• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING

ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA

PEMAHAMAN SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Taman Kota Serang)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Desna Rosyana

1103957

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG

(2)

Desna Rosyana, 2015

PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN

PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING

THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negri Taman Kota Serang)

oleh

DESNA ROSYANA

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

©DESNA ROSYANA 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh di perbanyak seluruhnya atau sebagian

(3)
(4)

Desna Rosyana, 2015

PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN

ABSTRAK

Latar belakang dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang rendah pada pembelajaran membaca pemahaman di kelas V SDN Taman. Hal ini dikarenakan kurangnya pemanfaatan media, dan strategi yang kurang efektif dalam pembelajaran. Selain itu, guru tidak menanyakan prediksi siswa terhadap teks, hanya mengintruksikan siswa membaca tanpa menghubungkan pengetahuan awal yang dimiliki mereka dengan pengetahuan baru yang akan didapatkan sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini diantaranya (1)

Mendeskripsikan penerapan pembelajaran membaca pemahaman dengan

menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity), (2) Mendeskripsikan seberapa besar kemampuan membaca pemahaman dengan penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity). Adapun yang menjadi subjek pada penelitian ini siswa kelas V SDN Taman Tahun Ajaran 2014/2015 Kota Serang yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 18 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Taggart. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan strategi DRTA dalam pembelajaran membaca pemahaman dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari perolehan nilai rata-rata observasi proses pembelajaran pada siklus I yaitu 2,52 dan siklus II menjadi 3,04. Sedangkan perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada tahap pra siklus 54,83, siklus I yaitu 64,33 dan siklus II menjadi 70,33. Maka, peneliti menyimpulkan penerapan strategi DRTA dalam pembelajaran membaca pemahaman dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.

(5)

ABSTRACT

The background of this study is the low student learning outcomes in learning reading comprehension in class V SDN Taman. This is due to lack of utilization of the media, and the strategies that are less effective in learning. In addition, the teacher did not ask the students to the text prediction, just instruct students to read without prior knowledge possessed connect them with new knowledge that will be obtained so that students are less active in the learning process. The purpose of this study include (1) Describe the application of learning in reading comprehension by using a strategy DRTA (Directed Reading Thinking Activity), (2) Describe how big the reading comprehension with the implementation of the strategy DRTA (Directed Reading Thinking Activity). The subject of this research grade students of SDN Parks School Year 2014/2015 Serang totaling 30 students, consisting of 18 men and 12 women. The method used is classroom action research models Kemmis and Mc.Taggart. Data collection techniques used include observation and tests. The results showed that the application of learning strategies in reading comprehension DRTA can increase the activity and student learning outcomes. This is evident from the acquisition of the average value of observation learning process in the first cycle and the second cycle is 2.52 to 3.04. Meanwhile, the average acquisition value of student learning outcomes at this stage of the cycle pre 54.83, 64.33 and the first cycle that the second cycle into 70.33. Thus, the researchers concluded the application of learning strategies in reading comprehension DRTA can increase the activity of learning and student learning outcomes.

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Struktur Organisasi ... 4

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Kajian Teori ... 6

B. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 16

C. Hipotesis ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A. Desain Penelitian ... 19

B. Partisipan dan Tempat Penelitian... 24

C. Pengumpulan Data ... 24

(7)

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Temuan Penelitian ... 29

B. Pembahasan ... 51

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 55

A. Simpulan ... 56

B. Rekomendasi ... 56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 16

3.1 Pedoman Observasi Proses Pembelajaran ... 25

3.2 Kisi-Kisi Soal Tes ... 27

4.1 Hasil Tes Pra Siklus ... 31

4.2 Hasil Observasi Siklus I ... 35

4.3 Hasil Tes Siklus I ... 37

4.4 Hasil Observasi Siklus II ... 42

4.5 Hasil Tes Siklus II ... 44

4.6 Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan II ... 47

(9)

DAFTAR GRAFIK

4.1 Perbandingan Perolehan Tiap Aspek Observasi Siklus I dan II ... 48

4.2 Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan II ... 48

4.3 Perbandingan Hasil Tes Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ... 50

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Pembimbing

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian

Lampiran 3 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Siklus (RPP) I

Lampiran 5 Teks Wacana Siklus I

Lampiran 6 Evaluasi Siklus I

Lampiran 7 Hasil Tes Siklus I

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan (RPP) Siklus II

Lampiran 9 Teks Wacana Siklus II

Lampiran 10 Evaluasi Siklus II

Lampiran 11 Hasil Tes Siklus II

Lampiran 12 Dokumentasi

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Keterampilan berbahasa merupakan hal penting yang perlu

dikuasai seseorang.Kegiatan berbahasa memiliki peranan penting dalam

kehidupan sehari-hari.Selain itu kegiatan berbahasa memiliki peran

penting dalam kegiatan belajar mengajar karena kegiatan berbahasa

sebagai pengantar dalam menguasai materi yang diajarkan.

Keterampilan berbahasa di sekolah dasar mencakup empat aspek

diantaranya membaca, menulis, menyimak dan berbicara.Keterampilan

berbahasa saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.Seperti,

keterampilan membaca berkaitan dengan keterampilan menulis.Kerena

sebelum keterampilan menulis dikuasai, maka keterampilan membaca

harus dikuasai terlebih dahulu oleh seorang individu.

Membaca adalah aktivitas untuk memahami dan mendapatkan

informasi dari bahan yang dibaca.Namun pada kenyataannya terkadang

kita sulit memahami bahan yang dibaca.Hal ini disebabkan oleh berbagai

faktor.Faktor tersebut dianataranya tidak menggunakan strategi membaca

pamahaman.

Membaca merupakan keterampilan yang penting dikuasai dalam

mata pelajaran bahasa Indonesia oleh siswa sekolah dasar, baik membaca

permulaan atau membaca lanjut. Dalam pembelajaran membaca lanjut di

kelas tinggi salah satu kemampuan yang perlu dikuasai siswa adalah

kemampuan membaca pemahaman.Namun pada kenyataanya kemampuan

membaca pemahaman siswa masih tergolong rendah.Siswa sering merasa

kesulitan dalam memahami bahan bacaan.Terlihat dati hasil tes membaca

sebuah bacaan.Hal ini dikarenakan pembelajaran membaca yang diberikan

guru cendrung monoton dan kurang menarik.

Dalam proses pembelajaran, guru hanya menggunakan cara-cara

(13)

sebelumnya. Siswa tidak berperan aktif selama proses pembelajaran

membaca kerena guru tidak mendorong siswa untuk ikut serta berperan

secara aktif selama proses pembelajaran membaca. Siswa hanya

melakukan intruksi yang diberikan guru.Hal tersebut ditunjukan dari hasil

sudi awal yaitu observasi di kelas V SD Negeri Taman.Berdasarkan hasil

tes yang telah dilakukan, nilai rata-rata siswa dalam membaca pemahaman

masih rendah yaitu 54,83. Nilai tersebut belum mencapai standar

ketuntasan belajar minimal pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang

ditetapkan di SD Negeri Taman yaitu 65.

Dari permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, agar

kemampuan siswa dalam memahami bacaan dapat meningkat, maka guru

harus menggunakan strategi yang tepat.Siswa perlu diajarkan penerapan

strategi membaca yang baik sehingga siswa mampu memahami isi

bacaan.Oleh sebab itu, penerapan strategi DRTA(Directed Reading

Thinking Activity) sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan

memahami isi bacaan.Stauffer (Rahim, 2009, hlm. 47) mengemukakan

bahwa:

Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) adalah strategi mengajar membaca yang memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca.Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) mampu membantu siswa dalam memahami bacaan dengan membuat prediksi dan membuktikanya.

Pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan strategi

DRTA (Directed Reading Thinking Activity)akan membuat proses

pemebelajaran menjadi lebih efektif. Siswa dapat berpartisipasi secara

aktif selama proses pembelajaran dengan memberikan prediksi di awal

sebelum membaca berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki dan

membandingkan prediksi-prediksi yang telah dibuat dengan bahan bacan.

(14)

memahami bacaan.Berdasarkan anggapan tersebut, penelitian ini berjudul

“Penerapan Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) Untuk

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa (Penelitian

Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Taman Kota Serang)”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

1. Bagaimanakahpenerapan pembelajaran membaca pemahaman dengan

menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)?

2. Seberapa besarkahkemampuan membaca pemahaman dengan

penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan penerapan pembelajaran membaca pemahaman

dengan menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking

Activity).

2. Mendeskripsikan seberapa besar kemampuan membaca pemahaman

dengan penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking

Activity).

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat dari segi teori

a. Ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran

bahasa Indonesia.

b. Melakukan pengembangan teori DRTA (Directed Reading

Thinking Activity)dari penelitian-penelitian terdahulu.

2. Manfaat dari segi kebijakan

a. Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah

pada peningkatan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk

penelitian selanjutnya.

(15)

a. Bagi guru

-Guru dapat menerapkan straregi DRTA (Directed Reading

Thinking Activity) dalam pembelajaran membaca pemahaman.

-Menambah strategi pembelajaran yang bisa digunakan di kelas

-Menambah pengetahuan guru tentang strategi DRTA (Directed

Reading Thinking Activity.

-Guru dapat meningkatkan pembelajaran membaca pemahaman.

b. Bagi siswa

-Siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan memahami

sebuah bacaan.

-Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif.

c. Bagi peneliti

-Peneliti memiliki pengetahuan tentang strategi DRTA (Directed

Reading Thinking Activity.

-Peneliti mampu mendeteksi permasalahan yang ada dalam proses

pembelajaran dan mencari solusi dari permasalahan tersebut.

-Peneliti mampu memperbaiki proses pembelajaran dalam

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.

4. Dari segi isu serta aksi sosial

Sebagai motivasi untuk peningkatan pembelajaran membaca yang

lebih inovatif.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi skripsi ini berpatokan pada pedoman penulisan

karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2014 yang terdiri

dari beberapa komponen.Pertama, halaman judul, halaman pengesahan,

halaman pernyataan, halaman ucapan terima kasih, abstrak, daftar isi,

daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

Selanjutnya, BAB I yang memuat latar belakang yang menjelaskan

hal-lal yang melatarbelakangi penelitian ini.Kemudian rumusan masalah

(16)

Reading Thinking Activity)dan seberapa besarkan kemampuan membaca

pemahaman dengan strategi DRTA (Directed Reading Thinking

Activity).Setelah rumusan masalah yaitu tujuan yang tercermin dari

rumusan masalah.Terakhir yaitu manfaat penelitian dari segi teori,

kebijakan, praktik, dan isu serta aksi sosial.

Pada BAB II kajian pustaka, pada bagian menjelaskan dari apa

yang telah dipaparkan di bab I. Bab ini berisikan teori membaca

pemahaman dan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity).

Selain itu terdapat penelitian terdahulu yang berkaitan dengan strategi

DRTA (Directed Reading Thinking Activity).

BAB III metode penelitian, bagian ini menjelaskan prosedur

bagaimana peneliti merancang penelitian.Unsur-unsur yang terdapat dalam

metode penelitian yaitu, desain penelitian, partisipan dan tempat

penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV yaitu temuan dan pembahasan. Pada bab ini ada dua

komponen yaitu temuan hasil pengolahan dan analisis data, serta

pembahasan temuan penelitian.

BAB V yaitu simpulan, implikasi, dan rekomendasi.Selanjutnya

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (PTK). Menurut beberapa sumber penelitian tindakan

kelas diartikas sebagai berikut:

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersama(Arikunto dkk, 2012, hlm.3).

Penelitian tindakan kelas (PTK) diidentifikasikan sebagai suatu

bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan

tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek

pembelajaran di kelas secara lebih professional(Yusnandar & Nur’aeni,

2014, hlm. 7).

David Hopkins (Kunandar, 2012, hlm.45) menyatakan bahwa:

a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (in-cluding educational) situation in order to improve the rationality and justice of: (a) their own social or educational practices; and (c) the situations in which pratices are carried out.

Selanjutnya penelitian tindakan kelas (PTK) dapat didefinisikan

sebagai penelitian yang memperhatikan kegiatan belajar yang disengaja

atau tidak disengaja untuk direfleksikan sebagai acuan untuk

meningkatkan proses dan hasil belajar.Didalam penelitian tindakan kelas

tidak hanya hasil dari penelitian yang diperhatikan akan tetapi yang

mempengaruhi hasil juga diperhatikan dalam penelitian ini

a. Prinsip-Prinsip Dalam Penelitian Tindakan Kelas

Berikut adalah prinsip-prinsip dalam penelitian tindakan kelas

menurut Arikunto (2012, hlm.6).

(18)

Desna Rosyana, 2015

PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN

Penelitian tindakan kelas dilakukan oleh peneliti dijalankan tanpa

mengubah situasi rutin.

2) Adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja

Penelitian ini diadakan dari sebuah inisiatif dengan tujuan untuk

memperbaiki pembelajaran yang lebih baik.

3) SWOT sebagai dasar berpijak

SWOT terdiri atas S-Strength (kekuatan), W-Weaknesses

(kelemahan), O-Opportunity (kesempatan), T-Threat (ancaman).

Keempat hal tersebut menjadi pijakan dilaksanakannya penelitian

tindakan kelas.

4) Upaya empiris dan sistemik

Berupaya dari latar belakang pengalaman (empiris) dan sistemik

yang berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan

sistem.Sistem dalam hal ini pembelajaran.

5) Ikuti Prinsip SMART dalam perencanaan

SMART merupakan singkatan dari dari lima huruf yang membentuk

kata smart yang memiliki arti sebagai berikut:

a) S: Specific artinya khusus, tidak terlalu umum.

b) M: Managable artinya dapat dikelola, dilaksanakan.

c) A: Acceptable artinya dapat diterima lingkungan, atau

Achievable artinya dapat dicapai/dijangkau.

d) R: Realistic artinya tidak diluar jangkauan.

e) T: Timebound, artinya diikat oleh waktu.

b. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Borg dalam Arikunto dkk (2012, 107) menjelaskan bahwa

tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah pengembangan

keterampilan proses pembelajaran yang dihadapi oleh guru kelasnya,

bukan bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang

(19)

Menurut Kunandar (2012, hlm.61) tujuan PTK bukan

menemukan pengetahuan baru yang dapat digeneralisasikan, tetapi

bersifat pragmatis dan praktis, yakni memperbaiki atau meningkatkan

mutu PBM (proses belajar mengajar) di kelas.

Menurut Asmani (2011, hlm.54) tujuan PTK digolongkan

menjadi dua jenis, yaitu tujuan utama dan tujuan tambahan.Tujuan

tersebut adalah sebagai berikut.

1) Untuk melakukan perbaikan dan peningkatan layanan profesional

guru dalam menangani proses pembelajaran. Tujuan tersebut dapat

dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis kondisi,

kemudian secara sistematis guru mencoba berbagai model

pembelajaran alternatif yang diyakini secara teorotis dan praktis

mampu memecahkan masalah pembelajaran.

2) Tujuan utama kedua, melakukan pengembangan terhadap

keterampilan guru yang bertolak dari kebutuhan untuk

menanggulangi berbagai persoalan aktual yang dihadapinya terkait

dengan proses pembelajaran.

3) Tujuan terakhir yang sekaligus sebagai tambahan adalah untuk

menumbuh-kembangkan budaya meneliti di kalangan guru.

2. Model Penelitian Tindakan Kelas

Kemmis dan Mc.Taggart dalam Arikunto dkk (2012, hlm.16)

mengemukakan model penelitian tindakan kelas dalam empat tahapan

sebagai berikut:

Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (planning)

Didalam tahap ini peneliti menjelaskan tantang apa, mengapa,

kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan penelitian tindakan

kelas dilakukan. Di tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan

titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk

diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk

(20)

Desna Rosyana, 2015

PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN

Tahap 2: Pelaksanaan tindakan (acting)

Pada tahap ke-2 dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan

yang berarti implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu

mengenakan isi rancangan di kelas. Hal yang perlu diperhatikan adalah

pengajar harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan

dalam rancangan, tetapi harus berlaku wajar dan tidak dibuat-buat.

Tahap 3: Pengamatan (Observing)

Tahap ke-3 yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh

pengamat (observer).Kegiatan pengamatan tidak dipisahkan dengan

kegiatan pelaksaaan. Keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

Tahap 4: Refleksi (Reflecting)

Tahap ke-4 adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang telah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari bahasa Inggris

reflection yang artnya pemantulan.Memantul dapat dikatakan seperti

menatap atau memancar.Dalam hal ini pelaksana tindakan sedang

memantulkan pengalamannya serta membuka kembali kegiatan yang

telah berlangsung. Dengan kata lain, pelaksana tindakan melihat dirinya

kembali untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasa memuaskan karena

sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal

yang masih perlu diperbaiki. Jika penelitian tindakan dilakukan melalui

bebrapa siklus maka dalam refleksi terakhir peneliti menyampaikan

rencana yang disarankan pada peneliti lain apabila dia menghentikan

kegiatanya.

Apabila rata-rata nilai kelas siswa pada siklus I belum mencapai

nilai Standar Ketuntasan Mimimum (KKM) dan jumlah siswa yang

mencapai nilai di atas KKM tidak mencapai 70% dari jumlah

keseluruhan siswa, maka peneliti perlu mempersiapkan rencana tindakan

selanjutnya untuk memperbaiki sekaligus meningkatkan hasil belajar

siswa pada siklus II dan seterusnya. Adapun nilai KKM pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia yang ditetapkan di SDN Taman adalah 65.

(21)

tindakan, observasi, dan refleksi. Masing-masing tahap dilaksanakan

berdasarkan hasil tes, observasi, dan refleksi pada siklus sebelumnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk

membentuk siklus dan dapat dilihat dalam diagram siklus berikut yaitu

model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc. Taggart yang

tersusun dari beberapa siklus.

Gambar 3.1

Model PTK menurut Kemmis & Mc.Taggart

Hidayah (2013, hlm.19)

SIKLUS-I Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan

SIKLUS-II

Perencanaan Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

(22)

Desna Rosyana, 2015

PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas V SDN

Taman tahun ajaran 2014/2015 Kota Serang yang berjumlah 30 siswa,

yang terdiri dari orang 18 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Taman kecamatan

Taktakan Kota Serang.berlokasi di kampung Sitauan kelurahan Umbul

Tengah kecamatan Taktakan kota Serang.

C. Pengumpulan Data

Intrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data pada saat penelitian berlangsung. Instrumen yang

digunakan peneliti dalam penelitian ini antara lain, observasi, dan tes.

1. Observasi

Hadi (Sugiyono, 2013, hlm.203) mengemukakan bahwa

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara

yang terpentingadalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

untuk mengamati proses pembelajaran membaca pemahaman.

Observasi yang dilakukan dengan dua cara diantaranya:

a) Observasi tidak terstruktur

Dilakukan oleh peneliti tanpa menggunakan instrumen

pengamatan.

b)Observasi terstruktur

Peneliti dengan menggunakan observasi terstruktur dalam

melakukan pengamatan peneliti menggunakan pedoman istrumen

(23)

Tabel 3.1

Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan

Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)

No Aspek yang diamati Nilai

1 2 3 4

1 Pengenalan

a. Melakukan kegiatan menarik yang

berhubungan dengan materi yang akan

disampaikan.

b. Menghubungkan fenomena yang sering

ditemui sehari-hari dengan materi yang akan

disampaikan.

c. Melakukan tanya jawab tentang materi yang

akan disampaikan.

d. Mengkomunikasikan dan mengilustrasikan

tentang wacana yang akan disampaikan.

2 Prediksi

a. Siswa memprediksi bacaan berdasarkan

petunjuk judul

b. Siswa memprediksi isi bacaan berdasarkan

petunjuk gambar

c. Siswa membuat prediksi tanpa rasa ragu.

d. Masing-masing siswa menuliskan hasil

prediksinya.

3 Membaca

a.Siswa membaca teks yang telah dibagi

kedalam bebrapa bagian.

b.Siswa membaca secara berurutan dari bagian

awal hingga bagian akhir.

(24)

Desna Rosyana, 2015

PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN

cerita yang telah dibaca dengan judul.

d.Membaca teks dengan arahan guru

4 Membuktikan dan memodifikasi prediksi

a. Siswa menyesuaikan hasil prediksi yang telah

dibuat dengan isi bacaan.

b. Siswa mendiskusikan hasil prediksi bersama

dengan teman dan guru.

c. Siswa yang membuat prediksi dengan benar

membacakan prediksinya.

d. Siswa yang membuat prediksi salah membuat

prediksi yang baru.

5 Refleksi

a. Bertanya jawab mengenai kesan yang

didapatkan.

b. Menceritakan kesan yang didapatkan dari

pembelajaran yang telah berlangsung.

c. Siswa memahami pembelajaran.

d. Siswa mampu menyimpulkan materi.

Jumlah

Rata-rata

Keterangan:

Nilai 1 jika dalam satu aspek tampak 1 deskriptor

Nilai 2 jika dalam satu aspek muncul 2 deskriptor

Nilai 3 jika dalam satu aspek muncul 3 deskriptor

Nilai 4 jika dalam satu aspek muncul 4 deskriptor

Empat aspek yang diamati tersebut dilakukan saat proses

pembelajaran membaca pemahaman dengan strategi DRTA (Directed

Reading Thinking Activity) mencakup empat aspek dan setiap

aspeknya terdiri dari empat deskriptor dengan kategori penilaian satu

(25)

Nilai=Jumlah aspek yang diperoleh � �

yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,

dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.

Peneliti menggunakan tes tertulis yakni dalam bentuk uraian atau

subjektif dan pilihan ganda atau objektif.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Soal Tes

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : V (lima)/ II (dua)

No. Kompetensi Indikator Tingkat Aspek Jumlah Persentase

Dasar Kesukaran Pengetahuan Pemahaman Penerapa

(26)

Desna Rosyana, 2015

PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN

Kriteria Penilaian:

95-100 = Istimewa

80-94 = Sangat baik

65-79 = Baik

55-64 = Cukup

40-54 = Kurang

<40 = Sangat Kurang

D. Analisis Data

Laporan PTK bukan semata-mata penelitian yang menghasilkan

kata-kata yang analisisnya bersifat kualitatif tapi juga menghasilkan

angka-angka, misalkan hasil dari tes, dll yang analisisnya menggunakan

perhitungan sederhana, misalkan penjumlahan atau persentase, dll.Sampai

kepada perhitungan kompleks, misalkan harus menggunakan rumus

tertentu yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, karena bukan hal yang

tidak mungkin angka-angka dapat dideskripsikan dengan angka-angka

(Hidayah, 2013, hlm.49).

Data yang telah dikumpulkan disajikan dalam bentuk deskripsi

meliputi hasil observasi dan hasil tes.Data yang telah disajikan dianalisis

berdasarkan pedoman dalam tiap instrumen.Selanjutnya temuan-temuan

yang ada diinterpretasi untuk memunculkan makna dari setiap data yang

diperoleh.Kemuadian disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian dan

(27)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas sebagaimana telah dipaparkan pada

bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan membaca pemahaman dengan strategi DRTA(Directed Reading

Thinking Activity) dapat meningkatkan proses pembelajaran membaca

pemahaman siswa.Hal ini ditunjukan pada siklus 1 perolehan nilai rata-rata

proses pembelajaran sebesar 2,52 dengan kriteria penilaian kualitatif cukup,

dan pada tahap siklus 2 meningkat menjadi 3,04 dengan kriteria penilaian

kualitatif baik.

2. Berdasarkan hasil tes pada saat penelitian, nilai rata-rata hasil belajar siswa

mengalami peningkatan setelah menggunakan strategi DRTA(Directed

Reading Thinking Activity), hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata tes pada

tahap pra siklus 54,83 dengan kriteria penilaian kualitatif kurang,siklus I

meningkatmenjadi 64,33 dengan kriteria penilaian kualitatif cukup, dan

pada tahap siklus II nilai mengalami peningkatan kembali menjadi 70,33

dengan kriteria penilaian kualitatif baik. Berdasarkan data tersebut, dengan

penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)dapat

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.

B.Rekomendasi

1. Bagi guru

Guru dapat menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking

Activity) ini sebagai suatu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam membaca pemahaman. RPP yang digunakan

untuk pelaksanaan siklus I dan siklus II dapat diguakan guru pada

(28)

2. Bagi kepala sekolah

Berdasarkan hasil penelitian bahwa penerapan strategi DRTA dapat

meningkatkan proses dan hasil belajar maka, kepala sekolah hendaknya

memberikan kebijakan bagi para guru agar menerapkan strategiDRTA

(Directed Reading Thinking Activity) dalam proses pembelajaran.

3. Bagi pengawas

Hendaknya merekomendasikan hasil penelitian tentang strategi DRTA

(Directed Reading Thinking Activity)dan memberikan sosialisasikepada

guru melalui Kelompok Kerja Guru (KKG), karena strategi ini sangat

relevan untuk digunakan di sekolah dasar dan untuk meningkatkan

kemampuan prefesional guru.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya yang akan menggunakan strategi DRTA (Directed

Reading Thinking Activity) dalam penelitiannya hendaknya dapat

menjadikan data hasil penelitian ini sebagai bahan kajian terlebih dahulu,

agar dapat memperbaiki kesalahan yang terdapat didalamnya. Selain itu,

diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan

strategiDRTA (Directed Reading Thinking Activity) ini dalam

pembelajaranmembaca, serta mangadakan beberapa modifikasi terhadap

instrument penelitian untuk digunakan dalam pengumpulan data penelitian

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Askara.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Askara.

Asmani, J. M. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Laksana.

Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Maulana, P. (2012). Penerapan Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) Dalam Pembelajaran Membaca Pemahamn Karya Sastra dan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar : Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Margalaksana 3 dan 4 Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut. [Online]. Diaskes dari http://repository.upi.edu/8843/.

Rahim, F. (2009). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Askara.

Resmini, N dan Juanda, D. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi.Bandung: UPI Press.

Resmini, N. dkk. (2006). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI Press.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).Bandung:Alfabeta.

Sulistiyowati, Y. (2011). Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activities (DRTA) Untuk Meningkatkan Membaca Pemahaman Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Kasin Malang. [Online]. Diaskes dari

http://www.library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=48707.

Sundari, A. M. (2012). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Membaca Intensif Dengan Menggunakan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas V SD Negeri Ciwedus 1 Kecamatan Cilegon Kota Cilegon). (Skripsi). PGSD, Universitas Pendidikan Indonesia, Serang.

(30)

Solchan , TW dkk. (2011). Pendidikan Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Gambar

Gambar 3.1 Model PTK menurut Kemmis & Mc.Taggart
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan pembinaan mental anak tunalaras di Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Anak Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Perpres No 112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. © Fitri Aprilia 2014 Universitas

[r]

Bagian dari kesuksesan Blue Bird Group adalah kemampuan dalam mempertahankan standar kualitas yang tinggi dan pelayanan yang memuaskan selama bertahun-tahun. Hingga akhirnya

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut: prinsip perencanaan dalam pendidikan dan pelatihan adalah materi harus diberikan

[r]

[r]