• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Gambaran umum Perumahan dan pemukiman

Perumahan dan pemukiman merupakan kebutuhan dasar manusia dan

mempunyai peraan strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa,

dan perlu dibina dan dikembangkan demi kelangsungan dan peningkatan kehidupan

dan penghidupan masyarakat. Perumahan dan pemukiman tidak dapat dilihat sebagai

sarana kebutuhan kehidupan semata-mata, akan tetapi lebih dari itu merupakan

proses bermukim manusia dalam menciptakan ruang kehidupan untuk

memasyarakatkan dan menampakan jati diri.

Untuk menjamin kepastian hukum dan ketertiban umum dalam pembangunan

dan kepemilikan maka setiap pembangunan harus dilakukan di atas tanah yang

perundang-undangan yang berlaku, serta sistem penyediaan tanah untuk perumahan dan

pemukiman harus ditangani secara nasional, karena tanah merupakan sumber daya

alam yang tidak dapat bertambah. Maka harus digunakan dan dimanfaatkan

sebesar-besarnya bagi kesejahteraa rakyat, agar penggunaan dan pemanfaatannya dapat

dirasakan oleh masyarakat secara adil dan merata tanpa menimbulkan kesenjangan

ekonomi dan sosial dalam proses bermukimnya masyarakat.

Permasalahan pemukiman dan perumahan (papan) yang menjadi salah satu

parameter (tolak ukur) tingkat kesejahteraan dan kemakmuran suatu masyarakat,

yang memenuhi standar kesehatan (cukup sirkulasi udara, cahaya, dan terjaga

sanitasinya) dan bangunan yang secara teknis memenuhi persyaratan teknis

perumahan yang layak, masih sangat memprihatinkan. Masih banyak kita jumpai

pemandangan pemukiman kumug dibantaran kali di tanah – tanah tak bertuan dan atau tanah – tanah negara yang belum difungsikan. Selain persediaan lahan yang terbatas, hal ini disebabkan juga oleh tidak adanya pemerataan pembangunan di

daerah-daerah, menyebabkan kaum urba berdatangan ke kota-kota besar berusaha

mencari kerja untuk memperbaiki nasib hidupnya.

Oleh karenanya, pembangunan perumahan da pemukiman harus diarahkan

untuk meningkatkan kualitas hunian, lingkungan kehidupan, pertumbuhan wilayah

dengan memperhatikan keseimbangan antara pemngebangan daerah pedesaan dan

daerah perkotaan, memperluas lapangan kerja serta menggerakan kegiatan ekonomi

dalam rangka mewujudkan peningkatan dan pemerataan kesejahteraan seluruh rakyat

Indonesia.

Dalam pembangunan perumahan da pemukiman, perlu ditingkatkan kerja

Negara (BUMN/BUMD), usaha swasta, dan masyarakat dengan mengindahkan

persyaratan minimum bagi perumahan dan pemukman yang layak, sehat, aman, da

serasi dengan lingkungan, serta terjangkau oleh daya beli masyarakat luas, dengan

memberikan perhatian khusus kepada masyarakat yang berpenghasilan menengah

dan rendah (Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahu 1993). Pengadaan rumah

sederhana serta peremajaan pemukiman kumuh di daerah perkotaan dan terutama

berpendudukan padat, haruslah dilakukan sesuai dengan peningkatan daya guna dan

hasil guna lahan bagi pembangunan perumahan dan untuk lebih meningkatkan

kualitas lingkungan pemukiman.

Perumahan nasional merupakan suatu pemukiman yang perencanaanya

diangun oleh negara dimana dengan adanya pemukiman tersebut dapat berguna

membantu masyarakat mendapatkan fasilitas rumah tempat tinggal yang layak

dengan harga yang dapat dijangkau serta memiliki sistem pembayaran yang dapat

diangsur.

2.5.1 Konsep Perumahan dan Permukiman

Dalam UU no.4 tahun 1992 tentang Perumahan dan permukiman, perumahan

dan permukiman dibedakan sebagai berikut : permukiman adalah bagian dari

lingkungan hidup diluar kawasan lindung, dapat merupakan kawasan perkotaan dan

pedesaan, berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang

mendukung perikehidupan dan penghidupan. Sedangkan perumahan adalah

kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hnian plus

prasarana dan sarana lingkungan.

Permukiman adalah perumahan dengan segala isi dan kegiatan yang ada

paduan antara wadah dengan isinya yaitu manusia yang hidup bermasyarakat dan

berbudaya didalamnya. Bagian permukiman yang disebut sebagai wadah tersebut,

merupakan paduan tiga unsur yaitu : alam (tanah, air, udara) lindungan (shells) dan jaringan (networks), sedang isinya adalah manusia dan masyarakat. Alam merupakan unsur dasar dan di dalam itulah diciptakan lindungan (rumah dan gedung lainnya)

sebagai tempat tinal, serta menjalankan fungsi lain. Sedangkan jaringan, seperti

misalnya jalan dan jaringan utilitas merupakan unsur yang memfasilitasi hubungan

antar sesama, maupun antar unsur yang satu dengan yang lain. Secara lebih

sederhana dapat dikatakan bahwa permukiman adalah paduan antar unsur.

Adapun prasaran dalam ligkungan perumahan berdasarkan keputusan menteri

PU no. 20/KTPS/1986 tentang pedoman Teknik Pembangunan Perumahan

Sederhana tidak bersusun disebutkan :

1. Jalan

Jalan adalah jalur yang direncanakan atau digunakan untuk lalu lintas

kendaraan dan orang. Prasarana lingkungan yang berupa jalan lokal, sekunder

yaitu jalan setapak dan jalan kendaraan memiliki standar lebar bada jalan

minimal 1,5 meter dan 3,5 meter.

2. Air limbah

Air limbah adalah semua jenis buangan air yang mengandung kotoran dari

rumah tangga. Prasarana untuk air limbah pemukiman :

 Septik tank dan bidang resapan . Apabila kemungkinan membuat septik tank tak ada, maka lingkungan perumahan harus dilengkapi

dengan sistem pembuangan air limbah lingkungan atau harus dapat

3. Air hujan

Setiap lingkungan harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air hujan

yang mempunyai kapasitas tampung yang cukup sehngga lingkungan

perumahan bebas dari genangan air.

4. Air bersih

Adalah air yang memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah tangga setiap

lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan prasarana air bersih yang

memenuhi persyaratan.

 Lingkungan perumahan harus mendapat air bersih yang cukup dari jaringan dan kota

 Penyediaan air bersih kota atau penyediaan air bersih lingkungan harus dapat melayani kebutuhan perumahan

 Harus tersedia sistem plambing di rumah dan meteran air untuk sambungan rumah

 Untuk sambungan halaman tidak harus tersedia plambing dirumah, hanya sampai halaman saja. Namun harus tersedia meteran air.

5. Supply listrik

 Untuk perumahan : satu unit kediaman minimum disediakan jatah 450 AV

 Untuk penerangan jalan umum

6. Jaringan telepon pembangunan perumahan sedhana sebaiknya dilengkapi

2.5.2 Karakteristik Perumahan

Menurut Mahfud Sidik (2000), karakteristik perumahan yang bersifat unik

terutama menyangkut hal-hal sebagai berikut :

1. Lokasinya yang tetap dan hampir tidak mungkin dipindah

2. Pemnfaatannya dalam jangka panjang

3. Bersifat heterogen secara multidimensional, terutama dalam lokasi, sumber

daya alam dan preferensinya.

4. Secara fisik dapat dimodifikasi.

John Turner dalam Sabari (1999) mengemukakan beberapa dimensi yang

bergerak paralel dengan mobilitas tempat tinggal, ada 4 dimensi yang perlu

diperhatikan dalam mencoba memahami dinamika perubahan tempat tinggal pada

suatu kota.

a. Dimensi Lokasi

Dimensi ini mengacu pada tempat-tempat yang dianggap paling cocok untuk

bertempat tinggal dalam kondisi dirinya (lebih ditekankan pada penghasilan

dan siklus kehidupannya), lokasi dalam konteks ini berkaitan erat dengan

jarak terhadap tempat kerja (accessibility to employment).

b. Dimensi Perumahan

Dimensi ini berkaitan dengan aspirasi perorangan atau sekelompok orang

terhadap macam dan type rumah yang diinginkan sesuai dengan penghasilan

c. Dimensi Siklus Kehidupan

Dimensi ini membahas tentang tahap-tahap seseorang mulai menapak dalam

kehidupan mandirinya, dimana semua kebutuhan hidupnya ditopang oleh

penghasilannya sendiri.

d. Dimensi Penghasilan

Dimensi ini berkaitan dengan besar kecilnya penghasilan seseorang yang

dikaikan dengan lamanya menetap di suatu kota.

Teori diatas didasarkan pada asas keseimbangan, dimana mengandung

pengertian bahwa mereka yang lebih kuat ekonominya akan memperoleh sesuatu

yang lebih baik dalam hal lokasi perumahan. Kondisi ini merupakan gabungan dari 3

prioritas dalam lingkungan perumahan yaitu;

a. Masalah penguasaan tempat tinggal, dengan melihat kemampuan

ekonomi seseorang akan mampu memutuskan yang terbaik buat dirinya

apakah menyewa atau memiliki perumahan.

b. Masalah lokasi, disini seseorang harus menentukan lokasi tempat tinggal

yang dianggap paling sesuai. Apakah dekat dengan pusat kota, dekat

dengan tempat kerja atau di daerah pinggiran kota.

2.5.3 Aspek Perencanaan Perumahan

Aspek aspek yang mendasari perencanaan perumahan antara lain adalah :

 Lingkungan

Hal utama yang hatus dipertimbangkan dalam perencanaan perumahan adalah

manajemen lingkungan yang baik dan terarah, karena lingkungan suatu

perumahan merupakan faktor yang sangat menentukan dan keberadaannya

tidak boleh diabaikan. Hal tersebut dapat terjadi karena baik-buruknya

 Daya Beli (affordability)

Perencanaan bangunan diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan

pembangunan yang telah dicanangkan sesuai dengan programnya. Di dalam

perencanaan perumahan selalu dipikirkan kesesuaian antara ukuran

bangunan, kebutuhan ruang, konstruksi bangunan, maupu bahan bangunan

yang digunakan dengan jangkauan pelayanannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli masyarakat antara lain :

 Pendapatan per kapita sebagian besar masyarakat yang masih relatife rendah (di bawah standar).

 Tingkat pendidikan sebagian besar masyarakat, terutama di daerah pedesaan, masih relatif rendah.

 Pembangunan yang belum merata pada berbagai daerah sehingga memicu timbulnya kesenjangan sosial dan ekonomi, dimana hal ini

berdampak terhadap persaingan antara golongan yang berpenghasilan

tinggi dengan masyarakat berpenghasilan rendah, seoal-olah fasilitas

dan kemajuan pembangunan (termasuk perumahan) hanya dapat

dinikmati oleh kaum yang berpenghasilan tinggi saja.

 Situasi politik dan keamanan yang cenderung tidak stabil sehingga mempengaruhi minat dan daya beli masyarakat untuk berinvestasi dan

mengembangkan modal.

 Inflasi yang tinggi yang menyebabkan naiknya harga bahan bangunan, yang berdampak dengan melambungnya harga rumah, baik untuk

 Kelembagaan

Keberhasilan pembangunan perumahan dalam suatu wilayah, baik di

perkotaan maupun di pedesaan, tidak terlepas dari peran pemerintah sebagai

pihak yang berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing, serta

menciptakan suasana yang kondusif bagi terciptanya keberhasilan itu.

2.5.4 Persyaratan Suatu Perumahan dan Pemukiman

A. Persyaratan dasar perumahan

Kawasan perumahan harus memenuhi persyaratan-persyaratan beriut :

 Aksesibilitas yaitu kemungkinan pencapaian dari dan ke kawasan. Dalam kenyataanya berwujud jalan dan transportasi.

 Kompatibilitas yaitu keserasian dan keterpaduan antar kawasan yang menjadi lingkungannya.

 Fleksibilitas yaitu kemungkinan pertumbuhan fisik/pemekaran kawasan perumahan dikaitakn dengan kondisi fisik lingkungan keterpaduan

prasarana.

 Ekologi yaitu keterpaduan antara tatanan kegiatan alam yang mewadahinya. B. Persyaratan dasar permukiman

Suatu bentuk permukiman yang idela di kota merupakan pertanyaan yang

menghendaki jawaban yang bersifat komprehensif, sebab Perumahan dan

Permukiman menyangkut kehidupan manusia termasuk kebutuhan manusia yang

terdiri dari berbagai aspek.

Sehingga dapat dirumuskan secara sederhana tentang ketentuan yang baik

 Lokasinya sedemikian rupa sehingga tidak tergaggu oleh kegiatan lain seperti pabrik, yang umumnya dapat memberikan dampak pada

pencemaran udara atau pencemaran lingkungan lainnya.

 Mempunyai akses terhadap pusat-pusat pelayanan seperi pelayanan pendidikan, kesehatan, perdagangan, dan lain- lain.

 Mempunyai fasilitas drainase, yang dapat mengalirkan air hujan dengan cepat dan tidak sampai menimbulkan genangan air walaupun hujan yang

lebat sekalipun.

 Mempunyai fasilitas penyediaan air bersih, berupa jaringan distribusi yang siap untuk disalurkan ke masing-masing rumah.

 Dilengkapi dengan fasilitas air kotor/tinja yang dapat dibuat dengan sistem individual yaitu tanki septik dan lapangan rembesan, ataupun tanki septik

komunal.

 Permukiman harus dilayani oleh fasilitas embuangan sampah secara teratur agar lingkungan permukima tetap nyaman.

 Dilengkapi dengan fasilitas umum seperti taman bermain bagi anak-anak, lapangan atau taman, tempat beribadah, pendidikan dan kesehatan sesuai

skala besarnya permukiman itu.

 Dilayani oleh jaringan listrik dan telepon.

2.5.5 Pembangunan Perumahan dan Permukiman

Ada berbagai cara untuk pembangunan pemukiman, antar lain pembangunan

secara individual dan tidak terorganisir, pembangunan oleh pengembang

1. Pembangunan Perumahan Secara Individual yang Tidak Terorganisasi

Apabila seseorang memiliki sebuah laha di kota, maka ia akan membangun

rumah. Peminat pembangun rumah ini akan mengajukan permohonan ijin

mendirikan bangunan kepada Pemkot, yang harus dilengkapi dengan advis planning.

Pada advis planning itu akan tergambar letak bangunan dan letak rencana jalan yang

ada di depan bangunan. Dalam hal ini, yang sering terjadi adalah jalan tersebut

belum dibuka oleh pemeritah, sehingga pemilik bangunan menggunakan jalan kecil

yang ada di lapangan yang tidak sesuai dengan rencana kota. Lambat laun jalan yang

ada tadi akan dikembangkan oleh penduduk sekitar atau oleh lurah melalui proyek

bantuan pembangunan desa.

Dan kemudian akan terus bertambah bangunan-bangnan lain pada jalan yang

tidak mengikuti rencana kota itu sehingga pada akhirnya rencana kota yang akan

menyesuaikan dengan keadaan yang sudah terjadi. Kemungkinan jangkauan

pengawasan pembangunan kota belum sampai ke seluruh penjuru kota sehingga

banyak menimbulkan munculnya bagunan yang tidak memiliki izin dan tidak sesuai

denga rencaan kota. Selain itu biasanya para pemilik tanah tidak mau menyisihkan

sebagian dari tanahnya untuk rencana jalan. Lambat laun kawasan kota yang

dibangun secara individual akan menjadi kawasan kota yang tidak teratur

perencanaanya.

2. Pembangunan oleh Pengembang

Istilah lainnya adalah real estate yang dilaksanakan dengan cara membeli

sejumlah lahan dan direncanakan untuk pembangunan dan setelah selesai dibangun

 Pembangunan seperti ini memiliki beberapa keuntungan yaitu :

a. Rencana tapak disesuaikan dengan rencana kota dan standar yang ada

karena rencana ni telah dibuat secara keseluruhan dan diperiksa serta

diarahkan terlebih dahulu oleh aparat pemerintah dan setelah

memperoleh persetujuan baru dilaksankan.

b. Lahan untuk fasilitas umum dan sosial dapat sekaligus disediakan oleh

pengembang.

c. Ligkungan pemukiman ini di samping tertata baik juga memperhatikan

estetika lingkungan dan bangunan

d. Semua bangunan pasti memiliki izin bangunan.

 Tapi pembangunan seperti ini juga memiliki faktor negatif seperti : a. Harga rumah lebih mahal karena pengembang mengejar keuntungan.

b. Kualitas rumah tidak sesuai dengan apa yang ditawarkan karena

pelaksanaan pembangunan rumah dalam jumlah besar maka

pengawasannya menjadi berkurang.

c. Para pengembang hanya memfokuskan prasarana pada lokasi

pemukiman, padahal prasarana seperti drainase berkaitan dengan sistem

permukiman. Sekeliling kawasan permukiman yang baru dibangun

sering terkena genangan air karena pengemang tidak membangun

drainase pembuang air keluar dari kawasan pemukiman, melainkan

menaikkan elevasi kawasan yang dibangunnya. Hasilnya adalah

kawasan pembangunan itu tidak terjadi banjir, melainkan memindahkan

banjirnya ke kawasan sekelilingnya yang sebelumnya tidak terjadi

cenderung hanya membangun rumah menengah dan rumah mewah, dan

enggan membangun rumah sederhana dan sangat sederhana.

3. Pembangunan Permukiman oleh Perum Perumnas

Perum Perumnas juga bersifat pengembang tapi perusahaan ini lebih

memfokuskan kegiatannya pada permukiman dan rumah-rumah tingkat menengah ke

bawah. Agar dapat bersaing maka prasarana ke lokasi Perum Perumnas sering kali

dibangun oleh pemerintah.

PT. Perumahan Nasional (Persero) yang sering disingkat Perumnas

merupakan pengembang (developer) yang dibentuk oleh pemerintah dalam melaksanakan pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah

diperkotaan. Dalam pelaksanaannya, Perumnas menerapkan beberapa cara antara

lain dengan membangun : kapling siap bangun, rumah inti, rumah sederhana dan

ruma susun.

2.5.6 Maksud dan Tujuan Pembangunan Perumahan dan Permukiman

 Secara Umum :

- Memperbaiki keadaan permukiman dan lingkungannya untuk

menngkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.

- Mengembangkan dan meningkatan sarana, prasaraan dan fasilitas

lingkungan.

- Meningkatkan dan memanfaatkan kembali fungsi-fungsi perkotaan dan

lebih mengutamakan tata guna tanah.

 Secara khusus, menurut undang-undang No.4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman dijelaskan bahwa penataan perumahan dan

- Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar

manusia dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan

masyarakat.

- Mewujudkan pemukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat,

aman, serasi dan teratur.

- Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan penyebaran penduduk

yang rasional.

- Menunjukkan pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya dan

bidang lainnya.

2.5.7 Kendala Pembangunan Perumahan

Pelaksanaan pembangunan perumahan dan pemukiman tentu tidak lepas dari

berbagai kendala, yang antara lain berupa :

a. Terbatasnya lahan yang tersedia

Terbatasnya lahan, baik diperkotaan maupun pedesaan, yang dibarengi

dengan meningkatnya pemangunan serta perkembangan jumlah penduduk yang

pesat, telah mengakibatkan adanya ketimpangan antara jumlah permintaan dengan

penawaran. Ketimpangan ini memacu meningkatnya nilai lahan yang digunakan

untuk mengembangkan perumahan dan pemukiman sehingga untuk mendapatka

lahan, terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah semakin sulit.

b. Rendahnya kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kondisi sosial ekonomi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah,

juga merupakan kendala bagi pembangunan perumahan dan permukiman yang sehat

dan layak. Kondisi perumahan dan pemukiman yang kurang layak huni merupakan

masyarakat akan pentingnya pemeliharaan lingkungannya yang bersih bagi

kesehatan mereka.

c. Terbatasnya informasi

Faktor lain yang menjadi kendala dalam pembangunan perumahan dan

pemukiman adalah keterbatasan informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan

pengadaan dan teknologi pembangunan perumahan dan pemukiman terutama bagi

masyarakat yang berpenghasilan rendah dan berdaya beli rendah.

d. Terbatasnya kemampuan Pemerintah Daerah

Kendala yang berkaitan dengan kemampuan Pemerintah Daerah adalah

terbatasnya kemampuan Pemerintah Daerah untuk memenuhi kebutuhan perumahan

dan pemukiman itu, disamping keterbatasan dalam penyediaan sarana dan

prasrananya.

Dalam buku Perencanaan dan Pengembangan Perumahan yang ditulis oleh

Suparno sastra m dan Endy Marlina, disana juga dipaparkan beberapa kendala yang

dihadapi mengenai permasalahan perumahan dan permukiman ini, yaitu :

1. Pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman terutama bagi

masyarakat yang berpenghasilan rendah.

2. Mengurangi kesenjangan pelayanan prasarana dan sarana antar tingkat

golongan masyarakat.

3. Meningkatkan peran serta masyarakat dan dunia usaha

4. Penyediaan prasarana dan sarana perumahan dan permuiman yang serasi dan

berkelanjutan.

5. Pengelolaan pembangunan perumahan dan permukiman secara efektif dan

2.5.8 Permasalahan Pembangunan Perumahan

Meskipun pembangunan perumahan dan permukiman sudah dircanangkan

semenjak masa pemerintahan Orde Baru, yaitu berupa program pembangunan

nasional dalam bentuk PJP I, akan tetapi sampai sekarangpun masih terdapat

permasalahan-permasalahan pembangunan perumahan yang belum dapat diatasi.

Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain disebabkan oleh berbagai faktor,

seperti:

1. Faktor Ekonomi dan Sosial

Faktor ekonomi merupakan permasalahan yang sanga mendasar bagi

masyarakat Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang.

Kenyataannya memang masih banyak orang yang berada dibawah garis

kemiskinan sehingga selain memicu timbulnya berbagai permasalahan sosial

juga mengakibatkan rendahnya kemampuan mereka untuk memiliki tempat

hunian (rumah). Pada golongan masyarakat menengah ke bawah ini,

kemampuan ekonomi masih terkonsentrasi pada pemenuhan kebutuhan

sandang dan pangan sebagai kebutuhan pokok hidup (Basic need). 2. Laju Pertumbuhan Penduduk yang Tidak Terkendali

Sebagai negara yang sedang berkembang, indonesia sangat rentan terhadap

masalah kependudukan, di mana laju pertambahan penduduk sangat pesat

sehingga pembangunan sarana perumahan dan permukiman tidak bisa

mengimbangi laju pertambahan penduduk itu.

3. Tingginya Angka Urbanisasi

Dengan adanya pertumbhan dan perkembangan fasilitas di pusat-pusat kota,

menimbulkan berbagai permasalahan baru terutama di bidang perumahan dan

permukiman.

4. Laju Inflasi yang Tinggi

Salah satu penyebab timbulnya permaslaahn perumahan dan permukiman,

selain yang sudah dibahas diatas adalah tingginya angka inflasi. Karena harga

bahan bangunan terkait erat dengan mata uang asing(dolar), inflasi

mengakibatkan harga bahan bangunan menjadi semakin tinggi. Hal ini tentu

mengakibatkan tertundanya proses pembangunan perumahan dan

permukiman.

2.5.9 Sistem Permintaan Perumahan

Dalam kenyataannya, sistem permintaan perumahan yang terjadi di masyarakat

selalu terkait dengan beberapa hal yang harus dipahami dengan baik agar kita dapat

memperoleh kejelasan tentang hal-hal yag terjadi dalam proses pemenuhannya.

Adapun beberapa hal yang terdapat pada sistem permintaan perumahan adalah

sebagai berikut:

1. Kebutuhan

Kebutuhan (Need) akan perumahan merupakan kebutuhan pokok yang bersifat objektif, sama untuk semua orang. Pengertian „kebutuhan‟ ini terkait dengan masalah pemenuhan kebutuhan pokok manusia terhadap sumah sebagai tempat

tinggal atau tempat berlindung. Berdasar fenomena ini maka rumah dipandang

sebagai produk yag diperlukan semua orang dalam upaya melangsungkan

kehidupannya. Produk rumah disini apabila dilihat dalam skala kebutuhan

menurut Maslow merupakan kebuthan yang palig dasar terkait degan

2. Permintaan

Karakter, selera dan kemmapuan ekonomi setiap orang berbeda-beda dimana hal

itu akan berdampak pada perbedaan tuntutan tiap orang tersebut terhadap

kualitas sebuah hunian. Dengan adanya perbedaan tersebut, maka terdapat

berbagai variasi kebutuhan terhadap rumah tinggal. Permintaan akan perumahan

yang sesuai dengan selera keinginan, dan kemampuan seseorang dalam rangka

memenuhi kebutuhannya akan tempat tinggal itulah yang disebut

permintaan(demand). Oleh karena itu permintaan akan perumahan merupakan kebutuhan khusus yang bersifatmsubjektif dan berbeda antara individu yang satu

dengan lainnya.

Apabila ditinjau dari faktor penyebabnya, permintaan terhadap perumahan

dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu :

a. Kondisi sosial

Kondisi sosial suatu masyarakat akan mempengaruhi seseorang dalam

menentukan lokasi rumah baru serta lingkungan sosial yang diinginkannya.

Orang yang terbiasa hidup dalam masyarakat pedesaan akan cenderung

menginginkan rumah dilokasi dan lingkungan sosial yang hampir sama

dengan suasana pedesaan. Demikia pula halnya dengan seseorang yang

besar diperkotaan. Pola hidup sehari-hari suatu masyarakat akan membentuk

arakter tertentu yang dapat mempengaruhi cara pandang seseorang yang

pada akhirnya akan sangat mempengaruhi pertimbangan-pertimbanganya

b. Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi seseorang juga merupakan faktor penentu dalam

memutuskan pilihan hunian terkait dengan lokasi, ukuran, dan kualitas

Dokumen terkait