• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

4.1. Gambaran Umum Objek Dan Penyajian Data

4.1.1. Gambaran Umum Objek

Gambar 4.1. Poster Film 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta

Film drama religious ini mengisahkan tentang percintaan beda agama, film “3Hati 2Dunia 1Cinta yang dibintangi oleh Reza Rahardian, Laura Basuki dan Arumi Bachsin. Film ini diadaptasi dari buah novel karya Ben Sohib, The Dapeci dan Rosyid & Delia. Sutradara Benny setiawan menggarap film ini dibawah

. Meskipun novel ini tak sefenomenal novel AAC dan Sang Pencerah namun novel tersebut sudah mencuri perhatian novel Indonesia.

Sepintas, novel ini mirip ketenaran novel Da Vinci Code, karangan penulis Amerika Serikat Dan Brown Tapi isinya beda sekali. Da Vinci Code mengisahkan misteri legenda cawan suci (Holy Grail) dan peran Maria Magdalena dalam sejarah Kristen, teori-teori yang oleh Kristen dipertimbangkan sebagai ajaran sesat dan telah dikritik sebagai sejarah yang tidak akurat.

Sementara itu, novel Da Peci Code mengisahkan perseteruan antara ayah (Mansur) dan anaknya (Rosyid). Di novel best seller itu, Rosyid menabrak tradisi memakai peci putih di masyarakat Betawi-Arab.

Novel yang ditulis Ben Sohib mencoba mengenalkan lebih lanjut budaya Betawi dalam khazanah sastra yang belum banyak dilakukan, penulis Indonesia, Ben juga mencatat pergulatan yang terjadi antara Betawi tradisional dan modern. Bahkan, beberapa pergulatan yang diangkatnya itu termasuk masalah yang gawat dan sensitif. “Persoalan peci, itu masalah gawat. Kemudian di novel kedua Rosyid dan Delia ini dia mengangkat pernikahan beda agama. Ben kembali menghadirkan rosyid yang kritis bersama pacarnya, Delia. Keduanya hadir dengan persoalan yang lebih berat: hubungan beda agama. Generasi muda

Betawi-Arab kini berinteraksi dengan beragam budaya dan agama, bukan tidak mungkin perkawinan beda agama terjadi. Ben Sohib mengangkat budaya Betawi ke dalam sastra. Menurut Ben, Betawi sangat dekat dengan kesehariannya, yang sudah 20 tahun tinggal di daerah Condet-Cililitan, Jakarta Timur. Dari pengamatannya, ada fenomena yang menarik dari masyarakat Condet. Condet adalah sebuah prototipe yang sempurna untuk masyarakat Betawi yang bisa dibilang tertinggal, kalau tidak mau dibilang terpinggirkan dari pergerakan zaman.

Dalam perkembangannya, ada perbenturan antara tradisi yang terus dipertahankan dengan budaya yang makin berkembang. “Termasuk tradisi memakai peci putih dan budaya Arab yang berakulturasi dengan budaya Betawi di mana peci putih menjadi simbol identifikasi agama Islam.

Beda lagi dengan Sutradara Benny setiawan, sutradara ini mungkin belom banyak dikenal oleh masyarakat karena termasuk sutradara terbaru didunia hiburan saat ini, setelah membuat film “3 Hati 2 Dunia 1 Cinta” Benni Setiawan akhirnya meraih penghargaan sebagai Sutradara Terbaik versi Festival Film Indonesia (FFI) pada tahun 2010 dan Benni juga meraih penghargaan untuk Cerita Skenario dan Adaptasi Terbaik di film yang yang sama.

4.1.2 Sinopsis Film 3 Hati 2 dunia 1 Cinta

Film ini awalnya dimulai dengan adegan Rosyid yang mengundang kemarahan abahnya karena rambut kribo yang tak kunjung di potongnya, Rosyid, anak dari keluarga keturunan arab dan pecinta sastra juga pengagum berat

budayawan WS Rendra. Selain menulis, rosyid juga sering membaca puisi. Rambut kribonya menjadi ciri bahwa dia pecinta seni. Tetapi sang ayah yang akrab dipanggil abah memaksanya agar memotong rambutnya dan mengubah penampilannya dengan memakai baju koko dan peci putih. Beliau berpendapat bahwa peci putih melambangkan kesalehan dan mencerminkan agama islam. Namun Rosyid menolak bahwa memakai peci putih bukan kewajiban. Melainkan sebuah tradisi dari leluhur mereka. Rosyid berdalih bahwa peci putih tidak menggambarkan pemakainya sebagai muslim. Itu hanya sebuah simbol karena para pastur dan petinggi agama lain pun memakai penutup kepala. Itu menunjukkan bahwa keluarga Rosyid adalah penganut islam yang sangat kuat.

Delia, adalah Wanita yang tertarik kepada Rosyid namun berbeda kepercayaan. delia terlahir dari keluarga yang menganut agama kristen yang lekat. Tapi perbedaan itu tak membuat mereka jauh atau bahkan sampai memisahkan. Delia dapat menghargai perbedaannya dengan Rosyid, seorang muslim kuat, dan dirinya, seorang kristus yang kental. Ini dapat dilihat saat mereka bergantian menunggu pada waktu masing-masing harus menjalankan kewajibannya. Rosyid menunggu dengan sabar di halaman gereja saat Delia beribadah dan Delia pun menunggu saat Rosyid hendak shalat di mesjid. Ataupun ketika Delia ikut menonton tarian Arab bersama Rosyid. Delia adalah salah satu mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Karena kedekatannya dengan Rosyid, delia memutuskan untuk tidak bersekolah di Amerika sebagaimana keinginannya terdahulu.

Hubungan Rosyid dan Delia semakin dekat, Delia bahkan telah membawa Rosyid bertemu dengan orang tuanyanya yang menerimanya dengan penilaian

negative atas penampilan, pendidikan dan pekerjaannya.

Nabila adalah muslimah yang didatangkan keluarga Rosyid dengan tujuan agar anaknya tidak berhubungan dengan Delia. Nabila sendiri diam-diam menyukai Rosyid sebagai penyair.

Puncak dari film ini adalah ketika orang tua dari Rosyid dan Delia mengetahui bahwa anak mereka menjalin hubungan dengan seseorang yang berbeda keyakinan. Semua tahu bahwa pernikahan beda agama itu adalah haram. Sehingga kedua orang tua mereka berusaha menjauhkan mereka dengan caranya masing-masing.

Abah Rosyid menempuh berbagai cara untuk menyadarkan anaknya. Di sini mulai ada tipuan dari sodaranya sendiri. Dia menunjukkan berbagai cara yang bisa ditempuh oleh abah untuk memisahkan Rosyid dan Delia yang tentu dari cara tersebut dapat menguntungkan juga untuknya. Cara terakhir yang disuruh oleh saudaranya, abah rosyid harus menemui “dukun” untuk memperoleh ramuan yang dapat memisahkan rosyid dan delia. Ramuan itu berupa minyak bernama “Bui Jubal Jabul” setelah dimantrai-mantrai minyak itu akan akan dioleskan dibagian tubuh rosyid, sebuah usaha melelahkan bagi abah Rosyid karena harus keluar masuk toko minyak wangi yang akhirnya membuahkan hasil namun dengan harga yang tidak murah.

Namun terasa bahwa jalan yang diberi sodaranya untuk memisahkan Rosyid tidak membuahkan hasil. Jalan terakhir adalah mempertemukan Rosyid dengan Nabila dan berniat menjodohkannya. Sedangkan keluarga Delia menempuh jalan dengan berniat memindahkan kuliahnya ke Amerika sesuai keinginan Delia terdahulu. Namun itu tentu ditolaknya karena delia tidak ingin berpisah dengan Rosyid. Berbagai cara ditempuh mereka untuk mencari jalan yang terbaik. Dan alhasil setelah semua kedua orang tua Rosyid dan Delia sudah menyerah tentang cara memisahkan mereka. Akhirnya keputusanpun ada ditangan Rosyid dan Delia.

Namun Rosyid dan Delia menyadari akan semua hal ini, mereka menganggap selain perbedaan agama ternyata ada beban psikologis yang harus dihadapi jika mereka meneruskan hubungan itu hingga ke ikatan pernikahan? akhirnya mereka sepakat membuat keputusan untuk menemukan jalan yang diberikan Tuhan yaitu menjalani hidup sendiri-sendiri.

4.1.3 Pemain Film 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta

Dalam film 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta ini terdapat beberapa tokoh yaitu :

a. Reza Rahardian (Rosyid) adalah tokoh yang cuek, apa adanya, dan suka

Gambar 4.2 Rosyid yang diperankan oleh Reza Rahardian

b. Laura Basuki (Delia) adalah pacar rosyid yang beragama kristen dia sosok

wanita yang sangat cantik, baik hati dan selalu memakai kalung dilehernya.

Gambar 4.3 Delia yang diperankan oleh Laura Basuki

c. Arumi bachsin (Nabila) adalah gadis yang mau dijodohkan untuk rosid, nabila

ini tokoh yang cantik, muslimah penurut dan sangat tertutup, dia juga sama-sama menyukai puisi.

d. Rosyid Karim (abahnya Rosyid) adalah sosok tokoh seorang ayah yang gampang marah dan keras namun polos dan sangat sayang sama anaknya.

Gambar 4.5 abahnya Rosyid

e. Henidar Amroe (uminya Rosyid) adalah sosok tokoh seorang ibu yang

bijaksana dan sabab dan lembut hatinya.

Gambar 4.6 Uminya Rosyid 4.1.3 Penyajian Data

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada film “3Hati 2Dunia 1Cinta” terdapat scene-scene yang disajikan dan dianalisis. Pengamatan data dalam penelitian ini yaitu fokus pada scene-scene yang menggambarkan tentang hubungan cinta berbeda agama yang terdapat didalam film yang merupakan media massa yang banyak dipilih oleh khalayak yang memiliki audio visual.

Terdapat dua macam pesan yang menjadi obyek penelitian dalam film “3Hati 2Dunia 1Cinta “ ini yaitu pesan verbal dan non verbal. Pada pesan verbal ada salah satu dialog model anak perempuan kepada kedua orang tuanya, yaitu “ Tak ada kata kebetulan di dunia ini. Semua telah direncanakan Tuhan, begitu pula pertemuanku dengan Rosyid. Itu bukan kebetulan. Tuhan yang mempertemukan”, sedangkan pesan non verbal dalam film ini terdapat pada tekhnik kamera, kostum, aktifitas, dan ekspresi model, serta pada setting tempat model melakukan aktifitas. Pada pesan verbal dan non verbal yang terdapat dalam film “3Hati 2Dunia 1Cinta”, penulis akan melakukan analisis terhadap tayangan film tersebut. Langkah awal yang dilakukan adalah mengambil dan memotong setiap perpindahan adegan (scene) dalam film “3Hati 2Dunia 1Cinta” tersebut. Setelah hal tersebut dilakukan maka selanjutnya potongan gambar film tersebut akan diinterprestasikan dan dianalisis berdasarkan landasan teori semiotika John Fiske.

Berdasarkan teori semiotika milik John Fiske, analisis pada film ini dapat dibagi kedalam :

1. Level Realitas

Pada level ini relaitas dapat berupa penampilan, pakaian dan make-up yang digunakan oleh pemain, lingkungan perilaku, ucapan, gerak tubuh (gesture), ekspresi, suara dan sebagainya yang dipahami sebagai kode budaya yang ditangkap secara elektronik melalui kode-kode teknis.

2. Level Representasi

Meliputi kerja kamera pencahayaan, editing, musik dan suara yang ditransmisikan sebagai kode-kode representasi yang bersifat konvesional. Bentuk-bentuk representasi dapat berupa cerita, konflik, karakter, action, setting, casting dan sebagainya.

Tampilan visual dalam scene di dalam film “3Hati 2Dunia 1Cinta” ini dianalisis dengan menggunakan semiotic yang dikemukakan oleh John Fiske yang mengkaji tanda-tanda menentukan pemenggalan scene dengan membaginya dalam dua level yaitu level realitas (reality), pada level ini realitas dapat dilihat dari setting, kostum pemain (wardrobe), ekspresi, tata rias, gesture, suara perilaku dan ucapan. Level representasi (representation) meliputi kerja kamera, pencahayaan, editing, dan casting.

Dokumen terkait