• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT Bank Commonwealth adalah anak perusahaan

Commonwealth Bank of Australia (CBA). Pada awalnya,

Commonwealth Bank of Australia hadir di Indonesia dengan membuka

sebuah kantor perwakilan pada tahun 1990. Pada tahun 1997 didirikan

sebuah badan baru yaitu PT BII Commonwealth untuk menyediakan

jasa perbankan korporasi kepada badan usaha Indonesia dan

badan-badan usaha lainnya. Pada tahun 2000, PT BII Commonwealth

mengganti namanya menjadi Commonwealth Bank, di mana CBA

menjadi pemegang saham mayoritas.

Pada awal tahun 2007, Commonwealth Bank menawarkan untuk

mengakuisisi saham mayoritas di Bank ANK (83%). Dengan

diterimanya penawaran tersebut oleh pihak pemilik Bank ANK dan

setelah penandatanganan akta akuisisi pada tanggal 26 Juli 2007,

dimulailah persiapan merjer Bank ANK ke dalam Commonwealth

Bank. Tanggal efektif merjer ditetapkan 31 Desember 2007. Mulai

tanggal 2 Januari 2008, Bank ANK pun mulai beroperasi sebagai bagian

4.1.2 Profil Bank CIMB Niaga

CIMB Niaga pertama kali didirikan pada tanggal 26

September 1955 sebagai bank swasta nasional dengan nama Bank

Niaga. Juni 1989 merupakan tahun Bank Niaga melakukan penawaran

saham perdana sehingga menjadi perusahaan terbuka. Pada tahun 1999,

Bank Niaga menjadi bank di bawah pengawasan Badan Penyehatan

Perbankan Nasional (BPPN) karena dana pemegang saham untuk

rekapitalisasi kurang dari 20%.

Commerce Asset Holdings Berhad (CAHB), yang sekarang

dikenal luas sebagai CIMB Group Holdings Berhad, mengakuisisi

saham Bank Niaga pada tahun 2002. Tahun 2007, seluruh kepemilikan

saham berpindah ke CIMB Group sebagai bagian dari reorganisasi

internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak

perusahaan CIMB Group. Pada bulan Mei 2008, Bank Niaga resmi

berubah nama menjadi Bank CIMB Niaga. Dalam rangka memenuhi

kebijakan Single Presence Policy (SPP) yang ditetapkan Bank

Indonesia, Khazanah Nasional Berhad sebagai pemilik saham

mayoritas Lippo Bank dan juga saham pengendali Bank Niaga (melalui

CIMB Group), melakukan penggabungan (merger) kedua bank tersebut

secara resmi pada tanggal 1 November 2008 yang diikuti dengan

4.1.3 Profil Bank UOB Indonesia

PT Bank UOB Buana (“Bank”) didirikan dengan nama PT Bank

Buana Indonesia pada tanggal 31 Agustus 1956. Pertumbuhan Bank

cukup pesat pada tahun 1970-an. Merger dan akuisisi menandai

ekspansi Bank selama periode tersebut. Antara tahun 1972 sampai

dengan 1975, Bank mengakuisisi PT Bank Pembinaan Nasional, PT

Bank Kesejahteraan Masyarakat dan PT Bank Aman Makmur yang

masing-masing berlokasi di Bandung, Semarang dan Jakarta. Sebuah

titik balik Bank terjadi pada tahun 1976, dimana Bank mendapat ijin

sebagai bank devisa. Pada saat itu, hanya sekitar 20% dari seluruh bank

di Indonesia yang memperoleh status sebagai bank devisa. Sejak saat

itu, bank berkembang menjadi salah satu bank yang memiliki

spesialisasi pada mata uang asing dan trade finance terkemuka di negeri

ini. Bank juga mencatat pertumbuhan sepanjang 1980-an, dengan

membuka lebih dari 100 kantor cabang di seluruh Indonesia. Tahun

1990, Bank merupakan bank kedua belas terbesar di Indonesia. Bank

juga merupakan salah satu Bank di Indonesia yang selamat dari krisis

keuangan Asia pada tahun 1997 tanpa perlu mendapat rekapitalisasi dari

pemerintah.

Pada tahun 2004, United Overseas Bank Limited (“UOB”)

melalui UOB International Investment Private Limited (“UOBII”),

perusahaan investasi milik UOB, mengakuisisi 23% saham Bank. UOB,

Indonesia dengan meningkatkan kepemilikannya pada Bank menjadi

sebesar 61,11% pada akhir tahun 2005. Pada bulan Oktober 2008,

melalui tender offer, kepemilikan UOBII terhadap saham Bank kembali

meningkat menjadi sebesar 98,997% dan dilanjutkan dengan

pengunduran diri dari Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2010, PT Bank

UOB Buana mengambil langkah besar dengan melakukan

penggabungan usaha (merger) dengan PT Bank UOB Indonesia untuk

memenuhi kebijakan Bank Indonesia mengenai Kepemilikan Tunggal

pada Perbankan Indonesia (SPP). Merger tersebut disahkan Gubernur

Bank Indonesia pada tanggal 10 Juni 2010. Selain itu, merger ini juga

menciptakan sinergi usaha yang kuat dengan meningkatnya penetrasi

pasar dan memperluas pangsa pasar di industri perbankan nasional.

4.1.4 Profil Rabobank Indonesia

Didirikan di tahun 1990, PT Bank Rabobank International

Indonesia (Rabobank Indonesia) adalah bagian dari Grup Rabobank,

penyedia layanan jasa keuangan lengkap dari Belanda yang didirikan

berdasarkan prinsip koperasi, dengan peringkat AAA dan Top 5 Bank

Teraman di Dunia tahun 2009 menurut majalah Global Finance. Pada

bulan Juli 2008, Rabobank Indonesia menyelesaikan merger resminya

dengan Hagabank dan Bank Hagakita yang telah memperkuat kehadiran

kami di sektor korporasi, UKM dan ritel di Indonesia diikuti dengan

Selain menyediakan jaringan internasional Grup Rabobank,

Rabobank Indonesia kini melayani kebutuhan perbankan nasabah

melalui 95 kantor cabang di seluruh Indonesia.

4.1.5 Profil Bank OCBC NISP

Bank OCBC NISP (dahulu bernama Bank NISP) merupakan

bank tertua keempat di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 4 April

1941 di Bandung dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En

Deposito Bank. Bank OCBC NISP kemudian berkembang menjadi bank

yang solid dan handal, terutama melayani segmen Usaha Kecil dan

Menengah (UKM). Bank OCBC NISP resmi menjadi bank komersial

pada tahun 1967, bank devisa pada tahun 1990 dan menjadi perusahaan

publik di BEI pada tahun 1994. Pada akhir tahun 1990-an, Bank OCBC

NISP berhasil melewati krisis keuangan Asia dan jatuhnya sektor

perbankan di Indonesia tanpa dukungan pemerintah.

Reputasi Bank OCBC NISP yang baik serta pertumbuhannya

yang menjanjikan telah menarik perhatian International Finance

Corporation (IFC), bagian dari Grup Bank Dunia, yang kemudian

menjadi pemegang saham pada tahun 2001 - 2010.

Selanjutnya, OCBC Bank-Singapura akhirnya menjadi

pemegang saham mayoritas melalui serangkaian akuisisi dan penawaran

tender sejak tahun 2004. OCBC Bank-Singapura saat ini memiliki

Bank NISP telah menetapkan program yang sangat dinamis untuk

memperkuat infrastruktur, termasuk sumber daya manusia, teknologi

informasi dan jaringan kantor.

Pada tahun 2011, Bank OCBC NISP genap berusia 70 tahun

sekaligus memasuki tonggak sejarah penting, dimana Bank OCBC

Indonesia resmi bergabung (merger) dengan Bank OCBC NISP.

Penggabungan ini menunjukan komitmen penuh dari OCBC Bank -

Singapura sebagai pemegang saham mayoritas, untuk memusatkan

dukungannya hanya pada satu bank di Indonesia, yaitu Bank OCBC

NISP.

4.1.6 Profil Bank Windu Kentjana International

PT Bank Windu Kentjana International Tbk merupakan bank

hasil penggabungan (merger) antara PT Bank Multicor Tbk dan PT

Bank Windu Kentjana. Dalam penggabungan tersebut, pihak yang

menggabungkan diri adalah PT Bank Windu Kentjana sedangkan pihak

yang menerima penggabungan adalah PT Bank Multicor Tbk, dengan

demikian dalam proses penggabungan tersebut PT Bank Multicor Tbk

bertindak sebagai surviving bank. Latar belakang dari penggabungan

usaha ini adalah untuk memaksimalkan kekuatan dan potensi yang

dimiliki oleh masing-masing bank sehingga dapat menciptakan sinergi

yang baru, baik dalam penggunaan modal, jaringan usaha yang lebih

Penggabungan tersebut secara legal dituangkan dalam Akta

Merger No.171 tanggal 28 November 2007 dan disetujui Gubernur

Bank Indonesia No.9/67/KEP/GBI/2007 tanggal 18 Desember 2007.

Seluruh Anggaran Dasar Bank dirubah dan nama Bank diubah menjadi

PT Bank Windu Kentjana International, Tbk, sebagaimana tertuang

dalam Akta No.172 tanggal 28 November 2007, mendapat pengesahan

dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.

AHU-00982.AH.01.02 tanggal 8 Januari 2008, dengan demikian tanggal 8

Januari 2008 merupakan tanggal efektif legal merger, yang sekaligus

digunakan sebagai hari kelahiran PT Bank Windu Kentjana

International Tbk.

4.1.7 Profil Bank Victoria

PT Bank Victoria International Tbk. berdiri sejak tahun 1992

dan memulai kegiatan operasional sebagai Bank Umum sejak 5 Oktober

1994. Bank Victoria terus mengukuhkan eksistensi sebagai bank retail

dalam persaingan di dunia perbankan nasional. Sebagai bank publik,

Bank Victoria telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia

sejak tahun 1999 dan hingga saat ini aktif melaksanakan aksi korporasi

seperti penawaran umum terbatas dan menerbitkan Obligasi.

Untuk mendukung Arsitektur Perbankan Indonesia, pada tahun

2007 Bank Victoria telah melakukan akuisisi terhadap Bank Swaguna

Swaguna sehingga sesuai dengan persyaratan minimum permodalan

Bank menurut Arsitektur Perbankan Indonesia (API), dan

mempersiapkan konversi Bank Swaguna sebagai Bank Victoria Syariah

sehingga dapat resmi beroperasi pada tahun 2010.

4.1.8 Profil Bank SBI Indonesia

Bank SBI Indonesia (sebelumnya bernama Bank Indomonex)

adalah perusahaan Indonesia yang berbentuk perseroan terbatas dan

bergerak di bidang jasa keuangan perbankan, dan telah berdiri

sejak 1970. Saat ini mayoritas saham Bank SBI Indonesia dimiliki State

Bank of India.

State Bank of India (SBI) mengakuisisi saham sebesar 76 % dari

PT. Bank Indomonex pada tanggal 14 Desember 2006, mengambil alih

kontrol manajemen pada bulan Juni 2007 dan beroperasi di Indonesia

sebagai anak perusahaan luar negeri SBI.

Pada bulan Juni 2009, Bank memperoleh status Bank devisa

yang mana berhak untuk menjalankan bisnis dalam transaksi valuta

asing. Kemudian pada tahun 2009 nama bank tersebut diubah

menjadi Bank SBI Indonesia untuk merefleksikan kepemilikan yang

baru dari SBI. SBI telah mengakuisisi 23 % saham lainnya sehingga

Dokumen terkait