• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEP NILAI-NILAI

C. Konsep Nilai-Nilai Dasar dan Kedudukan Peran ASN

2. Peran dan Kedudukan ASN

Peran dan kedudukan ASN dalam NKRI bisa dilihat dari kemampuan mereka memahami manajemen ASN, pelayanan publik dan inovasi yang berkaitan dengan Whole of Government (WOG).

a. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang

unggul selaras dengan perkembangan zaman.

Berdasarkan jenisnya, dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pegawai ASN terdiri atas:

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)

PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.

2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang dibebankan kepadanya. Oleh karena itu, dalam pembinaan karier pegawai ASN khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karier tertinggi. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan.

Kesatuan bagi ASN ini sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadi adanya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.

b. Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah

kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan/atau dan penduduk atas barang, jasa, pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga unsur utama terselenggaranya suatu pelanyanan publik yaitu penyelenggara, penerima layanan dan kepuasaan penerima layanan.

Aparatur Sipil Negara merupakan penyelenggara pelayanan publik dituntut untuk memberikan kinerja dengan produktivitas yang baik dalam memberikan pelayanan, memberikan kualitas pelayanan yang baik dan prima, dimana Aparatur Sipil Negara responsive serta responsibel dalam melakasanakan dan memberikan pelayanan publik kepada masyarakat dan bertanggung jawab atau ada pertanggung jawaban (akuntabel) terhadap tugas dan fungsinya serta hasil pencapaian yang telah dilaksanakannya.

Prinsip-prinsip pelayanan publik :

a) Partisipatif: Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat, pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya;

b) Transparan: Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut

c) Responsif: Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat yang menduduki posisi sebagai agen;

d) Tidak diskriminatif: Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara;

e) Mudah dan Murah: Artinya persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk dipenuhi.

f) Efektif dan Efesien: Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuantersebut.

g) Aksesibel: Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan

h) Akuntabel: Penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan dengan menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak yang mereka bayar;

i) Berkeadilan: Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah memiliki berbagai tujuan.

c. Whole of Government

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan

urusan-urusan yang relevan.

Pendekatan WoG ini sudah dikenal dan lama berkembang terutama di negara-negara Anglo-Saxon seperti Inggris, Australia dan Selandia Baru. Di Inggris, misalnya, ide WoG

dalam mengintegrasikan sektor sektor ke dalam satu cara pandang dan sistem sudah dimulai sejak pemerintahan Partai Buruhnya Tony Blair pada tahun 1990-an dengan gerakan modernisasi program pemerintahan, dikenal dengan istilah „joined-up government"

(Bissessar, 2009; Christensen & L\a egreid, 2006).

Di Australia, WoG dimotori oleh Australian Public Service (APS) dalam laporannya berjudul Connecting Government: Whole of Government Responses to Australia's Priority Challenges pada tahun 2015. Namun demikian WoG bukanlah sesuatu yang baru di

Australia. Fokus pendekatan pada kebijakan. Pembangunan dan pemberian layanan publik.

Sementara di Selandia Baru WoG juga dikembangkan melalui antara lain integrasi akunting pemerintahan, pengadaan barang dan jasa, ICT, serta sektor-sektor lainnya. Pendekatan WoG di beberapa negara ini dipandang sebagai bagian dari respon terhadap ilusi paradigma. New Public Management (NPM) yang banyak menekankan aspek efisiensi dan cenderung

mendorong ego sektoral dibandingkan perspektif integrasi sektor. Pada dasarnya pendekatan WoG mencoba menjawab pertanyaan klasik mengenai koordinasi yang sulit terjadi di antara sektor atau kelembagaan sebagai akibat dari adanya fragmentasi sektor maupun eskalasi

regulasi di tingkat sektor. Sehingga WoG sering kali dipandang sebagai perspektif baru dalam menerapkan dan memahami koordinasi antar sektor.

Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik. Kedua, terkait faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan. Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa. Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban untuk mendorong tumbuhnya nilai nilai perekat kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.

Dalam hal ini WoG menjadi penting, karena diperlukan sebuah upaya untuk memahami pentingnya kebersamaan dari seluruh sektor guna mencapai tujuan bersama.

Sikap, perilaku, dan nilai yang berorientasi sektor harus dicairkan dan dibangun dalam fondasi kebangsaaan yang lebih mendasar, yang mendorong adanya semangat persatuan dan kesatua

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI A. Gagasan kreatif

Tabel 3.1 Gagasan Kreatif sebagai Pemecahan isu

Unit Kerja SMP Negeri 20 Kendari

Tugas dan fungsi Pelaksanaan pembelajaran

Isu yang diangkat Masih rendahnya hasil belajar pendidikan agama Islam & budi pekerti siswa kelas VII SMP Negeri 20 Kendari

Judul Rancangan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti melalui Penggunaan Aplikasi Educandy di SMP Negeri 20 Kendari

Kegiatan 1. Melaksanakan konsultasi kepada pimpinan tentang rencana rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan

2. Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP, bahan ajar dan media pembelajaran

“Educandy”

3. Melakukan peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Melalui Penyediaan Aplikasi Educandy

4. Melakukan evaluasi dan pelaporan

B. Deskripsi Rencana Kegiatan Aktualisasi

Tabel. 3.2 kegiatan 1 Melaksanakan konsultasi kepada pimpinanan tentang rencana rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan

No. Kegiatan Tahapan kegiatan Output Keterkaitan nilai dasar ASN

Kontribusi terhadap visi dan misi

organisasi

Nilai penguatan organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1. Melaksanakan konsultasi kepada pimpinan tentang rencana rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan

1. Melaksanakan konsultasi kepada

Dalam melakukan konsultasi saya akan bertanggung jawab menjelaskan konsep rencana kegiatan dan tahapan kegiatan

 Nasionalisme :

Dalam berkomunikasi dengan pimpinan saya akan menggunakan bahasa Indonesia yang baku, sehingga pimpinan memahami maksud dari penyampaian saya.

 Etika Publik :

Dalam melakukan konsultasi dengan atasan saya akan berbahasa dan

Visi : Bertaqwa, Berprestasi, Berdaya

Saing Mandiri dan Berwawasan

Lingkungan Adapun Misi yang berkasitan yaitu misi ke

18.“ Membina

Komunikasi, kerjasama, dan Koordinasi yang harmonis antara Sekolah, Masyarakat,

dan Kolompok

kepentingan.

Koordinasi, Kerjasama

berperilaku sopan dan santun sehinnga pimpinan merasa di hargai

 Komitmen Mutu :

Dalam konsultasi dengan atasan saya akan menggunakan waktu dengan efektif sehingga tidak mengganggu jadwal/agenda pimpinan

 Anti Korupsi :

Dalam konsultasi dengan pimpinan saya akan mengutarakan dengan jujur kegiatan yang akan

Dalam Melaksanakan Konsultasi saya akan dilakukan dengan Transparansi sehingga pimpinan/mentor dapat memahami dengan jelas maksud dan tujuan kegiatan aktualisasi

 Nasionalisme

Dalam melaksanakan Konsultasi saya akan dilakukan dengan tidak memaksakan kehendak

sebagai bentuk

menghormati pimpinan/mentor

 Etika Publik:

Dalam Melaksanakan konsultasi saya akan dilakukan dengan sikap sopan dan santun kepada pimpinan/mentor dan sikap saling hormat-menghormati antara atasan dan staf

 Komitmen Mutu:

Pada saat meminta arahan saya akan dilakukan dengan baik, agar kegiatan terlaksana dengan baik dan efisien

 Anti Korupsi:

Pada saat menerima arahan, saya akan dilakukan

dengan penuh kedisiplinan dan bertanggung jawab sehingga arahan-arahan yang diberikan saya akan

gunakan dengan

semestinya.

 Akuntabilitas:

Dalam meminta

persetujuan kepda pimpinan/mentor saya akan dilakukan dengan penuh tanggung jawab dalam menjalankan kegiatan di tempat kerja.

 Nasionalisme:

Dalam Meminta surat persetujuan kepada pimpinan/mentor saya akan di lakukan dengan tidak memaksakan kehendak sebagai bentuk menghormati pimpinan/mentor

 Etika Publik:

Dalam meminta surat persetujuan saya akan

dilakukan dengan sopan kepada pimpinan atau mentor

 Komitmen Mutu:

Dalam meminta

persetujuan dan dukungan dari mentor untuk kegiatan saya akan dilakukan dengan efektif dan efisien agar memberikan hasil yang berorientasi pada mutu

 Anti Korupsi:

Dalam meminta persetujuan saya akan melakukan dengan jujur agar kegiatan berjalan sesuai yang di harapkan

Dampak Negatif Apabila kegiatan konsultasi kepada pimpinan/mentor tidak dilakukan maka pelaksanaan aktualisasi akan berjalan kurang efektif dan tidak terarah yang di sebabkan kurangnya koordinasi dengan pimpinan unit kerja dan Jika surat persetujuan tidak ditandatangani oleh Kepala Puskesmas maka pelaksanaan aktualisasi tidak dapat dilaksanakan

Keterkaitan Agenda III Manajemen ASN: Didalam melakukan konsultasi dengan pimpinan diperlukan kompetensi sebagai ASN agar apa yang disampaikan kepada pimpinan/mentor jelas dan terarah

Whole of Government: Melakukan konsultasi dengan pimpinan merupakan bentuk koordinasi demi kelancaran pelaksanaan kegiatan aktualisasi

Pelayanan Publik: Melakukan konsultasi sebagai bentuk partisipasi melibatkan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi

Tabel. 3.3 Rencana Kegiatan II Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP, bahan ajar dan media pembelajaran “Educandy”

No. Kegiatan Tahapan kegiatan Output Keterkaitan nilai dasar ASN Kontribusi terhadap visi

dan misi

organisasi

Nilai penguatan organisasi

1 2 3 4 5 6

Visi: Bertaqwa, Berprestasi, adalah misi ke 7

“Melaksanakan yang bermutu dan bermakna.

7

Memiliki sikap kreatif, dan bahan ajar dan media

pembelajaran

“Educandy”

1. Menyiapkan silabus dan materi ajar untuk menyusun RPP

2. Tersedianya silabus dan materi.

 Akuntabilitas : Dalam menyiapkan silabus dan materi, sebagai pendidik yang profesional saya akan mencari sumber materi yang terpercaya dan dapat di pertanggung jawabkan

 Nasionalisme: Dalam menyiapkan silabus dan materi saya akan

bermusyawarah dengan teman sejawat sehingga dapat dengan mudah mendapatkan silabus dan materi ajar.

 Etika Publik : Dalam menyiapkan silabus dan materi saya akan bersikap cermat sehingga tidak keliru dalam dalam menyiapkan silabus dan

materi ajar .

 Komitmen Mutu : Dalam menyiapkan silabus dan materi saya akan memastikan semua unsur dalam pembuatan RPP, materi dan bahan ajar efektif dalam pencapaian tujuan pendidikan.

 Anti Korupsi : Dalam menyiapkan silabus dan materi saya akan

melakukannya dengan sikap sungguh-sungguh (kerja keras) sehingga bahan ajar yang saya dapatkan benar-benar dan materi ajar

Tersusunnya RPP dan bahan ajar

 Akuntabilitas : dalam menyusun RPP dan materi ajar saya akan mengutamakan kejelasan target sehingga tujuan pembelajaran dapat

tercapai secara optimal.

 Nasionalisme : dalam menyusun RPP dan materi ajar saya akan memasukkan nilai-nilai kearifan lokal sehingga siswa tetap mengenal budaya setempat.

 Etika Publik : dalam menyusun RPP dan materi ajar saya akan melakukannya dengan taat pada aturan/

pedoman penyusunan RPP

 Komitmen Mutu : dalam menyusun RPP dan materi ajar saya akan melakukannya dengan selalu berorientasi mutu sehingga menjamin nilai output /lulusan.

 Anti Korupsi : dalam menyusun RPP dan materi ajar saya akan

melakukannya secara mandiri dengan menggunakan laptop dan printer sendiri 3. Memprint out

RPP yang telah dibuat

Tersedianya RPP

 Akuntabilitas : ketika Memprint out RPP saya akan melakukannya

dengan penuh

tanggungjawab sehingga hasilnya sesuai yang diharapkan.

 Nasionalisme: ketika Memprint out RPP saya akan jujur dalam masalah pembiayaan.

 Etika public: ketika Memprint out RPP saya akan cermat sehingga RPP tersedia sebagaimana mestinya

 Komitmen mutu: ketika Memprint out RPP saya akan efektif dan efisien dalam penggunaan kertas dan tinta printer sehingga tidak berprilaku boros.

 Anti korupsi: ketika Memprint out RPP saya akan mandiri dengan menggunakan kertas dan printer milik sendiri tanpa merepotkan orang lain 4. berkonsultasi

kepada pimpinan terkait hasil RPP yang telah dibuat untuk ditanda tangani.

Adanya

persetujuan dari mentor

 Akuntabilitas: ketika berkonsultasi kepada pimpinan terkait hasil RPP yang telah dibuat saya akan besikap transparansi/terbuka dalam berkonsultasi tanpa ada yang disembunyikan.

 Nasionalisme: ketika berkonsultasi kepada pimpinan terkait hasil RPP yang telah dibuat saya akan berprilaku dan menggunakan bahasa santun sehingga

pimpinan tidak

tersinggung dan merasa dihargai.

 Etika public: ketika berkonsultasi kepada pimpinan terkait hasil RPP yang telah dibuat saya akan Jujur dalam

memberikan informasi tanpa ada yang disembunyikan.

 Komitmen mutu: ketika berkonsultasi kepada pimpinan terkait hasil RPP yang telah dibuat saya akan siap untuk melakukan Perbaikan berkelanjutan dalam pembelajaran sesuai dengan hasil konsultasi

 Anti korupsi: ketika berkonsultasi kepada pimpinan terkait hasil RPP yang telah dibuat saya akan bekerja keras untuk

mengimplementasikan RPP dengan sebaik-baiknya

Dampak Negatif

Jika tidak Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP, bahan ajar dan media pembelajaran maka proses pembelajaran dan aktualisasi tidak dapat terlaksana.

Keterkaitan dengan agenda III

Manajemen ASN: Dalam Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP, bahan ajar dan media pembelajaran merupakan sikap profesional seorang ASN

Whole of Government: Dalam Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP, bahan ajar dan media pembelajaran bersama-sama dengan pemimpin dan teman sejawat merupakan bentuk kolaborasi seorang ASN Pelayanan Publik: Dalam Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP, bahan ajar dan media pembelajaran dilakukan dengan efektif dan efisien.

Tabel. 3.4 Rencana Kegiatan III Melakukan peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Melalui Penyediaan Aplikasi Educandy No. Kegiatan Tahapan kegiatan Output Keterkaitan nilai dasar ASN Kontribusi

terhadap visi dan

Visi: Bertaqwa, Berprestasi, kegiatan ini adalah misi ke 12

“Mengembangkan Sikap,

Pengetahuan, dan Keterampilan dalam pemanfaatan Media Teknologi Informasi untuk pengelolaan

administrasi dan 7

Memiliki sikap kreatif, dan inovatif

3. Melakukan peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Dan Budi

Pekerti Melalui Penyediaan Aplikasi Educandy

1. Membuat evaluasi awal dan akhir

Tersedianya evaluasi awal dan akhir

 Akuntabilitas : Dalam Membuat evaluasi awal dan akhir saya akan konsisten membuat rumusan sesuai dengan tujuan pembuatan soal evaluasi

 Nasionalisme: Dalam Membuat evaluasi awal dan akhir saya akan bermusyawarah bersama mentor dan penguji sehingga mempermudah dalam penyusunan soal evaluasi

 Etika Publik : Dalam Membuat evaluasi awal dan akhir saya akan menjaga kerahasiaan soal yang saya buat.

 Komitmen Mutu :

Dalam Membuat evaluasi awal dan akhir saya akan memastikan efektifitas pencapaian tujuan yang akan di capai .

 Anti Korupsi : Dalam Membuat evaluasi awal dan akhir saya akan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh siswa.

pembelajaransecara arif dan cerdas

2. Melaksanakan evaluasi awal

Terlaksananya evaluasi awal

 Akuntabilitas : dalam Melaksanakan evaluasi awal saya akan bersikap penuh tanggung jawab terhadap apa yang sedang saya lakukan.

Nasionalisme : dalam Melaksanakan evaluasi awal saya akan Memelihara ketertiban kelas selama evaluasi berlangsung

 Etika Publik : dalam Melaksanakan evaluasi awal saya akan bersikap ramah menyapa dan berkomunikasi kepada siswa

 Komitmen Mutu : dalam Melaksanakan evaluasi awal saya akan mengatur penggunaan biaya, waktu tenaga dengan efisien

sehingga tidak bersikap boros.

 Anti Korupsi : dalam Melaksanakan evaluasi awal saya akanakan bersikap jujur apa adanya tanpa ada kecurangan.

Akuntabilitas: dalam Melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media aplikasi Educandy saya akan memiliki jiwa kepemimpinan sebagai pengatur dan pembimbing didalam kelas.

 Nasionalisme: dalam Melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media aplikasi Educandy saya akan memegang prinsip

peduli yaitu segera memberikan bantuan kepada siswa jika ada

yang mengalami

kesulitan.

 Etika public: dalam Melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media aplikasi Educandy saya akan Sabar dan ikhlas selama melaksanakan kegiatan karena akan banyak tantangan dan hambatan.

 Komitmen mutu: dalam melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media aplikasi Educandy saya akan menjelaskan penggunaan aplikasi Educandy dengan responsive sehingga seluruh siswa paham penggunaan aplikasi Educandy.

 Anti korupsi: dalam

melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media aplikasi Educandy saya akan Melaksanakan kegiatan pembelajaran tepat waktu kegiatan dapat berjalan sesuai rencana.

4. melakukan evaluasi akhir

Terlaksananya evaluasi akhir

 Akuntabilitas : dalam Melaksanakan evaluasi akhir saya akan bersikap transparans apa adanya.

Nasionalisme : dalam Melaksanakan evaluasi akhir saya akan

Memelihara ketertiban kelas selama evaluasi berlangsung.

 Etika Publik : dalam Melaksanakan evaluasi akhir saya akan bersikap ramah kepada siswa

 Komitmen Mutu : dalam Melaksanakan evaluasi akhir saya akan mengatur penggunaan biaya, waktu tenaga dengan efisien.

 Anti Korupsi : dalam Melaksanakan evaluasi akhir saya akan bersikap jujur tanpa ada kecurangan

Dampak Negatif

Apabila kegiatan peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Melalui Penyediaan Aplikasi Educandy tidak dilakukan, maka penulis tidak dapat menyusun dan mempresentasikan laporan hasil aktualisasi sebagai tugas akhir pserta diklat.

Keterkaitan dengan agenda III

Manajemen ASN: Mewujudkan ASN yang professional dan berakuntabilitas dalam menjalankan tugas

Whole of Government: Melakukan kolaborasi dengan teman sejawat demi kelancaran pelaksanaan tugas Pelayanan Publik: ASN berperan dalam memberikan pelayanan public yang berkualitas dan professional.

Tabel. 3.5 Rencana Kegiatan IV Melakukan evaluasi dan pelaporan No. Kegiatan Tahapan kegiatan Output Keterkaitan nilai dasar ASN Kontribusi

terhadap visi

dan misi

organisasi

Nilai penguatan organisasi

1 2 3 4 5 6

Visi: Bertaqwa, Berprestasi, adalah misi ke 8

“Melaksanakan penilaian sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian yang otentik, objektif,

transparan, dan akuntabel.” evaluasi awal dan akhir siswa

Terlaksananya pemeriksaan evaluasi awal dan akhir

 Akuntabilitas : Dalam memeriksa evaluasi awal dan akhir siswa saya akan bertanggung jawab

terhadap hasil yang sudah di peroleh.

 Nasionalisme: Dalam memeriksa evaluasi awal dan akhir siswa saya akan jujur terhadap hasil yang sudah di capai, sehingga dapat dijadikan bahan pelaporan jika sewaktu-waktu di butuhkan

 Etika Publik : Dalam memeriksa evaluasi awal dan akhir siswa saya akan bersikap jujur sehingga dapat

dipertanggungjawabkan

 Komitmen Mutu : Dalam memeriksa evaluasi awal dan akhir siswa saya akan

menggunakan waktu dengan efisien.

 Anti Korupsi : Dalam memeriksa evaluasi awal dan akhir siswa saya akan bersikap jujur dalam penilaian.

2. merekap nilai hasil evaluasi awal dan akhir siswa

Adanya daftar nilai evaluasi awal dan akhir

 Akuntabilitas : dalam merekap nilai hasil evaluasi awal dan akhir siswa saya akan bertanggung jawab terhadap hasil yang sudah di peroleh

Nasionalisme : dalam merekap nilai hasil evaluasi awal dan akhir siswa saya akan jujur terhadap hasil yang sudah di capai, sehingga dapat dijadikan bahan pelaporan jika sewaktu-waktu di butuhkan.

 Etika Publik : dalam merekap nilai hasil

evaluasi awal dan akhir siswa saya akan bersikap jujur dalam memberikan informasi, sehingga hasil tersebut dapat di jadikan acuan pelaporan jika di

evaluasi awal dan akhir siswa saya akan bersikap jujur dalam memberikan informasi, sehingga hasil tersebut dapat di jadikan acuan pelaporan jika di

Dokumen terkait