GAMBARAN UMUM
B. Gambaran Umum Perpustakaan SMP N 161 Jakarta
Penyelenggara pendidikan yang baik pasti berupaya untuk menjadikan
pendidikan yang dikelolanya untuk dapat melaksanakan fungsinya sebagai tempat
belajar yang ideal. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan melengkapi
sekolah atau lembaga pendidikan mereka dengan fasilitas belajar mengajar
diantaranya adalah perpustakaan.
Demikian juga dengan SMPN 161 Jakarta yang merupakan salah satu
sekolah ungulan juga berupaya untuk dapat menyediakan fasilitas belajar
mengajar yang memadai bagi masyarakatnya. Peran perpustakaan dirasakan
begitu penting bagi masyarakat sekolah. Hal tersebut juga tidak lepas dari bentuk
tanggung jawab kepala sekolah selaku pemimpin yang mempunyai kewenangan
untuk menentukan langkah strategis dalam memajukan prestasi sekolah pada
khususnya dan pendidikan nasional pada umunnya.
Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan dan kebutuhan dalam
(PBM) Perpustakaan sekolah SMPN 161 Jakarta merupakan suatu integritas bagi
sekolah tersebut. Fungsi dari perpustakaan sekolah utamanya adalah untuk
menunjang kegiatan lembaga induknya. Dengan demikian perpustakaan SMPN
bernaung. Umunya perpustakaan memiliki fungsi sebagai sumber belajar, sumber
informasi, tempat rekreatif yang edukatif, tempat pelestarian kekayaan budaya
lebih jauh lagi perpustakaan adalah sebagai agen perubahan masyarakat.
Bagi perpustakaan sekolah SMPN 161 Jakarta keberadaannya dirasakan
penting bagi keberlangsungan proses belajar mengajar. Perpustakaan sekolah
SMPN 161 Jakarta merupakan bagian dari unit kerja tata usaha, mulai dari
karyawan (petugas perpustakaan) sampai dengan keuangan dalam pengadaan
sarana kesejahteraan peetugasnya. Berikut adalah struktur organisasi perpustakaan
: KEPALA SEKOLAH KETUA PETUGAS PETUGAS T E K N I S L A Y A N A N Pengadan Pengolahan Perawatan Sirkulasi Membaca Referensi
1. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai oleh perpustakaan tersebut kurang lebihnya merupakan tujuan yang ada dalam sebnuah perpustakaan. Perpustakaan sekolah SMP N 161 Jakarta memiliki sasaran antaralain:
1. Menambah minat membaca siswa
Dengan menumbuhkan minat membaca maka diharapkan siswa dapat tergerak untuk membaca karena minat membaca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca.41
Dengan demikian kecenderungan diharapkan akan berpengaruh lanngsung pada pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber informasi yang didalamnya terdapat beragam bahan bacaan.
2. Menambah kebiasaan membaca
Upaya menumbuhkan minat membaca merupakan langkah awal dalam serangkaian proses menuju pembisaan sehingga siswa memiliki kebiasaan membaca. Kebiasaan merupakan sesuatu yang kita lakukan pada saat kapanpun dan dimanapun. Dan dengan kebiasaan membaca juga akan mempengaruhi tumbuhnya mental yang baik serta mengembangkan berbagai macam potensi yang terdalam pada diri siswa. Dan disekolah perpustakaan merupakan tempat yang dapat menempa kebiasaan ini. Kebiasaan yang tumbuh ini bila dianggap sebagai sesuatu yang menyenangkan juga akan menuntun siswa menggali bahan belajar yang efektif.42
3. Memperkaya Pendidikan dan Pengajaran
4. Mengajar/ memanfaatkan bacaan sebagai sumber informasi
Perpustakaan sekolah memiliki tujuan sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar maka setiap masyarakat sekolah berhak memanfaatkannya. Tidak hanya siswa melainkan guru pub berhak memanfaatkannya. Perpustakaan memiliki sumber informasi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan mengajar bagi guru. 5. Mengembangkan kegemaran pribadi melalui bacaan
Selain menyediakan bahan bacaan atau informasi yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan dan pengajaran (formal), perpustakaan sekolah juga berkewajiban menyediakan bahan bacaan yang bervariasi. Mungkin alasan yang paling mendasar tentang mengapa tingkat membaca siswa rendah adalah dari kenyataan bahwa biasanya hanya tersedia sedikit buku di perpustakaan sekolah (umumnya buku teks pelajaran). Maka dari itu diperlukan beragam bahan bacaan lain yang dapat menarik siswa untuk membaca di perpustakaan. Bahan bacaan yang dapat membangun potensi dirinya
6. Mengajar melakukan penelitian sederhana
Kegiatan ini biasanya dapat dikaitkan dengan kegiatan belajar mengajar dikelas. Penelitian yang dimaksud bisa jadi dalam bentuk penelitian kepustakaan, sehingga siswa dituntut aktif menelusur dan mencari informasi yang terkandung didalam bahan bacaan yang ada di perpustakaan.
7. Memupuk daya kritik
Membaca tidak hanya kegiatan mengartikan serangkaia kata yang saling berkaitan melainkan juga kegiatan yang menuntut siswa untuk menangkap dan memahami tujuan yang ingin disampaikan oleh si penulis dalam bacaan tersebut. Dengan demikian siswa diarahkan untuk belajar berpikir kritis. Hal ini juga dapat dimanfaatkan oleh guru dalam mengajar siswa berpikir kritis (biasanya pada mata pelajaran Sastra).
8. Membentuk daya kreatif cara berfikir ke arah positif
Disinilah pentingnya keberadaan bahan pustaka yang sifatnya rekreatif edukatif. Biasanya bahan bacaan tersebut kaya akan imajinasi dan motivasi yang dapat merangsang daya kreatif dan memberikan semangat kepada siswa. Karena dengan membaca akan dapat memberikan kecenderungan positif bagi siswa untuk mengembangkan potensi diri dan berpikir positif.
9. Menumbuhkan inspirasi baru
10. Membentuk kepribadian dan mental yang tinggi
Pada point sebelumnya telah dikatakan bahwa dengan memiliki kebiasaan membaca siswa memiliki kecenderungan jiwa memiliki mental yang positif dan mampu mengembangkan potensi dirinya. Maka dari itu
41
Darmono. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana, 2001), h.182
42
Sudarnoto Abdul Hakim. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta:Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h.131
perpustakaan sekolah sebagai sarana yang potensial dalam membentuk potensi-potensi tersebut harus berupaya keras memfasilitasi kebutuhan bacaan siswa yang dapat membentuk kecenderungan tersebut.
Dengan demikian secara garis besar sasaran-sasaran yang ingin dicapai perpustakaan sejalan dengan fungsi dan tujuan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran lembaga yang menaunginya secara khusus dan cita-cita pendidikan nasional pada umumnya.
Agar pelayanan dan penggunaan perpustakaan berjalan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ingin dicapai maka sebuah perpustakaan harus memiliki tata tertib atau peraturan. Berikut ini adalah bentuk dari peraturan atau tata tertib yang terdapat dalam perpustakaan sekolah SMP N 161 Jakarta :
2.Tata Tertib Perpustakaan
2.1Waktu Berkunjung
Perpustakaan dibuka pukul 07.30 – 13.002.2 Kewajiban
1. Siswa yang masuk ke ruang perpustakaan harus rapi/ tertib
2. Siswa yang masuk ke ruang perpustakaan, tasnya supaya dititipkan pada tempat yang telah ditentukan 3. Anggota/ siswa yang akan meminjam buku agar menunjukkan kartu anggotanya kepada petugas perpustakaan 4. Setiap mengembalikan buku yang dipinjam anggota/ siswa diharuskan meminta paraf petugas perpustakaan
pada buku peminjam
5. Buku yang tidak dikembalikan pada waktunya akan dikenakan denda sebesar Rp.200,-/ hari dihitung tanggal pengembalian
6. Apabila hilang/ rusak diwajibkan mengganti sesuai dengan buku yang dipinjam
7. Peminjaman kolektif pada waaktu jam pelajaran, diharapkan mengembalikan setelah jam pelajaran selesai 8. Buku yang dibaca di ruang perpustakaan agar dikembalikan lagi pada tempatnya yang rapi.
9. Larangan
10. Dilarang membawa tas, makanan dan barang lain yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran ke ruang perpustakaan
11. Dilarang berbicara keras /bercanda /menggangu teman lain yang sedang membaca 12. Dilarang mengambil buku tanpa izin petugas perpustakaan
13. Dilarang mencorat-coret buku yang dibaca.
3. Fasilitas
Fasilitas yang dimiliki perpustakaan sekolah ini antaralain:
1. Meja study carel, yang dapat digunakan oleh siswa yang membutuhkan tempat nyaman untuk membaca atau pun mengerjakan tugas-tugas sekolah
2. Rak-rak koleksi yang terjajar rapi 3. Komputer
4. Ruang membaca yang juga dilengkapi karpet agar siswa-siswi dapat memilih tempat untuk membaca sesuai yang mereka inginkan.
4. Koleksi
Perpustakaan sekolah SMP N 161 Jakarta memiliki koleksi yang beragam. Terdiri dari koleksi buku teks pelajaran dan non buku pelajaran. Berdasarkan laporan keadaan buku paket SMP N 161 Jakarta tahun 2004 – 2005 diketahui bahwa:
Inventaris Paket
No. Bid.Studi Kelas Baik Rusak Hilang
1. Agama I II III 83 161 244 2 3* 12 2. PPKn I II III 9 55 250 1 0 15 3. Bahasa Indonesia I II III 65 126 251 3 2 3 4. Biologi I II III 160 243 313 1 3 5 5. Fisika I II III 163 245 294 1 1 3 6. Matematika I II III 104 188 282 0 5 0 7. Sejarah I II III 96 161 253 3 5 4 8. Geografi I II III 108 166 243 1 3 4 9. Ekonomi I II III 135 177 265 1 0 1
10. Bahasa Inggris I II III 74 141 179 2 2 3 Jumlah 5214 86
Dengan demikian dapat diketahui bahwa jumlah buku paket pelajaran yang ada ± 5214 eksemplar jumlah tersebut belum termasuk dengan koleksi yang telah hilang. Untuk koleksi non buku paket, berdasarkan data katalog non buku tahun 2004 – 2005 diketahui ada sekitar ± 722 judul buku. Koleksi tersebut merupakan jenis bacaan ringan (cerita pendek, non fiksi) dan buku pengetahuan umum lainnya.
5. Program Perpustakaan
Agar perpustakaan dapat melayani kebutuhan masyarakatnya dengan baik maka perpustakaan perlu untuk dikelola dengan baik. Untuk itu sebaiknya perpustakaan memiliki program-program yang dapat mendukung berlangsungnya kehidupan perpustakaan. Program-program tersebut harus mampu menggerakkan fungsi-fungsi yang ada. Pun begitu program-program tersebut juga harus mendukung pencapaian tujuan lembaga yang dinaunginya. Dan isu penting dalam dunia pendidikan dan perpustakaan adalah rendahnya minat membaca dikalangan pelajar mengapa dikatakan pelajar karena isu tersebut terjadi mulai dari pelajar yang duduk dibangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Idealnya perpustakaan sekolah tersebut juga melalui programnya dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan minat membaca dan menstabilkannya bahkan meningkatkannya dikalangan masyarakat yang dilayaninya.
Perpustakaan SMP N 161 Jakarta memiliki program kerja yang diberlakukan bagi keberlangsungan fungsi perpustakaan dan penunjang minat membaca khususnya. Berikut ini merupakan jenis-jenis kegiatan yang terangkum dalam program berkala atau rutin yaitu:
Pengolahan buku, dilakukan untuk mengorganisasikan buku-buku dan sekaligus mendata buku yang sesuai dengan kebutuhan siswa
Klasifikasi, dilakukan untuk mengorganisasikan buku-buku dengan mencantumkan notasi klasifikasi sebagai alat bantu temu balik informasi.
Penataan ruang, dilakukan agar perpustakaan senantiasa terlihat rapih, bersih dan nyaman.
Penambahan koleksi, dilakukan secara berkala sesuai dengan ketentuan yang telah ada (bisanya dilakukan 1 tahun sekali). Pengadaaan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
Pengadaan inventaris, dilakukan untuk melengkapi beberapa sarana perpustakaan sebagai pusat belajar,pusat informasi, pusat rekreasi edukasi.
Pelayanan peminjaman, perpustakaan sekolah SMP N 161 Jakarta memberikan pelayanan peminjaman kepada para penggunanya.
Promosi, untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan dikalangan masyarakat sekolah khususnya pawa siswa maka perpustakaan perlu mengadakaan promosi perpustakaan yang bisa dilakukan dengan memasukan kegiatan tersebut dalam intrakurikuler maupun ekstra kurikuler.
Survei, dilakukan untuk mengetahui buku-buku baru yang sudah terbit. Biasanya survei dilaksanakan oleh guru bekerjasama dengan pustakawan.
Pemeliharaan koleksi, dimaksudkan agar koleksi tetap aman digunakan dan terhindar dari kerusakan baik yang disebabkan oleh hama (serangga, rayap.dll.) maupun yang disebabkan oleh manusia dan bencana alam.
Laporan, perpustakaan memiliki kewajiban untuk memberikan laporan sebagai pertanggung jawaban terhadap kepala sekolah
Pelatihan, pustakwan sekolah diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan guna memperdalam wawasan dan keahlian.
Pertemuan MPPS, juga ditujukan untuk menambah wawasan pustakawan sekolah
Pembuatan grafik kunjungan dan peminjaman dilakukan untuk mengetahui perkembangan perpustakaan melalui indikator peminjaman koleksi dan kunjungan ke perpustakaan
Berdasarkan keterangan yang diperoleh oleh peneliti dengan melakukan wawancara kepada pihak yang terkait dengan perpustakaan bahwa pihak sekolah memberikan keleluasaan bagi pengelola perpustakaan untuk mengatur urusan rumah tangganya, selama program-program yang ada tidak menyimpang dari tujuan sekolah. Contohnya adalah pihak sekolah memberikan bantuan dan kewenangan bagi perpustakan yaitu:
1. Memberikan dana (biaya) bagi petugas perpustakaan untuk mengikuti seminar ataupun pelatihan
2. Memberikan kewenangan pihak sekolah untuk membeli buku-buku yang dibutuhkan (judul dan jenis buku), sarana dan penataan ruangan.
Dan sejauh ini perpustakaan sekolah SMPN 161 Jakarta belum memiliki program-program khusus berkaitan dengan upaya penumbuhan dan peningkatan minat membaca dikalangan siswa SMP N 161 Jakarta. Kondisi tersebut dapat terlihat dalam petikan wawancara yang diuraikan dalam hasil penelitian dan pembahasan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Progam Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Membaca
Perpustakaan SMPN 161 Jakarta adalah salah satu bagian dari kehidupan penyelenggaraan pendidikan yang ada dilingkungan sekolah SMPN 161 Jakarta. Keberadaan dan fungsinya cukup diketahui oleh masyarakat sekolah tersebut. Hanya saja, eksistensi perpustakaan sekolah tersebut tidak berjalan bersamaan dengan tingginya pemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat sekolah. Sehingga secara tidak langsung dapat menggambarkan kondisi masyarakat sekolah yang rendah keinginan (minat) membacanya. Hasil wawancara terhadap pustakawan sekolah tersebut diketahui bahwa pemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat setempat terbilang rendah. Karena hanya sekitar 35-40 orang siswa (kelas VII) yang mengunjungi perpustakaan dan meminjam buku pada waktu istirahat dan jika diperhatikan setiap harinya ada 100 orang siswa yang berkunjung dan melakukan pinjaman baik pada jam istirahat maupun diluar jam istirahat. setiap hari. Data tersebut diambil dari data pengunjung dan peminjaman koleksi. Pustakawan berasumsi bahwa, jika dari 1000 siswa (populasi) hanya 100 orang siswa yang mengunjungi perpustakaan setiap harinya maka dapat dikatakan minat membaca mereka redah.
Dengan kondisi minat membaca yang rendah dan tidak merata karena hanya siswa kelas VII yang sering mengunjungi dan meminjam buku perpustakaan, tidak menyurutkan pustakawan setempat dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat membaca siswa. Sedianya perpustakaan terus berupaya dan menciptakan program-program yang bisa menggali potensi tersebut. Berdasarkan wawancara, perpustakaan SMPN 161 Jakarta belum memiliki program-progrm khusus untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat membaca yang umumnya dilakkukan oleh perpustakaan sekolah seperti bedah buku, story telling, kelompok baca, hari baca dan lain-lain. Seperti kutipan wawancara berikut ini:”...Dengan kondisi minat membaca yang masih rendah, adakah upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan minat membaca siswa?”. Responden menjawab,” Kalau program khusus kita tidak punya. Hanya saya berinisiatif melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa menarik siswa untuk datang ke perpustakaan dan akhirnya tertarik untuk membaca. Seperti dengan mengunjungi beberapa pameran buku. ”
Perpustakaan SMPN 161 Jakarta memiliki program yang umumnya dijalankan rutin pada setiap perpustakaan yang berlangsung secara terus menerus namun ada juga yang dilaksanakan pada waktu tertentu tetapi masih belum terkait langsung dengan peningkatan minat membaca. Namun pustakawan setempat tidak menyangkal bahwa memang pada program yang secara rutin dilakukan ditujukan secara tidak langsung sebagai upaya peningkatan pemanfaatan dan penumbuhan dan pengembangan minat membaca. Program-program tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Merubah tata ruang secara berkala, selain menjadi program umum yang rutin dilakukan, ternyata kegiatan tersebut menurut pustakawan setempat merupakan salah satu unsur penting dalam upaya menumbuhkan dan meningkatkan minat membaca siswa. Dengan perubahan tata ruang tersebut akan tercipta kenyamanan. Dan dengan kenyamanan siswa akan lebih leluasa memanfaatkan perpustakaan. Kondisi tersebut akan mendorong siswa untuk membaca koleksi-koleksi yang ada di perpustakaan. Seperti kutipan wawancara yang dilakukan terhadap pustakawan: Sebelumnya telah dikatakan bahwa minat membaca siswa terbilang rendah, adakah upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan minat membaca siswa? Dan responden pun menjawab bahwa perpustakaan tidak memiliki program khusus berkaitan dengan hal tersebut. Yang berjalan selama ini hanyalah inisiatif saya (pustakawan) seperti melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa menarik siswa untuk datang ke perpustakaan dan akhirnya tertarik untuk membaca. Seperti dengan mengunjungi beberapa pameran buku dan merubah tata ruang. Mengapa merubah tata ruang cukup penting untuk dilakukan? Menurut responden dengan merubah tata ruang bisa menarik mereka untuk datang ke perpustakaan. Berawal dengan rasa nyaman hingga akhirnya mereka tergugah untuk membaca di perpustakaan.
2. Pengadaan koleksi, bertujuan untuk menambah koleksi yang variatif dan tidak hanya mengandalkan aspek jumlah dan kualitas saja, manun berusaha memberikan pilihan bacaan yang diminati siswa dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Pengadaan koleksi rutin dilakukan 1 kali dalam setahun. Menurut pustakwan setempat bahwa siswa akan tertarik dengan koleksi yang jika dilihat dari penampilan fisiknya saja sudah menarik. Seperti desain cover yang
menarik, tidak terlalu tebal. Dan koleksi yang ada bukan hanya berupa buku-buku teks pelajaran. Berikut kutipan wawancara dengan pustakwan:
Kondisi minat membaca siswa memang masih rendah, hal tersebut dapat terlihat dari data kunjungan dan peminjaman buku. Serta bauran siswa yang aktif berkunjunh dan meminjam buku tidak merata karena hanya siswa kelas VII yang aktif meminjam. Lalu jenis koleksi apa saja yang biasa dibaca dan dipinjam oleh siswa? Responden menjawab bahwa jenis koleksi yang dipinjam macam-macam, tetapi mereka (siswa) lebih sering membaca dan meminjam novel, dan buku-buku cerita. Dan mereka (siswa) lebih suka membaca buku-buku yang tidak terlalu tebal dan desainnya menarik. Karena buku yang tebal biasanya mereka malas membacanya apalagi jika dari covernya saja tidak menarik. Mereka menyukai buku-buku bergambar dan tidak terlalu tebal, seperti novel-novel dan buku cerita lainnya.
3. Melaksanakan program pustakawan junior, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan berbahasa pada umumnya, pengetahuan dan prestasi siswa dalam hal kepustakaan. Saat ini anggota pustakawan junior adalah 10 orang siswa yang teriri dari 9 orang siswa kelas IX dan 1 orang dari kelas VII. Program pustakawan junior memiliki program kerja sendiri agar lebh terarah. Berikut program kerja pustakawan junior:
a.Mengikuti lomba-lomba yang berkaitan dengan kepustakaan b. Mengikuti lomba-lomba yang berkaitan dengan kebahasaan
c.Melaksanakan pengenalan materi kepustakaan (melibatkan tutor dan pengelola juga pihak terkait) d. Menerima dan mendampingi tamu kunjungan perpustakaan
e.Membimbing dan membantu teman sejawat yang membutuhkan informasi tentang kepustakaan
Program-program tersebut diatas diharapkan dapat meningkatkan minat dan kebiasaan membaca yang berawal dari para pustakawan junior tersebut. Menurut asusmsi pustakwan bahwa melalui teman sebaya upaya peningkatan minat membaca dapat berjalan efektif. Karena dalam salah satu program pembentukkan pustakawan junior adalah membimbing dan membantu teman sejawat yang membutuhkan informasi tentang kepustakaan. Sehingga mau tidak mau pustakawan junior harus memiliki wawasan yang luas dan hal tersebut dapat mereka lakukan dengan giat membaca. Karena bagaimana mungkin teman-teman mereka akan gemar membaca jika pustakwan junior yang notabenenya juga teman sebaya mereka tidak memiliki kebiasaan membaca.
Selain dari itu pustakawan junior juga diberikan bimbingan jurnalistik guna melatih siswa untuk menjadi jurnalis. Hasil dari liputan tersebut akan dipublikasikan di mading perpustakaan. Seperti pada saat menghadiri acara Japan Expo, mereka tidak hanya hadir di acara tersebut namun juga harus meliput kegiatan yang mereka lakukan dalam acara tersebut untuk dipublikasikan kelak.
Program pustakawan junior membutuhkan alokasi dana sendiri sebagai penunjang pelaksanaan kegiatannya. Program tersebut memperoleh dana yang anggarannya diperoleh dari keuangan sekolah (BOS atau BOP), donatur dan pihak terkait yang perduli dengan kepustakaan. Untuk rincian dana tidak langsung ditentukan jumlahnya. Anggaran akan langsung dihitung bila ada kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi.
4. Menghadiri acara pameran buku
Para pustakawan junior bersama-sama dengan pembina dan pustakawan menghadiri acara pameran buku, seperti pameran buku yang digelar di Istora Senayn Jakarta yang berlangsung pada bulan Juni 2009, menghadiri Japan Expo pada tahun 2009 dan para pustakwan junior juga meliput acara tersebut sebagai pembelajaran tim jurnalis.
Berdasarkan hasil wawancara dan analisis peneliti bahwa pustkawan junior memiliki fungsi strategis untuk mendorong pertumbuhan minat membaca sehingga tercipta kebiasaan membaca para siswa sekolah tersebut. Pada uraian diatas telah disebutkan bahwa tujuan pembentukkan pustkawan junior adalah untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan berbahasa pada umumnya, pengetahuan dan prestasi siswa dalam hal kepustakaan. Mengapa disebutkan juga untuk meningkatkan kemampuan berbahasa? Ditinjau lebih jauh memang ketermpilan berbahasa memiliki keterkaitan dengan dunia kepustakaan. Keterampilan berbahasa sendiri meliputi berbagai aspek yaitu: menulis, membaca dan berbicara. Untuk melatih dan meningkatkan prestasi dan ketrampilan berbahasa diperlukan sarana yang dapat menunjang keterampilan tersebut yaitu bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan. Dan agar bahan pustaka yang ada diperpustakaan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa maka idealnya pun mereka memiliki keterampilan berbahasa yang baik.
Dan untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut maka perpustakaan penting untuk melakukan pembenahan seperti yang sudah dilakukan yaitu dengan merubah tata ruang. Begitu pula pengadaan koleksi yang rutin dilakukan oleh perpustakaan setiap satu tahun sekali juga ditujukkan untuk menarik siswa lebih aktif membaca dan meminjam buku.
B. Faktor Pendukung Minat Membaca Siswa
Selain ada faktor-faktor yang melatar belakangi rendahnya minat membaca juga terdapat beberapa faktor yang mendukung minat membaca siswa SMPN 161 Jakarta. Menurut pustakawan setempat faktor pendukung tersebut adalah:
1. Malas jajan, sehingga mereka menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan untuk membaca
2. Memenuhi tugas yang diberikan oleh guru sehingga mereka mengunjungi perpustakaan untuk mencari informasi yang diperlukan dalam penyelesaian tugas
3. Daya tarik pustakawan, untuk sebagian siswa berkomunikasi dengan pustakawan adalah hal yang menyenangkan. Baik untuk mencari rujukan buku-buku baru dan buku-buku yang mereka sukai. Bahkan ada yang curhat ke pustakawan.
4. Terakhir adalah karena kenyamanan perpustakaan
Mengingat kondisi redahnya minat membaca siswa SMP N 161 Jakarta ada beberapa upaya yang dilakukan oleh pihak perpustakaan termasuk merubah tata ruang yang ditujukkan untuk menarik siswa berkunjung ke perpustakaan. Menurut responden bahwa kenyamanan akan mendorong siswa untuk berkunjung ke perpustakaan hingga pada akhirnya mereka akan memutuskan untuk membaca. ”Bagi siswa yang malas ke kantin untuk jajan, mereka lebih senang menghabiskan waktu istirahat dengan membaca di perpustakaan, Sekalian mencari tugas, suka curhat dengan saya dan merasa nyaman di perpustakaan.”
C. Faktor Penghambat Minat Membaca Siswa
Diketahui bahwa minat membaca siswa SMPN 161 Jakarta relatif rendah Karena hanya siswa kelas VII yang memiliki minat membaca yang tinggi yang telah terbina sejak kecil (dari rumah). Ada beberapa faktor yang melatar