• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan

Kehadiran Bank Syariah Mandiri sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan

beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan

merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. Bank Susila Bakti berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu

bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru Bank Susila Bakti.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.

Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya Undang-undang No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan Undang-undang tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha Bank Susila Bakti berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha Bank Susila Bakti menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.

1/1/KEP.DGS/1999, Bank Indonesia menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT

Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam

kiprahnya di perbankan Indonesia. Bank Syariah Mandiri hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

b. Stuktur Organisasi Perusahaan

Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi yang mencerminkan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta komunikasi maupun kondisi pengawasan dan pelaksanaan tugas-tugas perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi karyawan akan mengetahui tugas, tanggung jawab serta kedudukannya di dalam organisasi. Bagi para manajer, struktur organisasi dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen di perusahaan.

PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar menggunakan struktur organisasi fungsional, dimana wewenang dari pimpinan puncak dilimpahkan pada satuan-satuan organisasi di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu. Pimpinan tiap bidang mempunyai hak memerintah pelaksana yang ada sepanjang

menyangkut bagian kerjanya.

Berikut ini akan disajikan struktur organisasi PT Bank Syariah Mandiri Cabang Pematangsiantar beserta tugas dan tanggung jawab masing-masing: 1) Kepala Cabang

Kepala Cabang mempunyai tugas memimpin, mengelola, mengawasi atau mengendalikan, mengembangkan kegiatan dan mendayagunakan sarana

organisasi cabang untuk mencapai tingkat serta volume aktivitas pemasaran, operasional dan layanan cabang yang efektif dan efisien sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Adapun tanggung jawab Kepala Cabang adalah sebagai berikut:

a) memastikan tercapainya target bisnis cabang yang telah ditetapkan berikut unit kerja dibawah koordinasinya meliputi pendanaan, pembiayaan, fee based dan laba bersih baik secara kuantitatif maupun kualitatif,

b) memastikan kepatuhan, tingkat kesehatan dan prudensialitas seluruh aktivitas cabang,

c) memastikan pengendalian dan pembianaan cabang dan jaringan yang ada dibawah koordinasinya,

d) memastikan terlaksananya standar layanan nasabah di cabang dan jaringan yang dibawah koordinasinya,

e) memastikan tindak lanjut hasil audit internal dan eksternal. 2) Marketing Manager

Marketing Manager mempunyai tugas memastikan tercapainya target- target pembiayaan, dana dan fee based income cabang yang telah ditetapkan kantor pusat.

Adapun tanggung jawab Marketing Manager adalah sebagai berikut: a) merumuskan strategi pemasaran cabang,

c) memastikan tercapainya target pendanaan cabang, d) memastikan tercapainya target fee based income cabang, e) memastikan kelayakan nota analisa pembiayaan,

f)memastikan kualitas aktiva produktif dalam kondisi terkendali dan pelaksanaan pengawalan tehadap seluruh nasabah cabang,

g) memastikan penyelamatan seluruh pembiayaan bermasalah di cabang, h) memastikan ketepatan pembayaran seluruh kewajiban nasabah cabang, i) memastikan implementasi standar pelayanan prima kepada nasabah prioritas. 3) Operation Manager

Operation Manager mempunyai tugas memastikan aktivitas operasional cabang terkelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan target bidang operasional tercapai sesuai ketetapan kantor pusat.

Adapun tanggung jawab Operation Manager adalah sebagai berikut: a) memastikan terkendalinya biaya operasional dengan efisien dan efektif, b) memastikan transaksi harian operasional telah sesuai dengan ketentuan yang

telah ditetapkan,

c) memastikan terlaksananya standar layanan nasabah yang optimal di kantor cabang,

d) memastikan ketersediaan likuiditas cabang yang memadai,

e) memastikan pelaksanaan seluruh kegiatan administrasi, dokumentasi, dan kearsipan sesuai dengan peraturan yang berlaku,

f) memastikan pemenuhan kewajiban pelaporan sesuai dengan peraturan yang berlaku (internal dan eksternal)

g) memastikan kebenaran dan kewajaran pencatatan laporan keuangan cabang h) mengelola fungsi-fungsi administrasi kepegawaian cabang,

i) mengelola sarana dan prasarana kantor cabang. 4) Officer Gadai

Oficer Gadai mempunyai tugas melakukan review dan verifikasi terhadap hasil taksiran yang dilakukan Penaksir Gadai. Officer Gadai bertanggung jawab atas penilaian dan keaslian barang jaminan berkaitan dengan jumlah pembiayaan yang akan diberikan dan saat penjualan barang jaminan apabila nasabah tidak mampu melunasi.

5) Account Officer

Account Officer mempunyai tugas merealisasikan target pembiayaan dan fee based income yang didistribusikan oleh Marketing Manager.

Adapun tanggung jawab Account Officer adalah sebagai berikut: a) mendapatkan calon nasabah pembiayaan yang prospektif,

b) memastikan kelengkapan dokumen aplikasi pembiayaan, c) menindaklanjuti permohonan pembiayaan nasabah,

d) memastikan persetujuan atau penolakan pembiayaan yang diajukan, e) memastikan proses pencairan pembiayaan sesuai dengan keputusan komite pembiayaan,

f) membina hubungan pembiayaan antara bank dengan nasabah,

g) melaksanakan pengawalan terhadap seluruh nasabah yang dikelola agar kolektivitas lancar,

i) merealisasikan pendapatan fee based income dari nasabah pembiayaan. 6) Funding Officer

Funding Officer mempunyai tugas merealisasikan target pendanaan dan fee based income yang didistribusikan oleh Marketing Manager.

Adapun tanggung jawab Funding Officer adalah sebagai berikut: a) memastikan produk pendanaan, treasury dan haji sesuai strategi pemasaran

yang telah ditetapkan,

b) memasarkan produk bancassurance (produk asuransi yang dipasarkan oleh bank), produk investasi dan jasa non bank lainnya,

c) meningkatkan business relation antara bank dengan nasabah sesuai dengan target yang telah ditetapkan,

d) memutakhirkan dokumen dan data nasabah pendanaan sesuai kelolaan,

e) memberikan pelayanan khusus dalam setiap interaksi dengan nasabah prioritas. 7) Customer Service Officer

Customer Service Officer mempunyai tugas mengelola kegiatan operasional dan pelayanan nasabah sesuai dengan ketentuan dan standar

pelayanan. Customer Service Officer mempunyai wewenang dalam pengesahan pembukuan dan penutupan rekening.

Adapun tanggung jawab Customer Service Officer adalah sebagai berikut: a) memastikan terlaksananya kegiatan operasional CSR dan layanan nasabah

sesuai dengan ketentuan dan standar pelayanan,

c) memastikan ketersediaan dan keamanan dokumen berharga bank, PIN kartu ATM maupun key access layanan e-banking lainnya,

d) memastikan ketersediaan kartu ATM,

e) mengesahkan pembukaan dan penutupan rekening nasabah sesuai dengan wewenangnya,

f) mengaktifkan dan menonaktifkan kartu ATM, g) memastikan ketersediaan laporan CSR,

h) memastikan pengelolaan saran dan masukan dari nasabah, i) menindaklanjuti dan menyelesaikan keluhan nasabah. 8) Head Teller

Head Teller mempunyai tugas mengkoordinasikan, mengarahkan, mengawasi kegiatan operasional, pelayan transaksi teller dan memastikan keamanan serta efektivitas kegiatan cash management cabang.

Adapun tanggung jawab Head Teller adalah sebagai berikut:

a) mengelola khasanah/vault sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, b) mengkoordinir seluruh teller untuk melaksanakan kegiatan operasional dan

pelayanan kepada nasabah sesuai dengan ketentuan bank, c) memastikan keamanan kegiatan di ruang operasional teller,

d) memastikan kesesuaian jumlah fisik dan pembukuan transaksi tunai di masing- masing teller dan khasanah,

e) mengelola saldo kas di cabang pada saat operasi dan memastikan tersedianya uang tunai di cabang sesuai dengan limit yang ditentukan,

f) memastikan pengelolaan uang yang layak dan uang yang tidak layak (uang palsu),

g) mengelola operasional ATM di cabang,

h) menjaga keamanan dan kerahasiaan specimen nasabah, i) memastikan cover asuransi uang tunai telah dilaksanakan. 9) Back Office Officer

Back Office Officer mempunyai tugas memastikan proses sumber daya insani, admin pembiayaan dan trade service, domestic dan clearing, pelaporan keuangan dan perpajakan dan penggunaan IT telah dilaksanakan dengan tepat waktu dan sesuai ketentuan.

Tanggung jawab Back Office Officer dibagi menjadi 5 bagian, yaitu: a) Human Relations, General Affair, Accounting dan IT Support

(1) menyajikan data beban kerja seluruh aktivitas di cabang sebagai pertimbangan melakukan analisis,

(2) mensosialisasikan peraturan perusahaan dan ketentuan bidang ketenagakerjaan kepada seluruh pegawai cabang,

(3) memastikan pelaksanaan rencana pendidikan dan pelatihan seluruh pegawai cabang.

b) Domestic Clearing

(1) memastikan transaksi transfer, inkaso dan kliring keluar dan masuk sesuai dengan ketentuan dan SOP yang berlaku,

(2) menyediakan data dan informasi dan membuat laporan rutin kepada pihak internal maupun eksternal, mencakup aktivitas domestik dan kliring,

(3) memastikan pemeliharaan administrasi dan dokumentasi seluruh transaksi transfer, kliring, inkaso, dan transaksi domestik lainnya. c) Loan Administration

(1) memastikan keabsahan dokumen pencairan pembiayaan, (2) memastikan keabsahan pencairan pembiayaan sesuai dengan

persyaratan dokumen pembiayaan yang harus dipenuhi,

(3) memastikan keamanan pemeliharaan dokumen pencairan dan dokumen legal dari pembiayaan sesuai dengan ketentuan.

d) Ekspor dan SKBDN

(1) memastikan ketepatan waktu penerusan L/C pada nasabah dan pembebanan advising commission,

(2) memastikan keabsahan proses negosiasi dokumen ekspor,

(3) memastikan ketapatan waktu dan kesesuaian jumlah pembebanan biaya bank luar negeri pada nasabah.

e) Impor dan SKBDN

(1) memastikan ketepatan waktu penerusan L/C pada nasabah dan pembebanan advising commission,

(2) memastikan ketepatan waktu pembebanan biaya penerbitan L/C, (3) memastikan ketepatan waktu dan kesesuaian pembebanan nilai

10) Penaksir Gadai

Penaksir Gadai mempunyai tugas melayani nasabah gadai dan melakukan penaksiran obyek gadai.

Tanggung jawab Penaksir Gadai adalah sebagai berikut:

a) melakukan penilaian dan keaslian barang jaminan berkaitan dengan jumlah pembiayaan yang akan diberikan,

b) melakukan penginputan pada sistem berkaitan dengan pencairan pembiayaan, c) melakukan monitoring sampai pelunasan pembiayaan.

11) Pelaksana Marketing Support

Pelaksana Marketing Support mempunyai tugas memastikan kelengkapan persyaratan penandatanganan akad dan pencairan pembiayaan nasabah.

Adapun tanggung jawab Penak Pelaksana Marketing Support adalah sebagai berikut:

a) mendokumentasikan current file,

b) menerbitkan surat peringatan pembayaran kewajiban nasabah, c) membuat pengajuan Trade Checking,

d) memantau pemenuhan dokumen TBO,

e) membuat SP3 (Surat Penolakan atas Permohonan Pembiayaan) nasabah yang ditolak,

f) melakukan korespondensi berkaitan dengan pendanaan baik internal dan eksternal,

g) menyusun laporan portfolio dan profitabilty nasabah, baik pembiayaan maupun pendanaan, sesuai dengan target Cabang,

h) memelihara data profil nasabah pendanaan,

i) menyusun laporan pencapaian target Marketing Manager dan Account Officer. 12) Customer Service Representatif

Customer Service Representatif mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional dan pelayanan nasabah sesuai dengan ketentuan dan standar

pelayanan.

Adapun tanggung jawab Customer Service Representatif adalah sebagai berikut:

a) memberikan informasi produk dan jasa BSM kepada nasabah,

b) memproses permohonan pembukaan dan penutupan rekening tabungan, giro dan deposito,

c) memblokir kartu ATM nasabah sesuai permintaan nasabah,

d) melayani permintaan buku cek/bilyet giro, surat referensi bank, surat keterangan bank dan sebagainya,

e) mendistribusikan salinan rekening koran kepada nasabah,

f) meng-input data customer dan loan facility yang lengkap dan akurat, g) memelihara persediaan kartu ATM sesuai kebutuhan,

h) menyampaikan dokumen berharga bank dan kartu ATM kepada nasabah, i) membuat laporan pembukaan dan penutupan rekening, keluhan nasabah serta

stock opname kartu ATM,

j) memproses transaksi pengiriman dan pembayaran melalui western union, k) memastikan tersedianya media promosi produk dan jasa BSM di cabang. 13) Teller

Teller mempunyai tugas melayani kegiatan penyetoran dan penarikan uang tunai (rupiah dan valuta asing), pengambilan penyetoran non tunai dan surat-surat berharga dan kegiatan kas lainnya serta terselenggaranya layanan dibagian kas secara benar, cepat dan sesuai dengan standar pelayanan bank.

Adapun tanggung jawab teller adalah sebagai berikut: a) melakukan transaksi tunai dan non tunai sesuai dengan ketentuan, b) mengelola saldo kas teller sesuai limit yang ditentukan,

c) mengelola uang yang layak dan tidak layak edar/uang palsu, d) menjaga keamanan dan kerahasiaan kartu specimen tanda tangan, e) melakukan cash count akhir hari,

f) mengisi uang tunai di mesin ATM BSM, g) menyediakan laporan transaksi harian. 14) Pelaksana Admin Pembiayaan

Pelaksana Admin Pembiayaan mempunyai tugas mematuhi komitmen bank dan memelihara dokumen pencairan maupun legal yang berkaitan dengan pencairan pembiayaan, transaksi ekspor/impor dan SKBDN.

Tanggung jawab Pelaksana Admin Pembiayaan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

a) Loan Administration

(1) memastikan kelengkapan pemenuhan dokumen pembiayaan sebelum fasilitas dicairkan berdasarkan persyaratan yang telah disepakati, (2) memelihara dokumen pencairan dan dokumen legal pembiayaan

(3) memutakhirkan data-data nasabah dan persyaratan pembiayaan pasca pencairan,

(4) menyediakan informasi data nasabah, (5) memenuhi data dan informasi jaminan,

(6) membebankan biaya administrasi pembiayaan dan biaya lainnya yang terkait,

(7) menindaklanjuti proses pencairan pembiayaan nasabah. b) Ekspor dan SKBDN

(1) menerbitkan notifikasi L/C pada nasabah,

(2) membebankan advising commission pada nasabah,

(3) memastikan kelengkapan dan keabsahan dokumen sesuai dengan L/C atau SKBDN,

(4) memenuhi kewajiban pembiayaan wesel ekspor, (5) mengirimkan dokumen ekspor pada bank koresponden, (6) memelihara dokumen ekspor/SKBDN dan dokumen legal,

(7) menyediakan laporan proses perkreditan rekening bank indonesia atas realisasi transaksi ekspor/SKBDN.

(8) Membebankan biaya bank luar negeri. c) Impor dan SKBDN

(1) memenuhi data L/C sesuai dengan aplikasi importir, (2) membebankan biaya penerbitan L/C pada nasabah, (3) membebankan rekening nasabah sebagai jaminan impor, (4) meneruskan data penerbitan L/C pada kantor pusat,

(5) memenuhi data penerbitan L/C pada kantor pusat,

(6) memenuhi kesesuaian dan kelengkapan dokumen impor/SKBDN, (7) membebankan rekening nasabah sesuai nilai dokumen impor/SKBDN (8) memelihara dokumen impor/SKBDN.

15) Pelaksana Domestic dan Clearing

Pelaksana Domestic dan Clearing mempunyai tugas memastikan

kecepatan dan kebenaran pelayanan transfer, inkaso, kliring, dan aktivitas D&C lainnya untuk memenuhi kepuasan nasabah.

Adapun tanggung jawab Pelaksana Domestic dan Clearing adalah sebagai berikut:

a) melaksanakan transaksi transfer, kliring, inkaso yang keluar dan masuk sesuai dengan ketentuan dan SOP yang berlaku,

b) melaksanakan transaksi domestik dengan kliring lainnya (payroll, payment point, pelimpahan transaksi valas) sesuai dengan ketentuan yang berlaku, c) memelihara administrasi dan dokumentasi seluruh transaksi,

d) menjaga kerahasiaan password yang menjadi wewenangnya,

e) menggunakan wewenang limit transaksi operasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

16) IT Coordinator

IT Coordinator mempunyai tugas mengelola, memonitoring, dan melakukan sosialisasi penggunaan teknologi informasi dalam mendukung operasional outlet di seluruh wilayah cabang terkait.

Adapun tanggung jawab IT Coordinator adalah sebagai berikut: a) bertindak sebagai level pertama untuk mengatasi permasalahan penggunaan

teknologi informasi di wilayah cabang terkait,

b) memastikan ketersediaan dan kesinambungan infrastruktur IT untuk mendukung operasional outlet,

c) melakukan perbaikan atas perangkat-perangkat IT yang tidak berfungsi, d) memastikan pelaksanaan back up data secara berkala,

e) memastikan keamanan lingkungan kerja IT serta penggunaan perangkat dan jaringan teknologi informasi,

f) melakukan evaluasi dan pengawasan penggunaan teknologi informasi sesuai ketentuan yang berlaku,

g) membantu dalam sosialisasi penggunaan teknologi informasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku

h) melakukan koordinasi dengan DTS bagian IT Operation dalam eskalasi masalah, pemeliharaan dan peningkatan kinerja operasional IT serta pelaporannya.

17) Pelaksana Sumber Daya Insani dan General Affair

Pelaksana Sumber Daya Insani dan General Affair mempunyai tugas memastikan terpenuhinya kebutuhan pegawai sesuai kondisi cabang dan terlaksananya pengembangan karir pegawai sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan pegawai yang bersangkutan dan penyediaan kebutuhan sarana dan prasarana kantor untuk mendukung kegiatan operasional dan marketing cabang.

Adapun tanggung jawab Pelaksana Sumber Daya Insani dan General Affair adalah sebagai berikut:

a) menatausahakan gaji dan lembur pegawai dan fasilitas pegawai lainnya, b) menatausahakan absensi harian pegawai dan pemberian cuti pegawai, c) melakukan proses administrasi kepegawaian ke kantor pusat,

d) membuat proofing atas tiket-tiket KRR yang berada dalam pengelolaannya yang berhubungan dengan personalia setiap akhir bulan atau akhir periode, e) melaksanakan pengadaan dan pendistribusian sarana serta prasarana kantor, f) melakukan tugas kesekretariatan,

g) mengadministrasikan seluruh aset milik bank,

h) melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor, i) melaksanakan penutupan asuransi seluruh aset milik bank, j) memastikan pengamanan gedung dan inventaris kantor cabang,

k) membuat laporan realisasi biaya-biaya yang berkaitan dengan logistik, l) mengatur penggunaan mobil dinas cabang,

m)melakukan penyusutan atas nilai buku inventaris kantor serta aktiva tetap milik kantor lainnya,

n) membuat laporan proof sheet bulanan atas rekening persediaan barang cetakan, biaya dibayar dimuka dan biaya yang akan dibayar,

o) melakukan pengurusan perizinan yang dikelola oleh cabang. 18) Pelaksana Accounting

Pelaksana Accounting mempunyai tugas melakukan pengendalian mutu terhadap laporan keuangan, pelaporan pada Bank Indonesia dan pelaporan keuangan pada pihak lainnya serta ketentuan perpajakan.

Adapun tanggung jawab Pelaksana Accounting adalah sebagai berikut: a) melakukan pelaporan pada Bank Indonesia,

b) melakukan perhitungan, pelaporan dan pembayaran pajak,

c) melakukan peng-input-an data untuk pelaporan kantor pusat ke Bank Indonesia, d) menyusun laporan rincian akun-akun tertentu dalam laporan keuangan,

e) melakukan rekonsiliasi dan penyelesaian posisi open item,

f) melakukan administrasi dan pengarsipan terhadap seluruh dokumen terkait pelaporan.

c. Sistem Informasi Akuntansi pada siklus Pendapatan

Pengakuan pendapatan yang diterapkan PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantaradalah metode cash basis, yang mana pendapatan diakui apabila diterima uang tunai dan biaya diakui apabila uang tunai sudah dikeluarkan.

1. Sistem Pemrosesan Penjualan

Pada sistem pemrosesan penjualan pada PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar terjadi pada pemberian pembiayaan kepada para nasabah. Nasabah datang ke bank dengan membawa semua persyaratan pembiayaan lalu persyaratan tersebut diserahkan kepada bagian Account Officer. Di bagian Account Officer ini syarat-syarat yang telah diberikan oleh nasabah dicek apakah telah memenuhi syarat atau tidak, setelah itu semua file nasabah diserahkan ke bagian Supervisor , di bagian ini file nasabah diperiksa lagi apakah permohonan

pembiayaan nasabah dapat disetujui atau tidak. Setelah diperiksa oleh Supervisor, file nasabah diserahkan kembali kepada Account Officer lagi. Setelah

diperbaikinya file nasabah tersebut kemudian diserahkan ke bagian Appraisal, di bagian ini dilakukan penilaian terhadap agunan/jaminan yang telah diberikan oleh nasabah dan membuat sebuah laporan akhir setelah melihat dan meneliti terhadap agunan yang diajukan. Lalu langkah selanjutnya pengajuan pembiayaan nasabah tersebut diberikan kepada Direktur Operasional untuk diadakan sebuah rapat dengan Dewan Direksi. Dari hasil rapat inilah diputuskan pembiayaan dapat dicairkan atau tidak. (Prosedur pembiayaan tertera di Lampiran 1, DFD konteks pembiayaan tertera di Lampiran 2, database pemerosesan pembiayaan tertera pada Lampiran 3)

2. Sistem Penerimaan Kas

Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Bank Syariah Mandiri

Pematangsiantar, belum menggunakan sistem komputer sendiri yang sesuai dengan kegiatan usaha mereka dalam setiap pencatatan akuntansi. Sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar adalah meliputi beberapa aktivitas sebagai berikut:

Penyetoran Tunai untuk Rekening Tabungan

a. Nasabah datang ke Bank dengan membawa slip penyetoran rangkap 2 dan uang tunai yang akan disetor.

b. Bagian Teller

1. Menerima dan memeriksa slip penyetoran untuk memastikan bahwa nama nasabah, nomor rekening, jumlah nominal setoran

tertulis dengan jelas, lalu beri tanda lingkaran pada nominal setoran.

2. Hitung jumlah nominal uang tunai yang disetor dan cocokkan jumlahnya dengan nominal pada slip penyetoran. Perhitungan dan pemeriksaan uang yang akan disetor nasabah harus teliti, dan juga menggunakan mesin ultraviolet untuk mengecek keabsahan dari uang tersebut. Lalu uang tersebut disimpan di laci uang teller penerima penyetor.

3. Beri stempel tanggal dan paraf teller pada kedua lembar slip tersebut.

4. Pada lembar pertama slip setoran beri tanda waktu. Lembar ke 2 diserahkan pada nasabah sebagai tanda bukti setoran.

5. Input data setoran ke dalam komputer berdasarkan nomor urut, untuk digunakan dalam proses perhitungan jumlah setoran tunai pada hari itu.

6. Menyimpan bukti pembukuan untuk dicocokkan

7. Menyerahkan semua bukti penyetoran kepada supervisor

8. Supervisor memeriksa data dan mengefektifkan dananya. (DFD konteks atas prosedur penerimaan kas dan database kas ini tertera pada lampiran 4 dan Lampiran 5.)

d. Sistem Informasi akuntansi pada Siklus Pengeluaran

Dokumen terkait