BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
D. Potensi Perpustakaan dan Minat Membaca Siswa
Telah diketahui bahwa perpustakaan sekolah memiliki beberapa fungsi didalamnya, diantaranya berfungsi sebagai pusat sumber belajar, pusat sumber informasi, pusat pendidikan dan hiburan dan pelestarian khazanah budaya bangsa. Fungsi yang sejalan dengan tujuan pendidikan, yaitu mencerdaskan anak didik. Dan memalui koleksi yang dimiliki sebagai aset yang potensial idelanya perpustakaan dapat mendukung keberlangsungan proses belajar mengajar maupun peningkatan potensi diri masyarakat sekolah.
Namun tidak semua masyarakat sekolah khususnya siswa memiliki potensi minat membaca yang baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan pustakawan bahwa pada kenyataannya siswa SMP N 161 Jakarta minat membacanya masih relatif rendah.
Mendapati kondisi minat membaca siswa yang masih rendah bukan berarti perpustakaan tidak dapat melakukan upaya untuk merubah kondisi tersebut. Buktinya pustakawan sekolah setempat masih berupaya merubah kondisi tersebut walaupun selangkah demi selangkah. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan peneliti bahwa perpustakaan juga memuliki potensi untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat membaca siswa. Potensi-potensi tersebut diantaranya:
1. Pustakwan yang aktif dan responsif dalam berupaya menghidupkan fungsi-fungsi perpustakaan. 2. Jalinan komunikasi yang hangat antara pustakawan dengan para penggunanya
3. Keberadaan pustakawan junior yang dapat diandalkan dalam menjalankan program penumbuhan dan peningkatan minat membaca
4. Fasilitas dan koleksi yang dimiliki perpustakaan seperti: koleksi referensi dan buku-buku yang variatif dan menarik, komuputer dan ruangan yang nyaman dan sebagainya.
Perpustakaan sekolah akan lebih beruntung jika pemegang pimpinan tertinggi pada lembaga yang menaunginya memiliki perhatian yang tinggi kepada perkembangan perpustakaan, dan mengupayakan pemenuhan kebutuhan perpustakaan demi kemajuan pendidikan. Namun tidak demikian dengan perpustakaan SMP N 161 Jakarta, selama ini dengan asumsi terbatasnya anggaran yang dimiliki oleh sekolah, pustakawan agak kesulitan dalam merealisasikan program-program yang memang sangat bermanfaat untuk kemajuan perpustakaan dan kondisi minat membaca siswa pada khususnya. Seperti kutipan wawancara berikut ini:
Menurut responden bahwa sebelumnya pihak perpustakaan sempat mengajukan usulan beberapa program seperti storry telling, bedah buku, akan tetapi tidak mendapat tanggapan positif. Menurut kepala sekolah, dengan keterbatasan dana tidak memungkinkan pihak sekolah untuk mendatangkan nara sumber untuk story telling. Begitu pula dengan usulan untuk melibatkan guru dan siswa dalam kegiatan story telling namun tidak ada respon dari pihak guru.
Upaya mentingkatkan dan mengembangkan minat baca bukan hanya tanggung jawab pustakawan sebagai pengelola perpustakaan saja melainkan menjadi tanggung jawab bersama seluruh penyelenggara pendidikan. Karena minat membaca akan dapat menjadi potensi sangat menguntungkan bagi siswa sendiri juga bagi kemajuan pendidikan pada umumnya.
Guru juga memiliki peranan penting untuk menumbuhkan kebiasaan membaca siswa, karena hampir separuh waktu anak dihabiskan di sekolah/ madrasah.43
Di lingkungan SMPN 161 Jakarta sendiri para guru turut andil dalam biasaan membaca atau gemar mengunjungi perpustakaan. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh para guru sehingga di sekolah tersebut ada satu mata pelajaran survei. Dan tugas mata pelajaran tersebut adalah mengharuskan siswa mengunjungi tempat-tempat yang telah ditentukan oleh guru mereka juga termasuk mengunjungi perpustakaan. Kegiatan kunjungan secara rombongan kelas dan didampingi guru biasanya untuk mengadakan survei ke perpustakaan. Jadi siswa terkadang mensurvei ke tempat-tempat yang telah ditentukan oleh guru mereka, seperti ke ruang guru, perpustakaan, laboratorium dan lain-lainnya.
Selain untuk memenuhi kebutuhan akan tugas dan kesenangan pribadi atau hobi terkadang ada juga siswa yang datang hanya sekedar untuk menanyakan buku-buku baru yang ada diperpustakaan. Pustakawan tentunya memiliki keinginan bahwa perpustakaan yang dikelolanya dapat menjadi sumber belajar bagi para siswa yang akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan akademik siswa. Oleh karena itu, pustakawan bukan saja berupaya agar memiliki fasilitas yang baik dengan keberadaan gedung atau ruangan yang memadai serta koleksi yang dapat memenuhi kebutuhan siswa, namun harus diikuti dengan penyelenggaraan berbagai macam program yang dapat meningkatkan minat baca atau keterampilannya dalam pencarian informasi dan kerjasama khususnya antara perpustakaan dan lingkungan sekolah. 44
Menurut pustakawan sekolah setempat bahwa minat membaca siswa kelas VII lebih baik dari ada kelas VIII dan IX. Kondisi tersebut terlihat dari frekuensi peminjaman buku oleh para siswa. Ada beberapa alasan menanggapi mengapa minat membaca siswa kelas VII lebih baik dari pada kelas VII dan XI, yaitu:
1. Proses penyaringan siswa baru 2. Latar belakang ekonomi
Mengapa proses penyaringan siswa baru begitu berpengaruh dalam menciptakan kondisi masyarakat lingkungan sekolah yang sadar membaca dan mengerti akan fungsi perpustakaan? SMPN 161 Jakarta merupakan salah satu sekolah menengah atas pertama unggulan di DKI Jakarta khususnya di daerah Jakarta Selatan, sehingga sangat memperhatikan keunggulan bibit-bibit baru yang akan menjadi penerus keberhasilan SMPN 161 Jakarta untuk terus berprestasi. Maka dari itu pihak penyelenggara sekolah melakukan beberapa tes bagi calon siswa baru dan menerapkan syarat akademis yang cukup tinggi bagi mereka calon siswa baru.
Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh pustakawan setempat bahwa mayoritas siswa baru pada saat itu berasal dari keluarga menengah atas. Dan kita tahu bahwa dengan latar belakang tersebut sekaligus menunjukkan latar belakang ekonomi keluarga mereka. Dengan kemampuan ekonomi keluarga, memungkinkan bagi anak-anak dari kalangan tersebut untuk dapat menikmati informasi (buku) jauh lebih besar ketimbang mereka yang berasal dari
43
Sudarnoto Abdul Hakim. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2006), h.128
44
kalangan menengah ke bawah. Bagi mereka kalangan ekonomi menengah kebawah, kebutuhan untuk memenuhi bahan bacaan anak-anak mereka adalah sebuah pilihan yang sulit karena harus mengalahkan kebutuhan pokok dan itu adalah hal yang tidak mungkin untuk dikalahkan. Dengan kata lain daya beli masyarakat menengah ke bawah akan bahan bacaan sangat rendah
Jika tadi diuraikan potensi yang dimiliki perpustakaan untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat membaca, menurut analisis peneliti bahwa ada beberapa potensi di luar perpustakaan yang juga bisa dimanfaatkan untuk mendukunng keberhasilan program penumbuhan dan peningkatan minat membaca seperti: harumnya nama SMPN 161 Jakarta sebagai sekolah unggulan yang syrat dengan prestasi para siswanya, juga dengan adanya seleksi penerimaan siswa baru yang harus melewati beberapa test. Dengan adanya potensi tersebut pihak sekolah bekerjasama dengan perpustakaan dapat lebih aktif untuk meningkatkan kemampuan siswanya salahsatunya menumbuhkan dan mengembangkan minat membaca.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Perpustakaan sekolah SMP N 161 Jakarta dan
perpustakaan-perpustakaan sekolah yang lainnya merupakan
elemen yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar
yang terjadi didalam intern sekolah tersebut maupun proses
pembelajaran secara eksteren (pembelajaran mandiri)
masyarakat yang ada di lingkungan tersebut. Dengan koleksi
sebagai aset utama perpustakaan memiliki peran dalam transfer
ilmu pengetahuan dan informasi serta lebih jauh adalah sebagai
agen perubahan masyarakat. Melalui koleksi masyarakat akan
membaca dan terbiasa membaca.
Dengan demikian proses transfer pengetahuan dapat
berjalan dengan baik. Namun tidak serta merta mereka
(masyarakat yang dilayani) akan secara langsung membaca
koleksi yang tersedia. Karena ada banyak faktor yang
mempengaruhi mereka untuk membaca. Maka dari itu muncul
isu bahwa masyarakat terpelajar Indonesia minat bacanya masih
rendah. Dimulai sejak dini hingga perguruan tinggi.
Berdasarkan apa yang ditemui dilapangan diketahui bahwa
masyarakat yang dilayani perpustakaan sekolah SMP N 161
Jakarta cukup mengetahui keberadaan perpustakaan. Dan
mereka sadar akan tujuan dari keberadaan perpustakaan
ditengah-tengah mereka. Kegiatan membaca di perpustakaan
bagi hampir seluruh responden yang berarti juga berlaku bagi
populasi siswa sebagai anggota masyarakat sekolah terbilang
cukup. Hal tersebut rupanya juga berlaku bagi mereka di rumah,
karena kegiatan membaca juga mereka lakukan di rumah. Secara
tidak langsung dapat dikatakan bahwa minat membaca mereka
terbilang cukup. Menurut mereka peranan perpustakaan cukup
penting bagi peningkatan minat membaca mereka. Meskipun
program yang ada di perpustakaan yang mereka anggap adalah
membaca siswa namun cukup memberikan kontribusi positif.
Program yang dimaksud adalah kegiatan belajaar dan bimbingan
membaca yang dilakukan aatas kerjassama guru dan pihak
perpustakaan.
B. Saran
SMP N 161 Jakarta Selatan merupakan salah satu sekolah unggulan DKI
yang memiliki siswa-siswi berprestasi dengan demikian akan lebih mudah untuk
mengajak mereka turut aktif berperan dalam kegiatan-kegiatan. Perpustakaan
sekolah SMP tersebut meskipun telah memiliki program-program sendiri namun
menurut hemat penulis belum begitu mengena akan peningkatan intensitas
membaca. Maka dari itu penulis meemberikan saran sebagai berikut:
1. Pihak perpustakaan bekerjasama dengan pihak sekolah merencanakan dan
mewujudkan program khusus yang dapat meningkatkan minat membaca siswa
jadi bukan hanya program yang bersifat formatif.
2. Mengadakan kegiatan yang bernuansa sastra, apakah dengan menggiatkan
kegiatan penulisan cerita pendek, essai dsb. Begitu juga dengan lomba
bertutur atau menceritakan kembali. Karena melalui pendekatan sastra
memungkinkan mereka untuk membaca berbagai jenis bacaan dengan topik
beragam.
3. Untuk menghilangkan kesan yang tidak menyenangkan akan sebuah
perustakaan maka perpustakaan bekerjasama dengan pihak sekolah dapat
melakukan kegiatan yang bersifat rekreatif yang edukatif seperti libraray tour,
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 1997
Ate, Yohanes. Berita Perpustakaan Sekolah, vol 1-2 No. 114 ,Jakarta : 1976, hal 52
Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah.—Cet.3.—Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2001
Basuki, Sulistyo. Pengantar Ilmu Perpustakaan.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991
---. Periodeisasi Perpustakaan Indonesia. Bandung: PT.Remadja Rosdakarya, 1994
---. “.On Behalf the Rational Library of Indonesia”. Artikel ini ditelusur pada tanggal 24 Agustus 2007 pkl.15.30 wib melalui situs http://www.ifla.org/vii/STI/pubs/manifesto-id.htm. dialih bahasakan oleh Prof. Sulistyo Basuki dan Lucy Damayanti Darmono. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta:
PT.Grasindo, 2001
Emeryl, Donald. “ Need to Read”, School Libraries, no.1, 1982, hal.25-30 Hermawan, Iwan. “ Potret Perpustakaan Dewasa Ini”. Berita Pikiran Rakyat On-
Line, Jakarta 11 Juni 2003
Leonhardt, Mary. 99 Cara Menjadikan Anak Anda Keranjingan Membaca. Bandung: Kaifah, 1997
Martoatmodjo, Karmidi. “ Perpustakaan dalam Mendukung Tugas Belajar dan Mengajar”, Majalah Berita Perpustakaan, no.39-44, 1981-1982, h.21
Mudjito. Modul 1-6 Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka, 2001 Nasution, AS. Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan
Depdikbud, 1984
Nazir, Moh. Metodologi Penelitian.—Cet.3.—Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988 Nur, Aenudin. “ Peran dan Fungsi Perpustakaan Sekolah”, Media Pustaka, Vol.2
no.4 200, h.33
Nurhadi, Mulyadi Ahmad. “ Pembinaan Minat Membaca dan Promosi
Perpustakaan”. Berita Perpustakaan Sekolah vo.1, 1978, h.19-24 Saiful Haq, Rizal. Improving Svchool Library Role in Developing Countries
(karya tidak diterbitkan). Sheffield, UK: The University of Sheffield, 1994
Salim, Peter dan Salim Yani. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English, 1991
Sinaga, Dian. “Peran Gambar dan Ilustrasi Dalam Membina Minat Membaca”, Majalah IPI, vol.6 no.12, 1987, h.119-121
Soeatminah. Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakwan. Jakarta: Kanisius, 1992
Tarigan, Henry. Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa, 1985
---. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, ttn.
Wahyudiati. “ Optimalisasi Perpustakaan Sekolah Untuk Menumbuhkan Minat Baca”. Artikel ini ditelusur tanggal 28 Juli 2009 melalui situs http://pustaka.uns.ac.id/?opt=1001&menu=news&option=detail&ni d=132
Wijayanti. “Peran Perpustakaan Sekolah Sebagai Pendukung Proses Belajar Mengajar”. Artikel ini diakses tanggal 31 Juli 2009 melalui situs http://media .diknas.go.id/media/document/4759
Wijono. “Bimbingan Membaca”. Berita Perpustakaan Sekolah no.40, 1981, hal.38-44
Zen, Zulfikar. “ Peran Pustakawan Bagi Civitas Akademika dan Penelitian Khususnya dalam Menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi”,