• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Kecamatan Cijambe adalah satu dari sekian Kecamatan di Kabupaten Subang yang memiliki potensi besar terutama dari sektor pertanian dan perikanan sebagai sentra ekonomi mayoritas masyarakatnya, Kecamatan Cijambe terletak di wilayah Kabupaten Subang Tengah, dimana berbatasan langsung dengan Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang Selatan. Namun sayangnya sarana dan

prasana di Kecamatan Cijambe belum cukup optimal dan menunjang kehidupan masyarakat, salah satunya adalah sarana transportasi yang belum menjangkau sampai seluruh pelosok Kecamatan Cijambe. Selain itu pada umumnya ketersediaan prasarana jalan yang layak masih sangat terbatas di setiap penghubung antar desa banyak ditemui ruas jalan yang rusak parah dan memerlukan perhatian pemerintah karena dapat menghambat mobilitas warga dalam kesehariannya maupun saat panen raya tiba dimana jalan adalah prasarana vital yang harus selalu siap digunakan untuk memasarkan hasil pertanian, di samping prasarana penunjang lainnya seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, dan lainnya, ini penting agar segala potensi alam, sumber daya manusia, dapat bersinergi untuk dapat menjadikan Kecamatan Cijambe lebih berkembang dan

dapat bersaing di masa mendatang.Batas Wilayah Kecamatan Cijambe yaitu:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Subang. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kasomalang. - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jalan Cagak. - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Cibogo.

Kecamatan Cijambe mempunyai 8 desa, yaitu Desa Bantarsari, Desa Cijambe, Desa Cikadu, Desa Cimenteng, Desa Cirangkong, Desa Gunungtua, Desa Sukahurip, dan Desa Tanjungwangi.

Letak Geografis Lokasi Penelitian

Secara Topografi Kecamatan Cijambe merupakan wilayah pegunungan (berbukit sampai bergunung dengan ketinggian 500 mdpl. Kisaran suhu antara 20°c – 27°c. Kecamatan Cijambe mempunyai luas wilayah sebesar 4.575,631 ha. Kecamatan Cijambe merupakan Kecamatan swasembada awal yang terletak diperbatasan antara Kecamatan Subang dan Kecamatan Jalan Cagak ± 9 Km dari ibu kota Kabupaten Subang yang dilalui jalur jalan protocol Subang – Bandung.

Pada Tabel 7 dijelaskan , ketingggian lahan Kecamatan Cijambe cukup tinggi yaitu 500 mdpl dan banyak gunung serta bukit – bukit yang mengalirkan sumber air dari mata air, sehingga menjadikan Kecamatan Cijambe melimpah dalam hal air deras yang mengalir dari hulu menuju ke sungai – sungai yang berada dibawah, curah hujan yang tinggi di Kecamatan Cijambe memberikan kontribusi terhadap derasnya aliran air di sungai Cijambe, serta suhu rata – rata di Kecamatan Cijambe sangat cocok untuk budidaya pembesaran ikan mas, sehingga masyarakat Kecamatan Cijambe mempunyai potensi untuk melakukan usaha pembesaran ikan mas di kolam air deras.

Tabel 7. Letak Geografis Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang Jawa Barat.

Uraian Jumlah

Ketinggian dari permukaan laut 500 mdpl

Banyaknya curah hujan 287 mm/tahun

Suhu udara rata- rata 20°C - 27°C

Jumlah bulan hujan 7 Bulan

Tabel 8 menjelaskan jarak Kecamatan Cijambe ke Provinsi Jawa Barat yang waktu tempuh 2 jam perjalanan, pemerintahan Kabupaten/ Kota berjarak 9 km serta jarak ke Rumah Sakit dan Puskesmas terdekat berjarak 1,5 km.

Tabel 8. Orbitasi Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang Jawa Barat.

Uraian Satuan

Jarak ke Provinsi 45 km

Lama tempuh ke Provinsi 2 jam

Jarak ke Kabupaten/ Kota 9 km

Lama tempuh ke Kabupaten 30 menit

Jarak ke Rumah Sakit Umum 9 km

Jarak ke Puskesmas 1,5 km

Sumber : Profile Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, 2014.

Gambaran Umum Budidaya Ikan Mas

Secara umum, masyarakat Kecamatan Cijambe melakukan usaha budidaya ikan mas, dikarenakan merupakan salah satu sektor usaha yang memang sudah turun temurun di Kecamatan Cijambe. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya jumlah pembudidaya ikan mas. Berdasarkan hasil observasi langsung ke lapangan, pembudidaya ikan di Kecamatan Cijambe menggunakan lahan milik sendiri, sewa dan ada juga yang menggunakan lahan gadai. Jumlah Pemilik Lahan dan Luas Budidaya Kolam Air Deras Ikan Air Tawar di Kabupaten Subang dapat dilihat pada Tabel 6.

Persiapan Kolam

Kolam yang digunakan pembudidaya berupa kolam semen dengan pemeliharaan ikan mas di kolam air deras. Sumber air didapat langsung dari sungai yang mengalir melewati Kecamatan Cijambe, dimana sungai tersebut mempunyai kualitas air yang sangat bagus untuk digunakan dalam usaha pembesaran ikan mas yang bersumber langsung dari mata air yang terdapat di pegunungan – pegunungan setempat, sehinggga usaha yang dilakukan oleh pembudidaya ikan mas di Kecamatan Cijambe walaupun menggunakan media kolam air deras, tetapi tidak menggunakan mesin pompa, dikarenakan derasnya air yang mengalir langsung dari aliran sungai. Awal kegiatan budidaya ikan mas dimulai dengan persiapan kolam. Luasan kolam yang digunakan oleh pembudidaya berbeda – beda ada yang menggunakan 6 x 2 m², 7 x 2 m² 8 x 2 m² per kolam, dalam memilih luasan kolam, biasanya pembudidaya tergantung dari luas lahan dan topografi lahan yang dimiliki.

Berdasarkan wawancara dengan pembudidaya responden di lokasi penelitian, kegiatan budidaya diawali dengan pengeringan kolam. Pengeringan air kolam dimaksudkan agar hama seperti ikan mujaer bisa hilang serta lumpur yang terlalu tebal bisa terbuang. Setelah itu kolam diberi pupuk kandang atau kompos yang diperlukan untuk pertumbuhan plankton sebagai makanan awal benih ikan

mas yang ditebar. Pupuk yang diberikan tergantung dari luas kolam dan jumlah benih yang ditebar. Pupuk yang digunakan adalah pupuk urea. Setelah kolam diberi kapur dan pupuk, maka kolam sudah bisa diisi air kembali dengan terlebih dahulu menutup saluran keluar air. Kolam dapat diisi benih ikan setelah mencapai air kisaran 1 - 1,5 meter. Pergantian air secara keseluruhan dilakukan sebelum pemeliharaan dan setelah pemanenan. Sumber air yang digunakan berasal dari sungai terdekat dan dari saluran irigasi. Dalam budidaya ikan mas air harus masuk dan keluar terus menerus agar ketersediaan oksigen terjamin, karena jika tidak terjadi pergantian air kualitas ikan mas akan menurun bahkan bisa menyebabkan ikan mas stres dan mati.

Pengangkutan dan Penebaran Benih

Dalam budidaya ikan mas, penanganan dalam pengangkutan benih ikan mas sangat berpengaruh terhadap tingkat kematian benih ikan mas selama usaha pembesaran ikan mas. Penanganan yang salah akan mengakibatkan kematian benih ikan mas yang sangat tinggi. Untuk mencegah tingkat kematian yang tinggi, pengangkutan benih ikan mas dilakukan pada kondisi suhu rendah yaitu pada waktu pagi hari dan sore hari. Jumlah benih yang akan diangkut dari pembudidaya pembenihan ikan mas dalam wadah angkut disesuaikan dengan besarnya wadah angkut dan lamanya perjalanan pada saat pengiriman benih ikan mas.

Pembudidaya ikan mas di Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang membeli benih ikan mas dari Kecamatan Pagaden Kabupaten Subang dimana dalam proses pengangkutan benih ikan mas menggunakan plastik yang berisi oksigen untuk membawa benih ikan mas. Benih ikan mas diperoleh dari pembudidaya Kecamatan Pagaden di Kabupaten Subang yang memang sudah diatur oleh Dinas Perikanan dan Kelautan untuk lokasi pembenihan ikan dengan mengunakan mobil pick up selama 60 – 120 menit perjalanan. Pembudidaya ikan mas di Kecamatan Cijambe melakukan pemilihan benih berdasarkan ukuran yang seragam dan kondisi fisik yang terlihat sehat. Pembudidaya ikan mas pada umumnya membeli benih ikan mas dengan ukuran yang sama dengan harga Rp 30 000.00/kg yang berukuran 5 – 7 cm yang siap di besarkan di kolam pembesaran air deras (KAD). Dalam 1 kolam yang berukuran 6 x 2 m² dan 7 x 2 m² pembudidaya menebar benih ikan mas sebanyak 100 – 150 kilogram benih ikan mas, pakan yang diberikan sangat mempengaruhi hasil panen, rata – rata pembudidaya ikan mas memberikan pakan 1 ton, sehingga ketika dipanen pembudidaya pembesaran ikan mas mendapatkan kurang lebih 1 ton ikan mas dengan ukuran 1 kilogram / 2 – 4 ekor ikan mas dengan pemberian pakan 1 ton selama 3 bulan.

Ketika benih ditebar, sebelumnya pembudidaya akan melakukan proses aklimitasi agar ikan mas bisa beradaptasi dengan kolam yang baru. Penebaran benih disesuaikan dengan luasan kolam yang tersedia. Jumlah benih yang ditebar juga tergantung pada kemampuan pembudidaya dalam pemberian pakan dan hasil panen yang diinginkan, jika pembudidaya ingin menghasilkan produksi ikan mas dalam satu kolam sebanyak 1 ton, maka pembudidaya biasanya akan memberikan pakan 1 ton dalam waktu 3 bulan, sehingga ketika dipanen, pembudidaya mendapatkan 1 ton ikan mas.

Pemeliharaan dan Pembesaran

Dalam pemeliharaan dan pembesaran ikan mas, pembudidaya ikan mas di lokasi penelitian hanya melakukan usaha pembesaran ikan, sehingga pembudidaya ikan mas di Kecamatan Cijambe membeli benih ikan mas dari luar Kecamatan yang memang sudah ditunjuk pemerintah Kabupaten Subang sebagai sentra benih ikan mas yaitu Kecamatan Pagaden, Subang Utara. Benih yang baru ditebar tidak langsung diberi makanan berupa pellet, tetapi hanya diberi pakan alami berupa plankton selama 2 – 3 hari. Setelah itu pembudidaya ikan mas hanya memberikan pakan ikan mas berbentuk pellet ikan, pellet ikan yang digunakan pembudidaya merupakan pellet subsidi dari pemerintah, pembudidaya membeli pellet ikan dengan harga subsidi dari pemerintah, sehingga jumlah hasil panen sangat tergantung pada jumlah pemberian pellet ikan sebagai pakan. Dalam 1 kali panen, pemeliharaan ikan mas di Kecamatan Cijambe rata – rata membutuhkan waktu selama 3 sampai 4 bulan, sehingga dalam 1 tahun pembudidaya ikan mas di Kecamatan Cijambe dapat melakukan usaha pembesaran ikan mas 3 sampai 4 kali panen. Dalam pemeliharaan ikan mas, biasanya penyortiran dilakukan setiap ikan mas memasuki umur 1.5 bulan, dan ada juga pembudidaya yang tidak melakukan sortir dan hanya melakukan sortir pada saat ikan mas siap untuk dipanen.

Tujuan penyortiran dilakukan karena ukuran ikan mas yang akan di panen belum tentu semuanya masuk dalam kategori yang dibutuhkan sesuai keinginan pasar. Berdasarkan wawancara dengan pembudidaya ikan mas di lokasi penelitian, keseluruhan ikan mas yang akan dipanen mencapai ukuran konsumsi dengan ukuran 1 kg berisi 2 – 4 ekor untuk permintaan pedagang pengecer yang berada di wilayah Kecamatan Cijambe maupun di luar Kecamatan Cijambe, sedangkan untuk permintaan pemancingan ukuran yang diinginkan di atas 2 kg/ekor. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 3 kali sehari, yaitu pagi, siang dan sore hari. Pemberian pakan dilakukan di satu titik dalam kolam, sehingga pemberian pakan dapat merata dan agar semua ikan mengetahui letak pemberian pakan.

Ikan mas yang di budidayakan oleh pembudidaya Kecamatan Cijambe sangat jarang yang terjangkit penyakit. Hal ini karena kondisi air yang bagus serta benih yang digunakan merupakan hasil dari perkawinan induk unggulan oleh Balai Penelitian Ikan Air Tawar yang berada di Kabupaten Subang. Apabila ikan mas terkena penyakit, pembudidaya biasanya memisahkan ikan mas ke kolam khusus dan memberikan kapur dolomit untuk mencegah penyebaran penyakit terhadap ikan mas lain.

Pemanenan dan Pengangkutan

Ikan mas yang sudah mencapai ukuran pasar akan dilakukan proses pemanenan, dalam pemanenan ikan mas biasanya dilakukan pada suhu rendah atau sore hari. Sebelum dipanen, ikan mas akan dipuasakan atau tidak diberi pakan terlebih dahulu karena untuk mencegah ikan mas stress pada saat pengangkutan dalam perjalanan. Biaya untuk pemanenan biasanya ditanggung oleh pedagang perantara seperti pedagang pengumpul ikan mas, serta biaya pengangkutan, plastik dan oksigen ditanggung oleh pedagang pengumpul. Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan plastik yang berisi oksigen untuk

jarak dekat dimana ikan mas mampu bertahan selama 6 jam perjalanan, untuk jarak yang jauh pedagang pengumpul menggunakan fiber dengan oksigen yang berkapasitas 300 kilogram ikan mas hidup/fiber. Ikan mas yang telah dipanen akan dijual oleh pembudidaya pembesaran ikan mas ke pedagang pengumpul baik yang berada di Kecamatan Cijambe maupun yang berada di sekitar Kabupaten Subang, Kabupaten Bandung, serta Kabupaten lain, yang kemudian akan dijual kembali ke pedagang pengecer sehingga bisa sampai kepada konsumen akhir.

Karakteristik Pelaku Pasar

Dari semua saluran pemasaran ikan mas yang berada di Kecamatan Cijambe, pelaku pasar yang terlibat dalam pemasaran ikan mas terdiri dari pembudidaya ikan mas sebagai produsen ikan mas di Kecamatan Cijambe, pedagang pengumpul sebagai perantara antara produsen dan konsumen antara ataupun konsumen akhir dan pedagang pengecer sebagai pedagang perantara penyalur ikan mas ke konsumen akhir. Setiap pelaku pasar tersebut mempunyai karakteristik sendiri yang menyokong keberhasilan usaha. Mengenai karakteristik pelaku pasar dapat diuraikan sebagai berikut :

Karakteristik Pembudidaya Produsen Ikan Mas

Karakteristik pembudidaya ikan mas yang berada di Kecamatan Cijambe jika dilihat dari luas penguasaan lahan, rata – rata lahan usahatani pembudidaya ikan mas tergolong berbeda – beda, pada umumnya pembudidaya ikan mas di Kecamatan Cijambe menggunakan kolam berukuran 6 x 2 m² dan 7 x 2 m² sampai 8 x 2 m² dan menggunakan varietas bibit unggul yang didapat dari balai penelitian pembenihan ikan air tawar Kabupaten Subang, bibit unggul yang digunakan adalah persilangan antara varietas sinyonya dan varietas majalaya dengan alasan mempunyai bobot tubuh yang lebih besar, serta cepat dalam pertumbuhan nya sehingga mampu menjadikan usahatani yang menjanjikan untuk pembudidaya ikan mas.

Pembudidaya ikan mas di lokasi penelitian dalam memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga sampai panen berikutnya, pembudidaya ikan mas yang ber skala kecil biasanya meminjam dana kepada tengkulak atau pedagang pengumpul di lokasi setempat, dimana dengan syarat ketika nanti panen, pembudidaya ikan mas tersebut harus menjual hasil panen kepada tengkulak tersebut dengan harga yang ditentukan tengkulak, pembudidaya mempunyai posisi tawar yang lemah karena disamping untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga, pembudidaya juga mempunyai rasa takut untuk menjual ikan mas kepada pedagang pengumpul lain. Permasalahan yang lain pembudidaya ikan mas hanya memiliki keterbatasan modal sehingga pembudidaya terjebak hutang. Sesuai dengan pendapat Mears (1978) yang menyatakan bahwa, petani di Indonesia sangat membutuhkan kredit untuk tujuan produksi, belanja hidup sehari – hari sebelum produk dijual dan pertemuan- pertemuan sosial. Kepemilikan lahan yang sempit, lapangan pekerjaan yang terbatas di luar musim tanam, dan pemborosan menyebabkan banyak petani

tidak dapat mengelola hidup dari satu panen ke panen berikutnya tanpa sumber pinjaman.

Pada penelitian ini jumlah responden yang diteliti sebanyak 10 persen dari total petani yang berada di Kecamatan Cijambe yaitu 16 orang pembudidaya ikan mas. Kegiatan budidaya ikan mas yang dilakukan pembudidaya responden ialah pembesaran ikan mas dengan media tanam kolam air deras.

Tabel 9. Kelompok Umur Responden Pembudidaya Ikan Mas di Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang Jawa Barat.

No Kelompok umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 25 – 35 4 25

2 36 – 45 3 19

3 46 – 55 9 56

Jumlah 16 100

Sumber : Data hasil observasi ditempat penelitian Juli – Oktober 2015 (diolah).

Responden yang diteliti sebanyak 16 orang dengan kategori umur 25 – 35 tahun sebanyak 4 orang sedangkan umur 36 – 45 tahun sebanyak 3 orang , umur 46 – 55 tahun sebanyak 9 orang, pemilihan responden berdasarkan banyaknya pembudidaya dilokasi penelitian, untuk melihat banyaknya pembudidaya ikan mas di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden pembudidaya pembesaran ikan mas di Kecamatan Cijambe di lokasi penelitian, pembudidaya ikan mas di Kecamatan Cijambe hanya melakukan usaha pembesaran ikan mas, dikarenakan lokasi Kecamatan Cijambe sangat cocok untuk usaha pembesaran ikan mas. Dengan media tanam kolam air deras dan ketersediaan air yang melimpah, maka tidak heran sebagian warga di Kecamatan Cijambe memiliki usaha kolam pembesaran ikan mas. Untuk produksi kegiatan usaha pembesaran ikan mas di lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.

Berdasarkan data lapangan padaLampiran 1, dapat dijelaskan bahwa luas kolam responden untuk kegiatan pembesaran ikan mas yaitu luas kolam petakan yang digunakan adalah berbeda – beda ukuran, ada yang menggunakan ukuran petak 6 x 2 m2, akan tetapi ada responden yang berbeda dalam pembuatan kolam nya yaitu berukuran 7 x 2 dan 8 x 3 m2, dalam penentuan luasan kolam, pembudidaya biasanya melihat topografi lahan yang dimilikinya, akan tetapi rata – rata luasan kolam yang digunakan yaitu 6 x 2 m2.

Produksi rata – rata yang dihasilkan setiap kolam air deras yang di budidayakan mempunyai potensi setiap satu kali panen sebesar 1 ton ikan mas dengan ukuran ikan konsumsi yaitu 1 kilogram berisi 2 – 4 ekor ikan mas. Produksi yang dihasilkan sangat tergantung dengan berapa banyak pakan yang diberikan. Dari hasil produksi menunjukkan bahwa Kecamatan Cijambe memiliki potensi yang besara untuk pengembangan pembesaran ikan mas. Pemanenan dilakukan pembudidaya sesuai dengan permintaan pasar oleh pedagang pengumpul yang memang sudah berlangganan serta konsumen antara seperti restoran – restoran yang berada di sepanjang Kabupaten Subang maupun luar Kabupaten Subang dan permintaan untuk pemancingan yang berada di luar Kabupaten Subang.

Karakteristik Pedagang Perantara

Pedagang perantara yang dipilih berasal dari informasi responden pembudidaya ikan mas yang menjual hasil produksinya, setelah itu peneliti mendapatkan informasi dari pedagang pengumpul kemana menjual ikan mas selanjutnya untuk mewawancarai pedagang pengecer. Pedagang pengumpul yang diteliti sebanyak 4 orang yang berasal dari hasil wawancara dengan pembudidaya ikan mas serta warga sekitar. Pemilihan pedagang pengumpul sebagai responden ditentukan berdasarkan informasi dari pembudidaya ikan, dimana pedagang pengumpul tersebut merupakan pedagang yang sangat besar pengaruhnya dilokasi penelitian dikarenakan aktif membeli dan mengumpulkan produk dari pembudidaya ikan mas lalu menjualnya kepada pedagang perantara berikutnya. Sedangkan, penentuan pedagang pengecer ditentukan dari informasi pedagang pengumpul yang menjual ikan mas kepada pedagang pengecer yang menampung ikan mas di pasar Kalijati, pasar Jalancagak, pasar Subang Kota dan pasar yang berada di wilayah Kabupaten Subang.

Karakteristik Pedagang Pengumpul

Pedagang pengumpul menjalankan fungsi untuk membeli ikan mas langsung ke pembudidaya ikan mas di kolam. Ikan mas yang dibeli pedagang pengumpul ini biasanya sudah sesuai dengan pesanan dengan berat 1 kg ikan mas berisikan 2 sampai 4 ekor ikan mas.

Dalam melaksanakan pembelian ikan mas, pedagang pengumpul membawa plastik dan timbangan selain itu beberapa pedagang membawa tabung oksigen untuk mengisi oksigen ketika pengangkutan dimana bertujuan agar ikan tetap segar bahkan selalu masih hidup ketika dijual kembali kepada pedagang pengecer ikan mas ataupun konsumen akhir. Kegiatan utama pedagang pengumpul yaitu melakukan penaksiran harga ikan mas, pengemasan ikan mas ke dalam plastik, penimbangan ikan mas, pengangkutan ikan mas dan pembayaran.

Tabel 10. Kelompok Umur Pedagang Pengumpul Responden Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang 2015.

No Kelompok umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 25 – 35 2 35 – 45

3 45 – 55 4 100

Jumlah 4 100

Sumber : Data hasil observasi ditempat penelitian Juli – Oktober 2015 (diolah).

Dilokasi penelitian, jumlah pedagang pengumpul yang diambil sebagai responden pada saat penelitian sebanyak 4 orang pedagang pengumpul, dimana seluruh pedagang pengumpul berasal dari Desa Cijambe dan luar Desa Cijambe. Terdapat 3 orang pedagang pengumpul yang berasal dari Desa Cijambe sedangkan 1 pedagang pengumpul tingkat Kecamatan berasal dari Desa Gunung Tua.

Karakteristik Pedagang Pengecer

Pedagang pengecer ikan yang diteliti di Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang merupakan pedagang pengecer ikan yang di dapat berdasarkan hasil wawancara dengan pembudidaya ikan mas dan pedagang pengumpul. Pedagang pengecer yang memasarkan ikan mas dari Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang terdapat dua jenis pedagang pengecer, yang pertama pedagang pengecer yang berada di Kecamatan Cijambe / lokal, serta pedagang pengecer yang berada di pasar.

Pedagang pengecer lokal atau yang berada di Kecamatan Cijambe biasanya langsung mengambil ikan mas dari pembudidaya ikan mas Kecamatan Cijambe dan menjual ikan mas kembali secara eceran di sepanjang jalan raya Cijambe, adapun untuk biaya pemasaran yang dikeluarkan hanya biaya pengemasan dan biaya angkut dari pembudidaya ikan mas ke kolam penampungan untuk penjualan, sedangkan pedagang pengecer yang berada di pasar mendapatkan persediaan ikan mas dari pedagang pengumpul yang memasok ikan mas langsung ke pasar, namun ada juga pedagang pengecer di pasar yang membeli ikan mas langsung ke pembudidaya ikan mas Cijambe sehingga mendapatkan harga yang lebih murah, pedagang pengecer di pasar kemudian menjual ikan mas di pasar, adapun biaya yang dikeluarkan yaitu sewa tempat di pasar dan peralatan penjualan seperti bak atau ember, pisau, meja, timbangan serta mesin pemutar air agar ikan selalu hidup dan segar ketika dibeli oleh konsumen. Tabel 11. Kelompok umur Pedagang Pengecer Responden Kecamatan Cijambe

Kabupaten Subang 2015.

No Kelompok umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 25 – 35 2 67

2 35 – 45 3 33

3 45 – 55 1

Jumlah 6 100

Sumber : Data hasil observasi ditempat penelitian Juli – Oktober 2015 (diolah).

Pedagang pengecer yang terkait dalam pemasaran ikan mas Kecamatan Cijambe terdapat 2 jenis pedagang pengecer, 2 diantaranya berasal dari desa Cijambe/lokal dan 4 diantaranya pedagang yang berada di pasar. Pedagang pengecer lokal yang diteliti berada di Desa Cijambe sebanyak 2 orang, pedagang pengecer lokal ini bertempat tinggal di Desa Cijambe dan berdagang di halaman depan rumah dengan membuat kolam ikan yang terbuat dari bahan semen dengan ukuran yang cukup besar 2.5 x 6 m layaknya kolam pembesaran, sedangkan yang berada di pasar sebanyak 4 orang yang didapatkan berdasarkan informasi dari lembaga pemasaran sebelumnya. Pada saat penelitian di pasar, penulis tidak banyak menemukan pedagang pengecer pasar yang menjual ikan mas Subang, hal ini dikarenakan pada saat penelitian ikan mas yang berada di pasar adalah ikan mas dari Purwakarta/Jatiluhur, sehingga hanya beberapa pedagang pengecer yang menjual ikan mas dari Subang, dikarenakan harga ikan mas dari Subang lebih

Dokumen terkait