• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa

BAB II PROSES PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA DI

B. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa

1. Lokasi dan Keadaan Fisik Wilayah Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa terletak di kawasan kota Langsa tepatnya di Jalan Panglima Polem Nomor 39, sebelah selatan berbatasan dengan perumahan dinas lembaga pemasyarakatan, sebelah utara tanggul sungai, sebelah timur Kantor Pekerjaan Umum Seksi, sebelah barat kompleks lembaga pemasyarakatan. Lembaga Pemasyarakatan ini merupakan bentuk asli dari bangunan kuno peninggalan kolonial Belanda, dan bentuk bangunan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa berbentuk letter U, yang mana sebelah kanan merupakan bangunan lama dan sebelah kiri merupakan bangunan baru atau pernah mengalami perubahan.

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa dibangun diatas tanah seluas 4.182 M2 dengan daya tampung atau kapasitas sebesar kurang lebih 145 orang, sedangkan pada saat penelitiaan tepatnya awal Maret 2014 jumlah

narapidana yang menjalani masa pidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa sudah mencapai 340 orang, dengan klasifikasi Tahanan berjumlah 69 orang dengan laki-laki 59 orang, wanita 4 orang dan anak-anak 6 orang. Jumlah narapidana 271 orang dengan klasifikasi laki-laki berjumlah 251 orang, wanita 14 orang dan anak didik pemasyarakatan berjumlah 6 orang.60

a. Perkantoran ;

Berdasarkan hal tersebut, menunjukkan bahwa jumlah narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Keelas II B Kota Langsa melebihi kapasitas yang ada, sehingga membutuhkan pembinaan dan pengawasan yang ketat. Memberikan proses keamanan di Lapas diberikan dengan cara menjaga dan meningkatkan keamanan bangunan Lembaga Pemasyarakatan ini dibatasi oleh satu buah dinding, yang tingginya sekitar 8 M dan diatas dinding tersebut terdapat kawat berduri dan dalam Lembaga Pemasyarakatan tersebut terdapat 4 pos jaga, yaitu 1 pos utama yang terletak di di depan lembaga pemasyarakatan, 1 pos yang berada di belakang, 1 pos yang berada di sudut sebelah kanan, dan 1 pos yang berada di dalam blok. Di pintu utama Lembaga Pemasyarakatan tersebut terdapat dua orang penjaga keamanan.

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa, juga terdapat bangunan dan beberapa sarana yang merupakan faktor penunjang dalam proses pembinaan terhadap warga binaan (Narapidana), diantaranya :

b. Ruang Klinik ; c. Dapur ;

d. Ruang sarana kerja ;

60

Wawancara Bagian Registrasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa Pada Tanggal 1 Maret 2014.

e. Mushalla ;

f. Lapangan, yang digunakan untuk sarana olahraga seperti badminton, volley ball, sepak bola, tenis meja ;

g. Blok-blok hunian warga binaan pemasyarakatan.

Untuk merealisasikan apa yang merupakan hak dari narapidana, dalam kaitannya dengan tempat tinggal yang layak, maka di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa menyediakan 1 (satu) blok dengan 20 kamar sebagai tempat tinggal narapidana, dengan klasifikasi penghuninya sebagai berikut (Tabel 1) :

No. Klasifikasi Kamar

Luas Kamar (meter) Kapasitas Kamar/orang (yang sedang dihuni) Kapasitas yang seharusnya 1. Kamar I 3 x 2 9 4 2. Kamar II 3 x 2 9 4 3. Kamar III 3 x 4 17 8 4. Kamar IV 3 x 4 21 8 5. Kamar V 3 x 4 20 8 6. Kamar VI 3 x 3 14 6 7. Kamar VII 3 x 4 18 8 8. Kamar VIII 3 x 4 15 8 9. Kamar IX 3 x 5 18 10 10. Kamar X 3 x 4 13 8 11 Kamar XI 3 x 3 10 6 12. Kamar XII 3 x 3 9 6 13. Kamar XIII 3 x 4 17 8 14. Kamar XIV 3 x 4 16 8

15. Kamar XV 3 x 2 11 4 16. Kamar XVI 3 x 6 58 14 17. Kamar XVII 3 x 2 9 4 18. Kamar XVIII 3 x 4 18 8 19. Kamar XIX 3 x 5 27 10 20. Kamar XX 3 x 5 25 10

Berdasarkan tabel 1 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hak-hak warga binaan yang menghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa masih belum terpenuhi dalam mendapatkan tempat hunian yang layak dan hal ini dapat terlihat dari kondisi kapasitas warga binaan yang sedang menghuni LP dengan kapasitas yang di syaratkan. berdasarkan Pasal 14 Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan salah satu hak yang diberikan kepada warga binaan adalah mendapat perawatan secara jasmani dan rohani, mendapatkan kesehatan yang layak, dan hak-hak lain yang diperkenankan oleh peraturan perundang-undangan. Kapasitas hunian yang dimiliki oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa masih belum memenuhi hak dari warga binaan tersebut.

h. Fasilitas-fasilitas lain diantaranya :ruang pertemuan, ruang perpustakaan, dan sarana-sarana lainnya yang menunjang dalam proses pembinaan narapidana pada umumnya di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa. Menurut Bapak Effendi dalam sistem pemasyarakatan, warga binaan (Narapidana), harus tetap mendapat hak-haknya yang tentunya diatur sesuai dengan undang-undang yakni hak keperdataan (makan, tempat tidur, rekreasi, dan lain-lain). Pelaksanaan sistem pembinaan harus berdasarkan

nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.61

Selama dalam pelaksanaan sistem pemasyarakatan, Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa memberikan pembinaan terhadap narapidana, yaitu pembinaan di dalam lembaga pemasyarakatan dan pembinaan di luar lembaga pemasyarakatan. Pembinaan di dalam lembaga meliputi pembinaan kepribadian dan pembinaan kemandirian. Pembinaan kepribadian yaitu pembinaan kesadaran beragama, pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara, pembinaan kemampuan intelektual, pembinaan kesadaran hukum. Pembinaan kemandirian meliputi proses pendidikan keterampilan dan bimbingan kerja. Pembinaan di luar lembaga pemasyarakatan, yaitu cuti bersyarat, cuti menjelang bebas, dan pembebasan bersyarat. Selama proses pembinaan yang berlangsung di lembaga pemasyarakatan para petugas pemasyarakatan dalam melaksanakan tugasnya yang merawat dan melindungi harus dapat memberikan perlindungan dan pengayoman kepada narapidana yang mengacu pada falsafah atau nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dimana selain narapidana diperlakukan sebagai individu juga diperlakukan sebagai anggota masyarakat. Artinya, di dalam proses pembinaan para narapidana tersebut tetap harus dilindungi dan diayomi dan tidak boleh diperlakukan secara sewenang-wenang, karena narapidana tersebut juga mempunyai hak-hak asasi yang melekat pada dirinya dan dalam proses pembinaan di lembaga pemasyarakatan narapidana diberikan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dijalankan yang sesuai dengan Pancasila dan narapidana tersebut tidak bisa dipisahkan hubungannya dengan keluarga dan masyarakat dan tidak lepas dari tanggung jawab mereka terhadap pembinaan yang dilakukan.62

2. Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa merupakan unit pelaksana teknis pemasyarakatan yang menampung, merawat, membina, dan membimbing warga binaan pemasyarakatan. Agar dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut maka petugas-tugas pemasyarakatan selayaknya harus memahami

61

Wawancara dengan Bapak Effendi, SH, Kasi Bimbingan dan Kegiatan Kerja Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa, pada tanggal 1 Maret 2014.

62

mekanisme kerja sesuai dengan bidangnya masing-masing, sehingga dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Penulis akan memberikan gambaran tentang struktur Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa melalui bagan berikut ini :

BAGAN I

Struktur Organisasi

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa

Sumber : Data Sekunder Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa Tahun 2014.

KALAPAS

ERRY TARUNA DS, Bc. IP,

KEP. PENGAMANAN LP

ZULKIFLI, SH

KASUBBAG TATA USAHA

SUDIRMAN, SH

KAUR UMUM

SYAMSUL BAHRI, SH

KAUR KEP. & KEU

SYAMSIDAR, SH ANGGOTA JAGA

KASI. ADM KAMTIB

ISKANDAR, SH KASI. BINAGIATJA EFFENDI, SH KASUBSI PERAWATAN ABD. HANAN, SH KASUBSI GIATJA RAMLI, SH KASUBSI REGISTRASI RAMLI, SH

KASUBSI PEL & TATIB

TANTAW, SH.MH

KASUBSI KEAMANAN

3. Tugas dan Fungsi para Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B

Kota Langsa

a. Kepala Lembaga Pemasyarakatan

Bertugas menetapkan rencana kerja Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa, mengusulkan remisi umum dan khusus untuk narapidana, mengkoordinasikan penyusunan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) Pegawai di lingkungan Lapas, mengusulkan kenaikan pangkat, mengusulkan kenaikan gaji berkala, mengusulkan pembebasan bersyarat, mengusulkan Cuti Menjelang Bebas dan cuti bersyarat Warga Binaan Pemasyarakatan, menetapkan surat lepas warga binaan pemasyarakatan, menetapkan surat kerja panitia lelang, menetapkan pemenang lelang bahan makanan warga binaan pemasyarakatan.

b. Kepala pengamanan Lembaga Pemasyarakatan

Bertugas mengawasi pelaksanaan tugas pengamanan terhadap warga binaan, mengkoordinasikan pemeliharaan keamanan Lapas, melakukan pemeriksaan pelangaran keamanan.

c. Bagian Tata Usaha

Bertugas melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga lembaga pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa. Bagian tata usaha terdiri atas :

1) Sub bagian umum

Bertugas melakukan urusan surat menyurat, inventarisasi, pemeliharaan gedung, mengatur rumah tangga kantor.

2) Sub bagian kepegawaian

3) Sub bagian keuangan

Bertugas melakukan urusan keuangan d. Bidang Bimbingan dan Kegiatan Kerja

Bertugas melakukan menyusun rencana kerja seksi binadik, melakukan program pembinaan bagi warga binaan pemasyarakatan, melaksanakan dan memimpin sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan, koordinasi pelaksanaan perawatan kesehatan dengan instansi lain, melakukan ketatausahaan seksi bimbingan dan kegiatan kerja, melakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan bawahan, menyusun dan dan menyiapkan laporan seksi binadik, melakukan penilaian pelaksanaan perwalian warga binaan pemasyarakatan. Bidang bimbingan dan kegiatan kerja terdiri dari :

1) Seksi Registrasi

Bertugas membuat remisi umum dan khusus untuk narapidana, membuat registrasi narapidana dan tahanan, membuat surat bebas bagi narapidana, melakukan pengambilan foto/identitas warga binaan pemasyarakatan, membuat statistik dan dokumentasi sidik jari, mengusulkan pembebasan bersyarat dan cuti bersyarat warga binaan. 2) Seksi Perawatan

Bertugas membuat buku gudang beras, melakukan pengawasan melekat, memberikan peralatan perlengkapan narapidana.

3) Seksi kegiatan kerja

Bertugas memberikan petunjuk kerja kepada warga binaan pemasyarakatan, menyiapkan bahan produksi dan peralatan,

menyiapkan tempat bimbingan kerja, menyediakan guru pendidik atau guru pembimbing.

e. Bidang administrasi keamanan dan tata tertib

Bertugas melakukan pemeriksaan dan pembuatan BAP terhadap warga binaan yang melanggar peraturan Lapas, menerima laporan dan memeriksa laporan pengamanan, melakukan koordinasi dengan Kepala Pengamanan Lapas dalam hal keamanan Lapas, melakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan bawahan. Bidang administrasi keamanan terdiri dari :

1) Seksi Keamanan

Bertugas mengatur jadwal tugas, penggunaan perlengkapan dan pembagian tugas pengamanan.

2) Seksi pelaporan dan tata tertib

Bertugas menerima laporan hariandan berita acara dari satuan pengamanan yang bertugas serta mempersiapkan laporan berkala di bidang keamanan.

4. Latar Belakang Pendidikan Petugas/Pegawai Lembaga Pemasyarakatan

Kelas II B Kota Langsa

Petugas/Pegawai di Lembaga Pemasyarakatan merupakan salah satu faktor yang menunjang dalam proses pembinaan terhadap narapidana. Petugas/Pegawai yang memberikan pembinaan atau pembimbingan terhadap narapidana harus memiliki tingkat pendidikan yang memadai, dedikasi yang tinggi, pengabdian yang luhur, dan benar-benar mengabdikan dirinya kepada tugas pembinaan yang dilakukannya. Karena faktor pendidikan petugas/pegawai

Lembaga Pemasyarakatan sangat mempengaruhi dalam keberhasilan proses pembinaan yang berjalan di Lembaga Pemasyarakatan. Di bawah ini akan diuraikan tingkat pendidikan Petugas/Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa, yaitu :

TABEL 2. Latar Belakang Pendidikan Petugas/Pegawai Lembaga

Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa Tahun 2011 – Tahun 2013.

No Pendikan Jumlah

1 Sekolah Dasar 0

2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 0 3 Sekolah Menengah Atas (SMA) 36

4 Diploma-3 (D3) 2

5 Sarjana/Strata-1 (S1) 15

6 Strata-2 (S2) 0

Jumlah 53

Sumber Data : Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa Tahun 2011- Tahun 2013

Berdasarkan tabel 2 diatas tentang latar belakang pendidikan petugas/pegawai Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa, maka dapat dilihat yang paling dominan latar belakang pendidikan dari para petugas/pegawai Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa adalah pendidikan Sekolah Menengah Atas dengan jumlah 36 petugas pemasyarakatan yang bertugas di bidang administrasi dan pengamanan, selanjutnya untuk latar belakang pendidikan Sarjana/Strata-1 (S1) tahun 2011 sampai 2013 sebanyak 15 orang, untuk

pendidikan Diplomat-3 (D3) dari tahun 2011 sampai tahun 2013 sebanyak 2 orang. Para petugas pemasyarakatan inilah yang mendukung sistem pemasyarakatan melalui proses pembinaan terhadap narapidana yang berbeda klasifikasi tindak pidananya, karakter narapidana dan berbeda latar belakang kehidupan dari narapidanaa tersebut. Proses pembinaan dilakukan agar dapat memasyarakatkan kembali narapidana setelah selesai menjalani masa pidananya.

Pendidikan yang dimiliki oleh petugas pemasyarakatan juga mempengaruhi tingkat kemampuan untuk melahirkan kebijakan-kebijakan yang diambil dalam rangka pembinaan dan perlindungan warga binaan pemasyarakatan di lembaga pemasyarakatan kelas II B Kota Langsa. Kemampuan melakukan pendekatan-pendekatan terhadap narapidana dalam mengubah mental dan perilakunya melalui pembinaan-pembinaan dipengaruhi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh petugas pemasyarakatan.

Melihat kondisi tingkat pendidikan yang dapat dikatakan relatif rendah dan hal ini tentunya dapat berpengaruh pada kompetensi kerja pegawai dalam melaksanakan tugas pembinaan narapidana. Dengan pendidikan yang rendah sulit diharapkan dapat mengembangkan dan mengimplementasi program-program pembinaan narapidana yang bersifat inovatif dan sensitif terhadap kebutuhan narapidana.

C. SISTEM PEMBINAAN NARAPIDANA DI LEMBAGA

PEMASYARAKATAN KELAS II B KOTA LANGSA

1. Jumlah Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa

TABEL 3. Jumlah Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga

Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa Tahun 2011-2013.

No Jenis Tindak Pidana Pasal Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 1 Pembakaran 187-188 1 0 1 2 Mata uang 244-251 2 1 1 3 Kesusilaan 281-297 21 30 33 4 Pembunuhan 338-350 6 7 5 5 Penganiyayaan 351-356 1 3 5 6 Pencurian 362-364 31 6 10 7 Penggelapan 372-375 5 6 7 8 Penipuan 378-395 1 3 5 9 Korupsi UU No. 31/1999 6 5 5 10 KDRT UU No. 23/2004 1 3 6 11 Narkotika UU No.9/1976 135 200 250 12 Lain-lain 4 6 5 Jumlah 214 250 333

Sumber Data : Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa Tahun 2011-2013.

Berdasarkan Tabel 3 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah warga binaan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa dari Tahun 2011 sampai 2013 mengalami peningkatan. Dari tahun 2011 sampai tahun 2012 sebesar 36 orang, dari tahun 2012 sampai tahun 2013 sebesar 83 orang. Adanya kenaikan jumlah penghuni di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa tidak membawa pengaruh yang berarti dalam proses pembinaan terhadap narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa tersebut. Ini dikarenakan jumlah kapasitas penghuni di Lembaga Pemasyarakatan tersebut 145 penghuni. Berdasarkan hal itu, maka dapat dikatakan bahwa Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa sudah melebihi kapasitas

(overcapacity) yang ada.

Jumlah warga binaan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa yang dikaitkan dengan jumlah petugas pemasyarakatan dari Tahun 2011 sampai tahun 2013 yang berjumlah 53 petugas pemasyarakatan. Ini merupakan gambaran yang irasional dikarenakan tidak sesuai antara kuantitas warga binaan pemasyarakatan dengan kuantitas petugas pemasyarakatan di Lapas Kelas II B Kota Langsa.

Berdasarkan ketentuan Pasal 12 UU No. 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan yang menyatakan bahwa dalam rangka pembinaan terhadap narapidana di Lapas dilakukan penggolongan atas dasar umur, jenis kelamin, lama pidana yang dijatuhkan, jenis kejahatan dan kriteria lainnya. Ketentuan normatif yang terdapat dalam undang-undang pemasyarakatan tersebut tidak sejalan dengan ketentuan yang berlaku di Lapas Kelas II B Kota Langsa dikarenakan

berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Effendi yang menyatakan bahwa lembaga pemasyarakatan kelas II B Kota Langsa yang memberikan proses pembinaan terhadap narapidana yang berbeda klasifikasi tindak pidana seperti yang telah digambarkan dalam tabel diatas tidak ada pembedaan dalam proses pembinaannya, dikarenakan lapas kekurangan dana, kekurangan sarana dan prasarana yang mendukung proses pembinaan, kekurangan kuantitas dan kualitas petugas pemasyarakatan yang profesional.63

Hasil wawancara dengan Bapak Effendi yang menyatakan bahwa latar belakang kehidupan dari narapidana yang beragam diantaranya ada yang berasal dari kalangan dari keluarga golongan ekonomi lemah dan golongan ekonomi yang kuat, ada yang berasal dari kalangan keluarga yang tidak harmonis, ada yang berasal dengan latar belakang pendidikan SD, SMP, SMA, dan Sarjana, ada yang berasal dari kultur atau kalangan masyarakat yang banyak melakukan kejahatan. Dilihat dari segi kepribadian, narapidana juga memiliki kepribadian yang beragam diantaranya ada yang berasal dari kalangan pendiam, susah berinteraksi, mudah bergaul, periang dan pemurung. Berdasarkan latar belakang kehidupan dan kepribadian narapidana harusnya Lembaga Pemasyarakatan memberikan proses pembinaan yang sesuai dengan bakat dan minat dari masing-masing narapidana.

Inilah salah satu gambaran yang menunjukkan kurang efektifnya berjalan proses pembinaan yang diterapkan di Lapas Kelas II B Kota Langsa dalam memberikan pembinaan terhadap narapidana, karena jumlah narapidana yang berada di Lapas berbeda latar belakang kehidupannya, dan kepribadian dari masing-masing narapidana tersebut.

64

2. Tahap-tahap Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota

Langsa

63

Wawancara dengan Bapak Effendi, SH, Kasi Bimbingan dan Kegiatan Kerja Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa, pada tanggal 02 Maret 2014.

64

Pembinaan yang dilakukan terhadap narapidana harus berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pada hakekatnya pembinaan narapidana harus dimulai sejak narapidana tersebut masuk ke Lembaga Pemasyarakatan. Proses pembinaan yang dilakukan di lembaga pemasyarakatan tidak boleh menciderai hak-hak asasi manusia narapidana, karena narapidana juga sama seperti manusia lainnya yang harkat dan martabatnya harus diakui, dihormati, dan dilindungi oleh para pihak-pihak yang ada di Lembaga Pemasyarakatan, karena narapidana juga merupakan makhluk sosial, sebagai makhluk sosial narapidana tidak dapat hidup sendiri. Narapidana harus hidup bersama-sama dengan orang lain, hal ini sesuai dengan tujuan pembinaan yaitu mengenal diri sendiri secara penuh untuk menentukan kesadaran diri sendiri dan mampu melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik dan lebih positif, oleh sebab itu kesadaran merupakan hal yang penting untuk diketahui oleh narapidana agar dapat dengan mudah mengikuti proses pembinaan di lembaga pemasyarakatan dan dapat menerapkannya di tengah-tengah masyarakat ketika selesai menjalani masa pidana. Tahap-tahap pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa terdiri dari :65

a. Tahap awal

Pembinaan pada tahap awal ini dimulai sejak berstatus sebagai narapidana sampai menjalani sepertiga masa pidana. Tahap ini lebih dikenal dengan Mapenaling (Masa Pengenalan Lingkungan). Setiap narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang baru masuk Lembaga Pemasyarakatan akan diteliti segala hal ikhwal perihal dirinya termasuk sebab-sebab melakukan tindak pidana, tempat tinggal narapidana, situasi ekonominya, latar belakang pendidikan dan sebagainya. Tahap ini narapidana dan anak didik pemasyarakatan diarahkan untuk mengenal situasi atau keadaan lingkungan Lembaga Pemasyarakatan, supaya narapidana dapat mengenal atau beradaptasi dengan lingkungan dan sesama narapidana di Lembaga Pemasyarakatan tersebut. Dalam masa pembinaan tahap awal ini dilakukan pembinaan kepribadian yang meliputi pembinaan kesadaran

65

Wawancara dengan Bapak Effendi, SH, Kasi Bimbingan dan Kegiatan Kerja Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa, pada tanggal 02 Maret 2014.

beragama, pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara, pembinaan intelektual, pembinaan kesadaran hukum, pembinaan jasmani.

Pada tahap ini setiap narapidana mempunyai satu orang wali yang ditunjuk dari petugas pemasyarakatan. Setiap wali biasanya mengampu kurang lebih 15 (lima belas) narapidana. Wali bertugas mengawasi sikap, perilaku, mengamati perkembangan narapidana serta menilai perkembangan narapidana. Penilaian dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam sidang TPP (Tim Pengamat Pemasyarakatan). Wali juga berperan untuk menerima keluhan-keluhan dan hal-hal yang berhubungan dengan narapidana yang diampunya. Selama 1 bulan menjalani masa pengamatan, pengenalan dan penelitian lingkungan, diadakan sidang TPP untuk menentukan mengenai strategi pembinaan yang akan diterapkan pada tahap selanjutnya. Putusan dalam sidang TPP harus sesuai dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pembina pemasyarakatan, wali pemasyarakatan, pengamat pemasyarakatan dan pembimbing pemasyarakatan di Lapas

b. Tahap Lanjutan Pertama

Tahap pembinaan merupakan kelanjutan dari tahap admisi/orientasi atau pengenalan. Tahap ini dilakukan apabila narapidana telah menjalani 1/3 masa pidana sampai ½ masa pidana dengan pengawasan medium security, yaitu pengawasan yang tidak seketat pada tahap sebelumnya. Pada tahap pembinaan ini kegiatan pembinaan yang dilakukan adalah disamping program pembinaan kepribadian juga dilaksanakan pembinaan kemandirian. Kegiatan pembinaan

kemandirian ini yaitu dengan memberikan bekal berupa keterampilan untuk mendukung usaha-usaha mandiri.

c. Tahal Lanjutan Kedua/Tahap Asimilasi

Berdasarkan Pasal 37 Ayat (1) PP No. 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan yang menyatakan bahwa setiap narapidana dan anak didik pemasyarakatan berhak mendapatkan asimilasi, dan Narapidana yang mendapatkan asimilasi harus memenuhi ketentuan, yaitu harus menjalani pembinaan ½ (satu per dua) masa pidana, dapat mengikuti program pembinaan dengan baik dan berkelakuan baik. Berdasarkan Pasal 1 Ayat (1) Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. M.2.PK.04-10 Tahun 2007 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Asimilasi, Pembebesan bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan cuti bersyarat dinyatakan bahwa asimilasi merupakan proses pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang dilaksanakan dengan membaurkan narapidana dan anak didik pemasyarakatan di dalam kehidupan masyarakat. Pada tahap ini program pembinaan diperluas, bukan saja di dalam lingkungan lembaga pemasyarakatan, tetapi juga membaurkan narapidana dengan masyarakat tertentu. Program ini dilaksanakan secara bertahap, mulai dari kegiatan yang sempit lingkungannya dan mengarah pada kegiatan masyarakat yang lebih luas sesuai dengan bakat dan keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing narapidana dan anak didik pemasyarakatan. Pelaksanaan program kegiatan asimilasi, petugas atau pembina pemasyarakatan harus selektif dan kegiatan tersebut harus direncanakan secara matang dan terpadu. Ini bertujuan

agar mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada narapidana dan merugikan masyarakat dimana narapidana tersebut diasimilasikan.

Pembinaan narapidana pada tahap ini dapat dimulai dari ½ masa pidana sampai 2/3 masa pidananya dan menurut penilaian tim pembinaan pemasyarakatan sudah memiliki kemajuan fisik, mental dan keterampilan. Pada tahap ini pengawasan terhadap narapidana relatif berkurang (minimum security).

Asimilasi diklasifikasikan menjadi 2 bentuk yaitu asimilasi di dalam lembaga pemasyarakatan dan asimilasi ke luar lembaga pemasyarakatan. Narapidana yang menjalani asmilasi di dalam lembaga pemasyarakatan, diantaranya narapidana dipercayakan untuk menjadi Tamping di dalam lembaga pemasyarakatan, sedangkan asimilasi di luar lembaga pemasyarakatan, yaitu ikut beribadah bersama-sama dengan masyarakat luar, berolahraga bersama-sama dengan masyarakat luar, mengikuti pendidikan di sekolah umum, bekerja di luar lembaga pemasyarakatan, tetapi dalam pelaksanaannya tetap masih berada di bawah pengawasan dan bimbingan dari petugas pemasyarakatan. Asimilasi ke luar lembaga pemasyarakatan ini tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ini dikarenakan, pihak masyarakat, lembaga-lembaga sosial atau dinas-dinas

Dokumen terkait