• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian merupakan usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan dengan suatu metode tertentu dengan cara hati-hati, sistematis serta sempurna terhadap permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan atau menjawab problemnya.38

Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika,dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisnya kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan

36

Petrus Irwan Panjaitan & Pandapotan Simorangkir, Op.Cit, hlm 65.

37

Eva Achjani Zulfa dan Indriyanto Seno Adji, Pergesaran Paradigma Pemidanaan,

(Bandung, Lubuk Agung, 2011), hlm 25.

38

Joko P. Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), hlm 2.

atau permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan.39

Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian deskriptif (Deskriptif research) yaitu penelitian yang bersifat menemukan fakta-fakta seadanya (fact finding).40

a. Pendekatan yuridis normatif adalah membahas doktrin-doktrin atau asas-asas dalam ilmu hukum.

Penemuan gejala-gejala ini tidak sekedar menunjukkan distribusinya tetapi termasuk usaha mengemukakan hubungan satu sama lain dalam aspek-aspek yang sedang diteliti. Hubungan-hubungan yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan proses pembinaan narapidana berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa.

Dalam melakukan langkah-langkah penelitian deskriptif tersebut perlu diterapkan pendekatan masalah sehingga masalah yang akan dikaji menjadi lebih jelas dan tegas. Pendekatan masalah tersebut dilakukan melalui cara Yuridis Normatif dan Yuridis Empiris.

41

39

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007), hlm 38.

40

Winarno Surakhmad, Dasar dan Teknik Research, (Bandung : Tarsito,1978), hlm 132.

41

H. Zainuddin Ali, Op.Cit, hlm 24.

Pendekatan yuridis normatif dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap perundang-undangan dalam kerangka hukum nasional Indonesia sendiri. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif, yakni penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma dalam hukum positif mengenai pengaturan proses pembinaan

narapidana di lembaga pemasyarakatan. Hal ini ditempuh dengan melakukan penelitian kepustakaan. Oleh karena tipe penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan yang berhubungan dengan proses pembinaan terhadap narapidana di Lembaga Pemasyarakatan. b. Pendekatan Empiris adalah penelitian terhadap identifikasi hukum

(hukum tidak tertulis) dan penelitian terhadap efektivitas hukum.42

2. Lokasi Penelitian

Pendekatan empiris, dilakukan dengan cara berhadapan dengan warga masyarakat yang menjadi objek penelitian untuk mengetahui efektivitas hukum yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. penelitian ini dilakukan dengan melakukan studi lapangan yang dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa.

Penelitian ini dilakukan di Kota Langsa, dan objek penelitian ini adalah pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa, dengan pertimbangan bahwa lembaga ini memenuhi kriteria untuk mendapatkan gambaran tentang pembinaan terhadap narapidana berdasarkan aturan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan dan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa yang masih berada dalam Lingkungan Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang berkenaan dengan bidang penegakan hukum sub bidang pemasyarakatan atau sesuai dengan Pasal 5 Huruf b dan c Keputusan Presiden Nomor 64 Tahun 2004

42

Tentang Kedudukan, Fungsi, dan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di Lingkungan Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. Selanjutnya Keppres No. 64 Tahun 2004 mengatakan bahwa, dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Kantor wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi pembinaan dalam Hukum dan Hak Asasi Manusia serta penegakan hukum di bidang pemasyarakatan.

3. Sumber Data

Berdasarkan sudut pandang penelitian hukum, peneliti pada umumnya mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung melalui wawancara dan/atau survey di lapangan yang berkaitan dengan perilaku masyarakat. data sekunder adalah data yang diperoleh melalui bahan pustaka.43

Berkaitan dengan data primer yang dimaksud di atas, dalam hal ini dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa, Pegawai lembaga pemasyarakatan, Narapidana, Hakim Pengawas dan Pengamat di Pengadilan Negeri Kota Langsa, Mantan Narapidana dan masyarakat. Selain wawancara (interview) juga dilakukan penarikan sampel (sampling). Sampling merupakan salah satu langkah yang penting dalam penelitian karena sampling menentukan validitas eksternal dari suatu hasil penelitian, dalam arti menentukan seberapa besar atau sejauh mana

43

keberlakuan generalisasi hasil penelitian tersebut.44

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa yang berjumlah 271 narapidana yang terdiri dari laki-laki sebanyak 251 orang, perempuan 14 orang, dan narapidana anak 6 orang. Penarikan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling,

yaitu intinya bahwa setiap orang atau unit dalam populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk terpilih dalam sampel.

Penarikan sampel (sampling)

yang dilakukan dalam penulisan ini ialah populasi atau seluruh narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa.

45

Data sekunder diperoleh dengan melakukan penelitian terhadap bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat khususnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini seperti Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Hukum dan HAM dan lain-lain. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer, misalnya : buku-buku tentang hukum, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari pakar hukum, artikel, surat kabar, dan media massa lainnya, serta berbagai berita yang diperoleh dari internet. Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberi petunjuk penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, yakni kamus hukum, ensiklopedia, dan sebagainya.

Di lembaga pemasyarakatan kelas II B Kota Langsa terdapat 271 Narapidana, dan peneliti akan mengadakan penelitian terhadap 6 masing-masing narapidana.

44

Bambang Sunggono, Op.Cit, hlm 118.

45

4. Metode Pengumpulan Data

Ada 3 (tiga) alat pengumpulan data yang lazim digunakan yakni studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi, dan wawancara (interview).46

a. Studi Kepustakaan (Library Research)

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan dua cara yaitu studi kepustakaan dan wawancara.

Studi dokumen ini merupakan langkah awal dari setiap penelitian hukum (baik normatif maupun sosiologis). Hal ini dikarenakan penelitian hukum selalu bertolak dari premis normatif. Studi dokumen bagi penelitian hukum meliputi studi bahan-bahan primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.47

1) Bahan hukum primer

Bahan hukum primer yaitu ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang mempunyai kekuatan mengikat, baik peraturan yang ada dalam KUHP maupun peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Landasan utama yang dipakai dalam rangka penelitian ini diantaranya adalah UU No. 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan dan Peraturan-peraturan yang lain yang berkaitan dengan Narapidana dan Lembaga Pemasyarakatan.

2) Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberi penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti berbagai bahan kepustakaan berupa buku,

46

Ibid, hlm 21.

47

Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : Rajawali Pers, 2004), hlm 68.

majalah, hasil penelitian, makalah dalam seminar dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian.

3) Bahan hukum tertier

Bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum, kamus bahasa indonesia, kamus bahasa inggris, artikel-artikel atau laporan dari media massa (surat kabar, jurnal hukum, majalah dan lain sebagainya).

b. Wawancara

Studi lapangan yang dilakukan dalam skripsi ini berupa wawancara. Wawancara adalah situasi peran antar pribadi bertatap muka (face to face), ketika seseorang, yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada seseorang responden dimana pertanyaan itu dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian.48

Tipe wawancara yang dilakukan dalam penulisan ini melalui wawancara berencana (standardized interview) yaitu suatu wawancara yang disertai dengan suatu daftar pertanyaan yang disusun sebelumnya. Pedoman wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dari pihak yang mengetahui tentang pola pembinaan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa yang dilakukan kepada para pihak, antara lain : Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kota Langsa, Pegawai pemasyarakatan, Narapidana,

48

Fred N. Kerlinger, Asas-Asas Penelitian Behavourial, (Yogyakarta : Gajah Mada University Press, 1996), hlm 770.

Hakim Pengawas dan Pengamat di Pengadilan Negeri Kota Langsa, Mantan Narapidana dan masyarakat.

5. Analis Data

Terhadap suatu penelitian sangat diperlukan suatu analis data yang berguna untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Penulisan skripsi ini analis data yang dilakukan adalah menggunakan metode analis deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan secara lengkap kualitas dari data-data yang telah dikumpulkan dan telah diolah, selanjutnya dibuat kesimpulan. Data yang telah diperoleh melalui studi lapangan (wawancara) dan studi pustaka dikualifikasikan dan diurutkan ke dalam pola, kategori dan suatu uraian dasar. Keseluruhan data akan diuraikan secara deskriptif yang kemudian akan dianalisa secara kualitatif.

Berdasarkan hal tersebut dapatlah dikatakan, bahwa apa yang dimaksudkan dengan metode kualitatif adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis yaitu apa yang dinyatakan oleh responden/informan secara tertulis atau lisan dan juga perilakunya yang nyata, dipelajari dan diteliti sebagai sesuatu yang utuh. Metode kualitatif tidak hanya bertujuan mengungkapkan kebenaran, tetapi juga untuk memahami kebenaran tersebut dan latar belakang terjadinya suatu peristiwa. Dengan menggambarkan suatu gejala di masyarakat melalui pengamatan yang dilakukan untuk menentukan isi dan makna aturan hukum yang dijadikan pedoman dalam menyelesaikan permasalahan hukum yang menjadi objek kajian.

Dokumen terkait