• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan UMKM di Indonesia merupakan bentuk dari Undang-Undang 1945 pasal 33. Pada pasal ini tertuang tentang prinsip dasar, yaitu pengakuan secara yuridis tentang demokrasi ekonomi. Sejarah menunjukkan bahwa gagasan dan pemikiran membangun ekonomi nasional dengan landasan demokrasi dan keberpihakan kepada kelompok ekonomi kecil dan menengah.

Banyak pihak memandang kelemahan utama pada pembangunan ekonomi nasional karena penyimpangan dari prinsip dasar pembangunan, yaitu dari masyarakat untuk masyarakat. Fundamental ekonomi nasional sangat lemah dan terkesan rapuh karena mengabaikan pemerataan dan lebih berpihak pada masyarakat dengan golongan ekonomi besar. Meskipun dengan demikian, ekonomi nasional masih mampu bertahan karena dibantu oleh usaha kecil dan menengah.

Pada era globalisasi dan perdagangan bebas, usaha mikro, kecil dan menengah memiliki peranan yang lebih penting yaitu sebagai salah satu faktor pendorong perkembangan dan pertumbuhan ekspor non-migas dan sebagai industri pendukung yang membuat komponen-komponen untuk usaha besar.

50

Di Indonesia usaha mikro, kecil dan menengah sangat diharapkan dapat menjadi salah satu pemain penting dalam penciptaan pasar baru bagi Indonesia tidak hanya dalam negeri tetapi juga di luar negeri.

Usaha mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2013, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam pasal 3 disebutkan bahwa usaha mikro bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan ekonomi yang berkeadilan.

Beberapa contoh industri-industri yang bergerak di sektor usaha mikro, antara lain:

1. Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan, dan pembudidaya.

2. Industri makanan dan minuman, industri meubelair pengolahan kayu dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat.

3. Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dan lain-lain.

51

5. Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi).

Godean adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah stimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan Godean berada di sekitar 10 km sebelah Barat daya dari ibu kota. Kecamatan Godean mempunyai luas wilayah 2.684 Ha.

Jumlah penduduk di Kecamatan Godean pada semester 1 (satu) tahun 2015 tercatat sebanyak 72.875 jiwa. Penduduk laki-laki berjumlah sebanyak 37.289 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 35.583 jiwa.

Kecamatan Godean sudah sejak lama menjadi pusat ekonomi bagi wilayah Sleman bagian barat. Banyaknya pengusaha mikro yang ada di Kecamatan Godean ini menjadikan salah satu faktor yang menjadikan ekonomi di Kecamatan Godean menjadi pusat ekonomi di Sleman.

Desa-desa yang diteliti pada penelitian ini antara lain desa Sidoagung, Sidokarto, Sidoarum, dan Sidomoyo. Desa Sidoagung merupakan wilayah yang terdiri dari dua kelurahan, yaitu kelurahan Senuko dan Bendungan. Berdasarkan maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang diterbitkan tahun 1946 mengenai Pemerintahan Kelurahan, maka kelurahan-kelurahan tersebut kemudian digabung menjadi satu desa yang otonom dengan nama Desa Sidoagung, yang kemudian secara resmi ditetapkan berdasarkan Maklumat Nomor 5 Tahun 1948 tentang Perubahan Daerah-Daerah Kelurahan. Desa ini mengalami

52

pertumbuhan pesat secara ekonomi sebagai akibat dari keberadaan Pasar Godean yang berlokasi di Desa Sidoagung.

Desa Sidokarto merupakan wilayah yang terdiri dari tiga kelurahan, antara lain Kelurahan Rewulu, Wirokraman, dan Klajoran. Berdasarkan maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang diterbitkan tahun 1946 mengenai Pemerintahan Kelurahan, maka tiga Kelurahan tersebut kemudian digabung menjadi satu Desa yang otonom dengan nama Desa Sidokarto, yang kemudian secara resmi ditetapkan berdasarkan Maklumat Nomor 5 Tahun 1948 tentang Perubahan Daerah-Daerah Kelurahan.

Desa Sidoarum merupakan kawasan penyangga Kota Yogyakarta, sehingga tumbuh sebagai kawasan hunian dan mengalami perkembangan pesat secara ekonomi. Pada mulanya Desa Sidoarum merupakan wilayah yang terdiri dari dua Kelurahan, yaitu Kelurahan Candran dan Krapyak. Berdasarkan maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang diterbitkan tahun 1946 mengenai Pemerintahan Kelurahan, maka Kelurahan-kelurahan tersebut kemudian digabung menjadi satu Desa yang otonom dengan nama Desa Sidoarum, yang kemudian secara resmi ditetapkan berdasarkan Maklumat Nomor 5 Tahun 1948 tentang Perubahan Daerah-Daerah Kelurahan.

Desa Sidomoyo merupakan wilayah yang terdiri dari dua Kelurahan, yaitu Kelurahan Ngrenak dan Karanglo. Berdasarkan maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang diterbitkan tahun

53

1946 mengenai Pemerintahan Kelurahan, maka Kelurahan-Kelurahan tersebut kemudian digabung menjadi satu Desa otonom dengan nama Desa Sidomoyo. Desa Sidomoyo kemudian secara resmi ditetapkan berdasarkan Maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 1948 tentang Perubahan Daerah-Daerah Kelurahan.

Jenis usaha yang banyak ditekuni oleh ibu-ibu di Kecamatan Godean berbeda-beda, mulai dari usaha warung sembako, laundry atau pencucian baju, busana, kuliner, salon, penjual aksesoris, pedagang buah, pedagang snack, penjual majalah hingga mainan anak. Jenis usaha yang paling banyak dijalankan oleh ibu-ibu pemilik usaha mikro di Kecamatan Godean yaitu jenis usaha kuliner dan warung sembako.

Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di sektor industri pengolahan pangan di Kabupaten Sleman semakin berkembang dari tahun ke tahun. Kecamatan Godean yang merupakan bagian dari Kabupaten Sleman memiliki pengusaha mikro di bidang kuliner atau pangan paling banyak dibandingkan dengan jenis usaha mikro lainnya. Selain jenis usaha yang bergerak di bidang kuliner, usaha mikro yang paling banyak dijalankan oleh ibu-ibu pemilik usaha mikro di Kecamatan Godean adalah usaha warung sembako. Hampir setiap ibu-ibu rumah tangga memiliki usaha warung sembako. Jenis usaha lain yang dijalankan oleh ibu-ibu di Kecamatan Godean yaitu menjual batik dan modiste. Menjual batik dijadikan alternatif dalam usaha mereka karena

54

penjualan pakaian batik tiap tahunnya semakin meningkat dan hal tersebut memberikan feedback yang positif terhadap usaha yang dijalankan.

Jenis usaha jasa laundry atau jasa mencuci pakaian juga merupakan salah satu usaha yang dijadikan pilihan ibu-ibu rumah tangga untuk menambah penghasilan. Dari tahun ke tahun semakin banyak usaha

laundry yang dibuka karena semakin banyak orang yang tidak mau repot

untuk mencuci pakaian. Banyaknya pesaing membuat tiap laundry membuat strategi untuk menarik konsumen untuk menggunakan jasa

laundry mereka. Strategi yang digunakan seperti banyaknya pilihan pada

pewangi pakaian dan layanan pakaian dicuci dan selesai dalam satu hari. Selain itu, usaha yang juga dijalankan oleh ibu-ibu di Kecamatan Godean adalah jasa salon. Usaha salon yang dijalankan oleh ibu-ibu ini mulai dari skalanya sangat kecil yaitu hanya menerima potong rambut hingga ada yang memberikan jasa perawatan lainnya. Usaha lain yang ditekuni adalah menjual buah-buahan, snack, majalah, aksesoris, dan mainan anak-anak.

Usaha mikro yang dijalankan oleh ibu-ibu di Kecamatan Godean kebanyakan adalah berupa usaha perorangan yang telah dijalankan selama bertahun-tahun. Alasan menjalankan usaha tersebut adalah untuk menambah penghasilan. Selain untuk menambah penghasilan, alasan lain adalah untuk mengisi waktu luang.

55 BAB V

Dokumen terkait