• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Perusahaan .1 Profil Singkat Bank BRI .1 Profil Singkat Bank BRI

Dalam dokumen SKRIPSI OLEH RAHMADANA (Halaman 57-62)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan .1 Profil Singkat Bank BRI .1 Profil Singkat Bank BRI

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Pada tahun 1898 dengan bantuan dari Pemerintah Hindia Belanda didirikan Volksbanken (Bank Rakyat Daerah Kertajaya meliputi wilayah administrasi kabupaten), sehingga kemudian Volksbanken disebut pula sebagai Afdelling Bank. Ternyata Voiksbanken saat itu mengalami kesulitan, sehingga Pemerintah Hindia Belanda turut campur tangan dalam Perkreditan Rakyat, dengan mendirikan Dienest de Volkskredietwesen (Dinas Perkreditan Rakyat) pada tahun 1904 yang membantu Volksbanken secara materil dan inmateril dengan tambahan modal, bimbingan, pengawasan dan pembinaan.

Dengan demikian Perkreditan Rakyat sejak tahun 1904 menjadi Regerngzrong (Tugas Pemerintah). Pada tahun 1912 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Central Kas yang berfungsi sebagai Bank Sentral bagi Volksbanken

termasuk juga Bank Desa. Sebagai akibat resesi dunia tahun 1929-1932 banyak Volksbanken yang tidak dapat bejalan dengan baik. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, maka pada tahun 1934 didirikanlah Algemeene Volkscrediet Bank (AVB) yang berstatus badan hukum Eropa. Modal pertama dari hasil likuidasi Central Kas ditambah dengan kekayaan bersih dari Volksbanken. Pada zaman kedudukan Jepang, berdasarkan Undang-Undang tanggal 3 Oktober 1942 AVB di Pulau Jawa diganti namanya menjadi Syoomin Ginko (Bank Rakyat).

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, dengan Peraturan Pemerintah No.l tahun 1946 maka ditetapkan berdirinya Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank pemerintah. Sementara itu, di pihak NICA di Jakarta didirikan Kantor Besar AVB. Pada tahun 1948 ibukota Republik Indonesia Yogyakarta diduduki oteh Belanda, maka Kantor Besar Bank Rakyat Indonesia dihapuskan oleh NICA. Pada saat itu kegiatan Bank Rakyat Indonesia terhenti untuk sementara waktu.

Dengan tercapainya Room-Royen, maka Kantor Besar Bank Rakyat Indonesia aktif kembali, tetapi wilayah kerjanya hanya daerah yang dikembalikan kepada Republik Indonesia tahun 1945 (Daerah Renville).

Sedangkan daerah lainnya nama AVB diganti menjadi BARRIS (Bank Rakyat Republik Indonesia Serikat). Kemudian Direksi Bank Rakyat Indonesia dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta untuk dijadikan Direksi BARRIS, sesuai surat keputusan Mentri Kemakmuran Rakyat Indonesia Serikat tanggal 16 Maret 1959. Keputusan itu mendapat protes dari federalis karena kantor BAKRIS belum ada sehingga diralat dengan nama Direksi AVB/BRI.

Meskipun pada tanggal 17 Agustus 1950 dengan Undang Undang Dasar Sementara 1950 Negara RIS dijadikan kesatuan, tetapi AVB dibubarkan pada tanggal 29 Agustus 1951 berdasarkan Undang Undang No. 12 tahun 1951. Selain itu, peraturan pemerintah No. 25 tanggal 20 April 1951 menjadikan Bank Rakyat Indonesia sebagai bank menengah. Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden yang menyatakan kembali ke UUD 1945, maka dengan PERPU No. 41 tahun 1960 tanggal 26 Oktober lembaran negara No. 128-190 dibentuk BKTN (Bank Koperasi, Tani, dan Nelayan). Pada saat integrasi ketiga bank pemerintah ini terlaksana, semua Bank Umum Negara serta Bank Tabungan Pos disatukan dengan Bank Indonesia berdasarkan PENPRES No. 8 tanggal 4 Januari 1965 sebagai kebijakan pemerintah menuju pembentukan Bank Tunggal.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar PENPRES baru No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan Bank Tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia (BNI). Dalam ketentuan baru tersebut keluar BKTN diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia Unit 11 Bidang Exim. Pada tahun 1968 UU No. 14 tahun 1967 tentang UU Pokok Perbankan, dengan UU No. 13 Tahun 1968 tentang UU Bank Sentral fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dikembalikan, dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Exim/Rural dijadikan bank negara dengan nama:

1. Bank Rakyat Indonesia yang menampung segala hak dan kewajiban serta kekayaan dan perlengkapan Bank Negara Indonesia bidang Rural dengan UU No. 21 tahun 1968.

2. Bank Ekspor Impor Indonesia menampung segala hak dan kewajiban serta

kekayaan, dan perlengkapan Bank Negara Unit II bidang Exim dengan UU No. 22 tahun 1968.

Pada akhirnya berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Rakyat Indonesia Kep:S.67-DR/12/1982, Direksi Bank Rakyat Indonesia menetapkan, bahwa hari jadi Bank Rakyat Indonesia adalah tanggal 16 Desember 1995. Bank Rakyat Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat, dan sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang berjumah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 kantor pusat, 12 kantor wilayah,12 kantor inspeksi/SPI, 170 kantor cabang, 145 kantor cabang pembantu, 1 kantor cabang khusus, 1 New York Agency, 1 Cayman Island Agency, 1 kantor perwakilan Hongkong, 40 kantor kas bayar, 6 kantor mobil bank, 193 P.Point, 3.705 BRI Unit dan 357 pos pelayanan desa.

Bank ini kemudian menjadi perusahaan publik dengan nama yang dipakainya sekarang. Salah satu kantor cabang yang didirikan di Indonesia adalah kantor cabang yang terletak di Jl. Iskandar Muda Medan, Sumatera Utara.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.

2. Misi

a. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah untuk perkembangan ekonomi masyarakat.

b. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada

pihak-pihak yang berkepentingan.

c. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah meialui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktik Good Coorperate Governance (GCG)

d. Menjadikan bank yang sehat dan salah satu dari bank terbesar dalam aset serta keuntungan.

e. Menjadi bank terbesar dan terbaik dalam pengembangan agribisnis.

f. Menjadi salah satu bank go public yang terbaik.

g. Menjadi bank yang terbaik dan terbesar dalam pengembangan usaha mikro, kecil, menengah.

h. Menjadi bank yang melaksanaka Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten.

i. Menjadikan budaya kerja BRI sebagai sikap dan perilaku semua insan Bank Rakyat Indonesia.

4.2 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis Statistik Deskriptif dalam penelitian adalah untuk merumuskan dan menginterpretasikan hasil penelitian berupa identitas responden dan deskriptif variabel. Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuesioner yang dibagikan ke 100 responden, dimana responden yang menjawab kuesioner ini adalah nasabah Bank BRI Cabang Iskandar Muda Medan. Kuesioner ini berisikan 15 butir pernyataan yang terdiri dari 3 butir pernyataan untuk variabel bebas X1 (Mobile Banking), 3 butir untuk variabel

bebas X2 (Internet Banking), 3 butir untuk variabel bebas X3 (Fasilitas ATM) dan 6 butir pernyataan untuk variabel terikat Y (kepuasan nasabah).

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Dalam dokumen SKRIPSI OLEH RAHMADANA (Halaman 57-62)

Dokumen terkait