• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI DEMOKRASI PARTISIPATIF DALAM PENYUSUNAN RTRW KOTA MEDAN

IV.1. Gambaran Umum Kota Medan

Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di provinsi Sumatera Utara, Kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis secara regional. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah daerah45

45

http://www.pemkomedan.go.id

.Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif dekat dengan kota-kota / negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia, Singapura dan lain-lain. Demikian juga secara demografis Kota Medan diperkirakan memiliki pangsa pasar barang/jasa yang relatif besar.Hal ini tidak terlepas dari jumlah penduduknya yang relatif besar dimana tahun 2007 diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa.Demikian juga secara ekonomis dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor tertier dan sekunder, Kota Medan sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan regional/nasional. Secara umum ada 3 (tiga) faktor utama yang mempengaruhi kinerja pembangunan kota, (1) faktor geografis, (2) faktor demografis dan (3) faktor sosial ekonomi. Ketiga faktor tersebut biasanya terkait satu dengan lainnya, yang secara simultan mempengaruhi daya guna dan hasil guna pembangunan kota termasuk pilihan-pilihan penanaman modal (investasi).Sesuai dengan dinamika

pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59 Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66/III/PSU tanggal 21 September 1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat. Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 Kota Medan kemudian mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan.

Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 140/2271/PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan. Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.22/2772.K/1996 tanggal 30 September 1996 tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992 tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21 Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembangan administrative ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis, demografis dan sosial ekonomis

Secara administratif , wilayah kota medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan

dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia.Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya alam (SDA), Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya Sumber daya alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun kuar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik , yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

Perkembangan Kota Medan dengan dua kutub pertumbuhan secara fisik merupakan aspirasi masyarakat yang merasakan adanya ketimpangan pembangunan secara fisik di daerah Utara Kota Medan dibandingkan dengan daerah yang dekat dengan pusat kota yang telah ada sebelumnya. Aspirasi ini diserap oleh pemerintah kota dengan baik dan diwujudkan dalam bentuk dibangunnya sebuah kutub pertumbuhan baru di daerah Utara kota Medan, yang dikenal dengan istilah “Pusat Utara”.

IV.1.1. Geografi dan Demografi

Karakteristik Kota Medan didukung oleh luas wilayah 265,10 km2 atau 3,6 persen dari total luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Secara administratif,Kota Medanberbatasan dengan Selat Malaka di sebelah utara, dan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah timur, barat, serta selatan. Kota Medan sebagai pusat pemerintahan Provinsi Sumatera Utara memiliki posisi strategis yang semakin menguat baik secara regional maupun nasional. Posisi ini menjadi modal dasar dalam pembangunan kota.

Secara astronomis, Kota Medan terletak pada posisi koordinat 20.27’ – 20.47’Lintang Utara dan 980.35’ – 98044’ Bujur Timur dengan

ketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut dengan kemiringan tanah 0 - 4%. Sebagian wilayah Kota Medan pada 2,5 – 5,0 meter berada pada tanah rawa yang ditumbuhi oleh pohon-pohon.

Kota Medan, sebagai salah satu pusat perekonomian regional terpenting di pulau Sumatera dan salah satu dari tiga kota metropolitan terbesar di Indonesia, memiliki kedudukan, fungsi dan peranan strategis sebagai pintu gerbang utama bagi kegiatan jasa perdagangan dan keuangan secara regional/internasional di kawasan barat Indonesia, yang didukung oleh ketersediaan Bandara Polonia dan Pelabuhan Laut Belawan serta infrastruktur dan utilitas kota lainnya.

Kota Medan secara administratif pemerintahan saat ini terdiri dari 21 Kecamatan dengan151 Kelurahan, yang terbagi atas

2.001 lingkungan. Berdasarkan batas wilayah administratif, Kota Medan relatif kecil dibanding kota lainnya, tetapi posisi secara ekonomi regional Kota Medan sangat penting karena berada dalam wilayah hinterland dengan basis ekonomi sumberdaya alam yang relatif besar dan beragam, serta dukungan kepelabuhanan.

Dibanding kota besar lainnya, Kota Medan memiliki keterbatasan ruang sebagai akibat bentuk wilayah administrastif yang ramping di tengah. Dengan keterbatasan ruang tersebut, daya dukung lingkungan perkotaan menjadi kurang optimal terutama hambatan alamiah dalam pengembangan wilayah utara Kota Medan, khususnya dalam penyediaan prasarana dan sarana perkotaan. Kondisi tersebut juga menyebabkan cenderung kurang seimbangnya dan kurang terpadunya penataan ruang kota di bagian utara dan bagian selatan.

Kondisi klimatologi Kota Medan menunjukkan bahwa suhu minimum rata-rata 23,0°C - 24,1°C dan suhu maksimum rata-rata 30,6°C-33,1°C. Kelembaban udara Kota Medan rata-rata 78-82%. Kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42 m/sec dan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 100,6 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2009 rata-rata perbulan 19 hari dengan rata-rata curah hujan per bulannya berkisar antara 211,67 mm-230,3 mm. Kecenderungan utama yang harus diantisipasi dari sisi iklim daerah adalah potensi bencana alam seperti suhu udara yang cenderung terus meningkat, angin kencang, dan potensi banjir akibat curah hujan yang terus meningkat ataupun banjir kiriman dari daerah hulu.

Kota Medan secara hidrologi dipengaruhi dan dikelilingi oleh beberapa sungai besar dan anak sungai seperti sungai percut, sungai deli, sungai babura, sei belawan dan sungai-sungai lainnya. Sungai-sungai yang melintas di Kota Medan mempengaruhi bentuk fisik, ruang dan lingkungan serta berdampak pada pola perkembangan Kota Medan.Sungai-sungai tersebut sampai saat ini masih digunakan sebagai salah satu sumber air untuk sebagian masyarakat yang tinggal di daerah sekitar aliran sungai, sekaligus berfungsi sebagai drainase primer dalam rangka pengendalian banjir, serta tempat pembuangan air hujan. Tantangan yang dihadapi adalah fungsi sungai yang cenderung semakin terbatas akibat pendangkalan dan degradasi lingkungan.

IV.1.2. Visi dan Misi Kota Medan

Secara umum arah dan agenda pembangunan kota mengacu kepada visi46

1. Jangka Panjang (Visi 2025) berdasarkan Perda Nomor 8 Tahun 2009 : Kota Medan yang maju, sejahtera, religius dan berwawasan lingkungan (Indikasi : Income perkapita Rp 72 Juta / tahun)

:

2. Jangka Menengah (Visi 2015) : Kota Medan menjadi Kota Metropolitan yang berdaya saing, nyaman, peduli dan sejahtera

Misi Pemerintah Kota Medan Tahun 2011: Melaksanakan percepatan dan perluasan pembangunan kota terutama pada 6 (enam) aspek dasar, yaitu :

46

1. Pelayanan pendidikan baik akses, kualitas maupun manajemen pendidikan yang semakin baik, sehingga dapat menciptakan lulusan yang unggul.

2. Perbaikan infrastruktur, utamanya perbaikan jalan kota, jalan lingkungan, taman kota dan drainase serta penataan pasar tradisional secara simultan. 3. Pelayanan kesehatan, baik akses, mutu maupun manajemen kesehatan

yang semakin baik.

4. Peningkatan pelayanan administrasi public terutama pelayanan KTP/KK/Akte kelahiran dan perizinan usaha.

5. Peningkatan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk meningkatkan kapasitas dan prestasi kerjanya, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.

6. Menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan. Catatan : Misi ini tidak ringan dan pencapaiannya akan dipengaruhi faktor eksternal dan internal. Untuk itu, kita harus bekerja lebih efektif.

IV.1.3. Susunan Organisasi Pemerintah Kota Medan

Gambar 4.1 Susunan Organisasi Pemerintah Kota Medan

1. Walikota

Walikota merupakan kepala daerah untuk daerah kota yang menjalankan penyelenggaraan pemerintah dan melaksanakan kebijakan-kebijakan pemerintahan kota yang ditetapkan bersama-sama dengan DPRD. Walikota merupakan sebuah jabatan politis bukan Pegawai Negeri Sipil yang sejajar dengan Bupati dalam daerah kabupaten dan dipilih melalui Pemilihan Umum Daerah (PILKADA).

2. Sekretaris Daerah

Sekretaris Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah Kota yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Walikota. Sekretaris daerah mempunyai tugas membantu walikota dibidang hukum dan perundang-undangan, organisasi dan tatalaksana, hubungan masyarakat, protokol serta fungsi pemerintah umum lainnya yang tidak tercakup dalam tugas dinas dan lembaga teknis, misalnya penanganan urusan kerjasama, perbatasan dan lain-lain, serta mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah.

Fungsi Sekretasis daerah dalam penyelenggaraan tugas-tugasnya ialah, sebagai berikut:

2. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas dan lembaga teknis daerah 3. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah 4. Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan fungsi dan tugasnya.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Sekretariat daerah membawahkan 4 (empat) Asisten meliputi

1. Asisten Pemerintahan , terdiri dari :

a. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum b. Bagian Hubungan Masyrakat

c. Bagian Hubungan Kerjasama

2. Asisten Kesejahteraan dan Kemasyarakatan , terdiri dari : a. Bagian Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat b. Bagian Agama dan Pendidikan

c. Bagian Administrasi Kemasyrakatan

3. Asisten Perekonomian dan Pembangunan , terdiri dari : a. Bagian Adminstrasi Pembangunan

b. Bagian Administrasi Sumber Daya Alam c. Bagian Administrasi Perekonomian 4. Asisten Administrasi Umum, terdiri dari :

a. Bagian Hukum

b. Bagian Organisasi dan Tata Laksana c. Bagian Keuangan

e. Bagian Umum

IV.2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Medan