• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak Geografis

Penelitian dilakukan di Daerah aliran sungai (DAS) Krueng Seulimum dengan luasan 25 444.35 ha dan merupakan sub das dari DAS Krueng Aceh. Secara geografis DAS Krueng Seulimum terletak antara 95°30' - 95°45' Bujur Timur dan 5°15'- 5°30' Lintang Utara dan secara administrasi pemerintahan DAS Krueng Seulimum meliputi dua kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Besar (Kecamatan Seulimum, dan Kecamatan Lembah Seulawah) dan Kabupaten Pidie (Kecamatan Padang Tiji). DAS Krueng Seulimum berjarak 65 km dari kota Banda Aceh (Gambar 4).

Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di DAS Krueng Seulimum saat ini didominasi oleh penggunaan lahan untuk hutan sekunder seluas 7001.01 ha, kemudian diikuti oleh semak belukar seluas 5 988.15 ha, pertanian lahan kering seluas 5 631.19 ha, padang penggembalaan seluas 5 033.27 ha, sawah seluas 1 455.15 ha dan pemukiman seluas 335.58. Secara rinci dari luas total DAS Krueng Seulimum (25 444.35 ha), penggunaan lahan untuk pertanian lahan kering yang banyak dijumpai adalah usahatani berbasis kakao tanpa tindakan konservasi tanah dan air (Tabel 6 dan Lampiran 12).

Tabel 6 Penggunaan lahan di DAS Krueng Seulimum

No Jenis Penggunaan Lahan Luas

Ha %

1 Pemukiman 335.58 1.32

2 Sawah 1 455.15 5.72

3 Padang Penggembalaan 5 033.27 19.78

4 Semak Belukar 5 988.15 23.53

5 Pertanian Lahan Kering 5 631.19 22.13

6 Hutan Sekunder 7 001.01 27.51

Jumlah 25 444.35 100.00

Sumber : Badan Planologi (2011), Analisis lapangan (2012).

Iklim

Unsur iklim yang paling penting adalah curah hujan, suhu, kelembaban udara, kecapatan angin, penyinaran matahari dan tekanan udara.

Berdasarkan data curah hujan selama 10 tahun terakhir (2001-2010) dari pantauan stasiun Klimatologi Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar (2012) (Lampiran 8) dapat diketahui bahwa curah hujan rata-rata tahunan di lokasi penelitian adalah 1 502.21 mm, curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus (51.94 mm) dan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Nopember (219.65 mm).

Tipe hujan di lokasi penelitian berdasarkan klasifikasi Schmidt-Ferguson termasuk kedalam iklim tipe C (daerah agak basah), dengan rata-rata bulan kering adalah 2.7 bulan dan rata-rata bulan basah adalah 6.7 bulan. Lampiran 9 juga menunjukkan bahwa rata-rata kelembaban relatif sebesar 69.9%, rata-rata temperatur sebesar 26,8oC (Lampiran 10) dengan lama penyinaran matahari sebesar 53% (Lampiran 11).

Gambar 8 Sebaran curah hujan dan hari hujan setiap bulan di DAS Krueng Seulimum berdasarkan data curah hujan Tahun 2001 - 2010.

Hidrologi

DAS Krueng Seulimum terdiri atas beberapa sub das dengan aliran anak sungainya yang mengalir langsung ke dalam DAS Krueng Seulimum. Berdasarkan analisis sifat hidrologi permukaan, dapat diketahui jumlah sub DAS Krueng Seulimum yaitu sekitar 19 sub DAS. Dari jumlah tersebut, terdapat 4 sub DAS yang mempunyai hulu dan tangkapan air dari gunung Seulawah Agam di bagian Utara, yaitu sub DAS Alue Lambaro, Krueng Blangbia, Alue Neusah dan Alue Geumapet. Sedangkan sub DAS lainnya mempunyai daerah tangkapan air di perbukitan di bagian Timur Laut seperti sub DAS Alue Raya II dan Krueng Binet, perbukitan di bagian Timur dan Tenggara seperti sub DAS Krueng Paipoh dan dari perbukitan di bagian Selatan seperti sub DAS Krueng Aneu, Alue Ei dan Alue Matecage. Pola drainase sungai-sungai tersebut secara umum cenderung dendritik, yang menunjukkan bahwa batuan penyusun lahannya relatif homogen (batuan beku dan sedimen).

Berdasarkan luas dari masing-masing sub-subdas di wilayah DAS Krueng Seulimum diketahui bahwa 42.5% daerah tangkapan airnya berada atau berasal dari gunung Seulawah Agam dan 23.1% dari perbukitan yang ada di bagian Selatan. Sedangkan yang berasal dari perbukitan di bagian Timur Laut adalah 15.7% dan dari perbukitan bagian Tenggara sekitar 12.5%. Hal ini berarti setiap usaha pemanfaatan atau pengelolaan lahan di sekitar Gunung Seulawah Agam

akan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kondisi sistem hidrologi DAS Krueng Seulimum dibandingkan dengan wilayah yang lain.

Tanah

Berdasarkan peta jenis tanah (Puslittanak 1990) tanah di lokasi penelitian termasuk kedalam ordo Inceptisol, dan pada tingkat klasifikasi yang lebih rendah (Great Group) terdiri atas jenis tanah Dystropepts, Eutrandepts, Eutropepts, dan Tropaquepts. Jenis tanah Dystropepts dengan luasan 1 161.97 hektar (4.57%) terletak di bagian selatan dari DAS Krueng Seulimum, jenis tanah Eutrandepts dengan luasan 4 751.06 hektar (18.67%) terletak di bagian Utara, jenis tanah Tropaquepts dengan luasan 2 970.49 hektar (11.67 %) terletak di sepanjang pinggiran sungai utama dan jenis tanah Eutropepts dengan luasan 16 560.93 hektar (65.09 %) terletak di bagian Timur dan Barat, Lebih jelasnya jenis tanah di lokasi penelitian disajikan pada Tabel 7 dan Peta Lampiran 13.

Tabel 7 Sebaran dan luasan setiap jenis tanah di DAS Krueng Seulimum No Jenis Tanah L U A S Ha (%) 1 Dystropepts 1 161.97 4.57 2 Eutrandepts 4 751.06 18.67 3 Eutropepts 16 560.93 65.09 4 Tropaquepts 2 970.49 11.67 Total 25 444.35 100.00 Sumber : Puslitanak, Bogor (1990)

Topografi

Perbedaan dalam bentuk wilayah suatu daerah akan menyebabkan perbedaan dalam gerak air tanah bebas dan jenis-jenis vegetasi yang tumbuh di permukaan tanah tersebut. Hal ini mengakibatkan pengaruh yang berbeda dalam proses pembentukan tanah.

Berdasarkan peta rupa bumi dan topografi DAS Krueng Seulimum, lokasi penelitian dibagi menjadi kelas lereng landai (0-8%), bergelombang (8-15%), berbukit (15-25%) dan agak curam (25-40%) (Tabel 8 dan Lampiran 14), dari ke empat kelas lereng tersebut kelas lereng landai sangat dominan di lokasi penelitian.

Tabel 8 Keadaan topografi dan luas penyebarannya di DAS Krueng Seulimum

No Kelas Lereng Kemiringan (%) L U A S Ha (%) 1 Datar 0 - 3 14 001.17 55.03 2 Landai 3 - 8 5 610.86 22.05 3 Bergelombang 8 - 15 3 429.62 13.48 4 Curam 15 - 25 1 526.64 5.99 5 Sangat Curam 25 - 40 876.06 3.44 Jumlah 25 444.35 100.00

Sumber : Peta Rupa Bumi (1977), Hasil Survei dan Analisis (2012)

Penduduk

Jumlah penduduk di DAS Krueng Seulimum saat ini terus mengalami peningkatan, mengingat pasca konflik yang terjadi di Aceh penduduk taransmigrasi yang sebelumnya eksodus dari tempat tinggalnya, sekarang telah kembali lagi mendiami tempat tinggalnya di samping pendatang baru lainnya. Data BPS 2010 menunjukkan bahwa penduduk di DAS Krueng Seulimum adalah 10 318 jiwa, yang terdiri atas 5 535 jiwa laki-laki dan 4 783 jiwa perempuan dengan jumlah kepala keluarga adalah 2 504 KK (Tabel 9).

Tabel 9 Sebaran jumlah penduduk dan jumlah KK di DAS Krueng Seulimum berdasarkan jenis kelamin, Tahun 2010

No Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah

Laki-Laki Wanita Jumlah KK 1 2 Seulimum Lembah Seulawah 2 700 2 835 2 170 2 611 4 870 5 446 942 1 562 Jumlah 5 535 4 781 10 316 2 504

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Besar (2011).

Ditinjau dari aspek kesejahteraan keluarga, Kecamatan Lembah Seulawah memiliki keluarga pra sejahtera yang terbesar yaitu sebanyak 279 KK, Kecamatan Seulimum 267 KK, kemuadian Keluarga Sejahtera I di Kecamatan Lembah Seulawah sebanyak 327 KK, kecamatan Seulimum 206 KK, Keluarga Sejahtera II di Kecamatan Lembah Seulawah sebanyak 210 KK, kecamatan Seulimum 262 KK dan Keluarga Sejahtera III di Kecamatan Lembah Seulawah 457 KK, kecamatan Seulimum 219 KK.

Dokumen terkait