• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Pembahasan Hasil Analisis Terhadap Penerapan Internal Control

a. Pembahasan Hasil Analisis Terhadap Penerapan Internal Control Penerimaan Kas

1. Organisasi.

Kriteria pertama menyatakan bahwa, fungi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas.

Hasil analisis: Telah diterapkan.

Pembahasan: Dalam hal ini PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar memisahkan para pegawai yang melakukan pembukuan, dengan para pegawai yang menagih piutang serta menerima uang. Hal ini terlihat dari mekanisme prosedur dan pada DFD yang dibuat. Sehingga objektivitas tetap terjaga dan mengurangi

kemungkinan terjadinya penyelewengan.

Kriteria kedua menyatakan bahwa, fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

Hasil analisis: Telah diterapkan.

Pembahasan: Demi menjaga independensi PT. Bank Syariah Mandiri

Pematangsiantar memisahkan pegawai yang melakukan fungsi pembukuan dengan pegawai yang memegang kas. Hal ini terlihat dari fungsi, tugas, dan jabatan yang dipegang masing masing sesuai SOP. Dengan begitu kemungkinan

2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan:

Kriteria pertama menyatakan bahwa, fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.

Hasil analisis: Telah diterapkan.

Pembahasan: Daftar tagihan digunakan sebagai indikator. Sehingga hanya orang orang yang berada dalam daftar sajalah yang ditagih. Hal ini untuk menghindari peluang munculnya nama-nama fiktif yang bisa digunakan sebagai cara penyelewengan yang merugikan kas perusahaan.

Kriteria kedua menyatakan bahwa, penerimaan kas diverifikasi dan divalidasi oleh pihak yang berwenang.

Hasil analisis: Telah diterapkan.

Pembahasan: Dengan adanya proses verifikasi dan validasi potensi kecurangan bisa diperkecil karena proses pemeriksaan dan pengesahan yang lebih banyak hal ini bisa dilihat dari adanya pejabat yang berwenang untuk melakukan fungsi otorisasi terhadap segala aktivitas kas.

3. Praktek yang sehat.

Kriteria pertama menyatakan bahwa, hasil perhitungan kas harus direkam dalam berita acara perhitungan kas dan disetor penuh ke kas dengan segera.

Hasil analisis: Telah diterapkan.

Pembahasan: PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar mencatat semua transaksi atas penerimaan kas dalam suatu berita acara dan langsung disetor di hari yang sama agar menghindari kemungkinan pencurian kas.

Kriteria kedua menyatakan bahwa, perhitungan saldo kas yang ada ditangan dengan kas secara periodik.

Hasil analisis: Telah diterapkan.

Pembahasan: Di akhir jam kerja para pegawai PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar melakukan perhitungan saldo kas yang ada di tangan dengan kas yang ada di database, dengan diawasi pihak pengawas sehingga dengan begini apabila terjadi

ketidaksesuaian bisa langsung dideteksi dan diselidiki dan peluang kerugian bisa dihindari.

Kriteria ketiga menyatakan bahwa,para penagih (kasir) harus diasuransikan. Hasil analisis: Telah diterapkan.

Pembahasan: PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar telah melakukan asuransi khusus (fidelity bond insurance) terhadap para kasir dan penagih. Tujuan dilakukan hal ini yaitu apabila terjadi penyelewengan oleh pihak penagih (kasir), kerugian bisa ditutupi dengan asuransi khusus tersebut.

b. Pembahasan Hasil Analisis Terhadap Penerapan Internal Control Pengeluaran Kas

1. Organisasi.

Kriteria pertama menyatakan bahwa, fungsi operasional, fungsi pencatatan, dan fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

Hasil analisis: Telah diterapkan.

Pembahasan: Dalam hal ini PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar memisahkan para pegawai yang melakukan pembukuan, dengan para pegawai yang menagih piutang serta menerima uang. Hal ini terlihat dengan adanya pembagian fungsi, tugas, dan tanggung jawab masing-masing pegawai berdasarkan SOP. Sehingga objektivitas tetap terjaga dan mengurangi

kemungkinan terjadinya penyelewengan.

Kriteria pertama menyatakan bahwa, transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian keuangan sejak awal hingga akhir, tanpa campur tangan pihak lain.

Hasil analisis: Telah diterapkan.

Pembahasan: Dilakukan pemisahan tugas, Hal ini terlihat dengan adanya pembagian fungsi, tugas, dan tanggung jawab masing-masing pegawai berdasarkan SOP, dengan begitu independensi tetap terjaga.

Kriteria pertama menyatakan bahwa,Pengeluaran kas harus mendapatkan otorisasi dari pejabat yang berwenang.

Hasil analisis: Telah diterapkan.

Pembahasan: Artinya apabila jumlah uang keluar melebihi batas minimum wewenang seorang teller (Rp. 10.000.000,00) maka diperlukan otorisasi tambahan demi menjaga kebenaran dan integritas kas. Hal ini dilakukan dengan tujuan adanya pengesahan dan pembuktian uang kas keluar, sehingga mengurangi

kemungkinan terjadinya penyelewengan kas dan penggunaan kas untuk tujuan yang tidak semestinya

Kriteria kedua menyatakan bahwa, pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas harus didasarkan bukti kas keluar yang telah mendapatkan otorisasi dari pejabat yang berwewenang dan dilampirkan dengan dokumen pendukung.

Hasil analisis: Telah diterapkan.

Pembahasan: Tujuannya untuk menjaga kas agar tetap berada pada koridor yang ada, jumlah uang yang keluar dipastikan sama dengan yang disahkan agar penyelewengan dana bisa dihindari. 3. Praktik yang sehat.

Kriteria pertama menyatakan bahwa, saldo kas harus dilindungi dari

kemungkinan penggunaan yang tidak semestinya dan kasir dilengkapi alat-alat pencegahan pencurian kas.

Pembahasan: Dengan adanya otorisasi dan penggunaan teknologi pengecekan uang palsu dalam melakukan deteksi kecuranggan, kerugian yang disebabkan penggunaan uang palsu bisa dideteksi. Kriteria kedua menyatakan bahwa, dokumen dasar dari pendukung transaksi pengeluaran kas harus diverifikasi oleh bagian keuangan setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.

Hasil analisis: Telah diterapkan.

Pembahasan: Artinya apabila terjadi perbedaan print out AATR (all Accepted Transaction Report) beserta bukti pembukuannya dengan jumlah fisik kas maka bisa segera terdeteksi dan dilakukan

penyelidikan.

Kriteria ketiga menyatakan bahwa, semua pengeluaran dilakukan dengan sistem akuntansi, pengeluaran-pengeluaran dalam jumlah kecil dilakukan melalui dana kas kecil.

Hasil analisis: Telah diterapkan.

Pembahasan: Artinya segala pengeluaran yang terjadi sudah tercatat di dalam sistem informasi yang terintegritas sehingga lebih mudah untuk kelancaran operasi. Dibuat dana kas kecil guna mengantisipasi pengeluaran-pengeluaran yang relatif kecil

Kriteria keempat menyatakan bahwa, cek menggunakan nomor urut dan semua nomor cek harus diverifikasi pihak berwenang.

Pembahasan: Artinya dengan adanya nomor urut cek apabila terjadi cek-cek keluar bisa segera dideteksi penggunaannya dan kemungkinan terjadinya penyelewengan dan penggunaan yang tidak

semestinya bisa dihindari

Kriteria kelima menyatakan bahwa, stempel cek yang digunakan disimpan oleh pihak yang berhak menandatangani cek saja.

Hasil analisis: Telah diterapkan.

Pembahasan: Karena stempel sebagai tanda pengesahan juga bisa menjadi alat penyelewengan bila tidak dijaga dengan baik. Dengan dijaganya stempel bisa mengurangi kemungkinan terjadinya pembuatan cek-cek tidak sesuai dengan semestinya.

Kriteria keenam menyatakan bahwa, perputaran jabatan untuk menjaga independensi.

Hasil analisis: Telah diterapkan.

Pembahasan: Artinya dengan adanya proses rotasi jabatan independensi bisa dijaga karena pegawai yang sama tidak selamanya berada di sektor tertentu saja hal ini bisa mengurangi terjadinya kemungkinan penyalahgunaan kas oleh pegawai yang

bersangkutan, dan apabila terjadi bisa dideteksi oleh pegawai berikutnya karena adanya sistem rotasi tersebut. Sistem

perputaran jabatan ini terlihat dari data dan dokumen perputaran karyawan selama periode tertentu dari bidang personalia (human resources).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan pada BAB IV, maka penulis menarik kesimpulan bahwa internal control atas penerimaan dan

pengeluaran kas yang dilaksanakan perusahaan sudah cukup memadai untuk mendukung kegiatan operasional kas.

Kesimpulan di atas dapat ditarik berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut:

1. Pengendalian intern penerimaan dan pengeluaran kas yang dilaksanakan perusahaan sudah cukup memadai karena perusahaan sudah

melaksanakan pembagian tugas dan tanggungjawab fungsional yang tepat. Dalam hal ini perusahaan sudah melakukan pemisahan fungsi akuntansi, fungsi penagihan, dan fungsi penyimpanan kas.

2. Setiap terjadinya transaksi, selalu ada proses verifikasi. Hal ini digunakan untuk mencegah penyelewengan atas kas perusahaan. 3. Bagi karyawan yang menangani kas atau fungsi penagihan, perusahaan

juga telah melakukan fungsi yang standar dimana karyawan yang menangani kas atau fungsi penagihan diasuransikan secara khusus (fidelity bond insurance) sebagai tindakan antisipasi bila terjadi tindakan penyelewengan atas kas.

4. Saldo kas dilindungi dari kemungkinan penggunaan yang tidak semestinya dilakukan dengan adanya otorisasi di setiap proses dan

penggunaan teknologi dalam melakukan deteksi kecuranggan, sehingga kerugian bisa dihindari.

5. Penggunaan sistem dana kas kecil juga sudah sesuai standar. Semua pengeluaran dilakukan dengan sistem akuntansi, pengeluaran- pengeluaran dalam jumlah kecil dilakukan melalui dana kas kecil dimana segala pengeluaran yang terjadi sudah tercatat di dalam sistem informasi yang terintegritas sehingga lebih mudah untuk kelancaran operasi. Dibuat dana kas kecil guna mengantisipasi pengeluaran- pengeluaran yang relatif kecil

6. Mekanisme penggunaan cek juga sesuai standar, dimana semua cek telah menggunakan nomor urut dan semua nomor telah diverifikasi pihak berwenang tujuannya dengan adanya nomor urut cek apabila terjadi cek-cek keluar bisa segera dideteksi penggunaannya dan kemungkinan terjadinya penyalahgunaan bisa dihindari.

7. Sistem penyimpanan dokumen serta alat pengesahan juga sesuai

standar, terlihat dari semua stempel cek yang digunakan disimpan oleh pihak yang berhak menandatangani. Stempel cek sebagai tanda

pengesahan atas cek juga bisa menjadi alat penyelewengan bila tidak dijaga dengan baik. Dengan sistem penyimpanan yang sesuai standar bisa mengurangi kemungkinan terjadinya pembuatan cek-cek tidak sesuai dengan semestinya.

8. Dalam rangka melancarkan operasional perusahaan, PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantarjuga sudah sesuai standar, dimana telah

diadakan perputaran atau pertukaran jabatan atau sering juga disebut dengan rotasi jabatan (berdasarkan perintah pusat). Dengan adanya proses rotasi jabatan independensi bisa dijaga karena, pegawai yang sama tidak selamanya berada di sektor tertentu saja hal ini bisa

mengurangi terjadinya kemungkinan penyalahgunaan kas oleh pegawai yang bersangkutan, dan apabila terjadi bisa dideteksi oleh pegawai berikutnya karena adanya sistem rotasi tersebut.

B. Saran

Saran yanag dapat diberikaan untuk meningkatkan pengendalian intern kas berdasarkan hasil analisis yaitu:

1. Karena PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar telah menerapkan semua sistem prosedur standar pengendalian internal kas maka penulis memberi saran kepada PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar untuk dapat mempertahankan kinerja yang telah baik ini, serta terus melakukan pengembangan agar sistem yang diterapkan bisa lebih baik lagi.

Daftar Pustaka

Aulia et al. 2010. “Analisis Penerapan Pengendalian Intern Kas Pada PT Kaltim Nusa Etika (KNE) Di Bontang”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Volume 16 Nomor 8, hal 34-48.

Rannita. 2013. “Analisis Sistem Pengendalian Intern Penerimaan dan

Pengeluaran Kas Pada PT. Sinar Galesong Prima Cabang Manado”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Volume 27 Nomor 12, hal 52-65. Merystika. 2013. “Sistem informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Untuk Perencanaan dan Pengendalian Keuangan Pada Organisasi Nirlaba Keagamaan”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Volume 9 Nomor 3, hal 74-89.

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. UGM. Yogyakarta : Salemba Empat. Mulyadi. 2002. Auditing. UGM. Yogyakarta: Salemba Empat.

Hall, James. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat Romney, Steinbart. 2003. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta:Salemba Empat. Bodnar, Hopwood. 2003. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba

Empat.

Irfan. 2004. Akuntansi Perbankan. Medan: Buku Ajar Untuk Kalangan Sendiri. Arens, Alvin A., and Loebbecke, James K., 1997. Auditing, Terjemahan Amir

Abadi Jusuf, Jilid I, Edisi Kelima, Cetakan Kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Jurusan Akuntansi, 2011. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

Niswonger, Rollin C., Warren, Carl S., Reeve, Fess, Philip E., 1999. Prinsip- Prinsip Akuntansi, Terjemahan Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan, Edisi Kesembilan Belas, Cetakan Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Lampiran 1: Pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar

Sumber : PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar

Proses

Tahap Awal Dokumentasi Monitoring dan

Pembinaan Permohonan Penilaian Persetujuan Sebelum Penendatanganan Sebelum Realisasi Monitoring Atas Pembiayaan Pembinaan Penggunaan

Lampiran 2: Konteks Pemrosesan Penjualan (Pembiayaan)

Pemberian Pembiayaan Permohonan Pembiayaan

Akad Pembiayaan Analisis Pembiayaan

Informasi Pembiayaan

Persetujuan Pembiayaan

Sumber : PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar Nasabah

Pemberian Pembiayaan

Lampiran 3: DFD Database Pada Pemrosesan Penjualan (Pembiayaan)

Data Nasabah

Permintaan Pembiayaan Laporan Penilaian Akhir

Persetujuan Pembiayaan

Data Piutang

Sumber : PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar Nasabah 1.0 Permohonan Pembiayaan 2.0 Proses Penilaian pembiayaan 3.0 Pemberian Pembiayaan 4.0 Penagihan nasabah

Lampiran 4:DFD Konteks Penerimaan Kas untuk Penyetoran Tunai Rekening Tabungan

Slip Setoran dan uang

Slip Setoran

Otorisasi Penerimaan kas

Sumber : PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar

Penerimaan Kas Jasa Nasabah

Lampiran 5: Database Penerimaan Kas untuk Penyetoran Tunai Rekening Tabungan

Slip Penyetoran

Nasabah Penerimaan kas Setoran Oleh Nasabah

Saldo tabungan Nasabah

Slip Penyetoran Nasabah

Sumber : PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar Nasabah Teller 1.0 Update catatan Rekening Nasabah

Lampiran 6: DFD Konteks Pengeluaran Kas untuk Penarikan Tunai Rekening Tabungan

Slip Penarikan dan Buku Tabungan Otorisasi pengeluaran kas

Pencairan Dana Tabungan

Sumber : PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar Nasabah

Lampiran 7: Database Pengeluaran Kas untuk Penarikan Tunai Rekening Tabungan Penarikan oleh Nasabah

Slip Penarikan Nasabah

Pengeluaran Kas Saldo Tabungan Nasabah

Sumber : PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar

Nasabah Teller

1.0 Update Rekening

Lampiran 8: DFD Konteks Pembayaran Gaji

Absensi

Penyerahan Gaji Otorisasi Penyerahan Gaji

Sumber : PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar

Direktur Utama Departemen

Pembayaran Gaji Karyawan

Lampiran 9: DFD Database Pembayaran Gaji

Diserahkan Berdasarkan

Informasi Gaji

Di input Daftar Gaji

Penyerahan Gaji Karyawan

Sumber : PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar Karyawan Absensi 1.0 Update Pembayaran Gaji 2.0 Disetujui 3.0 Penyerahan Gaji

Lampiran 10: Rekaman Wawancara terkait Pengendalian Internal Kas PT Bank Syariah Mandiri Cab. Pematangsiantar

1. Apakah ada pemisahan tugas dan tanggung jawab fungsional setiap bagian terkait pengeluaran dan penerimaan kas di BSM? Apa contohnya?

Rekaman Wawancara Pengendalian Internal Penerimaan dan Pengeluaran kas di Bank Syariah Mandiri Cab. Pematang Siantar Dengan Manager Operasional dan Head Teller.

Jawab: Ya, ada pemisahan tanggungjawab fungsional secara tegas pada struktur organisasi PT. Bank Syariah Mandiri Pematangsiantar, telah terlihat adanya pemisahan tugas dan tanggungjawab fungsional kepada masing-masing bagian dalam melakukan kegiatan pokok perusahaan seperti melakukan pemisahan tugas antara berbagai bagian yang terkait dengan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Misalnya bagian yang mengeluarkan uang terpisah dengan bagian yang mengesahkan dan mengotorisasinya.

2. Apakah BSM telah melakukan sistem otorisasi yang baik terkait penerimaan dan pengeluaran kas di organisasi? Apa buktinya?

Jawab: Ya, Setiap transaksi kas harus dibuktikan dengan bukti-bukti yang sesuai. Dan pada akhir hari semua bukti-bukti tersebut akan diperiksa oleh pejabat yang berwenang. Dan contohnya ada pada formulir-formulir yang dapat dilihat pada lampiran untuk membuktikan kebenaran transaksi tersebut.

3. Bagaimana dengan internal control di bagian teller? Apa saja usaha yang dibuat oleh pihak BSM?

Jawab: Ya, Untuk transaksi penarikan tunai yang nilai nominalnya melebihi batas kewenangan seorang teller, maka harus mendapat pengesahan dari supervisor kas. Batas kewenangan seorang teller adalah Rp. 10.000.000,-.

4. Bagaimana sistem internal control terkait saldo kas harian yang telah diterapkan oleh pihak BSM? Apa usaha pengendalian yang dilakukan?

Jawab: ada, yang kami lakukan disini adalah penutupan saldo harian informasi kas setiap hari kerja perusahaan, jadi saldo rekening awal hari adalah nihil. Kalau rekening kas tidak nihil, maka saldo kas akhir hari kemarin harus sama dengan

saldo kas awal hari ini. Sehingga saldo kas tetap tepelihara dan terupdate setiap harinya.

5. Bagaimana sistem keamanan atas data base dan informasi kas? Apa saja tindakan pengendalian internal yang telah diterapkan oleh pihak BSM?

Jawab: disini kami melakukan backup data informasi kas setiap bulan, hal ini dilakukan dengan menyimpan data kas perusahaan pada sebuah disket khusus yang selalu di up-date.

6. Bagaiman jenis pengendalian internal yang diterapkan terkait akses masuk terkait data dan informasi penerimaan dan pengeluaran kas di BSM?

Jawab: Disini kami membatasi akses data mengenai kas perusahaan. Akses mengenai data kas hanya diberikan pada beberapa pihak yang berkompeten di bidangnya saja dengan cara pemberlakuan password untuk mengakses data. Dan password selalu diganti secara berkala untuk meningkatkan pengamanan.

7. Bagaimana internal control yang diterapkan terkait pemeriksaan fisik dan data kas setiap harinya?

Jawab: Kami memastikan pengawasan kas di akhir hari dilakukan dengan tertib dan fisik uang kas kantor sama dengan saldo kas kantor di komputer. Perhitungan fisik kas dilakukan pada akhir hari di depan setiap bagian yang terkait.

8. Bagaimana usaha BSM memvalidasi setiap uang kas yang masuk dan keluar agar tidak terjadi selisih dan kesalahan di bagian kas?

Jawab: Kami melakukannya dengan cara memeriksa kebenaran print out AATR (all Accepted Transaction Report) beserta bukti pembukuannya. AATR adalah laporan yang dicetak teller yang berisikan semua transaksi yang dilakukan teller sehingga bila terjadi kekeliruan akan terlihat disana.

9. Apakah ada internal audit?

10.Bagaimana penilaian internal control yang dilakukan atas laporan kas, teller dan layanan pelanggan di BSM? Apa usaha yang dilakukan? Siapa yang memeriksanya?

Jawab: Ya semua telah dilakukan, kami melakukan pemeriksaan secara rutin bulanan laporan perkembangan cash dan teller, kepersonaliaan dan pelayanan customer yang dilakukan oleh Dewan Komisaris.

11.Bagaimana pengendalian intern atas karyawan? Apakah ada perputaran jabatan (Job Rotation)? Apakah Kasir/ Teller telah diasuransikan?

Jawab: Ya, pengendalian yang dilakukan dengan cara rekrutmen yang baik dan adanya proses training. (Untuk job ratation tentu ada berdasarkan perintah dari pusat), namun periode kali ini masih belum (masih menunggu pusat). Kami juga sudah melakukan asuransi khusus (fidelity bond insurance) di bagian teller yang berguna sebagai antisipasi apabila terjadi penyelewengan oleh pihak penagih (kasir), kerugian bisa ditutupi dengan asuransi khusus tersebut.

Lampiran 11: Angket Penelitian

Unsur-unsur Pengendalian Intern Penerimaan Kas

Usaha Pengendalian Internal Yang Diterpakan

BSM Telah Diterapkan Belum Diterapkan A. Struktur Organisasi

1. Memisahkan antara fungsi akuntansi, fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas.

2. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

X

X B. Sistem Otorisasi dan

Pencatatan

3. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.

4. Semua bukti bukti penerimaan kas haruslah diverifikasi dan divalidasi oleh pihak

berwenang

X

X

C. Praktik yang Sehat

5. Hasil perhitungan kas harus dicatat dalam berita acara perhitungan kas dan disetor penuh ke kas dengan segera.

6. Secara periodik dilakukan pencocokan fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut akuntansi.

X

7. Para penagih dan kasir harus diasuransikan

(fidelity bond insurance) X

Unsur-unsur Pengendalian Intern Pengeluaran Kas

Usaha Pengendalian Internal Yang Diterpakan

BSM Telah Diterapkan Belum Diterapkan A. Struktur Organisasi

1. Memisahkan antara fungsi operasional, fungsi

pencatatan dan fungsi penyimpanan.

2. Transaksi pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kasa sejak awal sampai akhir , tanpa campur tangan dari fungsi lain.

X

X

B. Sistem Otorisasi dan Pencatatan

3. Pengeluaran kas harus mendapatkan otorisasi

pejabat yang berwenang. 4. Pencatatan dalam jurnal

pengeluaran kas (atau dalam metode pencatatan tertentu dalam register cek) harus didasarkan bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwewenang dan dilampiri dokumen pendukung.

X

C. Praktik yang Sehat 5. Kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya. Kasir

dilengkapi dengan alat-alat mencegah terjadinya pencurian terhadap kas 6. Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus diverifikasi.

7. Pengeluaran kas yang kecil, pengeluaran ini dilakukan mengunakan sistem akuntansi

pengeluaran kas melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan imprest system. 8. Cek mengunakan nomor urut dan semua nomor cek harus diverifikasi.

9. Stempel cek yang

digunakan disimpan oleh pihak yang berhak menandatangani cek. 10. Perputaran jabatan untuk menjaga indenpendensi X X X X X X

Dokumen terkait