• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi menjadi wirausaha : studi pada ibu-ibu pemilik usaha mikro di Kecamatan Godean.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Motivasi menjadi wirausaha : studi pada ibu-ibu pemilik usaha mikro di Kecamatan Godean."

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

MOTIVASI MENJADI WIRAUSAHA:

STUDI PADA IBU-IBU PEMILIK USAHA MIKRO DI KECAMATAN GODEAN

Rinda

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived feasibility

(self-efficacy) of self employment, tolerance for risk, dan perceived net desirability of self employment terhadap self employment intentions. Populasi dalam penelitian

ini adalah ibu-ibu pemilik usaha mikro di Kecamatan Godean, dengan sampel sebanyak 100 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik Quota

Sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan

wawancara. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tolerance for risk berpengaruh terhadap self employment

intentions, sedangkan perceived feasibility (self-efficacy) of self employment dan perceived net desirability of self employment tidak berpengaruh terhadap self employment intentions.

Kata kunci: perceived feasibility (self-efficacy) of self employment, tolerance for

(2)

ii ABSTRACT

MOTIVATION TO BE ENTREPRENEUR:

A CASE STUDY AGAINS WOMEN WHO HAVE MICRO BUSINESS IN GODEAN SUB-DISTRICT

Rinda

Sanata Dharma University Yogyakarta

2015

This research attempts to learn the effect of perceived feasibility (self-efficacy) of self employment, tolerance for risk, and perceived net desirability of self employment against self employment intentions. Populations on this research are women who have micro business in Godean Sub-district, with 100 respondents as a sample. These samples have been taken using Quota Sampling technique. Technique that have been used to gather the data using questionnaire and interview method. Data analysis utilized multiple linear regressions. The result of this research shows that the tolerance for risk affect to self employment intentions, meanwhile perceived feasibility (self-efficacy) of self employment and perceived net desirability of self employment not affected against self employment intentions.

(3)

MOTIVASI MENJADI WIRAUSAHA:

STUDI PADA IBU-IBU PEMILIK USAHA MIKRO DI KECAMATAN GODEAN

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Menulis Skripsi Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Oleh: Rinda NIM: 112214023

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

MOTIVASI MENJADI WIRAUSAHA:

STUDI PADA IBU-IBU PEMILIK USAHA MIKRO DI KECAMATAN GODEAN

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Menulis Skripsi Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma

Oleh: Rinda NIM: 112214023

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv MOTTO

“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.” (Andrew Jackson)

“Apabila Anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka Anda telah berbuat baik

terhadap diri sendiri.” (Benyamin Franklin)

(8)
(9)
(10)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Motivasi Menjadi Wirausaha: Studi Pada Ibu-Ibu Pemilik Usaha Mikro di

Kecamatan Godean”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini, penulis secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing I, yang telah bersedia untuk meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk mengarahkan dan membimbing penulis sehingga sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

(11)

vii

4. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

5. Papa dan mama yang selalu memberikan cinta, kasih sayang, perhatian serta memberikan dukungan berupa moril dan materiil kepada penulis. Terima kasih juga telah menjadikanku orang yang kuat dan tegar dalam menghadapi hidup sehingga membuatku dewasa dalam menyikapi hidup.

6. Saudara kandung tercinta saya, Roynald dan Rama yang sudah membantu, memberikan semangat dan perhatiannya kepada penulis. 7. Kak Titan Violeta, S. Hum tersayang yang sudah meluangkan banyak

waktu, tenaga, pikiran, nasihat serta memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabatku tercinta Vany, Aven, Tasia, Wati, Wulan, dan Anes yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam segala hal.

9. Manajemen 2011 yang memberikan doa, semangat dan motivasi, terima kasih atas kebersamaan dan pengalaman yang telah kalian berikan kepada saya selama ini.

10.Komunitas Jogja K-Popers yang sudah memberikan semangat kepada saya dan menjadi teman-teman terbaik saya.

11.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

(12)

viii

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta, 30 Oktober 2015

(13)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

D. Perceived Feasibility (Self-Efficacy) of Self Employment ... 20

E. Tolerance for Risk ... 23

F. Perceived Net Desirability of Self Employment ... 24

(14)

x

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 80

C. Keterbatasan ... 81

(15)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Ciri-ciri dan Watak Wirausaha ... 10

Tabel II.2 Pola Motivasi ... 13

Tabel III.1 Responden ... 36

Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 56

Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha ... 58

Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 59

Tabel V.4 Validitas Variabel Perceived Feasibility (Self-Efficacy) of Self Employment ... 61

Tabel V.5 Validitas Variabel Tolerance for Risk ... 62

Tabel V.6 Validitas Variabel Perceived Net Desirability of Self Employment ... 63

Tabel V.7 Validitas Variabel Self Employment Intentions ... 64

Tabel V.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 65

Tabel V.9 Hasil Uji Multikolinearitas ... 67

Tabel V.10 Hasil Uji Normalitas ... 70

Tabel V.11 Analisis Regresi Berganda ... 71

Tabel V.12 Koefisien Determinasi ... 72

Tabel V.13 Hasil Uji F ... 73

(16)

xii DAFTAR GAMBAR

Gambar II.2 Model Minat Berwirausaha ... 29

Gambar V.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 66

Gambar V.2 Uji Normalitas Histogram ... 68

(17)

xiii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 87 Lampiran 2 Print out hasil olah data Kuesioner Penelitian ... 92 Lampiran 3 Jumlah Penduduk Kecamatan Godean Semester I

(18)

xiv ABSTRAK

MOTIVASI MENJADI WIRAUSAHA:

STUDI PADA IBU-IBU PEMILIK USAHA MIKRO DI KECAMATAN GODEAN

Rinda

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived feasibility

(self-efficacy) of self employment, tolerance for risk, dan perceived net desirability of self employment terhadap self employment intentions. Populasi dalam penelitian

ini adalah ibu-ibu pemilik usaha mikro di Kecamatan Godean, dengan sampel sebanyak 100 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik Quota

Sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan

wawancara. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tolerance for risk berpengaruh terhadap self employment

intentions, sedangkan perceived feasibility (self-efficacy) of self employment dan perceived net desirability of self employment tidak berpengaruh terhadap self employment intentions.

Kata kunci: perceived feasibility (self-efficacy) of self employment, tolerance for

(19)

xv ABSTRACT

MOTIVATION TO BE ENTREPRENEUR:

A CASE STUDY AGAINS WOMEN WHO HAVE MICRO BUSINESS IN GODEAN SUB-DISTRICT

Rinda

Sanata Dharma University Yogyakarta

2015

This research attempts to learn the effect of perceived feasibility (self-efficacy) of self employment, tolerance for risk, and perceived net desirability of self employment against self employment intentions. Populations on this research are women who have micro business in Godean Sub-district, with 100 respondents as a sample. These samples have been taken using Quota Sampling technique. Technique that have been used to gather the data using questionnaire and interview method. Data analysis utilized multiple linear regressions. The result of this research shows that the tolerance for risk affect to self employment intentions, meanwhile perceived feasibility (self-efficacy) of self employment and perceived net desirability of self employment not affected against self employment intentions.

(20)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan bertambah pesatnya jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini, masalah tekanan ekonomi semakin terasa berat bagi negara-negara berkembang. Akibatnya semakin banyak pengangguran dan berdampak pada kondisi ekonomi di Indonesia. Situasi seperti ini memberikan dorongan dan minat bagi orang-orang untuk membuat usaha pribadi dengan kemampuan dan gagasan yang dimiliki.

(21)

2

Menurut Schumpeter (1911) peningkatan jumlah wirausaha menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara. (http://burhan.staff.ipb.ac.id/2012/01/24/). Meningkatnya jumlah wirausaha menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai potensi kewirausahaan yang sangat besar. Jika angka kewirausahaan terus bertumbuh maka akan mampu mengangkat pendapatan perkapita nasional.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2014 mencapai 5,70 persen, mengalami penurunan dibandingkan dengan TPT pada Agustus 2013 yang sebesar 6,17 persen dan bulan Februari 2013 sebesar 5,82 persen. Angka ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk angkatan kerja mencapai 125,32 juta, naik dibanding periode Agustus 2013 yang sebanyak 120,17 juta (Data Survei Ketenagakerjaan BPS, Februari 2014). Berdasarkan data tersebut menunjukkan adanya perbaikan yang digambarkan dengan menurunnya tingkat pengangguran terbuka.

(22)

3

Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UMKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan penting, karena pada saat usaha besar dan konglomerasi masih menata usahanya kembali atau merestrukturisasi usahanya, UMKM justru terus berproduksi, bahkan sebagian melakukan ekspansi. Ketahanan tersebut disebabkan karena UMKM tidak bergantung pada bahan baku impor. Pada saat harga bahan baku melambung dengan melemahnya nilai tukar rupiah, UMKM terus berproduksi dengan harga yang relatif stabil karena menggunakan bahan baku lokal.

Ibu rumah tangga juga memiliki peran dalam usaha mikro atau industri rumah tangga, karena tidak sedikit ibu rumah tangga yang mempunyai usaha sendiri dalam skala kecil. Berbagai macam jenis usaha mikro yang dijalankan oleh ibu rumah tangga, antara lain laundry, warung kecil, warung makan, penjahit, salon kecantikan dan lain sebagainya.

Gilad and Levine (1986) mengemukakan dua hal yang berhubungan dengan penjelasan dari motivasi wirausaha yaitu “push” dan

(23)

4

mengindikasikan bahwa individu menjadi wirausaha terutama dikarenakan

“pull” faktor dibandingkan dengan “push” faktor.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Gerry Segal, Dan Borgia dan Jerry Schoenfeld yang dilakukan di Florida, USA dan diterbitkan di

International Journal of Entrepreneurial Behaviour & Research oleh

Emerald Group Publishing Limited tahun 2005, yang mengukur “pull”

faktor yang menunjukkan bahwa toleransi akan resiko, keberhasilan diri, dan keinginan merasakan kebebasan dalam bekerja memberikan motivasi yang signifikan terhadap keinginan menjadi wirausaha.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis meneliti mengenai

“Motivasi Menjadi Wirausaha: Studi Pada Ibu-ibu Pemilik Usaha Mikro Di Kecamatan Godean”.

B. Rumusan Masalah

Penelitian ini difokuskan dengan menguji pengaruh dari faktor

perceived feasibility (self-efficacy) of self employment, toleransi akan

resiko, perceived net desirability of self employment terhadap self

employment intentions. Penelitian ini diadopsi dari jurnal yang disusun

oleh Gerry Segal, Dan Borgia dan Jerry Schoenfeld yang dilakukan di Florida, USA dan diterbitkan di International Journal of Entrepreneurial

Behaviour & Research oleh Emeral Group Publishing Limited tahun 2005,

(24)

5

Berdasarkan latar belakang yang telah disusun di atas masalah yang diteliti adalah:

1. Apakah perceived feasibility (self-efficacy) of self employment (SE) berpengaruh terhadap self employment intentions.

2. Apakah tolerance for risk (TR) berpengaruh terhadap self employment

intentions.

3. Apakah perceived net desirability of self employment (PNDS) berpengaruh terhadap self employment intentions.

C. Batasan Masalah

Ada beberapa macam jenis usaha yang berhubungan dengan motivasi menjadi wirausaha. Mengingat banyaknya cakupan tersebut maka perlu diadakan pembatasan terhadap masalah yang diteliti. Batasan masalah pada penelitian ini adalah faktor perceived feasibility

(self-efficacy) of self employment, tolerance for risk, perceived net desirability

(25)

6 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:

a. Mengetahui pengaruh perceived feasibility (self-efficacy) of self

employment (SE) terhadap self employment intentions.

b. Mengetahui pengaruh tolerance for risk (TR) terhadap self

employment intentions.

c. Mengetahui pengaruh perceived net desirability of self employment

(PNDS) terhadap self employment intentions.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dirasakan oleh beberapa pihak:

a. Bagi Mahasiswa

(26)

7 b. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan yang dapat digunakan bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian lebih mendalam tentang topik yang sama sehingga hasilnya dapat lebih sempurna.

c. Bagi Wirausaha

(27)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Wirausaha (Entrepreneur)

Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) mengatakan bahwa wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian wirausaha adalah sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola bertindak seseorang terhadap suatu hal yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan (https://www.academia.edu/5402984/pembahasan).

(28)

9

Robert Hisrich (1985) menyatakan bahwa wirausaha adalah proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaga disertai dengan menanggung resiko keuangan, kejiwaan, sosial dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadi lainnya. Joseph Schumpeter menyatakan wirausaha adalah orang yang mendobrak system ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru (Bygrave, 1994:1).

(29)

10

Tabel II.1

Ciri-ciri dan Watak Wirausaha

No Ciri-ciri Watak

1 Percaya diri dan optimis

Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidakbergantungan terhadap orang lain, dan individualistis.

2 Berorientasi pada tugas dan hasil

Kebutuhan untuk prestasi, beorientasi laba, mempunyai dorongan yang kuat, tekun dan tabah, bertekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, dan inisiatif.

3 Berani mengambil resiko dan menyukai tantangan

Kemampuan mengambil resiko, suka pada tantangan.

4 Kepemimpinan Mempunyai jiwa kepemimpinan, dapat bergaul dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran dan kritik.

5 Keorisinilan Inovatif, kreatif dan fleksibel. 6 Berorientasi ke masa

depan

Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.

7 Jujur dan tekun Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja.

(30)

11

M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993 : 6-7), mengemukakan delapan karakteristik kewirausahaan sebagai berikut:

1. Desire for responsibility, memiliki rasa tanggung jawab atas

usaha-usaha yang dilakukannya.

2. Preference for moderate risk, lebih memilih resiko moderat, artinya

resiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.

3. Confidence in their ability to success, memiliki kepercayaan diri untuk

memperoleh kesuksesan.

4. Desire for immediate feedback, selalu menghendaki umpan balik

dengan segera.

5. High level of energy, memiliki semangat dan kerja keras untuk

mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

6. Future orientation, berorientasi serta memiliki perspektif dan wawasan

jauh ke depan.

7. Skill at organizing, memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan

sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.

8. Value of achievement over money, lebih menghargai prestasi daripada

uang.

Menurut Gede Prama (1998), ada beberapa macam sifat dasar yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha, antara lain:

1. Wirausaha adalah seorang pencipta perubahan (the change creator).

(31)

12

3. Wirausaha selalu bereksperimen dengan pembaruan.

4. Wirausaha adalah seorang pakar tentang dirinya.

5. Wirausaha melihat pengetahuan dan pengalaman hanyalah alat untuk memacu kreativitas.

6. Wirausaha berani memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi orang lain.

B. Motivasi

Gilad and Levine (1986) mengemukakan dua hal yang berhubungan dengan motivasi wirausaha yaitu “push” dan “pull” teori. “Push” teori berpendapat bahwa seorang individu terdorong kedalam wirausaha melalui negative external forces seperti ketidakpuasan dalam bekerja, kesulitan mencari pekerjaan, gaji yang tidak cukup, maupun waktu kerja yang dianggap tidak fleksibel. “Pull” teori berpendapat bahwa individu tertarik kedalam kegiatan wirausaha karena merasa mendapat kebebasan, kekayaan, pemenuhan diri dan hal lainnya yang lebih baik. Penelitian Keeble et al., (1992) dan Orhand and Scott (2001) mengindikasikan bahwa individu menjadi wirausaha terutama dikarenakan

“pull” faktor dibandingkan dengan “push” faktor.

(32)

13

Tabel II.2 Pola Motivasi

No Pola Motivasi Keterangan

1 Prestasi Dorongan untuk mengatasi tantangan, untuk maju, untuk berkembang, untuk mendapatkan yang terbaik, menuju pada kesempurnaan.

2 Afiliasi Dorongan untuk berhubungan dengan orang lain secara efektif atas dasar sosial, dorongan ingin memiliki sahabat sebanyak-banyaknya. 3 Kompetensi Dorongan untuk mencapai hasil kerja dengan kualitas tinggi, dorongan untuk mencapai keunggulan kerja, keterampilan memecahkan masalah, dan berusaha keras untuk berinovasi. Tidak mau kalah dengan hasil kerja orang lain.

4 Kekuasaan Dorongan untuk mempengaruhi orang dan situasi.

(Newstrom & Davis, 1997)

Menurut Frederick Herzberg (1959) ada dua faktor yang mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi.

Faktor yang ditunjukkan oleh Frederick Herzberg ini dikenal dengan

“Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor hygiene dan faktor

(33)

14

1. Faktor yang Menyebabkan Ketidakpuasan (Hygiene/Maintenance)

Faktor hygiene tidak berhubungan langsung dengan kepuasan suatu pekerjaan, tetapi berhubungan langsung dengan timbulnya suatu ketidakpuasan kerja (dissatiesfier). Sehingga faktor hygiene tidak dapat digunakan sebagai alat motivasi tetapi lebih kepada menciptakan kondisi yang dapat mencegah timbulnya ketidakpuasan. Faktor hygiene ini memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan berdasarkan faktor eksternal seperti hubungan antar manusia, kondisi lingkungan, imbalan dan lain sebagainya.

Faktor-faktor dalam hygiene adalah:

a. Gaji, upah dan tunjangan lainnya

b. Kebijakan perusahaan dan administrasi

c. Hubungan baik antar-pribadi

d. Kualitas pengawasan

e. Keamanan pekerjaan

f. Kondisi kerja

(34)

15

2. Faktor-faktor Penyebab Kepuasan Kerja (Motivator)

Faktor motivator adalah faktor-faktor yang langsung berhubungan dengan isi pekerjaan (job content). Faktor motivator ini memotivasi orang untuk berusaha mencapai kepuasan, antara lain:

a. Rasa pencapaian diri

b. Status

c. Pengakuan

d. Tantangan / rangsangan kerja

e. Tanggung jawab

f. Kesempatan untuk maju

g. Promosi

h. Pertumbuhan

Dalam bukunya yang berjudul “The Achieving Society” David C. McClelland (1961) menjelaskan tentang tiga jenis teori motivasi, yaitu:

1. Motivasi untuk Berprestasi (n-ACH)

(35)

16

cara pencapaian prestasi tersebut bersifat realistis tetapi menantang, kemajuan dalam pekerjaan. Pada teori motivasi untuk berprestasi ini individu perlu mendapatkan umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk pengakuan terhadap prestasi yang telah dicapai.

2. Motivasi akan Kekuasaan (n-pow)

Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau dalam bentuk suatu ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan sangat berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu posisi dalam kepemimpinan. n-pow adalah motivasi terhadap kekuasaan. Individu memiliki motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya, memiliki karakter kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untuk menang.

3. Motivasi untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-affil)

(36)

17

Karakteristik dan sikap motivasi prestasi ala McClelland, antara lain:

a. Pencapaian adalah lebih penting daripada materi.

b. Mencapai tujuan atau tugas memberikan kepuasan pribadi yang lebih besar dibandingkan dengan menerima pujian atau pengakuan.

c. Umpan balik sangat penting karena merupakan ukuran sukses (umpan balik yang diandalkan adalah umpan balik yang kuantitatif dan aktual).

C. Usaha Mikro

Usaha Mikro adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih tidak lebih dari Rp50 juta, omset penjualan maksimum Rp250 juta per tahun, jumlah tenaga kerja 1 sampai dengan 4 orang, dan plafon kredit maksimum Rp50 juta (Harsoyo, 2005).

Usaha mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2013, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

(37)

18

mikro bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan ekonomi yang berkeadilan.

Sektor-sektor usaha mikro memiliki berbagai macam sektor bisnis, meliputi sektor pertanian, sektor industri manufaktur, sektor perdagangan, sektor penyewaan dan jasa, dan jasa-jasa lainnya.

Ciri-ciri usaha mikro menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2013:

1. Jenis barang usahanya tidak tetap, dapat berganti pada periode tertentu

2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, dapat berubah sewaktu-waktu

3. Belum melaksanakan administrasi keuangan yang sederhana dan tidak memisahkan antara keuangan keluarga dengan keuangan usaha, sumber daya manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa

entrepreneur yang memadai

4. Tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah

(38)

19

6. Umumnya tidak mempunyai ijin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Usaha Mikro, Kecil dan, Menengah berasaskan:

1. Kekeluargaan

2. Demokrasi ekonomi

3. Kebersamaan

4. Efisiensi berkeadilan

5. Berkelanjutan

6. Berwawasan lingkungan

7. Kemandirian

8. Keseimbangan kemajuan

9. Kesatuan ekonomi nasional

(39)

20

Peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menurut Bank Indonesia, antara lain:

1. Jumlahnya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi

2. Menyerap banyak tenaga kerja dan setiap investasi menciptakan lebih banyak kesempatan kerja

3. Memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal dan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat luas dengan harga terjangkau.

D. Perceived Feasibility (Self-Efficacy) of Self Employment

Bandura (1997) menyatakan bahwa self-efficacy adalah keyakinan individu terhadap kemampuan mereka akan mempengaruhi cara individu bereaksi terhadap situasi dan kondisi tertentu. Lahey (2004) mendefinisikan self-efficacy adalah persepsi bahwa seseorang mampu melakukan sesuatu yang penting untuk mencapai tujuannya. Hal ini mencakup perasaan mengetahui apa yang dilakukan dan juga secara emosional mampu untuk melakukannya.

Bandura (2001) menyatakan bahwa self-efficacy adalah keyakinan, persepsi, kekuatan untuk mempengaruhi perilaku seseorang, kepercayaan

bahwa “aku bisa” untuk dapat mengatasi situasi dan menghasilkan hasil

(40)

21

persepsi, kepercayaan terhadap kemampuan mengatasi suatu situasi tertentu yang nantinya akan berpengaruh pada cara mengatasi situasi tersebut.

Elliot dkk. (2000) mengemukakan bahwa perceived self-efficacy adalah keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk mengontrol kehidupan perilakunya. Maka dapat dijelaskan bahwa perceived

self-efficacy tidak hanya berkaitan dengan sejumlah keterampilan yang dimiliki

seseorang, melainkan menyangkut keyakinan untuk melakukan sesuatu dengan kemampuan yang dimiliki dalam berbagai kondisi.

Menurut Bandura (1986) sumber yang dapat mempengaruhi

self-efficacy, yaitu:

1. Pencapaian Pengalaman Secara Aktif (Enacvtive Mastery

Experience)

Enacvtive mastery experience merupakan pembentukan

self-efficacy individu melalui pengalaman keberhasilan atau

(41)

22

lebih baik karena membuat individu mampu untuk mengatasi rintangan-rintangan yang lebih sulit nantinya.

2. Belajar dari Pengalaman Orang Lain (Vicarious Experience)

Informasi ini didapatkan, baik dari pengalaman keberhasilan dan kegagalan dari diri sendiri maupun orang lain, informasi ini menyediakan secara langsung mengenai kemampuan memprediksi dan mengatasi ancaman-ancaman untuk mengembangkan dan membuktikan keyakinan diri sendiri atau

self-efficacy yang kuat. Ketika melihat orang lain dengan

kemampuan yang sama berhasil dalam suatu bidang melalui usaha yang tekun, individu juga akan merasa yakin bahwa dirinya juga dapat berhasil dalam bidang tersebut dengan usaha yang sama. Peran vicarious experience terhadap self-efficacy individu sangat dipengaruhi oleh persepsi diri individu tersebut tentang dirinya mirip dengan model, maka kesuksesan dan kegagalan model akan semakin mempengaruhi self-efficacy. Mengamati perilaku dan cara berfikir model tersebut akan dapat memberi pengetahuan dan pelajaran tentang strategi dalam menghadapi berbagai tuntutan lingkungan (Bandura, 1997).

3. Pengalaman Persuasif Verbal (Verbal Persuasion)

Verbal Persuasion digunakan secara luas untuk membujuk

(42)

23

tujuan. Orang yang mendapat persuasi secara verbal maka memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan akan mengerahkan usaha yang lebih besar daripada orang yang tidak dipersuasi bahwa dirinya mampu pada bidang tersebut (Bandura, 1997).

2. Physiological State

Tanda-tanda psikologis menghasilkan informasi dalam menilai kemampuan. Kondisi stres dan kecemasan dilihat individu sebagai tanda yang mengancam ketidakmampuan diri. Level of

arousal dapat memberikan informasi mengenai tingkat self-efficacy

tergantung bagaimana arousal itu diinterpretasikan. Dalam menilai kemampuannya seseorang dipengaruhi oleh informasi tentang keadaan fisiknya untuk menghadapi situasi tertentu dengan memperhatikan keadaan fisiologisnya.

E. Tolerance for Risk

(43)

24

Shepherd (1999) menggunakan resiko yang telah diantisipasi sebagai alat untuk memprediksi keinginan seseorang untuk menjadi wirausaha.

Persepsi resiko setiap individu berbeda-berbeda, tergantung setiap kepercayaan individu, kelakuan, dan perasaan individu, seperti latar belakang pendidikan, pengalaman individu, karakteristik individu, kejelasan informasi, dan pengaruh lingkungan. Menurut Akintoye & Macleod (1997) terdapat perbedaan persepsi tentang resiko itu sendiri, antara lain:

1. Faktor-faktor yang mempunyai efek merugikan terhadap kesuksesan pelaksanaan proyek secara finansial maupun ketepatan waktu, dimana faktor waktu tidak selalu dapat di identifikasi.

2. Sesuatu keadaan secara fisik, kontrak maupun finansial menjadi lebih sulit daripada yang telah disetujui dalam kontrak.

3. Kesempatan untuk membuat keuntungan di atas kontrak, dimana kepuasan klien, harga kontrak, dan waktu penyelesaian diutamakan.

4. Suatu kondisi dimana peristiwa-peristiwa yang tidak direncanakan terjadi.

F. Perceived Net Desirability of Self Employment

(44)

25

ini pada inisiasi usaha baru berfokus pada kegunaan, keperluan, atau keinginan karir kewirausahaan. Mempercayai bahwa orang-orang akan termotivasi menjadi seorang wirausaha jika mereka percaya bahwa bekerja sendiri pendapatan mereka akan lebih banyak dibandingkan dengan bekerja untuk orang lain. Hal tersebut dapat terlihat pada motivasi untuk menjadi wirausaha adalah didorong oleh perbedaan antara keinginan wirausaha dan keinginan bekerja untuk orang lain.

G. Self Employment Intentions

Niat kewirausahaan dapat diartikan sebagai langkah awal dari suatu proses pendirian sebuah usaha yang pada umumnya bersifat jangka panjang (Lee & Wong, 2004). Niat kewirausahaan mencerminkan komitmen seseorang untuk memulai usaha baru dan juga merupakan isu sentral yang perlu diperhatikan dalam memahami proses kewirausahaan pendirian usaha baru (Krueger, 1993).

(45)

26 H. Penelitian Sebelumnya

Topik motivasi dalam literatur kewirausahaan telah berkembang sepanjang jalan mirip dengan bidang psikologi organisasi. Dari perspektif psikologi organisasi, teori motivasi telah berkembang dari orientasi teori statis menjadi proses orientasi yang dinamis (Campbell dalam Gerry Segal et al., 2005: 42-57).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gerry Segal, Dan Borgia dan Jerry Schoenfeld (2005) yang menganalisa motivasi mahasiswa di Florida Gulf Coast University terhadap keinginan menjadi seorang

entrepreneur. Penelitian tersebut dilakukan dengan memberi pertanyaan

sebanyak 100 pertanyaan kepada sebanyak 112 mahasiswa junior dan senior yang mengambil strata dua (undergraduate) jurusan bisnis.

Minat (intentions) secara signifikan berkolerasi positif dengan variabel self-efficacy dengan signifikan (0.001) korelasi koefisien Pearson dari 0.669. Tinggi self-efficacy kewirausahaan terkait dengan tinggi minat mengikutsertakan dalam aktivitas kewirausahaan. Hubungan antara

self-efficacy dan minat cukup signifikan dengan t-statistik 7.116 (p<0.001).

(46)

27

minat yang dimiliki cukup signifikan dengan t-statistik 2.476 (p= 0.015), menunjukkan bahwa tolerance for risk menyebabkan kemungkinan lebih tinggi bahwa seseorang akan terlibat dalam aktivitas kewirausahaan.

Minat seseorang untuk menjadi wirausaha secara signifikan berkolerasi positif dengan variabel perceived net desirability of self

employment (PNDS). PNDS dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih

tinggi untuk menjadi seorang wirausaha dengan koefisien korelasi Pearson dari 0.488 (p < 0.001). Hubungan antara PNDS dan minat cukup signifikan dengan t-statistik 3.032 (p = 0.003), menunjukkan bahwa PNDS menyebabkan aspirasi yang lebih tinggi terhadap kegiatan kewirausahaan.

Penelitian tentang motivasi menjadi wirausaha pernah diteliti oleh Jonathan Ade Putra Sitanggang seorang mahasiswa Manajemen dari

Universitas Indonesia yang berjudul “Analisis Faktor yang Memotivasi Karyawan Berkeinginan Menjadi Wirausaha (Entrepreneur). Penelitian dilakukan di wilayah DKI Jakarta, meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Jakarta Pusat dengan subyek penelitiannya adalah karyawan Perseroan Terbatas, karyawan Badan Usaha Milik Swasta maupun Badan Usaha Milik Negara yang sudah memiliki pengalaman bekerja minimal satu tahun dengan sampel sebanyak 250 responden.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perceived feasibility

(47)

28

terhadap Self employment intentions, dibuktikan dari hasil pengujian dengan menggunakan software SPSS diperoleh nilai t sebesar 3.997 dengan nilai signifikansi 0.000, nilai ini lebih kecil dari 0,005.

Tolerance for rick memiliki pengaruh positif yang signifikan

terhadap Self employment intentions, dibuktikan dari hasil pengujian

software SPSS diperoleh nilai t sebesar 2.202 dengan nilai signifikansi

0.029, nilai ini lebih kecil dari = 0,005.

Perceived net desirability of self employment memiliki pengaruh

(48)

29 I. Hipotesis

Kerangka pemikiran dari penelitian Gerry Segal, Dan Borgia, dan Jerry Schoenfeld (2005) dalam penelitiannya adalah sebagai berikut:

Gambar II.1 Hasil model minat berwirausaha

Self-efficacy atau keyakinan diri adalah perasaan, keyakinan,

persepsi, kepercayaan terhadap kemampuan dalam mengatasi suatu situasi tertentu yang nantinya akan berpengaruh pada cara mengatasi situasi tersebut. Tinggi keyakinan diri seorang wirausaha terkait dengan tinggi minat dalam aktivitas kewirausahaan. Maka, semakin besar keyakinan diri individu untuk menjadi seorang wirausaha maka akan mempengaruhi besarnya motivasi yang dimiliki individu untuk menjadi wirausaha.

Hipotesis 1 (H1) Ada pengaruh positif perceived feasibility (self-efficacy)

of self employment terhadap self employment intentions. Perceived feasibility

(self-efficacy) of self employment

Tolerance for risk

Perceived net desirability of self employment

(49)

30

Keberanian individu dalam menghadapi resiko akan mendorong individu tersebut untuk terus berusaha mencari peluang. Semakin toleran seseorang dalam menyikapi suatu resiko, maka semakin besar pula insentif individu tersebut untuk menjadi wirausaha.

Hipotesis 2 (H2) Ada pengaruh positif tolerance for risk terhadap self

employment intentions.

Individu akan termotivasi menjadi seorang wirausaha jika mereka percaya bahwa bekerja sendiri pendapatan mereka akan lebih banyak dibandingkan dengan bekerja untuk orang lain. Maka, dengan adanya motivasi untuk bekerja sendiri akan mempengaruhi minat individu untuk menjadi seorang wirausaha.

Hipotesis 3 (H3) Ada pengaruh positif perceived net desirability of self

(50)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi. Penelitian ini merupakan gambaran dari hubungan sebab akibat. Penelitian eksplanatif atau yang bersifat menerangkan, yaitu penelitian yang dapat dilakukan jika pengetahuan tentang masalahnya sudah cukup yang artinya sudah ada beberapa teori tertentu dan sudah ada berbagai penelitian empiris yang menguji berbagai hipotesa tertentu sehingga terkumpul berbagai generalisa empiris.

Tujuan penelitian eksplanatif antara lain untuk menguji berbagai hipotesa tertentu dengan maksud membenarkan atau memperkuat hipotesa itu, mencari sebab-musabab dari suatu kejadian atau gejala, menentukan sifat dari hubungan antara satu atau lebih gejala atau variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebas.

(51)

32

penelitian eksplanatif ini adalah sampai manakah hasil penelitian tersebut berlaku.

B.Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda, ataupun lembaga (organisasi). Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah Ibu-ibu rumah tangga yang memiliki usaha mikro yang berada di Kecamatan Godean.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu hal yang akan diteliti dengan mendapatkan data untuk tujuan tertentu dan kemudian dapat ditarik kesimpulan. Objek penelitian ini adalah motivasi ibu-ibu rumah tangga yang memiliki usaha mikro yang dilihat dari perceived feasibility

(self-efficacy) of self employment, tolerance for risk, perceived net desirability

of self employment yang berpengaruh terhadap self employment intentions.

C.Waktu dan Lokasi Penelitian

(52)

33 D.Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek penelitian atau faktor-faktor yang berperan atau gejala-gejala yang diteliti.

Dalam penelitian ini akan diteliti variabel-variabel sebagai berikut:

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas atau independent variable merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat), sehingga variabel independen dapat dikatakan sebagai variabel yang mempengaruhi. Yang menjadi variabel independen pada penelitian ini adalah perceived feasibility (self-efficacy) of self employment, tolerance

for risk, dan perceived net desirability of self employment.

a. Variabel perceived feasibility (self-efficacy) of self employment

Merupakan salah satu wakil dari motivasi untuk menjadi wirausaha karena mempercayai bahwa orang-orang mungkin akan termotivasi untuk menjadi wirausaha apabila mereka percaya wirausaha memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk berhasil daripada bekerja untuk orang lain untuk mendapatkan hasil yang berharga.

b. Variabel Tolerance for Risk

(53)

34

menyikapi suatu resiko maka semakin besar insentif orang tersebut untuk menjadi wirausaha.

c. Variabel Perceived Net Desirability of Self Employment

Keinginan untuk usaha sendiri sehingga seorang wirausaha akan mempunyai jam kerja yang bebas, tidak terikat oleh jam kantor, serta bebas dari pelanggaran disiplin.

2. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen. Yang menjadi variabel dependen pada penelitian ini adalah self employment intentions.

a. Variabel Self Employment Intentions

Merupakan faktor psikologis yang menunjukkan minat individu terhadap wirausaha, rasa puas dan ikut bertanggung jawab terhadap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan.

(54)

35 E. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1997:57). Populasi pada penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki usaha mikro di Kecamatan Godean.

F. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data di mana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat-sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling secara

non-probabilitas yaitu dengan menggunakan Convenience sampling.

Convenience sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

(55)

36

Tabel III.1 Responden

No Keterangan Frekuensi

1 Desa Sidokarto 25

2 Desa Sidoarum 25

3 Desa Sidoagung 25

4 Desa Sidomoyo 25

Jumlah 100

G. Sumber Data

1. Data primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui media perantara. Data primer diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada responden yang merupakan pengusaha mikro di Kecamatan Godean.

2. Data sekunder

(56)

37 H. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya secara tertulis pula. Kuesioner cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. Data yang dikumpulkan dengan wawancara adalah masalah yang bersifat kompleks, sensitif atau kontroversial yang apabila dilakukan dengan metode kuesioner akan kurang memperoleh tanggapan responden.

I. Teknik Pengujian Instrumen

1. Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa saja yang hendak diukurnya dan mampu mengungkapkan apa yang ingin diungkapkannya. Uji validitas digunakan rumus korelasi

(57)

38 Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y

N = jumlah sampel yang diuji coba

∑X = jumlah skor butir/item

∑Y = skor total kali X dan Y

Jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi (α = 0,05) maka instrumen dinyatakan valid.

Jika rhitung ≤ rtabel dengan taraf signifikansi (α = 0,05) maka instrumen dinyatakan tidak valid.

2. Reliabilitas

(58)

39

Uji reliabilitas yang digunakan adalah uji reliabilitas dengan rumus

Cronbach Alpha.

Untuk mengetahui apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak, maka digunakan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika rhitung > dengan taraf signifikansi (α = 0.6) maka instrument dikatakan reliabel.

b. Jika rhitung ≤dengan taraf signifikansi (α = 0.6) maka instrumen dikatakan tidak reliabel.

J. Teknik Analisis Data

Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis menggunakan angka, huruf dan simbol-simbol matematis atau statistik untuk menerangkan sesuatu.

Variabel yang dianalisis, yaitu:

a. Self employment intentions

(59)

40

c. Tolerance for risk

d. Perceived net desirability of self employment

Dalam menganalisis self employment intentions, Perceived feasibility

(self-efficacy) of self employment, tolerance for risk, perceived net desirability

of self employment digunakan skala tipe Likert. Untuk menganalisis

variabel-variabel tersebut responden diarahkan untuk mengukur sendiri dengan memilih item Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju, dimana skor untuk item Sangat Setuju merupakan skor yang paling tinggi dan item Sangat Tidak Setuju merupakan item dengan skor yang paling rendah.

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut diberi skor:

1. Sangat Setuju 5

2. Setuju 4

3. Ragu-ragu 3

4. Tidak Setuju 2

(60)

41 K. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terdiri dari uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji normalitas.

1. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali 2005: 105). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan metode Grafik Scatterplot.

Uji heteroskedastisitas menggunakan Grafik Scatterplot adalah dengan melihat grafik Scatterplot antara prediksi variabel independen yaitu ZPRED dengan residunya SRESID. Dasar pengambilan keputusan dalam uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik Scatterplot, yakni:

(61)

42

kemudian menyempit), maka dapat disimpulkan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar, maka indikasinya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Pendeteksian terhadap multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflating Factor (VIF) dari hasil analisis regresi. Jika nilai VIF > 10 maka terdapat gejala multikolinearitas yang tinggi dan apabila nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance mendekati 1 maka model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinearitas.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji salah satu asumsi dasar analisis regresi berganda, yaitu variabel-variabel independen dan dependen harus didistribusikan normal atau mendekati normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Metode Grafik

(62)

43

adalah membandingkan distribusi kumulatif data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal

(hypotheeical distribution).

Proses uji normalitas dilakukan dengan memperhatikan penyebaran data (titik) pada P-Plot of Regression Standardized dari variabel terikat (Singgih Santoso, 2000) dimana:

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi syarat asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Metode Statistik

(63)

44

L. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi dilakukan untuk menemukan dan menggambarkan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam persamaan linear (garis lurus) untuk mengetahui determinasi atau pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Hubungan antar variabel tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk persamaan yang menghubungkan variabel terikat Y dengan variabel bebas X1, X2,…, Xn. Pengujian Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk melihat hubungan antara dua buah atau lebih variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Model hubungan tersebut adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Keterangan:

Y = self employment intentions

a = konstanta

b1, b2, b3 = koefisien regresi

X1 = perceived feasibility (self-efficacy) of self employment

X2 = tolerance for risk

(64)

45 M. Pengujian Hipotesis

1. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai F hasil perhitungan lebih besar daripada nilai F menurut tabel maka hipotesis alternatif diterima, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Langkah-langkah dalam uji F adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis

Pada langkah ini, Ho; b1 = b2 = b3 = 0, maka variabel

perceived feasibility (self-efficacy) of self employment, tolerance

for risk, perceived net desirability of self employment tidak

berpengaruh secara simultan terhadap self employment intentions.

Ha; b1 ≠ b2 ≠ b3 = 0, maka perceived feasibility (self-efficacy) of

self employment, tolerance for risk, perceived net desirability of

self employment berpengaruh secara simultan terhadap self

employment intentions

b. Menghitung nilai F

(65)

46

k = jumlah variabel independen dan dependen

R = koefisien korelasi

c. Pengambilan keputusan

Pada langkah ini mengambil keputusan apakah regresi linier berganda dapat digunakan atau tidak sebagai model analisis dengan kriteria seperti berikut:

Jika; Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima

Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak

Nilai Pr ≥ α = 5%; maka Ho diterima

(66)

47 2. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Namun, jika probabilitas nilai t atau signifikansi ≥ 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai yang digunakan untuk melakukan pengujian adalah dengan langkah sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis

Pada langkah ini dirumuskan Ho; bi = 0 dan Ha; bi ≠ 0

b. Menghitung nilai t

Menghitung nilai t dilakukan dengan rumus:

(67)

48 d. Mengambil keputusan

Pada tahap ini, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan probabilitas, yaitu:

Jika, Ho diterima jika P value ≥ 0,05 Ho ditolak jika P value < 0,05 Nilai Pr ≥ α = 5%; maka Ho diterima

(68)

49 BAB IV

GAMBARAN UMUM

Pemberdayaan UMKM di Indonesia merupakan bentuk dari Undang-Undang 1945 pasal 33. Pada pasal ini tertuang tentang prinsip dasar, yaitu pengakuan secara yuridis tentang demokrasi ekonomi. Sejarah menunjukkan bahwa gagasan dan pemikiran membangun ekonomi nasional dengan landasan demokrasi dan keberpihakan kepada kelompok ekonomi kecil dan menengah.

Banyak pihak memandang kelemahan utama pada pembangunan ekonomi nasional karena penyimpangan dari prinsip dasar pembangunan, yaitu dari masyarakat untuk masyarakat. Fundamental ekonomi nasional sangat lemah dan terkesan rapuh karena mengabaikan pemerataan dan lebih berpihak pada masyarakat dengan golongan ekonomi besar. Meskipun dengan demikian, ekonomi nasional masih mampu bertahan karena dibantu oleh usaha kecil dan menengah.

(69)

50

Di Indonesia usaha mikro, kecil dan menengah sangat diharapkan dapat menjadi salah satu pemain penting dalam penciptaan pasar baru bagi Indonesia tidak hanya dalam negeri tetapi juga di luar negeri.

Usaha mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2013, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam pasal 3 disebutkan bahwa usaha mikro bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan ekonomi yang berkeadilan.

Beberapa contoh industri-industri yang bergerak di sektor usaha mikro, antara lain:

1. Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan, dan pembudidaya.

2. Industri makanan dan minuman, industri meubelair pengolahan kayu dan rotan, industri pandai besi pembuat alat-alat.

3. Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dan lain-lain.

(70)

51

5. Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi).

Godean adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah stimewa Yogyakarta, Indonesia. Kecamatan Godean berada di sekitar 10 km sebelah Barat daya dari ibu kota. Kecamatan Godean mempunyai luas wilayah 2.684 Ha.

Jumlah penduduk di Kecamatan Godean pada semester 1 (satu) tahun 2015 tercatat sebanyak 72.875 jiwa. Penduduk laki-laki berjumlah sebanyak 37.289 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 35.583 jiwa.

Kecamatan Godean sudah sejak lama menjadi pusat ekonomi bagi wilayah Sleman bagian barat. Banyaknya pengusaha mikro yang ada di Kecamatan Godean ini menjadikan salah satu faktor yang menjadikan ekonomi di Kecamatan Godean menjadi pusat ekonomi di Sleman.

(71)

52

pertumbuhan pesat secara ekonomi sebagai akibat dari keberadaan Pasar Godean yang berlokasi di Desa Sidoagung.

Desa Sidokarto merupakan wilayah yang terdiri dari tiga kelurahan, antara lain Kelurahan Rewulu, Wirokraman, dan Klajoran. Berdasarkan maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang diterbitkan tahun 1946 mengenai Pemerintahan Kelurahan, maka tiga Kelurahan tersebut kemudian digabung menjadi satu Desa yang otonom dengan nama Desa Sidokarto, yang kemudian secara resmi ditetapkan berdasarkan Maklumat Nomor 5 Tahun 1948 tentang Perubahan Daerah-Daerah Kelurahan.

Desa Sidoarum merupakan kawasan penyangga Kota Yogyakarta, sehingga tumbuh sebagai kawasan hunian dan mengalami perkembangan pesat secara ekonomi. Pada mulanya Desa Sidoarum merupakan wilayah yang terdiri dari dua Kelurahan, yaitu Kelurahan Candran dan Krapyak. Berdasarkan maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang diterbitkan tahun 1946 mengenai Pemerintahan Kelurahan, maka Kelurahan-kelurahan tersebut kemudian digabung menjadi satu Desa yang otonom dengan nama Desa Sidoarum, yang kemudian secara resmi ditetapkan berdasarkan Maklumat Nomor 5 Tahun 1948 tentang Perubahan Daerah-Daerah Kelurahan.

(72)

53

1946 mengenai Pemerintahan Kelurahan, maka Kelurahan-Kelurahan tersebut kemudian digabung menjadi satu Desa otonom dengan nama Desa Sidomoyo. Desa Sidomoyo kemudian secara resmi ditetapkan berdasarkan Maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 Tahun 1948 tentang Perubahan Daerah-Daerah Kelurahan.

Jenis usaha yang banyak ditekuni oleh ibu-ibu di Kecamatan Godean berbeda-beda, mulai dari usaha warung sembako, laundry atau pencucian baju, busana, kuliner, salon, penjual aksesoris, pedagang buah, pedagang snack, penjual majalah hingga mainan anak. Jenis usaha yang paling banyak dijalankan oleh ibu-ibu pemilik usaha mikro di Kecamatan Godean yaitu jenis usaha kuliner dan warung sembako.

(73)

54

penjualan pakaian batik tiap tahunnya semakin meningkat dan hal tersebut memberikan feedback yang positif terhadap usaha yang dijalankan.

Jenis usaha jasa laundry atau jasa mencuci pakaian juga merupakan salah satu usaha yang dijadikan pilihan ibu-ibu rumah tangga untuk menambah penghasilan. Dari tahun ke tahun semakin banyak usaha

laundry yang dibuka karena semakin banyak orang yang tidak mau repot

untuk mencuci pakaian. Banyaknya pesaing membuat tiap laundry membuat strategi untuk menarik konsumen untuk menggunakan jasa

laundry mereka. Strategi yang digunakan seperti banyaknya pilihan pada

pewangi pakaian dan layanan pakaian dicuci dan selesai dalam satu hari. Selain itu, usaha yang juga dijalankan oleh ibu-ibu di Kecamatan Godean adalah jasa salon. Usaha salon yang dijalankan oleh ibu-ibu ini mulai dari skalanya sangat kecil yaitu hanya menerima potong rambut hingga ada yang memberikan jasa perawatan lainnya. Usaha lain yang ditekuni adalah menjual buah-buahan, snack, majalah, aksesoris, dan mainan anak-anak.

Usaha mikro yang dijalankan oleh ibu-ibu di Kecamatan Godean kebanyakan adalah berupa usaha perorangan yang telah dijalankan selama bertahun-tahun. Alasan menjalankan usaha tersebut adalah untuk menambah penghasilan. Selain untuk menambah penghasilan, alasan lain adalah untuk mengisi waktu luang.

(74)

55 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan karakteristik responden, analisis data dan pembahasannya. Dalam memperoleh data tersebut, penulis membuat kuesioner yang kemudian dibagikan kepada responden yaitu Ibu-ibu pemilik usaha mikro diempat desa di Kecamatan Godean antara lain Desa Sidoarum, Desa Sidokarto, Desa Sidoagung dan Desa Sidomoyo. Adapun Ibu-ibu yang mengisi kuesioner ini memiliki jenis usaha seperti warung sembako, usaha laundry, modiste, kuliner, salon, pedagang buah, penjual aksesoris, majalah, pedagang snack dan mainan anak-anak.

(75)

56 A. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. Pembahasan dalam karakteristik responden dibagi dalam beberapa pernyataan yaitu sebagai berikut:

1. Usia

Pada klasifikasi ini karakteristik usia responden dikelompokkan menjadi lima kelompok, seperti yang tercantum pada tabel V.1.

Tabel V.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase (%)

1 < 30 tahun 13 13%

2 30 tahun – 39 tahun 37 37%

3 40 tahun – 49 tahun 32 32%

4 50 tahun – 59 tahun 15 15%

5 >59 tahun 3 3%

Total 100 100%

Sumber: Data Primer Diolah, 2015

(76)

57

persentase 13% dan untuk responden dengan usia lebih dari 59 tahun jumlah respondennya sebanyak 3 orang dengan persentase 3% dari total responden sebanyak 100 orang.

2. Jenis Usaha

Pada klasifikasi ini karakteristik jenis usaha responden terdapat sepuluh jenis usaha yang dijalankan responden, seperti yang tercantum pada tabel V.2.

(77)

58

Tabel V.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha

No Jenis Usaha Jumlah Persentase (%)

1 Warung Sembako 41 41%

2 Laundry 17 17%

3 Modiste 6 6%

4 Kuliner 22 22%

5 Salon 4 4%

6 Pedagang Aksesoris 3 3%

7 Pedagang Buah 3 3%

8 Pedagang Snack 2 2%

9 Pedagang Majalah 1 1%

10 Pedagang Kembang Api 1 1%

Total 100 100%

(78)

59 3. Lama Usaha

Pada klasifikasi ini karakteristik lama usaha yang dijalankan responden dikelompokkan menjadi lima kelompok, seperti yang tercantum pada tabel V.3.

Tabel V.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha No Lama Usaha Jumlah Persentase (%)

1 < 1 tahun 9 9%

2 1 tahun – 10 tahun 62 62%

3 11 tahun – 20 tahun 24 24%

4 21 tahun – 30 tahun 4 4%

5 >30 tahun 1 1%

Total 100 100%

Sumber: Data Primer Diolah, 2015

(79)

60

responden dengan persentase sebesar 1% dari total responden sebanyak 100 orang.

B. Analisis Data

1. Hasil Pengujian Instrumen

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa besar nilai valid atau tidaknya instrumen. Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini (α = 0,05). Signifikansi dilihat dari nilai rhitung pada tabel output corrected item correlation dengan dibantu program

SPSS 16 for Windows jika lebih dari rtabel (α = 0,05), maka instrumen

(80)

61

1. Variabel Perceived Feasibility (Self Efficacy) of Self

Employment

Tabel V.4

Hasil Pengujian Validitas Variabel Perceived Feasibility

(Self-Efficacy) of Self Employment

Item Pernyataan r hitung rtabel Keterangan Item Pernyataan 1 Sumber: Data Primer Diolah, 2015

Dari tabel V.4 dapat diketahui bahwa pada setiap item penyataan pada variabel perceived feasibility (self-efficacy) of self employment dinyatakan valid, karena rhitung lebih besar dari rtabel 0,195. Dengan demikian, variabel perceived feasibility (self-efficacy) of self

employment telah memenuhi syarat untuk diolah dan dianalisis lebih

(81)

62 2. Variabel Tolerance for Risk

Tabel V.5

Hasil Pengujian Validitas Variabel Tolerance for Risk Item Pernyataan r hitung rtabel Keterangan Item Pernyataan 1 Sumber: Data Primer Diolah, 2015

Dari tabel V.5 dapat diketahui bahwa pada setiap item penyataan pada variabel tolerance for risk dinyatakan valid, karena rhitung lebih besar dari rtabel 0,195. Dengan demikian, variabel tolerance for risk telah memenuhi syarat untuk diolah dan dianalisis lebih lanjut.

(82)

63

3. Variabel Perceived Net Desirability of Self Employment

Tabel V.6

Hasil Pengujian Validitas Variabel Perceived Net Desirability of Self

Employment

Item Pernyataan r hitung rtabel Keterangan Item Pernyataan 1 Sumber: Data Primer Diolah, 2015

(83)

64

4. Variabel Self Employment Intentions

Tabel V.7

Hasil Pengujian Validitas Variabel Self Employment Intentions Item Pernyataan r hitung rtabel Keterangan Item Pernyataan 1 Sumber: Data Primer Diolah, 2015

Dari tabel V.7 dapat diketahui bahwa pada setiap item penyataan pada variabel self employment intentions dinyatakan valid, karena rhitung lebih besar dari rtabel 0,195. Dengan demikian, variabel self

employment intentions telah memenuhi syarat untuk diolah dan

dianalisis lebih lanjut.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi dan reliabilitas pernyataan dalam kuesioner dapat dipercaya. Perhitungan reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Cronbach Alpha. Variabel dapat dikatakan reliabel atau dipercaya

(84)

65

Tabel V.8

Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Keterangan

Self-Efficacy 0,775 Reliabel Toleransi Akan Resiko 0,810 Reliabel

Perceived Net Desirability

of Self Employment

0,819 Reliabel

Self Employment Intentions 0,771 Reliabel Sumber: Data Primer Diolah, 2015

Berdasarkan tabel V.8 seluruh instrumen variabel menunjukkan nilai Cronbach Alpha lebih dari 0,6 dengan demikian seluruh instrumen variabel pada kuesioner dinyatakan sudah reliabel karena rhitung > 0,6.

C. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Uji Heterokedastisitas

(85)

66 Gambar V.1

Hasil Uji Heteroskedastisitas

(86)

67 2. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi.

Tabel V.9

a. Dependent Variable: SEI

Gambar

Gambar II.2
Tabel Hasil SPSS Pengujian Validitas  ..................................  105
Tabel II.1
Tabel II.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Petngas Penyuluh Lapangan Pertanian Pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan Dan Ketahanan Pangan BP4KKP

Tabel 3. Selain itu hasil observasi juga menunjukkan bahwa respon siswa meningkat setiap siklusnya. Perolehan persentase respon siswa pada siklus II mengalami

Hal inilah yang mendasari sehingga hak-hak yang terdapat dalam Pasal 53 ayat (1) UUPA diberikan hak yang bersifat sementara dan akan dihapuskan dalam waktu yang

3.1.2.2 Peserta didik dapat menjelaskan paham kolonialisme dan perkembanganya di negara Eropa. 3.1.3.1 Peserta didik dapat menjelaskan sebab munculnya Revolusi Industri, makna

Situs pemesanan tiket kereta ini dibuat melihat kondisi sekarang dimana keterbatasan.jumlah petugas di loket loket penjualan tiket juga menyebabkan kesulitan dalam melayani

Berdasarkan aturan dalam pelelangan umum dengan pascakualifikasi, maka panitia pengadaan diharuskan melakukan pembuktian kualifikasi terhadap data-data kualifikasi perusahaan,

Penulis sekiranya dapat memberikan alternatif pilihan dalam pengaturan lampu lalu lintas tersebut sehingga dapat mengurangi kemacetan pada suatu