• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecamatan Nanggung secara administratif merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Nanggung berada pada ketinggian 400 m di atas permukaan laut (m dpl), dengan curah hujan 3000 - 3500 mm per tahun. Jarak pusat pemerintahan Kecamatan dengan Desa/Kelurahan terjauh adalah 35 Km, jarak dengan Ibu Kota Kabupaten Bogor adalah 60 Km, sedangkan jarak pusat pemerintahan Kecamatan dengan Propinsi Jawa Barat adalah 240 Km. Kecamatan Nanggung memiliki 10 Desa, 32 Dusun, 98 Rukun warga (RW), dan 342 Rukun Tetangga (RT).

Kondisi lahan di Kecamatan Nanggung berbentuk berombak sampai berbukit (70%), kemudian berbukit sampai bergunung (50%), dan datar sampai berombak (40%). Kondisi lahan sebagian besar merupakan hutan heterogen. Luas wilayah dan tata guna lahan di kecamatan Nanggung tersaji pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 4. Tata Guna Lahan Kecamatan Nanggung Tahun 2008

No. Uraian Luas (Ha)

1 Tanah Sawah 1 625

2 Tanah Kering 1 540.553

3 Tanah Hutan 7 597

4 Perkebunan 997

5 Fasilitas Umum 170.207

6 Dll (kolam, tanah tandus, tanah pasir) 43.202 JUMLAH TOTAL 11 972.962 Sumber : Data Monografi Kecamatan Nanggung, 2008

Warga di Kecamatan Nanggung cukup banyak yang ikut berpartisipasi dalam kelembagaan di Desa yang terdiri dari 70 orang terhimpun dalam LPM, 164

61  

orang di PKK, 70 orang dalam Karang Taruna, sedangkan dalam Kader Pembangunan Desa (KPD) sebanyak 150 orang dengan Pembina Teknis KPD di Tingkat Kecamatan sebanyak 9 orang.

Kantor Kecamatan Nanggung merupakan milik pemerintah dengan luas tanah 5 000 m2 dan luas bangunan 360.75 m. Sumber dana Kecamatan Nanggung tidak hanya berasal dari APBD saja, melainkan juga berasal dari BUMN PT Antam. Rincian dana Kecamatan Nanggung dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 5. Sumber dan Jumlah Dana Kecamatan Nanggung Tahun 2008 No. Sumber Jumlah Dana (Rp)

1 APBD Kabupaten 20 000 000

2 BUMN PT Antam 12 000 000

3 Lain-lain yang Sah 43 000 000

JUMLAH 75 000 000

Sumber : Data Monografi Kecamatan Nanggung, 2008

Kecamatan Nanggung memiliki rumah dinas bagi Camat yang merupakan milik pemerintah dengan luas bangunan 120 m2. Rumah dinas tersebut merupakan rumah yang dibangun dengan anggaran APBD Propinsi dan bantuan dari PT Antam, Tbk.

4.1.1. Angkatan Kerja

Berdasarkan pada komposisi penduduk menurut golongan umur, 52.23 % penduduk Kecamatan Nanggung merupakan kelompok penduduk angkatan kerja. Struktur umur penduduk tergolong pada penduduk usia muda dimana penduduk berusia di bawah 24 tahun merupakan mayoritas penduduk. dari gambar tersebut terlihat pada tahun-tahun mendatang penduduk usia angkatan kerja akan terus

62  

meningkat dan struktur umur angkatan kerja dan penduduk usia lanjut akan mendekati perbandingan yang berimbang.

4.1.2. Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk Kecamatan Nanggung yang terbesar adalah di sektor pertanian (58.42%), baik sebagai petani pemilik ataupun sebagai petani penggarap buruh tani. Penduduk yang bekerja sebagai pengusaha, baik kecil ataupun sedang serta di sektor kerajinan sebesar 16.69%. bekerja sebagai buruh industri, buruh bangunan, buruh perkebunan dan buruh pertambangan sebesar 1.66%. bekerja di sektor pertambangan sebesar 11.76%, di sektor pengangkutan 0.15 %. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan ABRI 1.08%. pensiunan PNS/ABRI sebesar 0.26% dan di sektor peternakan sebesar 9.97%.

Produk pertanian yang dihasilkan pada umumnya merupakan tanaman bibit hortikultura. Kegiatan pertanian khususnya tanaman basahan dapat menghasilkan produksi sebanyak tiga kali per tahun. Penanaman palawija umumnya dilakukan di lereng-lereng bukit, sedang tanaman hortikultura terdapat pada beberapa desa yang memiliki ketinggian yang cukup untuk tanaman sayur-mayur. Selain itu pada beberapa desa terdapat pula tanaman buah-buahan yang merupakan tanaman tahunan.

4.1.3. Kesehatan Masyarakat

Pengenalan terhadap sanitasi dan kesehatan lingkungan pada masyarakat Kecamatan Nanggung dapat dikatakan sudah cukup baik. Prasarana pendukung terhadap kesehatan masyarakat dilayani melalui satu buah puskesmas dan dua buah puskesmas pembantu yang di dukung oleh dua dokter, dua orang perawat dan satu orang bidan.

63  

Hasil yang dicapai melalui berbagai program kesehatan yang cukup menonjol adalah keberhasilan pengendalian kelahiran melalui program KB. Hal ini terbukti dengan menurunnya jumlah pertumbuhan penduduk selama lima tahun terakhir.

Tingkat kesehatan lingkungan yang dimiliki masyarakat dapat dikatakan sudah cukup baik, khususnya dalam penggunaan air bersih. Mayoritas rumah penduduk memiliki kamar mandi dan jamban, sementara pada beberapa tempat tersedia kamar mandi dan jamban umum yang berupa pancuran. Hanya sedikit saja yang memenfaatkan aliran air sungai untuk keperluan hidup sehari-hari, khususnya bagi mereka yang bermukim di sekitar aliran sungai besar ataupun anak-anak sungai.

Tingkat kesehatan ini, khususnya kesehatan ibu dan anak dapat dikatakan sudah cukup baik, hal ini terlihat dari kecilnya angka kematian balita dan menunjukkan keberhasilan program imunisasi yang dicanangkan pemerintah. 4.1.4. Prasarana Sosial Budaya

Prasarana sosila yang terdapat di Kecamatan Nanggung beserta desa-desa yang berada dalam wilayah administratifnya umumnya masih tertinggal jauh bila dibandingkan dengan kecamatan lainnya.

4.1.5. Sarana Transportasi

Sarana transportasi yang dapat digunakan untuk mencapai Kecamatan Nanggung dan desa-desa yang berada di dalamnya berada dalam kondisi yang kurang memadai. Angkutan umum berupa angkutan pedesaan hanya menghubungkan Pasar Leuwiliang ke Pasar Nanggung dan Pasar Cibeber di Desa

64  

Curug Bitung. Angkutan umum lainnya adalah ojek motor yang merupakan tulang transportasi antar 52 desa.

Dari keseluruhan wilayah kecamatan, jalan aspal yang dapat dilalui oleh kendaraan roda empat hanya sepanjang 22 Km, dan selebihnya adalah merupakan jalan tanah ataupun jalan yang diperkeras yang menghubungkan antar desa.

4.1.6. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang berada di Kecamatan Nanggung saat ini masih berupa sarana pendidikan dasar. Untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi belum tersedia prasarana pendidikannya. Jumlah SD yang terdapat di Kecamatan Nanggung sebanyak 47 buah yang terdiri dari 12 SD Negeri, 32 SD Inpres dan 13 SD Swasta Islam. Fasilitas pendidikan menengah hanya terdapat sebuah SMTP Negeri yang terletak di Desa Nanggung dan empat buah SMTP Islam.

SMTA tidak terdapat di Kecamatan Nanggung yang terdekat terdapat di Kecamatan Jasinga dan Kecamatan Leuwiliang. Karena masalah biaya transport dan sedikitnya daya tamping SMTA/SMTP yang ada, mengakibatkan banyak terjadi kasus putus sekolah dikalangan murid-murid SD ataupun SMTP.

4.1.7. Sarana Ibadah

Mayoritas penduduk Kecamatan Nanggung memeluk agama Islam, hanya 0.02% yang memeluk agama lain yaitu Katolik. Dalam menunjang kegiatan ibadah bagi pemeluk agama Islam terdapat 84 buah masjid dan 146 surau/mushola yang tersebar pada 10 desa. Pembangunan tempat-tempat ibadah yang ada di desa-desa umumnya dilakukan secara swadaya masyarakat yang dibantu melalui Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Keuangan Desa (APPKD).

65  

4.1.8. Sarana Hiburan dan Pariwisata

Bagi masyarakat Kecamatan Nanggung, hiburan pertunjukan merupakan hal langka yang ditemui. Selain dari hari kegiatan-kegiatan Hari Kemerdekaan, hiburan hanya dapat ditonton pada saat-saat adanya pesta perseorangan, baik pertunjukan wayang, musik dangdut, jaipongan ataupun pertunjukan kesenian lainnya. Tidak terdapat bioskop dan objek wisata di Kecamatan Nanggung. Fasilitas hiburan dan sumber informasi yang tergolong rutin adalah melalui TV dan radio.

4.1.9. Pola Pemukiman

Pola pemukiman masyarakat berdasar pada pola kelompok-kelompok yang terletak pada daerah yang berdekatan dengan tempat kegiatan hidup sehari-hari seperti prasarana jalan dan aliran sungai yang berbatasan dengan areal pertanian.

Karena pola pemukiman berkelompok ini mengakibatkan sebaran penduduk menjadi tidak merata dan tingkat kepadatan penduduk tidak dapat ditentukan semata-mata berdasar pada perbandingan luas wilayah terhadap jumlah penduduk saja tetapi juga aspek kepemilikan lahan yang dimiliki penduduk baik sebagai tempat bermukim ataupun sebagai tempat usaha. Akibatnya terdapat kelompok pemukiman yang jauh terpencil dari pusat keramaian dan memerulukan waktu tempuh dengan berjalan kaki antara 1-2 jam melalui jalan-jalan setapak. 4.1.10. Aspek Prasarana Perekonomian

Kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Nanggung umumnya berupa kegiatan transaksi perdagangan kebutuhan sehari-hari ataupun transaksi hasil produksi komoditas-komoditas primer, seperti padi, palawija, maupun hasil pertanian lainnya. Pusat kegiatan transaksi perdagangan

66  

dilakukan oleh masyarakat di pasar Nanggung ataupun juga pasar Cibeber. Kedua pasar tersebut merupakan pusat kegiatan perdagangan bagi masyarakat Nanggung dalam menunjang kebutuhan sehari-hari.

Selain kedua pasar tersebut kegiatan perekonomian juga didukung oleh KUD dan Bank Rakyat Indonesia. Selain itu di desa-desa juga terdapat warung ataupun kios yang menjual bahan-bahan pelengkap kebutuhan sehari-hari. Tingkat pendapatan masyarakat masih relative rendah walau ukuran pendapatan yang pasti tidak dapat ditentukan dengan jelas namun indikasi yang mendukung terhadap asumsi tersebut dapat terlihat dari mata pencaharian penduduk yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian, baik sebagai petani pemilik, penggarap ataupun sebagai buruh tani.

Selain itu kepemilikan yang menjadi kekayaan penduduk baik tempat tinggal ataupun perlengkapan rumah tinggal lainnya umumnya relative sederhana.

Di sektor perbankan peranan KUD juga masih terbatas pada usaha-usaha yang berkaitan dengan dukungan terhadap kegiatan pertanian. Selain itu KUT yang diprogramkan untuk dapat membantu diversifikasi pertanian menuju kea rah pengolahan produksi pasca panen dan juga peningkatan serta pemeliharaan lahan masih sering dihadapkan pada ketidaklancaran pengembalian terhadap kredit yang diberikan.

4.1.11. Persepsi Masyarakat

Wawancara yang dilakukan tim dengan berbagai kalangan masyarakat selama penelitian di lapangan member petunjuk adanya tanggapan yang positif dari masyarakat setempat terhadap kehadiran rencana kegiatan pertambangan

67  

G.Pongkor di lingkungan mereka. Keberadaan kegiatan pertambangan G.Pongkor ini menimbulkan harapan-harapan masyarakat setempat sebagai berikut :

- Membuka kesempatan kerja terutama untuk tenaga-tenaga kerja unskilled

- Dapat turut serta memanfaatkan sarana-sarana yang dibuat oleh PT. Aneka Tambang (Persero) sperti : jalan, dan jembatan, sarana kesehatan, sekolah, rumah, peribadatan, sarana olah raga dan sarana-sarana social lainnya.

4.1.12. Keamanan dan Ketertiban

Pada saat studi dilakukan, masyarakat setempat memberi gambaran bahwa belum lama ini terjadi pencurian-pencurian terhadap bijih emas yang dilakukan oleh penambang-penambang liar dari luar daerah. Hal ini menimbulkan keresahan baik bagi penduduk maupun bagi Pemda setempat, karena bila dibiarkan dapat menimbulkan gangguan keamanan dan kerusakan hutan. Dengan adanya kegiatan pertambangan G. Pongkor ini diharapkan dapat mengamankan wilayah tersebut dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

4.2. Desa Cisarua

4.2.1. Kondisi Geografis

Desa Cisarua merupakan salah satu desa yang termasuk ke dalam kawasan Gunung Halimun. Secara administratif Desa Cisarua masuk ke dalam wilayah kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat dan terletak di sebelah selatan Nanggung, Halimun bagian utara. Desa cisarua berada pada ketinggian 600 m di atas permukaan laut (dpl) dengan curah hujan 2813 mm/tahun dan suhu rata-rata 22.8 – 32 0C (Data stasiun klimatologi Darmaga Bogor). Kondisi inilah yang menyebabkan Desa Cisarua berhawa sejuk sekaligus memiliki tingkat kesuburan tanah yang cukup tinggi.

68  

Berdasarkan data monografi Desa Cisarua tahun 2002, Desa Cisarua memilliki batas-batas administrasi yang meliputi :

• Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Curug Bitung Kecamatan Nanggung

• Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Malasari • Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Curug Bitung • Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Bantar Karet 4.2.1. Aksesibilitas

Desa Cisarua berjarak sejauh ± 10 km dari pusat Kecamatan Nanggung dan ± 65 km dari Ibu Kota kabupaten (Cibinong). Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 6. Aksesibilitas ke Desa Cisarua dari Kota Bogor

Jalur Kondisi Jalan Alat Transportasi Waktu Tempuh Biaya (Rp) Bogor - Bubulak Bubulak - Leuwiliang Leuwiliang - Nanggung Nanggung - Cisarua Jalan Aspal Jalan Aspal Jalan Aspal Jalan Aspal dan Batu – batuan Angkot Angkot Angkot Ojeg 30 Menit 45 Menit 2 Jam 15 Menit 2000 3000 6000 10000 Sumber : Data Monografi Desa Cisarua, 2002

Untuk saat ini akses untuk mencapai pusat Desa Cisarua sangat mudah untuk dilakukan karena kondisi jalan sudah cukup bagus yang pada umumnya sudah aspal. Lebih dari itu jalur menuju Desa Cisarua pada dasarnya cenderung mudah karena cukup banyaknya transportasi yang digunakan. Berikut adalah jarak menuju Desa Cisarua.

Tabel 7. O   No. Or 1 Jar 2 Jar 3 Jar 4 Wa eko Orbitasi, Wa