• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum NATO

Dalam dokumen KEBIJAKAN PERTAHANAN RUSIA DALAM MENGHAD (Halaman 44-47)

North Atlantic Treaty Organization (NATO) atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara merupakan suatu organisasi pertahanan militer bagi negara-negara di kawasan Atlantik Utara yang dibentuk pada tanggal 9 April 1949 di Washington. Tujuan dari dibentuknya NATO adalah untuk memastikan keamanan, kebebasan dan kemerdekaan para negara anggotanya serta memajukan prinsip-prinsip demokrasi dan pertumbuhan institusi demokratis di wilayah Atlantik Utara. Pada awal pembentukannya, NATO terdiri dari 12 negara anggota, yaitu Amerika Serikat, Belanda, Belgia, Inggris, Denmark, Islandia, Italia, Kanada, Luxemburg, Norwegia, Perancis dan Portugal. Kini NATO beranggotakan 28 negara merdeka di kawasan tersebut, diantaranya Amerika Serikat, Albania, Belgium, Bulgaria, Kanada, Kroasia, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria,Iceland, Italia, Latvia, Lithuania, Luxemburg, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Rumania, Slovakia, Slovenia, Spanyol,Turki dan Inggris.71

NATO dibentuk pada masa Perang Dingin ketika terjadi ketegangan antara Blok Barat (Amerika Serikat) dan Blok Timur (Uni Soviet). Pembentukan NATO telah diimbangi oleh Uni Soviet dengan pembentukan Pakta Warsawa yang beranggotakan negara Blok Timur diantaranya Jerman Timur, Cekoslovakia, Hungaria, Bulgaria, Polandia, Rumania dan Albania. Kedua blok pertahanan ini merupakan organisasi perta.hanan blok bersama. Apabila satu diserangan oleh negara lain maka negara tersebut akan dianggap sebagai Ancaman yang dapat membahayakan blok. Namun pada kenyataannya, selama Perang Dingin tidak terjadi peperangan militer sehingga pembentukan blok pertahanan ini hanya untuk menjadi penyeimbang kekuatan antar blok (balance of power).72

Keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1990an menandakan berakhirnya Perang Dingin mengakibatkan Pakta Warsawa juga ikut tenggelam. Berbeda dengan NATO yang hingga kini masih tetap dapat mempertahankan kekuatannya.

71

Charles W. Kegley, Jr. and Eugene R. Wittkopf, World Politics, (1997), ―Trend and Transformation,

sixth ed‖, St. Martin‘s Press: New York, Hal. 455. 72

Schwarz, Benjamin, ―NATO Enlargement and the Inevitable Costs of the American Empire‖, dalam

Ted Galen Carpenter (ed.), (1998), ―NATO Enlargement: Illusions and Reality‖, Cato Institute, Washington, Hal.74

31 Namun sekarang banyak dari negara yang ikut tergabung dalam NATO pasca Perang Dingin, seperti : Jerman Timur (1990), Ceko (1999), Polandia (1999), Hungaria (1999), Bulgaria (2004), Estonia (2004), Latvia (2004), Lituania (2004), Rumania (2004), Slovakia (2004), Slovenia (2004), Albania (1 April2009) dan Kroasia (1 April 2009).73

Sejak pertengahan tahun 1990an, peran organisasi menejemen krisis mulai meningkat dikarenakan adanya berbagai macam permasalahan yang terjadi dalam krisis internasional mulai dari krisis ekonomi hingga ancaman keamanan. Begitu juga dengan NATO yang tetap eksis untuk menciptakan rasa aman dan mengatasi permasalah yang menyangkut keamanan negara anggota. Pada awalnya, NATO hanya fokus pada masalah yang terjadi di kawasan, misalnya konflik di Balkan dan negara Eropa lainnya. Semenjak adanya perang terhadap terorisme internasional (War on Terrorism) dan senjata pemusnah masal akibat adanya peristiwa 11 September 2001 yang dicetuskan Amerika Serikat, NATO mulai melebarkan pengaruhnya ke luar wilayah.74 Itu terbukti semenjak NATO terbentuk pada tahun 1949, pada saat itu anggotanya hanya 16 negara yaitu di wilayah Amerika dan Eropa Barat. Namun semenjak berakhirnya Perang Dingin NATO berusaha memperluas wilayahnya ke Eropa Timur antara lain seperti Estonia, Latvia dan Lithuania seperti gambar 3.1 berikut ini. Pada saat ini, anggota NATO sudah menjadi 28 termasuk negara yang dulunya bekas pecahan Uni Soviet.

Gambar 3.1 28 Negara yang tergabung di dalam NATO

Sumber : David P Auerswald and Stephen M. Saideman, eds. (2014) ―NATO in Afghanistan: Fighting Together, Fighting Alone‖ Princeton U.P Hal 21

73 Ronald Steel, ―Beyond NATO‖, dalam Ted Galen Carpenter (ed.), (1998), ―NATO Enlargement: Illusions and Reality‖, Cato Institute Washington, Hal.245.

74Jimmy Carter, (2005), ―Our Endangered Values, America‘s Moral Crisis‖, New York: Simon & Schuster,

32 Berdasarkan pada gambar 3.1, dijelaskan mengenai keanggotan yang dimiliki oleh NATO yang berjumlah 28 anggota antara lain : Amerika Serikat, Canada, Icelandia, Portugal, Spanyol, Prancis, Slovenia, Italy, Luxemburg, German, Belanda, Belgium, Inggris, Denmark, Polandia, Ceko, Hungaria, Romania, Bulgaria, Yunani, Croasia, Turki, Estonia, Latvia, Lithuania, Slovenia. Selain itu kantor pusat dari NATO ini terletak di Brussels yang berada di negara Belgium.

Salah satunya perluasan yang dilakukan NATO yaitu ke Eropa Timur, termasuk negara-negara pecahan Uni Soviet, dapat dipandang Rusia sebagai ancaman di wilayah perbatasannya. Dikarenakan wilayah Rusia yang berdekatan dengan bekas pecahan Uni Soviet yang lain, sehingga apabila ada upaya yang di lakukan oleh NATO dengan mempengaruhi negara tersebut dapat membahayakan keamanan Rusia. Hubungan antara Rusia dengan beberapa dari 14 negara pecahan Uni Soviet (yang disebut sebagai near abroad) kadang-kadang tegang karena menyangkut perbatasan, sumber-sumber daya alam dan perlakuan mereka terhadap minoritas Rusia yang tinggal di situ.75 Terdapat sekitar 20-25 juta etnik Rusia yang tersebar di negara-negara bekas pecahan Uni Soviet, sebagai ―warisan‖ proses Rusifikasi sejak zaman Tsar hingga rezim komunis. Selain masalah etnis, faktor ekonomi menjadi salah satu pendorong aksi-aksi separatisme di Rusia, khususnya pada kurun 1991-1996, pada masa transisi. Tuntutan ini didasari pada ketidakadilan pembagian pajak atau sumber daya alam antara pemerintah pusat dan lokal. Menghadapi Hal ini pemerintah Rusia cenderung bernegosiasi dan melakukan desentralisasi ekonomi serta hanya melakukan operasi militer terhadap Chechnya.76

Dengan adanya perluasan yang dilakukan oleh NATO di Eropa Timur membuat ketidakamanan bagi pemerintah Rusia, disebabkan wilayah tersebut berbatasan langsung dengan Rusia, sehingga pemerintah Rusia harus mengambil sikap tegas terhadap perluasan yang dilakukan oleh NATO. Negara-negara yang tergabung ke dalam NATO dan berbatasan langsung dengan Rusia adalah negara baltik. Perlu di ketahui bahwa sekarang NATO sudah membuat pangkalan militernya di wilayah baltik sehingga menjadi ancaman langsung bagi pemerintah Rusia.

75

Alexander Lanoszka, (2015 , 20 November) ―NATO: ―Subverting deterrence history and grievance in

east central europe‖ http://journal.georgetown.edu/subverting-deterrence-history-and-grievance-in- east-central-europe/ diakses 14 Desember 2015.

76NATO (1992) ‖Handbook: Partnership and Cooperation‖. (Brussels, NATO Office of Information and

33

Dalam dokumen KEBIJAKAN PERTAHANAN RUSIA DALAM MENGHAD (Halaman 44-47)

Dokumen terkait