh rata-rata kemampuan membaca pemahaman, selanjutnya dihitung persentase rata-rata kemampuan membaca pemahaman siswa secara keseluruhan (klasikal), yaitu sebagai berikut.
M =
[
SMiM]
x100M [%] =
13,3
15 X100 % M [%] = 88,89 % Untuk menentukan kriteria kemampuan membaca pemahaman siswa, persentase rata- rata tersebut dikonversi terhadap kriteria PAP Skala 5 sesuai tabel 3.3.
Hasil konversi
menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa berada pada rentangan 80-89, yaitu kriteria tinggi.
 Refleksi Siklus II
Pada siklus II, pelaksanaan tindakan mencapai tingkat maksimal dibanding siklus I. Guru menjalankan tindakan dengan optimal, memberikan pemaparan yang lebih rinci dan disertai ilustrasi, yang berdampak positif pada peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa.
Motivasi guru terhadap siswa untuk berani mengungkapkan
pendapat menghilangkan rasa takut dan malu, menciptakan lingkungan yang lebih mendukung.
Perbandingan
peningkatan persentase rata-rata membaca pemahamansiswa yang diperoleh pada siklus I dan II, dapat dilihat pada Tabel Berikut.
Tabel Rekapitulasi Persentase Rata- rata Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II.
Pra Siklus Siklus I Siklus II Keterangan
60 78,44 88,89 Meningkat
Berdasarkan Tabel diatas, dapat diketahui bahwa persentase skor rata-rata membaca pemahaman pra siklus
adalah 60%. Setelah
dilaksanakan siklus I terjadi peningkatan skor membaca pemahaman sebesar 18,44%.
Setelah dilaksanakan penelitian siklus II. diperoleh peningkatan persentase rata-rata membaca pemhaman sebesar 10,4%.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Penerapan strategi DRTA di kelas V SD N 6
Banyuning berhasil
meningkatkan kemampuan membaca siswa, tercermin dari peningkatan persentase rata-rata skor membaca pemahaman.
Pada pra siklus, persentase mencapai 18,44%, meningkat menjadi 78,44% pada siklus I,
dan mencapai 88,89% pada siklus II (kategori tinggi).
Keberhasilan strategi DRTA dapat dijelaskan oleh beberapa faktor. Pertama, strategi ini memberikan siswa kesempatan membuat prediksi sesuai
pemikiran mereka,
meningkatkan minat dan motivasi membaca. Motivasi yang tinggi mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kelompoknya. Pendapat ini sejalan dengan ide bahwa
motivasi guru dapat
meningkatkan minat dan keterlibatan siswa dalam membaca. Hal ini juga sesuai dengan pandangan bahwa siswa dengan motivasi tinggi cenderung memiliki minat tinggi terhadap membaca. Minat baca yang kuat mendorong siswa untuk usaha membaca dan memahami, yang pada
gilirannya meningkatkan
kemampuan membaca
pemahaman.
Faktor kedua yang berkontribusi adalah
penggunaan media
pembelajaran, khususnya Satua Bali. Media ini mampu merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa, memudahkan penyaluran informasi, dan meningkatkan pemahaman teks. Dari kegiatan membaca dengan media ini, siswa dapat meningkatkan
kemampuan membaca
pemahamannya. Pendapat ini sejalan dengan pandangan bahwa media pembelajaran digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa dalam proses belajar. Faktor ketiga adalah bimbingan guru dalam proses diskusi, menciptakan suasana belajar yang hidup dan memberikan kesan yang berbeda. Interaksi antara siswa dan guru membangun ikatan sosial, membuat hubungan lebih dekat, dan mengurangi rasa canggung siswa dalam bertanya.
Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam membaca pemahaman, sesuai dengan konsep bahwa pembicaraan antara guru dan siswa menciptakan banyak ikatan sosial. Faktor keempat adalah pemberian reinforcement berupa tepuk tangan dan pujian sebagai penghargaan kepada siswa. Ini meningkatkan minat belajar siswa, mendorong motivasi, dan memperkuat
pemahaman terhadap bacaan.
Pemberian reinforcement dianggap sebagai cara efektif untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, sejalan dengan pandangan bahwa motivasi ekstrinsik, seperti pujian dan hadiah, dapat memengaruhi ketertarikan siswa dalam pembelajaran.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya oleh Heri Sutanto (2012), yang menunjukkan peningkatan minat belajar siswa dari 25.64% sebelum tindakan menjadi 82.05% pada siklus II menggunakan strategi DRTA.
Analisis data menunjukkan peningkatan nilai KKM dari 46.15% pada pra siklus menjadi 84.61% pada siklus II. Penelitian lain oleh I Wayan Radiarta Wiguna, Ketut Dibia, Ni Nyoman Garminah (2014) menunjukkan perbedaan hasil yang signifikan antara kelompok kontrol dan eksperimen dalam skor rata-rata, dengan kelompok eksperimen mencapai skor tertinggi 29 dan skor terendah 12. Keseluruhan, penelitian ini dan penelitian sebelumnya memberikan dukungan kuat terhadap efektivitas implementasi strategi DRTA menggunakan media Satua Bali
dalam meningkatkan
kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas V SD N 6 Banyuning.
Berdasarkan paparan diatas, dapat dinyatakan bahwa strategi DRTA menggunakan
media Satua Bali dapat meningkatkan kemampuan membaca. pemahaman siswa kelas V semester II dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia SD N 6 Banyuning Tahun ajaran 2015/2016. Maka dari itu,
pembelajaran ini dapat diterapkan sebagai variasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa tidak mudah jenuh, pembelajaran lebih bervariatif, dan pada akhirnya hasil belajar dapat dioptimalkan.
D. KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, implementasi strategi DRTA menggunakan media Satua Bali telah terbukti efektif dalam
meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa kelas V semester II di SD N 6 Banyuning pada Tahun Ajaran 2015/2016.
Terlihat dari peningkatan persentase skor rata-rata kemampuan membaca pemahaman, yaitu dari 78,44% pada siklus I menjadi 88,89% pada siklus II, mencatat peningkatan sebesar 10,45%. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa penerapan
strategi DRTA dengan
menggunakan media Satua Bali memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa. Saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia disarankan untuk terus mengimplementasikan strategi DRTA menggunakan media Satua Bali secara konsisten guna memaksimalkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Kepala sekolah perlu menciptakan kondisi yang mendukung dan mendorong inisiatif guru dalam menerapkan strategi DRTA menggunakan media Satua Bali, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
di sekolah. Peneliti berikutnya sebaiknya mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan penelitian ini sebagai acuan untuk pengembangan penelitian selanjutnya dalam konteks strategi DRTA dan media pembelajaran Satua Bali.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, A. A. G. (2014). Metodologi Penelitian Pendidikan. Aditya Media Publishing, Malang.
Antara, L. G. P. (2010). Prosa Diksi Bali Singaraja. In Yayasan Gita Wandawa, Singaraja.
Arikunto, D. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. 70–75.
Dibia, dkk. (2007). Pendidikan Bahasa Indonesia 2. In Undiksha, Singaraja.
Farida Rahim. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. In PT Bumi Aksara, Jakarta.
Hairudin, dkk. (2007). Pembelajaran Bahasa Indonesia. In Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Dapertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
I Made Suastika. (2011). Tradisi Sastra Lisan (Satua Bali). In Pustaka Larasan, Denpasar.
I Nyoman Sudiana. (2007). Membaca.
In Malang : Universitas Negeri Malang.
Riastini, P. N. dan M. (2013). Pengaruh Satua Bali Terhadap Nilai Karakter Siswa dalam Prosiding Seminar Nasional Riset Inovatif I ISSN. In Undiksha,Singaraja.
Sadirman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. In PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Solehudin. (2013). Peningkatan
Kemampuan Membaca
Pemahaman dengan Strategi AMBT.
Suhadi. (2008). Enam Alasan Membaca.
Sutanto, H., Studi, P., Guru, P., Dasar, S., Keguruan, F., Ilmu, D. A. N., &
Surakarta, U. M. (2012).
PENERAPAN STRATEGI
DIRECTED READING
THINKING ACTIVITIES UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PKn BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI
PAJANG III SURAKARTA.
Tampubolon. (1993). Upaya Meningkatkan Kemampuan. 7–31.
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek.
In Prestasi Pustaka, Jakarta.
Utsman, Fathor Rachman, M. P. (2013).
Panduan Statistika Pendidikan.
DIVA Press,Jogjakarta.
Wiguna, I Wayan Radiarta. Dibia, Ketut dan Garminah, N. N. (2014).
Pengaruh Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) Terhadap Hasil Belajar Membaca Intensif Siswa Kelas IV Semester 1 SDN Gugus Belantih Kecamatan Kintamani Tahun
Pelajaran 2013/2014.
Ejournal.Undiksha.Ac.Id.
Winataputra. dkk. (2005). Strategi Belajar Mengajar. In Universitas Terbuka,Jakarta.