• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keadaan Umum Wilayah Kabupaten Bogor

Kabupaten Bogor merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup besar dan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk usaha perikanan. Kabupaten Bogor mempunyai peluang ekonomi yang besar karna posisi geografis dan asset pemerintah daerah sangat mendukung. Luas wilayah Kabupaten Bogor adalah 2 301.95 Km2, terdiri dari 40 Kecamatan dan 412 Desa dan 16 Kelurahan. Dilihat dari sudut geografisnya, daerah Kabupaten Bogor berada pada posisi yang cukup menguntungkan karena keadaan iklim dan letaknya yang memungkinkan terciptanya kedudukan, peranan dan hubungan yang baik dan strategis dengan daerah – daerah lain.

Secara geografis Kabupaten Bogor terletak antara 6o 19’ – 6o 47’ Lintang Selatan dan 106o 1’ – 107o 103’ Bujur Timur. Secara administratif, Kabupaten Bogor berbatasan dengan Kabupaten Tangerang, Kabupaten/Kota Bekasi dan Kota Depok di sebelah Utara, kemudian dengan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Karawang di sebelah Timur, sedangkan di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi dan Cianjur, sementara di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak – Banten serta di tengah – tengah terletak Kota Bogor.

Gambaran Perikanan di Kabupaten Bogor

Pemerintah Kabupaten Bogor menetapkan Revitalisasi Pertanian dan Pembangunan Pedesaan (RP3) dengan cara menerapkan pendekatan pengembangan pertanian berdasarkan zonasi. Prinsip Zonasi Pengembangan RP3 ditujukan agar di Kabupaten Bogor dapat mempercepat pembangunan pertanian dalam arti luas melalui pengembangan komoditas unggulan di masing – masing zona.

Berdasarkan Kebijakan RP3 tersebut serta telah disinkronkan dengan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Kabupaten Bogor tahun 2005 – 2025, wilayah Kabupaten Bogor dibagi menjadi delapan zona pengembangan pertanian dan perdesaan. Dari delapan Zona Pengembangan Pertanian dan Perdesaan Kabupaten Bogor tersebut, terdapat zona yang merupakan kawasan pengembangan minapolitan, yaitu Kecamatan Gunung Sindur, Parung, Ciseeng, Kemang, Tajurhalang, dan Kecamatan Rancabungur.

Program minapolitan merupakan upaya untuk menjadikan sektor perikanan sebagai sektor unggulan dalam pembangunan daerah yang kawasannya memiliki potensi perikanan. Minapolitan ditujukan untuk membangunkawasan ekonomi tersebut dan menjadikan kawasan minapolitan menjadi embrio kawasan industrialisasi perikanan budidaya dari hulu sampai hilir yang meliputi produksi, pengolahan dan pemasaran. Keberhasilan pengembangan kawasan minapolitan menjadi suatu kawasan Industrialisasi tidak terlepas dari peran serta Pemerintah Daerah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dengan bekerjasama dan dan berkoordinasi secara lintas sektoral.

Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten yang ditetapkan sebagai Kawasan Percontohan Minapolitan Perikanan Budidaya sejak tahun 2010 melalui SK Bupati No. 53.31/27/Kpts/Huk/2010. Kawasan minapolitan di Kabupaten Bogor cukup strategis karena didukung dengan sumber daya lahan dan air yang memadai, akses jalan yang cepat dan jangkauan pasar yang cukup luas.

Deskripsi Umum Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar di Lokasi Penelitian

Usaha budidaya ikan hias air tawar yang menjadi studi kasus pada penelitian ini adalah usaha yang berada di Kabupaten Bogor. Ada tiga usaha yang telah diamati, yaitu tiga buah usaha budidaya ikan hias air tawar yang bergerak pada segmen pembenihan. Masing-masing usaha tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk mengetahui hal tersebut maka pada bagian ini akan dijelaskan perbedaan dari ketiga usaha berdasarkan gambaran umum usaha budidaya ikan hias air tawar. Para pelaku usaha budidaya ikan hias air tawar Rafa Farm yang dalam penelitian ini tergolong ke dalam skala kecil, BlackGhost Farm untuk skala menengah, dan Yono Farm untuk skala besar. Ketiga usaha ini bergerak dalam bidang usaha yang sama yaitu budidaya ikan hias air tawar, disamping itu mereka juga bergerak pada segmen usaha yang sama yaitu pembenihan dengan memiliki komoditas yang dibudidayakan juga sama yaitu ikan hias black ghost dan juga maanvis black and white

Pada penelitian ini struktur biaya di bedakan menjadi strktur biaya per komoditas, selanjutnya dibedakan pula struktur biaya untuk induk ikan hias dan juga struktur biaya untuk benih ikan hias yang dihasilkan serta disetarakan ke dalam biaya rata – rata yang dikeluarkan per akuarium (Rp/Ak), dimana biaya usaha keseluruhan dapat dilihat dan dibandingkan berdasarkan biaya rata-rata yang dikeluarkan pada tiap akuarium. Gambaran umum ketiga usaha ini dapat diketahui melalui alamat usaha, sejarah usaha, tipe usaha, kapasitas produksi, dan kepemilikan aset usaha. Berikut akan dijelaskan secara khusus gambaran umum masing-masing usaha pada penelitian ini.

Lokasi Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar

Usaha budidaya ikan hias air tawar yang menjadi objek penelitian ini adalah usaha yang berada di tiga tempat berbeda yaitu untuk usaha skala kecil berada di Cinangneng, dan untuk usaha skala menengah dan skala besar terdapat di Gunung Putri. Usaha ikan hias Rafa Farm terletak di daerah Cinangneng dengan memiliki alamat lengkap di Jalan Abdul Fattah Desa Cinangneng Kampung Babakan Girang no 77 RT.05 RW 04 Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Usaha ikan hias BlackGhost Farm beralamat di Desa Lulut, Kecamatan Gunung Putri. Usaha ini berada jauh dari kota dan letaknya di belakang Perusahaan PT. Indocement. Untuk mencapai lokasi usaha ini diperlukan menggunakan kendaraan pribadi karena letaknya sangat jauh dan sangat jarang angkutan umum. Untuk skala usaha besar yaitu Yono Farm yang berada di Kecamatan Gunung Putri.

Latar Belakang Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar di Lokasi Penelitian

1. Usaha Ikan Hias Skala Kecil

Petani responden untuk skala kecil dalam penelitian ini adalah usaha budidaya Rafa Farm. Alasan mengambil pembudidaya ikan hias Rafa Farm sebagai responden adalah karena usaha Rafa Farm melakukan usaha budidaya ikan hias pada subsistem pembenihan ikan hias. Pada awalnya usaha ini berasal dari sebuah hobi dari pemilik Rafa Farm, Pemilik Rafa Farm awalnya bergabung pada kelompok tani Lipi 1. Kemudian usaha ini sempat terhenti, karena pemilik awal usaha ini sudah tua. Namun pada tahun 2013 usaha budidaya ikan hias ini kembali diusahakan oleh anaknya yang bernama Bapak Buyung dan usaha budidaya ini dinamakan Rafa Farm.

Usaha ikan hias yang dibudidayakan cukup banyak. Antara lain neon tetra, cardinal tetra, maanvis, black ghost, sumatera, dll. Awal mula usaha Rafa Farm memiliki akuarium sebanyak 10 buah yang berukuran 100 cm x 50 cm x 35 cm. Hingga saat ini Rafa Farm memiliki akuarium sebanyak 54 buah.

2. Usaha Ikan Hias Skala Menegah

Petani Responden dalam skala menengah ini yaitu petani yang memiliki akuarium sekitar 155 akuarium. Dalam skala usaha menengah ini yang menjadi responden adalah usaha ikan hias milik Ibu Maya yaitu BlackGhost Farm. Usaha ikan hias Ibu Maya beralamat di desa lulut, gunung putri. Awal mula Ibu Maya melakukan usaha budidaya ikan hias yaitu karena beliau merupakan penyuka ikan hias. Lalu melihat dari potensi ikan hias yang cukup baik yaitu permintaan yang semakin meningkat, dan juga untuk medapatkan penghasilan tambahan. Karena

Ibu Maya selain melakukan usaha ikan hias, juga sebagai guru honorer di Sekolah Menengah Pertama di kawasan Gunung Putri.

Awal Ibu Maya melakukan usaha budidaya ikan hias yaitu tahun 2010 dengan memiliki akuaarium sebanyak 18 akuarium dengan modal awal usaha sebesar Rp 5 000 000. Kemudian Ibu Maya bergabung juga dengan Kelompok Tani Cahaya Mandiri dan kini juga merupakan anggota kelompok tani ikan hias black ghost yang merupakan kelompok tani binaan PT. Indocement. Tidak jarang juga Ibu Maya di minta oleh pihak PT. Indocement sebagai Mentor untuk memberikan motivasi ide bisnis untuk calon pensiunan PT. Indocement.

Ikan Hias yang dibudidayakan oleh Ibu Maya yaitu Black ghost, Corydoras Albino, Sumatra Albino, Palmas Albino, Starbai, Ctenopoma, Silver dolar, dan juga Manvis.

3. Usaha Ikan Hias Skala Besar

Petani yang dijadikan responden dalam usaha budidaya ikan hias skala besar dalam penelitian ini adalah usaha milik Bapak Yono. Dimana usaha Bapak Yono terletak di daerah gunung putri, bogor. Awal mula Bapak Yono memulai usaha ikan hias ini adalah karena Bapak Yono memang berniat untuk mendirikan sebuah usaha, kemudian beliau menyewa lahan seluas 200 m2 pada tahun 2009. Lahan yang digunakan pada awal mula usaha yaitu dengan menggunakan lahan sewa yang disewanya sebesar Rp 1 000 000.00 per tahun. Kemudian Bapak Yono tertarik kepada usaha budidaya ikan hias ketika beliau datang ke acara pameran ikan hias di wilayah Bogor yang menyajikan berbagai macam jenis ikan hias. Selain itu Bapak Yono melihat peluang ikan hias yang memang cenderung meningkat permintaan untuk ekspor setiap tahunnya.

Bapak Yono yang memiliki latar belakang pendidikan Sarjana Ekonomi yang memang tidak tahu bagaimana cara membudidayakan ikan hias lalu berniat untuk belajar secara otodidak dan juga meminta bimbingan kepada petani ikan hias yang sudah memiliki pengalaman dalam membudidayakan ikan hias. Didalam bangunan semi permanen, Bapak Yono memulai bisnisnya dan usaha budidaya ikan hias Bapak Yono semakin meningkat permintaan ikan hiasnya sehingga sekarang lahan yang digunakan untuk usaha budidaya ikan hias menjadi milik sendiri dan menambah luas lahan di samping miliknya seluas 300 m2. Sehingga lahan yang digunakan oleh Bapak Yono menjadi 500 m2.Untuk ikan hias yang dibudidayakan oleh Bapak Yono adalah ikan hias black ghost dan synodontis dan juga maanvis

Penyedia Sarana Produksi

Pada tiap usaha budidaya ikan hias air tawar membutuhkan beberapa komponen input yang perlu dibeli agar kegiatan produksi tersebut dapat berjalan, komponen sarana produksi yang dibutuhkan dalam usaha budidaya pembenihan ikan hias air tawar adalah ; indukan ikan hias air tawar, pakan, alat-alat untuk pengemasan atau pengepakan, bbm, dan obat ikan. Pakan yang dibutuhkan selama kegiatan produksi adalah Cacing sutera, Cacing beku, Artemia, Kutu Air, dan Jentik Nyamuk. Alat-alat yang termasuk kedalam kebutuhan untuk packing adalah plastik PE ukuran 60x40cm, karet gelang, oksigen dan saringan nasi yang digunakan ketika dilakukannya proses penghitungan benih ikan yang dipersiapkan

untuk dikirim. Obat ikan yang digunakan oleh pembudidaya ikan hias air tawar adalah Methylene blue, Akriplafin, dan garam ikan.

Teknik Pembenihan Ikan Hias Air Tawar

A.Ikan Hias Black ghost

1. Pemeliharaan Induk

1) Persiapan Wadah Pemeliharaan

Pemeliharaan induk dapat dilakukan pada bak berukuran 150 x 150 x 50 cm dan dilengkapi dengan aerasi serta diberi dua buah genteng sebagai tempat persembunyian bagi induk pada siang hari. Bak diisi air sampai ketinggian 35 cm. Selain bak, induk ikan black ghost juga dapat dipelihara di dalam akuarium berukuran 100 x 50 x 30 cm, dan diisi air dengan ketinggian 25 cm. Suhu air yang digunakan untuk budidaya ikan black ghost sekitar 22 – 27oC dengan keasaman pH air sebesar 6,5-7,5 serta keadaan air jernih dan tidak tercemar. Jenis air yang dipakai yaitu menggunakan air sumur, air dari sumur harus diendapkan terlebih dahulu pada tandon selama 24 jam agar air bersih dari kotoran-kotoran.

2) Penyediaan dan Seleksi Induk

Induk yang akan dipijahkan adalah yang berbadan sehat dan tidak cacat serta tidak terdapat organisme penyakit pada tubuhnya. lnduk black ghost dapat matang telur setelah berumur satu tahun dengan panjang sekitar 15 cm. Perbedaan antara ikan jantan dan betina yang sudah matang gonad dapat dibedakan terutama dari panjang dagunya (jarak antara ujung mulut dengan tutup insang). Pada ikan jantan dagunya relatif lebih panjang dibandingkan dengan ikan betina. Ikan jantan relatif lebih Iangsing dibandingkan ikan betina yang mempunyai bentuk perut yang gendut. Induk jantan dapat mencapai panjang 30 cm dan induk betina berkisar antara 15-23 cm. Induk ikan hias black ghost dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Induk black ghost

2. Pemberian Pakan

Pakan yang dapat diberikan untuk induk black ghost yaitu cacing darah (bloodworm) atau cuk merah (larva Chironomus), dan jentik nyamuk. Pakan cacing darah dapat dilihat pada Gambar 9

Gambar 9 Pakan cacing darah

Cacing darah diberikan setiap pagi hari setelah penyiponan kotoran, yaitu pada pukul 09.00 WIB, dan sore hari pukul 16.00 WIB. Cuk merah dan jentik nyamuk juga dapat diberikan pada sore hari. Pemberian pakan dilakukan dengan cara menyebarkan pakan langsung pada dasar bak pemeliharaan secara merata. Jumlah pakan yang dipelihara disesuaikan dengan jumlah induk yang dipelihara.

3. Pengelolaan Air

Pergantian air dilakukan sebanyak 20-30% setiap harinya, serta pemberian aerasi sebagai suplai oksigen.

4. Pencegahan dan Penanganan Penyakit

Penyakit yang umum ditemui dalam pemeliharaan black ghost ialah white spot yang disebabkan oleh protozoa Ichtyopthirius multfihiis. Untuk pencegahan, setiap seminggu sekali diberimethylen blue dengan dosis 0,2 ppm dan 50 gram garam. Sedangkan untuk pengobatan, diberi methylen blue dan garam dengan dosis dua kali lipat yaitu 0,4 ppm methylen blue dan 100 gram garam, serta ketinggian air diturunkan hingga setengah dan ketinggian bak/akuarium.

5. Pemijahan Induk

Wadah pemijahan induk black ghost yaitu berupa bak/akuarium yang sekaligus juga digunakan sebagai wadah pemeliharaan induk. Perlengkapan yang dibutuhkan ialah substrat atau tempat menempelnya telur yaitu akar pakis yang diapit oleh keramik, sehingga susunannya (dari bawah ke atas) satu keramik, tepat sejajar diatasnya diletakkan akar pakis dan satu keramik diatas pakis. Peletakkan substrat tersebut biasanya dilakukan pada sore hari. Pemijahan induk black ghost dilakukan dengan perbandingan 2 ekor betina dan 3 ekor jantan dimana dalam satu bak pemijahan terdapat 10 ekor induk. Proses pemijahan biasanya berlangsung pada malam hari ditandai dengan kejar-mengejar antara induk jantan dan betina, setelah itu lama-kelamaan mendekati substrat yang berupa akar pakis dan terjadi pemijahan.Pada pagi hari dilakukan pengecekan telur. Jika pada malam hari terjadi pemijahan, substrat akan dipenuhi dengan butiran-butiran telur black ghost yang menempel pada akar pakis. Telur-teIur yang tidak

menempel pada substrat disedot dengan selang berdiameter 0,5 cm, kemudian ditampung dalam baskom dan segera dipindahkan ke dalam akuarium penetasan.

6. Penetasan Telur

1) Persiapan Wadah

Wadah penetasan telur berupa akuarium berukuran 80 x 45 x 25 cm dengan tinggi air 20 cm, dilengkapi dengan aerasi. Air yang digunakan untuk penetasan sebaiknya air yang sudah diendapkan sehari semalam, setelah itu diberi methylen blue dengan dosis 0,3 ppm dan tetrasiklin 0,2 ppm.

2) Inkubasi dan Penetasan Telur

Telur-telur yang terbuahi akan terlihat berwarna kuning bening, sedangkan telur yang tidak terbuahi akan berwarna putih. Penebaran telur dilakukan dengan cara meletakkan akar pakis dan keramik pada akuarium penetasan dengan syarat akar pakis dan keramik terendam air seluruhnya. Telur ikan black ghost akan menetas setelah 3 - 4 hari. Telur yang tidak menetas dan berwarna putih dibuang dengan cara disedot dengan selang berdiameter 0,5 cm dan harus dilakukan dengan hati-hati agar larva black ghost yang telah menetas tidak ikut terbawa.

3) Pemanenan Telur

Telur-telur yang telah menetas dan menjadi larva tidak langsung dipindahkan ke akuarium lain tetapi dibiarkan terlebih dahulu selama satu minggu sampai larva black ghost agak berwarna hitam dan cukup kuat untuk dipindahkan. Sebelum larva dipindahkan, akar pakis dan keramik dikeluarkan dari akuarium penetasan, dan diusahakan tidak ada yang bersembunyi di dalam pakis. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan selang sipon agak besar kemudian larva disedot dan ditampung ke dalam baskom, setelah itu baru dipindahkan ke akuarium lain.

7. Pemeliharaan Larva

1) Persiapan Wadah

Pemeliharaan larva black ghost dilakukan di bak semen atau akuarium. Pemeliharaan di bak semen, dilakukan pada bak yang berukuran 150 x 150 x 40 cm, dengan ketinggian air 35 cm. Sedangkan untuk pemeliharaan di akuarium, dilakukan pada akuarium yang berukuran 100x 50 x 40 cm. Sebelum digunakan, bak/akuarium dibersihkan terlebih dulu dan dilengkapi dengan aerasi dan diberi pelindung berupa paralon atau roster bata. Air yang digunakan ialah air yang telah didiamkan sehari semalam.

2) Penebaran Larva

Larva yang ditebar ialah larva yang berumur 7 hari setelah menetas. Setiap bak ditebar 100 ekor larva, sedangkan untuk akuarium ditebar sebanyak 500 ekor. Kriteria larva yang telah siap untuk dipindahkan yaitu larva yang sudah benar-benar kuat dan berwarna agak hitam larva yang masih transparan tidak boleh dipindahkan. 3) Pemberian Pakan

Larva yang baru menetas belum diberi pakan karena masih mengandung kuning telur. Setelah kuning telur habis yaitu 3 - 4 hari,

maka pada hari ke-5 larva diberi pakan Artemia hingga berumur 15 hari yang diberikan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Untuk mendapatkan artemia dapat dengan cara menetaskan kiste artemia dari produk kalengan. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian kutu air sampai larva berumur 20 hari yang diberikan dua kali sehari pada pagi dan sore hari, agar ketersediaannya kontinyu maka dapat dengan budidaya kutu air pada wadah yang terpisah. kemudian mulai dikombinasikan dengan cacing sutera sampai umur satu bulan. Pada umur satu bulan tersebut, rata-rata larva sudah mencapai panjang 3/4 inci. Kemudian didederkan lagi sampai mencapai panjang 1 - 2 inci selama 1 - 2 bulan. Dalam tahap pendederan pakan yang diberikan adalah cacing sutera. Pakan cacing sutera dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Pakan cacing sutera 4) Pengelolaan Air

Penyiponan kotoran pada bak/akuarium pemeliharaan larva dilakukan setiap 3 hari sekali untuk membuang sisa-sisa pakan yang tidak termakan oleh larva. Bersamaan dengan penyiponan kotoran dilakukan juga penggantian air sebanyak 10-20%.

5) Pencegahan dan Penanganan Penyakit

Penyakit yang biasanya menyerang larva black ghost ialah white spot (bintik putih) dan bakteri. Pencegahan dan pengobatan larva yang terserang white spot sama dengan yang dilakukan untuk induk seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada pemeliharaan induk. Sedangkan untuk serangan bakteri dapat diobati dengan tetracycline 5 - 7 ppm.

8. Pemanenan dan Pengepakan

Pemanenan dilakukan setelah benih ikan memenuhi standar ukuran layak jual yaitu panjang 1 - 2 inci.Panen dilakukan dengan cara menyerok ikan dengan serok yang halus agar tidak merusak sisik ikan. Kemudian dimasukkan dalam baskom yang sudah berisi air untuk kemudian disortir atau dikelompokkan berdasarkan ukurannya. Wadah yang digunakan untuk pengepakan adalah plastik dengan volume 15 liter. Plastik dibuat rangkap dua agar tidak mudah pecah/bocor. Plastik tersebut diisi air yang telah didiamkan sehari semalam sebanyak 5 liter dan sisanya diisi oksigen murni, perbandingan antara air dan udara adalah 1:2. Dalam setiap wadah pengepakan dimasukkan sebanyak 250 ekor ikan yang berukuran 2 inci,

sedangkan untuk ikan yang berukuran 3 inci dimasukkan sebanyak 200 ekor.

B.Ikan Hias Manvis

1. Pemijahan Ikan Hias Manvis

1) Pemilihan Induk

Induk yang baik untuk dipijahkan adalah yang telah berumur lebih dari 6 bulan, dengan panjang induk jantan + 7,5 cm dan induk betina + 5 cm. Untuk penentuan pasangan secara cermat, yaitu dengan cara menyiapkan induk-induk yang telah matang telur dalam satu bak (2 x 2) meter persegi dengan ketinggian air + 30 cm. Umumnya ikan maanvis akan memilih pasangannya masing-masing. Hal ini dapat terlihat pada malam hari, ikan yang telah berpasangan akan memisahkan diri dari kelompoknya. Ikan yang telah berpasangan ini segera diangkat untuk dipijahkan. Induk ikan hias Manvis dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Induk maanvis black and white 2) Cara Pemijahan

Tempat pemijahan dapat berupa aquarium, bak atau paso dari tanah, diisi air yang telah diendapkan setinggi 30 – 60 cm. Air yang cocok untuk pemijahan maanvis adalah air yang memenuhi kriteria suhu air sekitar 25-27oC dengan keasaman pH air sebesar 6,8-7. Jenis air yang dipakai yaitu menggunakan air sumur, air dari sumur harus diendapkan terlebih dahulu pada tandon selama 24 jam agar air bersih dari kotoran- kotoran.

Siapkan substrat dapat berupa daun pisang, seng plastik, kaca, keramik atau genteng dengan lebar + 10 cm dan panjang + 20 cm. Substrat diletakkan secara miring atau terlentang. Sebelum terjadi pemijahan, induk jantan akan membersihkan substrat dengan mulutnya. Setelah terjadi pemijahan, telur akan menempel pada substrat.

2. Pemeliharaan Benih Ikan Manvis

Setelah induk memijah, penetasan telur dapat segera dilakukan. Penetasan telur ada beberapa cara substrat yang telah ditempeli telur diangkat, untuk dipindahkan kedalam aquarium penetasan. Pada waktu mengangkat substrat diusahakan agar telur senantiasa terendam air, untuk itu dapat digunakan baskom atau wadah lain yang dimasukkan ke tempat pemijahan. Cara kedua yaitu telur ditetaskan dalam tempat pemijahan. Setelah menetas (2 ~ 3 hari) benih yang masih menempel pada substrat dapat dipindahkan ke aquarium. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan benih yaitu aquarium tempat menetaskan telur maupun pemeliharaan benih sebelumnya

harus di persiapkan dahulu, yaitu dengan mengisi air yang telah diendapkan + 10 cm, kemudian bubuhkan methyline blue beberapa tetes, untuk mencegah kematian telur karena serangan jamur. Selanjutnya beri tambahan oksigen dengan menggunakan pompa udara. Telur dan benih yang masih menempel pada substrat tidak perlu diberi makan Setelah lepas dari substrat (3 ~ 4 hari) dapat diberikan makanan berupa rotifera atau kutu air yang disaring, selama 5 ~ 7 hari. Selanjutnya benih diberi kutu air tanpa di saring. Setelah seminggu diberi kutu air, benih muali dicoba diberi cacing rambut.

Dokumen terkait