• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Kabupaten Gresik berada di antara 7 derajat dan 8 derajat Lintang Selatan dan di antara 112 derajat dan 113 derajat Bujur Timur. Sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0-12 meter di atas permukaan laut kecuali sebagian kecil di bagian utara (kecamatan Panceng) mempunyai ketinggian sampai 25 meter di atas permukaan laut. Bagian utara Kabupaten Gresik dibatasi oleh Laut Jawa, bagian timur dibatasi oleh Selat Madura dan Kota Surabaya, bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto, sementara bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Lamongan.

Kabupaten Gresik mempunyai kawasan kepulauan yaitu Pulau Bawean dan beberapa pulau kecil di sekitarnya. Luas wilayah daratan Gresik seluruhnya 1.192,25 Km² terdiri dari 998, 14 Km² luas daratan ditambah sekitar 196, 11 Km² Luas Pulau Bawean, sedangkan luas wilayah perairan adalah 5.773, 80 Km² yang sangat potensial dari sub sektor perikanan laut. Sebagian besar tanah di wilayah Kabupaten Gresik terdiri dari jenis Aluvial, Grumosal, Mediteran Merah dan Litosol. Curah huajn di Kabupaten Gresik adalah relatif rendah, yaitu rata-rata 2.000 mm per tahun sehingga hampir setiap tahun mengalami musim kering yang panjang.

Berdasarkan ciri-ciri fisik tanahnya, Kabupaten Gresik dapat di bagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu :

a. Kabupaten Gresik bagian utara (meliputi wilayah Panceng, Ujung pangkah, Sidayu, Bungah, Dukuh, Manyar) adalah bagian dari daerah pegunungan Kapur Utara yang memiliki tanah relatif kurang subur (wilayah Kecamatan Panceng). Sebagian dari daerah ini adalah daerah hilir aliran Bengawan Solo yang bermuara di Pantai Utara Kabupaten Gresik. Kecamatan Ujung Pangkah daerah hilir sungai tersebut sangat potensial karena mampu menciptakan lahan yang cocok untuk pemukiman maupun usaha pertambakan. Potensial karena mampu menciptakan lahan yang cocok untuk pemukiman maupun usaha pertambakan. Potensi bahan-bahan galian di wilayah ini cukup potensial terutama dengan adanya beberapa jenis bahan galian golongan C.

b. Kabupaten Gresik bagian tengah (meliputi wilayah Duduk Sampeyan, Balong Panggang, Benjeng, Cerme, Gresik, Kebomas) merupakan kawasan dengan tanah yang relatif subur. Di wilayah ini terdapat sungai-sungai kecil antara lain Kali Lamong, Kali Corong, Kali Manyar sehingga di bagian tengah wilayah ini merupakan daerah yang cocok untuk pertanian dan pertambakan.

c. Kabupaten Gresik bagian selatan meliputi Menganti, Kedamean, Driyorejo, dan Wringin Anom adalah merupakan sebagian dataran rendah yang cukup subur dan sebagian merupakan daerah bukit-bukit (Gunung Kendeng). Potensi bahan-bahan galian di wilayah ini di duga cukup potensial terutama dengan adanya beberapa jenis bahan galian golongan C, bahan galian yang bukan strategis dan juga bukan vital seperti batu kapur, phospat, dolomit, batu bintang dan tanah liat, pasir dan bahan galian lainnya. Sebagian dari bahan galian golongan C ini telah diusahakan dengan baik, dan sebagian lainnya taraf eksplorasi.

d. Kabupaten Gresik wilayah Kepulauan Bawean dan Pulau kecil di sekitarnya yang meliputi Kecamatan Sangkapura dan Tambak berpusat di Sangkapura. Kabupaten Gresik adalah salah satu wilayah penyangga Kota Surabaya, di mana Kota Surabaya adalah ibukota sekaligus pusat ekonomi di Jawa Timur. Di samping Kabupaten Gresik daerah lain yang juga dapat dikatakan sebagai kawasan penyangga Kota Surabaya adalah Kabupaten Sidoarjo, Bangkalan, Mojokerto dan Lamongan. Keenam wilayah ini di kenal dengan istilah kawasan Gerbang Kertasusila. Fungsi wilayah penyangga bagi Kabupaten Gresik dapat bernilai positif secara ekonomis, jika kabupaten Gresik dapat mengantisipasi dengan baik kejenuhan perkembangan kegiatan industri di surabaya yaitu dengan menyediakan lahan alternatif pembangunan kawasan industri yang representatif, kondusif dan strategis.

Hampir sepertiga dari wilayah Kabupaten Gresik merupakan daerah pesisir pantai, yaitu sepanjang 140 Km meliputi Kecamatan Kebomas, Kecamatan Gresik, Kecamatan Bungah, Kecamatan Ujung Pangkah, Sidayu, Panceng serta Kecamatan Tambak dan Sangkapura yang berada di Pulau Bawean. Sebagai wilayah pesisir yang juga telah difasilitasi dengan pelabuhan besar, maka Kabupaten Gresik memiliki akses perdagangan regional, nasional, bahkan internasional. Keunggulan greografis ini menjadikan Gresik sebagai alternatif terbaik untuk investasi atau penanaman modal.

Dengan fasilitas Pelabuhan yang ada, Gresik memiliki potensi akses regional maupun nasional sebagai pintu masuk baru unruk kegiatan industri dan perdagangan untuk kawasan Indonesia Timur setelah Surabaya mengalami kejenuhan. Disamping itu Kabupaten Gresik merupakan Kabupaten yang berpengalaman mengelola kegiatan indusrti besar dan telah memiliki reputasi internasional selama puluhan tahun, seperti

Semen Gresik Petrokimia Gresik. Demikian pula dengan dukungan sarana dan prasarana transportasi darat, seperti; akses jalan tol menuju Surabaya, jarak yang relatif dekat dengan pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, jalan beraspal dan angkutan umum keselururan pelosok wilayah kecamatan, dan sarana transportasi laut yang memadai berupa pelabuhan atau dermaga, Gresik siap menunjang aktivitas perdagangan dalam taraf internasional.

4.1.2. Keadaan Kependudukan Kabupaten Gresik

Menurut catatan statistik Kantor Kependudukan Kabupaten Gresik menunjukkan bahwa jumlah penduduk kabupaten Gresik pada tahun 2008 sebesar 1.159.033 jiwa yang terbagi ke dalam sejumlah 279.103 keluarga, yang terdiri diri :

1. Penduduk perempuan : 547.517 jiwa 2. Penduduk laki-laki : 511.516 jiwa.

Jumlah penduduk sebanyak itu, dengan luas wilayah 1.191,25 Km² diperoleh kepadatan penduduk sebesar 973 jiwa/km², dengan rata-rata per keluarga terdiri dari 4 orang. Apabila di bandingkan dengan hasil regrestasi penduduk tahun 2004, dengan jumlah penduduk sebesar 1.006.470 jiwa dan kepadatan penduduk mencapai 845 jiwa/km², maka terjadi peningkatan jumlah penduduk sebesar 15,16% dan kepadatan penduduk meningkat 15,15%. Namun demikian, masalahnya bahwa tingkat kepadatan penduduk Gresik tersebut tidaklah merata pada keseluruhan wilayah. Wilayah perkotaan jauh dipadati penduduk sebesar 1814 jiwa/km² di bandingkan dengan wilayah pedesaan yang hanya dihuni 736 jiwa/km². Kondisi ini tentu harus direspon secara objektif oleh pemerintah daerah,terutama menyangkut alokasi fasilitas dasar kebutuhan penduduk.

4.1.3. Struktur Ekonomi

Pada hakikatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja dan pemerataan pembagian pendapatan masyarakat. Pendapatan ekonomi mempunyai kedudukan yang amat penting, karena keberhasilan dalam bidang ekonomi dapat menyediakan sumber daya yang lebih luas bagi pembangunan di bidang lainnya. Untuk melakukan pembangunan di perlukan landasan yang kuat, yaitu pengambilan kebijakan yang tepat, akurat dan terarah, supaya hasil yang di capai akan benar-benar sesuai dengan yang direncanakan.

Tidak dapat di pungkiri bahwa perkembangan ekonomi di Kabupaten Gresik dari tahun ke tahun menunjukan arah positif. Di tinjau dari struktur perekonomian yang ada, pilar utamanya adalah industri pengolahan. Sumbangannya terhadap PDRB, sektor industri pengolahan menyumbang 49,06% dari seluruh kontruksi ekonomi daerah Gresik tahun 2008. Dengan banyaknya industri tersebut akan nada kecenderungan semakin cepat berdiri industri baru yang merupakan mata rantai industri yang saling menunjang. Dengan demikian sektor industri merupakan sektor yang bias di harapkan memulihkan perekonomian di Kabupaten Gresik, karena sektor industri ini di samping menyerap banyak tenaga kerja juga menggerakkan perkembangan sektor-sektor lain. Distribusi PDRB atas dasar harga konstan di Kabupaten Gresik pada sektor-sektor ekonomi tahun 2008 di tunjukan pada tabel 4.1.

TABEL 4.1

DISTRIBUSI PRESENTASE PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN KABUPATEN GRESIK TAHUN 2008

NO Sektor Ekonomi Persentase (%)

1 Industri pengolahan 49,06

2 Perdagangan, Hotel dan Restoran 21,38

3 Pertanian 10,41

4 Bangunan/ Konstruksi 5,35

5 Listrik, Gas dan Air Bersih 4,88

6 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3,66

7 Transportasi & Komunikasi 2,14

8 Jasa-jasa 1,74

9 Pertambangan & Penggalian 1,38

Sumber : Kabupaten Gresik Dalam Angka, 2008

Berdasarkan Tabel 4.1 sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang sangat erat dengan sektor industri, sehingga mempunyai sumbangan terbesar kedua yaitu sebesar 21,38%. Pembangunan infrastruktur yang menunjang sektor industri merupakan kebutuhan utama, sektor yang menunjang sektor industri tersebut adalah sektor Listrik, Gas dan Air Bersih yang memiliki sumbangan sebesar 4,88%. Wilayah Kabupaten Gresik yang memanjang dari utara ke selatan sejauh lebih dari 82 km, apalagi ditambah dengan pulau Bawean menjadi berjarak lebih dari 208 Km,

ternyata Kabupaten Gresik masih memiliki potensi sector Pertanian yang cukup besar, sector pertanian mempunyai peranan di urutan ketiga yakni sebesar 10,41%.

Dokumen terkait