• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 METODE PENELITIAN

3.2 Gambaran umum lokasi penelitian

Penelitian dilakukan pada wilayah pesisir selatan Teluk Kupang dan sekitarnya. Penelitian ini memerlukan adanya analisis keterkaitan antar kondisi lingkungan, presentase tutupan karang, presentase tutupan alga, kelimpahan dan jenis ikan herbivora serta menganalisis rekomendasi pengelolaan terumbu karang. Teluk Kupang merupakan kawasan pesisir dan laut yang terletak di bagian barat Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kawasan Teluk Kupang menyimpan berbagai potensi sumberdaya kelautan tropika, dan banyak memberi manfaat bagi masyarakat. Teluk Kupang keberadaannya saat ini ada ada dalam wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Kupang, Pemerintah Kota Kupang, Pemerintah Kabupaten Rote Ndao dan Pemerintah Provinsi NTT (Bappeda Kabupaten Kupang & PPLH SDA Undana 2004).

Secara geografis Teluk Kupang terletak diantara 9°9'–10° 40 LS dan 123°23 – 123°85 BT. Berdasarkan peta tematik Landsat memberikan gambaran yang jelas sebaran terumbu karang, padang lamun serta substrat pasir di Teluk Kupang dan sekitarnya. Ekosistem terumbu karang terkonsentrasi di sekitar Pulau Semau dan Pulau Kera serta Teluk Kupang bagian barat; substrat pasir tersebar terutama di dalam perairan teluk dari Sulamu sampai Pasir panjang, sedangkan padang lamun tersebar hampir sama dengan ekosistem terumbu karang.

Menurut ketinggian atau topografi wilayah pesisir Teluk Kupang, memperlihatkan adanya pantai-pantai yang masuk kategori satuan perbukitan terjal, landai sampai berupa dataran pantai. Pulau Semau bagian barat wilayah pesisirnya termasuk dalam satuan perbukitan landai sedangkan bagian timur termasuk ke dalam kategori satuan perbukitan terjal.

Di perairan Teluk Kupang ditemukan berbagai endapan serta karakteristik geologis yang berbeda antara satu dengan lainnya yang memberikan gambaran bahwa tipe pantai yang terdapat antara Kota Kupang, Pulau Semau secara keseluruhan serta wilayah pesisir sampai Tanjung Oisiina adalah tipe pantai II dengan karakteristik sebagai berikut :

1. Geologi : aluvium, batu gamping dan breksi 2. Relief : rendah - tinggi

3. Karakteristik garis pantai : berpasir, berbatu dan berkoral

Hasil pengamatan beberapa peneliti menunjukkan bahwa terdapat 2 (dua) massa air yang mempunyai karakteristik yang berbeda dan menonjol yaitu massa air dari Samudra Hindia (selatan) yang ditandai dengan tingginya suhu dan salinitas air, namun memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah serta massa air dari Laut Banda (utara) yang memiliki karakteristik sebaliknya. Pertemuan kedua massa air ini terlihat di sekitar pantai barat Pulau Timor sedangkan pola arus sesaat ternyata lebih dipengaruhi oleh arus pasang surut, hal ini terjadi karena pola arus ini berbeda antara lokasi yang satu dan lokasi lainnya. Kesuburan perairan tinggi terdapat di beberapa lokasi yang dekat dengan daratan dan memiliki sungai yang dapat menyumbang nutrien dan zat hara ke perairan sekitarnya seperti Teluk Kupang yaitu diantara Tanjung Barat dan Nunkurus serta wilayah yang terbatas di sekitar Pulau Semau.

Terkait pengelolaan kawasan Teluk Kupang, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 18/Kpts –II/1993 tanggal 28 Januari 1993 kawasan Teluk Kupang telah ditetapkan menjadi kawasan konservasi sebagai Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dengan luas kawasan 50.000 Ha, yang terbentang sepanjang pantai Teluk Kupang, termasuk Pulau Burung, Pulau Kera, Pulau Kambing dan Pulau Semau. Sedangkan di dalam rancangan Peraturan Daerah Provinsi NTT Tentang Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Teluk Kupang dan Wini di Provinsi NTT (Anonim 2003) dinyatakan bahwa pengelolaan pesisir dan laut dalam lingkungan kawasan Teluk Kupang akan diatur dalam Peraturan Daerah yang akan ditetapkan tersebut. Pulau-pulau di wilayah Teluk Kupang termasuk dalam ruang lingkup berlakunya Perda tersebut, dimana pengelolaan pulau-pulau kecil dan perairan disekitarnya dilakukan secara menyeluruh berdasarkan satu gugusan pulau-pulau dan/atau keterkaitan pulau tersebut dengan ekosistem pulau induk di wilayah Teluk Kupang (Anonim 2003)

Menurut Anonim (2003) tujuan pengelolaan wilayah pesisir dan laut Teluk Kupang adalah :

1. Menyusun dan menetapkan kerangka kerja dan prioritas pengelolaan wilayah pesisir dan laut Teluk Kupang;

2. Mengurangi, menghentikan, menanggulangi dan mengendalikan tindakan dari kegiatan-kegiatan merusak terhadap habitat dan sumberdaya di wilayah pesisir dan laut Teluk Kupang;

3. Menjamin dan melindungi kondisi lingkungan dan sumberdaya wilayah pesisir dan laut dalam rangka pembangunan di wilayah pesisir dan yang memperhatikan daya dukung lingkungan;

4. Mendorong kerjasama dan meningkatkan kapasitas pengelolaaan wilayah pesisir dan laut secara terpadu antara masyarakat lokal, pemerintah, swasta, perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di bidang lingkungan;

5. Meningkatkan kapasitas, kemampuan dan kemandirian dalam mengelola wilayah pesisir dan terpadu oleh masyarakat di tingkat pedesaan.

Sedangkan prioritas pengelolaan wilayah pesisir dan laut Teluk Kupang adalah :

1. Meningkatkan koordinasi pengambilan keputusan melalui proses antar sektor dalam membuat dan meninjau keputusan-keputusan yang berhubungan dengan pengelolaan wilayah pesisir dan laut;

2. Melindungi habitat pesisir dan laut melalui penetapan dan pelaksanaan Daerah Perlindungan Laut atau Taman Laut Provinsi dan Kabupaten/Kota; 3. Meningkatkan keadilan dan partisipasi melalui pengakuan hak masyarakat

tradisional;

4. Meningkatkan kapasitas melalui pendidikan, pelatihan, penyuluhan dan pelayanan kepada masyarakat;

5. Memajukan dan mempertahankan sumberdaya perikanan pesisir melalui kegiatan perikanan yang ramah lingkungan;

6. Memperbaiki perencanaan tata ruang melalui prioritas ketergantungan pemanfaatan pada wilayah pesisir dan laut.

Menurut Salean (2004), saat ini di Provinsi Nusa Tenggara Timur sedang dijalankan Program Gerakan Masuk Laut (GEMALA) yang direncanakan sebagai program multi years yang dimulai pada tahun 2002 sehingga pemantapannya mencapai kurun waktu 15 tahun. Ditinjau dari pelaksanaannya Program Gemala menjanjikan kegiatan yang menggunakan pendekatan wilayah, terpadu dan menyeluruh. Tujuan Gerakan Masuk Laut adalah :

1. Meningkatkan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah (PAD) dan devisa;

2. Meningkatkan kesempatan kerja dengan memanfaatkan potensi sumberdaya laut dan pesisir di bidang produksi, jasa wisata bahari, industri pengolahan, pemasaran hasil, penerapan teknologi dan peningkatan sumberdaya manusia. 3. Meningkatkan ketahanan pangan khususnya protein hewani dari ikan

Dokumen terkait