• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT Intrafood Citarasa Nusantara (PT Intrafood) mulai resmi beroperasi pada tahun 2002 dengan nomor izin usaha 345/10-05/PK/X/2000. PT Intrafood merupakan salah satu unit usaha PT Rolika Permata Satia yang bergerak dalam industri pengolahan makanan selama 23 tahun khususnya usaha catering.

Pada awalnya, Gepuk dan Ikan Balita Karuhun merupakan salah satu menu dari Rolika Catering Service. Seiring dengan berjalannya waktu, permintaan konsumen terhadap Gepuk dan Ikan Balita Karuhun semakin meningkat. Melihat kondisi tersebut, Ibu Ana Tarjono berinisiatif memisahkan Gepuk dan Ikan Balita Karuhun dari menu Rolika Catering Service dan menjadikannya sebuah divisi tersendiri pada Rolika Catering Service.

Pada permulaannya, produksi Gepuk dan Ikan Balita Karuhun dilakukan di kediaman Ibu Ana Tarjono dengan sistem produksi yang tergantung pada ada atau tidaknya pesanan. Hal ini disebabkan belum semua konsumen mengetahui keberadaan produk ini. Seiring berjalannya waktu, pesanan Gepuk dan Ikan Balita Karuhun semakin banyak. Oleh karena itu, proses produksinya dipindahkan di lingkungan PT Rolika Permata Satia yang bertujuan untuk dapat memenuhi setiap pesanan. Divisi Gepuk dan Ikan Balita Karuhun telah berdiri selama kurang lebih enam tahun lalu yaitu pada tahun 1998 dan mulai 1 Agustus 2002 resmi menjadi salah satu unit usaha dari PT Rolika Permata Satia dengan nama PT Intrafood Citarasa Nusantara.

5.2. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

Secara umum, visi dapat diartikan sebagai cerminan filosofis mengenai bagaimana seharusnya masa depan suatu usaha. Misi menggambarkan bisnis apa yang diusahakan oleh perusahaan, sedangkan tujuan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Visi dari PT Intrafood adalah menjadi produsen pertama yang memproduksi makanan tradisional gepuk dan ikan balita khas Bogor, dan menjadi produsen terbaik dalam hal kualitas produk dan mutu pelayanan sehingga dapat dikenal oleh masyarakat luas baik dalam negeri maupun luar negeri. Misi dari PT Intrafood adalah memperkenalkan makanan tradisional Gepuk dan Ikan Balita Karuhun sebagai makanan khas Bogor yang memiliki keunikan dalam hal rasa dan bentuk kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat Bogor. Tujuan dari perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimum setiap tahunnya dan konsumen merasa puas setiap melakukan pembelian produk Gepuk dan Ikan Balita Karuhun.

5.3. Lokasi dan Keadaan Perusahaan

Pada saat melakukan penelitian, PT Intrafood berlokasi di Jalan Raya Semplak No. 349, Bogor, Jawa Barat. Perusahaan ini menempati tanah seluas 253 m2 dengan luas bangunan sekitar 210 m2. Bangunan pabrik terbagi menjadi beberapa ruangan yaitu kantor, ruang pengepakan, gudang, ruang penggeprekan, ruang penggorengan, tempat menyiangi ikan segar, tempat penggilingan bumbu dasar, dan mushola . Pada awalnya tempat penjualan Gepuk dan Ikan Balita Karuhun hanya berlokasi di Jalan Sukasari No. 12A, Bogor, Jawa Barat, akan tetapi saat ini perusahaan telah membuka satu tempat penjualan lagi yaitu di Jalan Raya Cimacan No. 32 Puncak, Cianjur. Tempat penjualan Gepuk dan Ikan Balita Karuhun biasa disebut dengan Resto Karuhun. Resto yang

terletak di Jalan Sukasari terdiri dari tiga lantai, lantai dasar digunakan sebagai tempat penjualan Gepuk dan Ikan Balita Karuhun dan tempat makan para konsumen yang membeli nasi timbel, lantai dua digunakan sebagai dapur dan tempat istirahat para karyawan, sedangkan lantai tiga digunakan sebagai gudang.

5.4. Struktur Organisasi Perusahaan

PT Intrafood secara resmi baru berdiri sejak 1 Agustus 2002, maka struktur organisasinya masih bersifat sederhana. PT Intrafood dipimpin oleh seorang direktur utama. Tugas dan wewenang yang dimiliki oleh direktur utama antara lain menetapkan kebijaksanaan seluruh aktivitas perusahaan, membuat keputusan perusahaan baik dalam kegiatan produksi, pemasaran, personalia, maupun keuangan.

Direktur utama dalam menjalankan perusahaannya dibantu oleh seorang manajer produksi. Manajer produksi bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan dan pengkoordinasian proses produksi dan menjamin mutu serta kualitas produk yang dihasilkan. Manajer produksi ini membawahi bagian dapur produksi yaitu bagian yang memproduksi Gepuk dan Ikan Balita Karuhun dan bagian dapur restauran yang bertanggung jawab atas produksi nasi timbel di resto. Dapur produksi terdiri dari bagian bumbu, bagian cook (masak), bagian geprek, dan bagian pengepakan.

Direktur utama pada PT Intrafood merangkap juga sebagai manajer operasional, dalam menjalankan tugasnya manajer operasional ini dibantu oleh beberapa kepala bagian antara lain kepala bagian pembelian (purchasing), personalia dan GA, Sales dan Marketing, dan keuangan. Kepala bagian pembelian membawahi bagian gudang dan pembelanjaan, kepala bagian personalia mengurusi masalah kinerja karyawan dan masalah administrasi umum perusahaan, sedangkan untuk Sales dan Marketing

bertanggung jawab atas Service Restaurant dan Customer Relations. Kepala bagian keuangan bertugas membuat laporan penjualan setiap hari, bertanggung jawab terhadap segala pengeluaran dari pembelian bahan baku sampai upah/gaji karyawan.

5.5. Sumberdaya Perusahaan 5.5.1. Sumberdaya Fisik

Sampai saat ini, sumberdaya fisik yang dimiliki oleh perusahaan terdiri dari bangunan, peralatan produksi, fasilitas komunikasi, perlengkapan kantor, dan fasilitas transportasi. Bangunan yang ada terdiri dari pabrik dan tempat penjualan (Resto Karuhun), peralatan produksi yang dimiliki terdiri dari empat buah tempat pendingin (freezer), satu buah refrigerator, dan sembilan buah kompor gas.

Fasilitas komunikasi yang dimiliki oleh perusahaan adalah beberapa buah telepon, sedangkan perlengkapan kantor yang dimiliki adalah sebuah komputer dan beberapa meja kerja serta Air Conditioner. Untuk fasilitas transportasi, perusahaan telah memiliki dua buah unit motor dan dua buah mobil, jenis box car dan jenis carry. Mobil ini digunakan untuk membawa produk dari tempat produksi ke tempat penjualan (Resto Karuhun), digunakan juga untuk mengantarkan pesanan produk ke konsumen yang membeli dalam pembelian skala besar dan sebagai sarana pembelian keperluan produksi dan kantor.

5.5.2. Sumberdaya Manusia

PT Intrafood memiliki 41 karyawan tetap.Jumlah ini sudah termasuk karyawan bagian manajemen, produksi, pramuniaga, transportasi, dan satpam. Di luar jumlah tersebut, terdapat sekitar 5-10 orang tenaga kerja panggilan, tenaga kerja panggilan ini mendapatkan upah dengan sistem borongan dimana perusahaan telah memberikan

standar upah untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu mulai dari tahap awal sampai akhir dengan waktu yang tidak mengikat tetapi dengan syarat pekerjaan yang diberikan selesai pada waktu yang telah ditentukan. Tugas dari tenaga panggilan ini antara lain membersihkan ikan segar, mengupas bawang dan memotongnya. Sistem perekrutan yang dilakukan di PT Intrafood umumnya bersifat kekeluargaan yang artinya tenaga kerja yang bekerja umumnya memiliki hubungan keluarga baik dengan pemilik maupun karyawan.

Kualitas pendidikan karyawan tetap PT Intrafood tergolong sedang, hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikannya, sebesar 73 persen karyawan telah menamatkan pendidikan SMU atau sederajat. Karyawan yang menduduki Top Management dan staf yang dipekerjakan, sebanyak 6 orang merupakan tamatan diploma dan sarjana. Bagian pabrik atau produksi yang berjumlah 26 orang pada umumnya memiliki tingkat pendidikan yang bervariasi dari mulai tamatan Sekolah Dasar hingga sekolah menengah (SMP dan SMU) dan sederajat. Tabel 6 memperlihatkan tingkat pendidikan karyawan PT Intrafood.

Tabel 6. Sebaran Karyawan Tetap PT Intrafood Citarasa Nusantara menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2004

Kualifikasi Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%) Lulusan SD Lulusan SMP/sederajat Lulusan SMU/SMK/sederajat Lulusan Diploma Lulusan Sarjana 4 2 30 3 2 10 5 73 7 5 Total 41 100

Sumber : PT Intrafood Citarasa Nusantara, 2004

Kelebihan dari lingkungan kerja di PT Intrafood ini adalah adanya hubungan kekeluargaan dan kepercayaan yang kuat sehingga timbul rasa kebersamaan dan budaya gotong royong yang tinggi antar karyawan. Selain kelebihan yang dimiliki, namun terdapat pula beberapa kelemahan yang ada pada perusahaan, kurangnya tenaga ahli di

bidang pemasaran, penelitian dan pengembangan, keuangan, serta quality control merupakan beberapa diantaranya. Pendelegasian pekerjaan untuk karyawan umumnya tidak dilakukan secara tertulis, jelas, dan terperinci, sehingga karyawan terkadang tidak terfokus pada pekerjaannya saja.

5.5.3. Produksi dan Operasi

Pengadaan Bahan Baku. Bahan baku utama yang digunakan untuk memproduksi gepuk adalah daging sapi dengan bagian tertentu yang disebut daging gandik. PT Intrafood dalam proses produksinya selalu memakai daging sapi lokal yang berkualitas tinggi dan aman untuk dikonsumsi. Bahan baku ini diperoleh dari pedagang di daerah Bogor dan Cianjur dengan pemesanan dilakukan setiap hari. Pemesanan daging dalam setiap hari dapat mencapai satu kuintal.

Bahan baku utama untuk pembuatan ikan balita adalah ikan air tawar (ikan mas atau ikan nila) yang masih berumur 15 hari. Umumnya perusahaan mendapatkan bahan baku ikan dari petani di daerah Cianjur, Sukabumi, dan Bandung. Pemesanan ikan balita dilakukan setiap dua hari sekali sebanyak 1½ - 2 kuintal setiap pemesanannya. Bahan- bahan penunjang lainnya seperti rempah-rempah yang digunakan sebagai bumbu dan untuk pembuatan sambal biasanya didatangkan dari petani di Ciampea, Bogor atau dibeli di Pasar Bogor.

Fasilitas Produksi. PT intrafood menggunakan peralatan semimodern dalam proses produksinya. Pengemasan produk, penggeprekan, dan pemotongan daging masih dilakukan secara manual. Penyimpanan bahan baku utama disimpan dalam freezer, proses penghalusan bumbu sudah dilakukan dengan menggunakan alat penggilingan dan proses memasak sudah menggunakan kompor gas.

Sistem Produksi. Sistem produksi yang dilakukan adalah sistem kontinuitas atau harian, maksudnya adalah produksi/pembuatan produk Karuhun dilakukan setiap hari. Hal ini berhubungan dengan prinsip perusahaan untuk selalu memproduksi gepuk dan ikan yang baru dan segar (fresh from the kitchen). Kelemahan dalam sistem produksi adalah belum optimalnya pengawasan terhadap mutu terutama bila ada pemesanan dalam jumlah yang banyak. Selain itu belum adanya alat pemotong dan penggeprekan khusus untuk daging gandik menyebabkan ukuran gepuk yang dihasilkan kadang-kadang tidak seragam.

Kapasitas Produksi. PT Intrafood belum bisa memastikan secara pasti berapa besar kapasitas dari masing-masing alat produksi dan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan beberapa alat produksi masih dilakukan secara manual, sehingga cukup sulit untuk mengukur seberapa besar kapasitasnya. Untuk perkiraan sejauh mana maksimisasi peralatan produksi dapat dilihat dari pencapaian kapasitas produksi, perusahaan setiap harinya dapat menghasilkan gepuk sebanyak 1000 potong dan 100 kantong ikan balita.

5.6. Gambaran Produk 5.6.1. Gepuk Karuhun

Gepuk Karuhun adalah suatu produk daging sejenis empal dengan pengolahan secara tradisional dan menggunakan bumbu-bumbu tradisional dengan proses utamanya digoreng sehingga dihasilkan produk yang memiliki citarasa universal. Gambar 5 menunjukkan diagram proses produksi Gepuk Karuhun. Proses pembuatan Gepuk Karuhun yaitu :

1. Penerimaan daging segar. Proses penerimaan bahan baku daging sapi dilakukan pagi hari mulai pukul 08.00-10.00 WIB, daging segar yang digunakan

dalam proses produksi gepuk ini didatangkan dari pemasok dari Bogor dan Cianjur.

2. Pembekuan. Daging yang diterima, langsung dimasukkan ke dalam freezer untuk pembekuan tanpa pengolahan terlebih dahulu.

3. Thawing. Daging sebelum diolah harus dicairkan terlebih dahulu. Proses pencairan ini dinamakan thawing. Tujuannya adalah untuk mempermudah proses pemotongan daging dan mempermudah proses perebusan sehingga daging yang direbus tidak akan hancur. Selain diperoleh tekstur yang lunak, suhu daging yang diperoleh sedikit lebih tinggi. Thawing yang dilakukan adalah pada suhu ruang dengan memakan waktu kurang lebih 12 jam.

4. Pembersihan lemak dan pencucian. Setelah melalui proses thawing, daging yang siap untuk direbus terlebih dahulu dilakukan pembersihan lemak. Daging yang sudah bersih dari lemak langsung dilakukan pencucian.

5. Perebusan. Tujuan dari proses ini adalah untuk memperlunak jaringan daging sehingga mempermudah proses penggeprekan. Proses ini dilakukan setelah daging dipisahkan dari lemaknya.

6. Pengirisan daging. Pengirisan dilakukan secara manual dengan menggunakan pisau untuk menghasilkan lembaran daging. Proses pengirisan ini dilakukan untuk mempermudah proses penggeprekan karena daging yang akan digeprek harus dalam bentuk irisan tipis daging,

7. Penggeprekan. Proses penggeprekan atau pemukulan irisan daging dilakukan dengan menggunakan uleqan. Penggeprekan dilakukan hingga daging berbentuk lembaran yang sangat tipis dan siap untuk digulung. Tujuan dari proses ini adalah untuk mempermudah proses penggulungan.

Gambar 5. Diagram Proses Produksi Gepuk Karuhun

8. Penggulungan. Tujuan dari proses ini adalah agar produk yang dihasilkan berbentuk gulungan daging. Proses penggulungan daging ini dilakukan secara manual, yaitu digulung-gulung dengan menggunakan tangan.

9. Pengikatan daging. Proses ini menggunakan tali bambu dan tidak bersifat permanen karena setelah proses penggorengan dilakukan proses pelepasan tali. Tujuan dari proses ini adalah agar daging pada waktu digoreng tidak hancur sehingga tetap dalam bentuk gulungan daging.

Penerimaan daging segar

Pembekuan

Thawing

Pemisahan lemak dan pencucian

Perebusan (3jam)

Pengirisan

Penggeprekan

Penggulungan

Pengikatan daging

Pencampuran bumbu(1½ jam)

Penyimpanan campuran

Penyimpanan di dalam freezer

Thawing

Penggorengan

Penirisan

Pelepasan tali

Pengemasan dan penyimpanan

10.Pencampuran bumbu dan penyimpanan. Bumbu-bumbu yang akan

digunakan disatukan dengan daging dalam wajan dan dibiarkan selama kurang lebih 1 ½ jam.

11.Penyimpanan dalam freezer. Setelah daging menyatu dengan bumbu, maka dilakukan proses penghitungan daging yang akan dimasukkan ke dalam kantong plastik kemudian disimpan di dalam freezer. Setiap kantong plastik diisi 100 potong gepuk setengah matang yang sudah diberi hari dan tanggal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tanggal pemasukan kantong dalam freezer. Selain itu juga untuk mempermudah pelaksanaan pengambilan dilakukan secara FIFO (First In First Out).

12.Thawing. Sebelum produk digoreng, terlebih dahulu dilakukan proses thawing. 13.Penggorengan. Proses ini dilakukan untuk memperoleh produk gepuk yang

kering, aroma yang khas dan warna yang diinginkan. Proses ini kurang lebih memakan waktu ½ jam. Apabila daging sudah berwarna kuning kecoklatan, maka daging sudah dianggap matang.

14.Pelepasan tali. Tali yang masih melekat pada daging setelah proses penggorengan harus digunting untuk mempermudah proses pengemasan juga agar tidak membahayakan konsumen waktu mengkonsumsi daging.

15.Penirisan. Proses ini bertujuan untuk mengeluarkan minyak yang ada pada daging, karena daging yang sudah digoreng akan banyak mengandung minyak sehingga perlu untuk ditiriskan. Penirisan dilakukan dengan menggunakan tampi. Sebelum ditiriskan terlebih dahulu dilakukan penghitungan untuk mengetahui jumlah stok gepuk matang setiap harinya yang kemudian dibiarkan dalam tampi dengan waktu maksimum dua hari. Daging yang sudah ditiriskan siap dikemas.

16.Pengemasan dan penyimpanan. Selama dalam penyimpanan, gepuk yang dihasilkan dikemas dalam kotak karton (box) yang sudah dilapisi dengan plastik HDPE dan kertas penyerap minyak (kertas roti) khusus gepuk.

5.6.2. Ikan Balita Karuhun

Ikan Balita Karuhun berasal dari ikan air tawar (ikan mas dan ikan nila) yang masih berumur kurang lebih 15 hari. Proses pembuatan Ikan Balita Karuhun yaitu (Gambar 6) :

1. Penerimaan bahan mentah. Proses ini dilakukan dua hari sekali. Jumlah ikan untuk setiap kali penerimaan sekitar 1½ - 2 kuintal. Proses penerimaannya dilakukan pada pukul 08.00-10.00 WIB.

2. Penimbangan. Proses ini dilakukan setelah ikan diterima dari pemasok dimana berat ikan masing-masing adalah 10 kg (beserta wadah).

3. Pembersihan. Proses ini dilakukan setelah ikan ditimbang dan terdiri dari dua tahap, yaitu pengeluaran isi perut dan pencucian.

4. Pencampuran. Pada proses ini, ikan yang sudah dibersihkan diberi bumbu dengan takaran yang sesuai. Bumbu-bumbu yang digunakan antara lain adalah garam, cuka, dan rempah-rempah.

5. Penggorengan awal. Ikan langsung digoreng selama kurang lebih 25 menit sampai ikan mencapai keadaan setengah matang.

6. Penimbangan dan pengemasan. Ikan balita setengah matang yang dimasukkan ke dalam plastik ditimbang dengan berat 400 g, kemudian diikat dan diberi lubang-lubang agar panas yang masih ada dari hasil penggorengan dapat keluar sehingga mempercepat pendinginan.

Gambar 6. Diagram Proses Produksi Ikan Balita Karuhun

7. Penyimpanan dalam freezer. Setelah kantong plastik berisi ikan balita setengah matang diberi lubang, dimasukkan ke dalam freezer dengan menghitung jumlah kantong yang masuk.

8. Penggorengan tahap akhir. Proses ini dilakukan dengan cara menggoreng kembali ikan setengah matang hingga memperoleh tekstur ikan yang kering. 9. Penimbangan dan pengemasan. Setelah matang, ikan balita ditimbang dengan

berat 250 gr per bungkus kemudian dikemas. Penerimaan Ikan Segar

Pencampuran bumbu Penimbangan

Pembersihan

Penggorengan tahap awal

Penimbangan dan pengemasan

Penyimpanan dalam freezer

Penggorengan tahap akhir

Penimbangan dan pengemasan

Penyimpanan

10.Penyimpanan. Produk Ikan Balita Karuhun setelah dikemas, disimpan dengan menumpuk box di lemari penyimpanan

5.7. Strategi Pemasaran PT Intrafood Citarasa Nusantara

PT Intrafood selama ini dalam memasarkan Gepuk dan Ikan Balita Karuhun telah mengacu pada konsep bauran pemasaran yaitu strategi produk, harga, distribusi, dan tempat.

5.7.1. Strategi Produk

PT Intrafood selama ini lebih berorientasi pada produk (product oriented) dimana perusahaan lebih memusatkan perhatian untuk menghasilkan produk yang unggul dan terus melakukan peningkatan kualitasnya. Berdasarkan Teori Kotler, perusahaan yang berorientasi pada produk mengasumsikan bahwa para pembeli mengagumi produk-produk yang dibuat dengan baik serta dapat menghargai mutu dan kinerja. Hal ini juga didukung oleh posisi perusahaan sebagai produsen pertama (pionir) yang memproduksi Gepuk dan Ikan Balita Karuhun dengan kualitas terbaik. Perusahaan selalu berusaha untuk memenuhi pesanan konsumen dalam jumlah dan waktu yang tepat, hal inilah yang diyakini dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap Gepuk dan Ikan Balita Karuhun. Produk Gepuk dan Ikan Balita Karuhun itu sendiri dikemas dalam tiga jenis yaitu : kemasan yang hanya berisi Gepuk Karuhun, kemasan yang hanya berisi Ikan Balita dan kemasan campur (terdiri dari gepuk dan ikan balita).

Proses produksi yang dilakukan dalam membuat Gepuk dan Ikan Balita Karuhun ini sangat mengutamakan kesegaran produk (fresh from the kitchen), oleh karena itu produk ini tidak menggunakan bahan pengawet. Sehubungan dengan hal tersebut maka daya tahan dari gepuk dan ikan balita tidak cukup lama. Gepuk hanya mampu bertahan

selama 3-4 hari pada suhu luar sedangkan jika dimasukkan dalam lemari es/pendingin mampu bertahan selama 10 hari. Ikan balita memiliki daya tahan yang lebih lama yaitu 15 hari pada suhu luar selama disimpan dalam wadah tertutup.

Gepuk dan Ikan Balita Karuhun dikemas dalam bentuk box dengan ukuran (30 x 12 x 4,5) cm, lengkap dengan nama produk, komposisi, alamat perusahaan, tanggal kadaluarsa, kehalalan produk, dan izin Departemen Kesehatan. Kemasan dibuat oleh perusahaan selain sebagai daya tarik juga berfungsi untuk melindungi kualitas produk dan mempermudah proses pengiriman serta penyimpanan produk. Tujuan lainnya adalah untuk mencegah kemungkinan terjadinya peniruan produk oleh para pesaing dan kemasan tersebut juga berfungsi sebagai ciri khas dari produk Karuhun yang merupakan produksi dari PT Intrafood.

5.7.2. Strategi Harga

Harga jual dari Gepuk dan Ikan Balita Karuhun pada saat dilakukan penelitian adalah sebesar Rp 50.000,00 per box untuk Ikan Balita karuhun dengan berat 250 ons (1/4 Kg) ikan balita, Rp 60.000,00 per box untuk Gepuk Karuhun berisi sepuluh potong gepuk, Rp 60.000,00 per box untuk kemasan campur yang terdiri dari 125 ons ikan balita dan lima potong gepuk. Masing-masing kemasan dilengkapi dengan sambal sebanyak dua cup dan bawang goreng. Namun pada tanggal 17 Oktober 2004 harga ini mengalami kenaikan menjadi Rp 65.000,00 untuk Gepuk Karuhun, Rp 55.000,00 untuk Ikan Balita dan untuk kemasan campur harganya tidak mengalami perubahan.

Strategi harga yang dilakukan perusahaan antara lain memberikan potongan harga (discount) berupa pengurangan harga produk jika konsumen membeli dalam jumlah banyak yaitu lebih dari atau sama dengan 70 box. Besarnya potongan harga

berbeda-beda berdasarkan kebijakan dari manajemen, semakin banyak jumlah produk yang dibeli maka akan semakin besar potongan harga yang diberikan.

5.7.3. Strategi Distribusi

Distribusi dalam suatu usaha memegang peranan yang cukup penting, karena distribusi yang baik merupakan salah satu penunjang bagi keberhasilan produk yang ditawarkan. PT Intrafood dalam melakukan distribusinya selama ini menjual langsung Gepuk dan Ikan Balita Karuhun kepada konsumen tanpa perantara maupun agen. Perusahaan membuka outlet khusus penjualan Gepuk dan Ikan Balita Karuhun yaitu Resto Karuhun yang berlokasi di Jalan Sukasari No. 12A, Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini menurut perusahaan dinilai cukup strategis karena letaknya yang dekat dengan pusat kota dan dekat dengan pusat jajanan makanan khas Bogor lainnya seperti Roti Unyil dan Asinan Sedap Gedung Dalam.

Selain di Sukasari, perusahaan juga membuka outlet di Jalan Raya Cimacan No. 32 Puncak, Cianjur. Sedangkan untuk konsumen di daerah Jakarta yang ingin membeli atau memesan Gepuk dan Ikan Balita Karuhun, perusahaan bekerjasama dengan cabang holding company yang merupakan salah satu divisi dari PT Rolika yang bergerak dalam jasa wedding organizer dan terletak di Gedung Patra Jasa, Jakarta. Kerjasama yang dilakukan hanya sebatas menitipkan produk Gepuk dan Ikan Balita Karuhun yang sebelumnya telah dipesan terlebih dahulu oleh konsumen. Umumnya konsumen itu sendiri yang datang ke Gedung Patra Jasa untuk mengambil pesanannya. Bila memungkinkan, pesanan tersebut dapat diantar langsung ke konsumen dan biasanya pembayaran dilakukan secara tunai.

Pendistribusian dari produk Gepuk dan Ikan Balita Karuhun, baik dari tempat produksi ke Resto, ke Jakarta maupun ke tempat para pemesan produk ditunjang oleh

alat transportasi yang dimiliki oleh perusahaan yaitu berupa mobil box dan dua buah sepeda motor. Mobil box umumnya digunakan untuk mengantar produk dari tempat

Dokumen terkait