• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4.5. Gambaran Umum Sub Terminal Agribisnis (STA) Juli Tani

Sub Terminal Agribisnis Kelompok Tani Juli Tani baru berdiri sejak tanggal 13 September 2018. Sub Terminal Agribisnis Kelompok Tani Juli Tani merupakan binaan dari Bank Indonesia (BI). Tujuan pembangunan STA adalah sebagai wadah petani untuk mengumpulkan barang dagangannya sehingga dapat mengefisienkan distribusi hasil produksi pertanian. Adanya STA juga bertujuan untuk memotong mata rantai tengkulak agar petani menjadi lebih sejahtera.

Pengelolaan STA dipegang dan di atur mekanismenya secara langsung oleh pengurus STA yang terdiri dari anggota kelompok tani Juli Tani.

Dengan memanfaatkan Sub Terminal Agribisnis (STA) Juli Tani petani mempunyai keuntungan langsung yang dapat dirasakan tanpa ada intimidasi harga dari pedagang. Hal ini dikarenakan para pedagang tidak dapat semana-mena lagi

dalam menentukan harga sehingga petani yang memiliki hasil panen mempunyai keuntungan lebih baik. Manfaat dan keuntungan yang diterima oleh petani anggota STA adalah mendapat keuntungan di setiap akhir musim. Keuntungan tersebut 30% berasal dari jumlah tonase hasil panen yang dijual melalui STA.

Saat ini, STA Kelompok Tani Juli Tani hanya memasarkan komoditi cabai merah.

Cabai merah yang dipasarkan oleh STA Kelompok Tani Juli Tani telah sampai ke Riau dan Lampung.

Gambar 4.1. Sub Terminal Agribisnis (STA) Kelompok Tani Juli Tani Sub Terminal Agribisnis (STA) Kelompok Tani Juli Tani saat ini masih merupakan wadah untuk mengumpulkan, menyortir, menimbang dan menjual hasil produksi cabai merah yang dihasilkan oleh petani. Hal ini dikarenakan STA belum memiliki sarana yang lengkap untuk melaksanakan prosedur kegiatan pemasaran seperti STA lain pada umumnya. Sarana-sarana tersebut antara lain

adalah kios sarana produksi tani, tempat bongkar muat, tempat parkir, tempat sortasi dan pengemasan, penyediaan air bersih, es, gudang, cool room dan cold storage dan lain sebagainya. Selain itu, STA Kelompok Tani Juli Tani belum

mampu meningkatkan akses pasar. Hal ini dikarenakan STA belum memiliki pasar sendiri atau masih menjual pada satu pedagang pengumpul yang mampu memasarkan hasil produksi cabai merah langsung ke pasar dengan harga yang lebih tinggi. Namun demikian, STA sudah mampu memutus rantai pasok pedagang pengumpul yang panjang. Oleh karena kelebihan dan kekurangan STA itu, pemanfaatan STA Kelompok Tani Juli Tani belum dilakukan secara maksimal oleh seluruh petani cabai merah.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Sikap Petani Cabai Merah Terhadap Keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA)

Sikap petani merupakan respon dari petani terhadap suatu hal yang dirasakan atau dialami petani. Sikap petani cabai merah terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) dapat dilihat melalui jawaban-jawaban petani terhadap pernyataan-pernyataan yang diberikan yang terkait dengan tujuan, manfaat dan penyelenggaraan Sub Terminal Agribisnis.

Sikap petani cabai merah terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel 5.1. berikut ini :

Tabel 5.1. Sikap Petani Cabai Merah Terhadap Keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang

No. Katagori Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Positif 43 51,80%

2. Negatif 40 48,20%

Total 83 100%

Sumber : Analisis data primer dari lampiran 11 dan 12 (diolah).

Berdasarkan tabel 5.1. diketahui bahwa dari 83 petani cabai merah, 43 orang bersikap positif dengan persentase sebesar 51,80% dan 40 orang bersikap negatif dengan persentase sebesar 48,20%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara dominan petani cabai merah bersikap positif terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA).

Dengan demikian, hipotesis 1 yang menyatakan bahwa sikap petani cabai merah terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) adalah positif dapat

diterima. Hal–hal terkait yang membuat petani cabai merah bersikap positif adalah tujuan STA (X1), manfaat STA (X2) dan penyelenggaraan STA (X3). Walaupun secara keseluruhan sikap petani cabai merah positif atas keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA), namun masih cukup banyak petani yang bersikap negatif yaitu sebesar 48,20%. Oleh karena itu, perlu mengetahui hal-hal yang terkait dengan petani cabai merah lebih lanjut.

5.2. Hubungan Faktor-faktor Pembentuk Sikap Dengan Sikap Petani Cabai Merah Atas Keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA)

Sikap petani cabai merah terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) berhubungan dengan faktor pembentuk sikap yang meliputi peran media massa, pengalaman, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pendidikan formal dan non formal. Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana hubungan masing-masing faktor-faktor pembentuk sikap dengan sikap petani cabai merah terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) maka digunakan pengujian dengan analisis korelasi Rank Spearman.

5.2.1. Hubungan Media Massa Dengan Sikap Petani Cabai Merah Atas Keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA)

Media massa adalah salah satu faktor pembentuk sikap yang berkaitan dengan keputusan petani dalam memilih untuk memanfaatkan atau tidak memanfaatkan keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA). Yang dimaksud dengan media massa dalam hal ini adalah sarana komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain yang mempunyai pengaruh besar dalam membentuk opini dan kepercayaan petani. Adapun media massa yang terkait dengan petani cabai merah untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan Sub Terminal Agribisnis

(STA) di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel 5.2. berikut.

Tabel 5.2. Media Massa Yang Terkait Dengan Sikap Petani Cabai Merah Terhadap Keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) di Desa Sidodadi Ramunia, Kec. Beringin, Kab. Deli Serdang

No. Jenis Media Massa Jumlah Petani Yang Menggunakan Media

Sumber : Analisis data primer (diolah).

Berdasarkan tabel 5.2. dapat diketahui bahwa media massa yang digunakan untuk mengetahui informasi mengenai tujuan, manfaat dan penyelenggaraan Sub terminal Agribisnis (STA) adalah internet yaitu sebesar 36,14%. Sedangkan media massa lainnya seperti televisi, radio, surat kabar dan majalah tidak memberikan informasi mengenai mengenai tujuan, manfaat dan penyelenggaraan Sub terminal Agribisnis (STA).

Petani cabai merah lainnya dengan persentase sebesar 63,86% mengetahui informasi mengenai tujuan, manfaat dan penyelenggaraan Sub terminal Agribisnis (STA) dari orang-orang terdekat seperti petani cabai merah lainnya, ketua kelompok tani dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).

Untuk melihat keeratan hubungan antara peran media massa dengan sikap petani cabai merah atas keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) dapat dilihat pada tabel 5.3. berikut ini.

Tabel 5.3. Hubungan Media Massa Dengan Sikap Petani Cabai Merah Atas

Sumber : Analisis data primer dari lampiran 20 (diolah).

Berdasarkan tabel 5.3. diketahui hasil pengujian terhadap 83 responden menunjukkan korelasi Rank Spearman atau correlation coefficient antara peran media massa dengan sikap petani cabai merah adalah sebesar 0,179. Media massa dengan sikap petani cabai merah atas keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) tidak berhubungan. Hal ini dapat dilihat dari nilai Sig. (2-tailed) yang menunjukkan hasil sebesar 0,105 atau lebih besar dari tingkat kesalahan yang digunakan yaitu 0,05 (5%).

Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis 2a yang menyatakan bahwa media massa berhubungan nyata dengan sikap petani cabai merah tidak dapat diterima atau ditolak. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori azwar (2003) yang menyatakan bahwa faktor pembentukan sikap yaitu media massa berhubungan dengan sikap.

Hal ini dikarenakan STA Kelompok Tani Juli Tani merupakan STA baru sehingga tidak semua media massa atau hanya internet yang menyediakan informasi mengenai STA tersebut. Selain itu, hanya sedikit petani cabai merah yang menggunakan media massa khususnya internet untuk mengakses informasi mengenai STA.

5.2.2. Hubungan Pengalaman Dengan Sikap Petani Cabai Merah Atas Keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA)

Pengalaman adalah salah satu faktor pembentuk sikap yang berkaitan dengan keputusan petani dalam memilih untuk memanfaatkan atau tidak memanfaatkan keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA). Yang dimaksud dengan pengalaman dalam hal ini adalah pengalaman bergabung dengan kelompok tani, mengikuti pelatihan dan pengalaman petani lain yang telah memanfaatkan Sub Terminal Agribisnis (STA).

Adapun pengalaman yang terkait dengan petani cabai merah untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel 5.4. berikut.

Tabel 5.4. Pengalaman Yang Terkait Dengan Sikap Petani Cabai Merah Terhadap Keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) di Desa Sidodadi Ramunia, Kec. Beringin, Kab. Deli Serdang

No. Jenis Media Massa Jumlah Petani (Orang)

Sumber : Analisis data primer (diolah).

Berdasarkan tabel 5.4. dapat diketahui bahwa pengalaman yang paling besar mempengaruhi petani cabai merah untuk mengetahui informasi mengenai tujuan, manfaat dan penyelenggaraan Sub terminal Agribisnis (STA) adalah bergabung dengan kelompok tani yaitu sebesar 48,19%. Selanjutnya pengalaman yang memberikan informasi mengenai STA adalah pengalaman petani lain yang telah memanfaatkan STA sebesar 44,58% dan mengikuti pelatihan sebesar 7,23%.

Untuk melihat keeratan hubungan antara peran pengalaman dengan sikap petani cabai merah atas keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) dapat dilihat pada tabel 5.5. berikut ini.

Tabel 5.5. Hubungan Pengalaman Dengan Sikap Petani Cabai Merah Atas Keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA)

Correlations

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Analisis data primer dari lampiran 21 (diolah).

Berdasarkan tabel 5.5. diketahui hasil pengujian terhadap 83 responden menunjukkan korelasi Rank Spearman atau correlation coefficient antara pengalaman dengan sikap petani cabai merah adalah sebesar 0,311. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan pengalaman dengan sikap petani cabai merah atas keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) tergolong lemah. Hubungan ini lemah secara signifikan karena nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,004 atau lebih kecil dari tingkat kesalahan yang digunakan yaitu 0,05 (5%).

Lemahnya hubungan ini disebabkan karena pengalaman bergabung di kelompok tani, mengikuti pelatihan dan pengalaman petani lain yang telah memanfaatkan Sub Terminal Agribisnis (STA) belum efektif. Oleh karena itu, untuk mengefektifkan pengalaman agar memiliki hubungan yang kuat dengan sikap

petani cabai merah perlu dilakukan cara lain seperti melakukan studi banding ke Sub Terminal Agribisnis (STA) lain yang lebih maju dan berhasil agar mampu mendorong petani cabai merah untuk memanfaatkan Sub Terminal Agribisnis (STA) secara optimal.

Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis 2b yang menyatakan bahwa pengalaman berhubungan nyata dengan sikap petani cabai merah dapat diterima.

Hal tersebut sesuai dengan teori azwar (2003) yang menyatakan bahwa faktor pembentukan sikap yaitu pengalaman berhubungan dengan sikap.

5.2.3. Hubungan Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting Dengan Sikap Petani Cabai Merah Atas Keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA)

Pengaruh orang lain yang dianggap penting adalah salah satu faktor pembentuk sikap yang berkaitan dengan keputusan petani dalam memilih untuk memanfaatkan atau tidak memanfaatkan keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA). Orang lain yang dianggap penting yang dimaksud dalam hal ini antara lain adalah orangtua, orang yang status sosialnya lebih tinggi seperti Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), ketua kelompok tani, teman dekat (sesama petani), istri atau suami dan lain-lain.

Adapun peran orang lain yang dianggap penting yang terkait dengan petani cabai merah untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel 5.6. berikut.

Tabel 5.6. Orang Lain Yang Dianggap Penting Yang Terkait Dengan Sikap Petani Cabai Merah Terhadap Keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

No. Jenis Media Massa Jumlah Petani

(Orang)

Persentase (%) 1. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) 17 20,48

2. Ketua kelompok tani 37 44,58

3. Petani lain yang telah memanfaatkan STA 29 34,94

Jumlah 83 100

Sumber : Analisis data primer (diolah).

Berdasarkan tabel 5.6. dapat diketahui bahwa orang lain yang dianggap penting yang paling besar membantu petani cabai merah untuk mengetahui informasi mengenai tujuan, manfaat dan penyelenggaraan Sub terminal Agribisnis (STA) adalah bergabung dengan ketua kelompok tani yaitu sebesar 44,58%. Selanjutnya orang lain yang dianggap penting memberikan informasi mengenai STA adalah petani lain yang telah memanfaatkan STA sebesar 34,94% dan mengikuti Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebesar 20,48%.

Untuk melihat keeratan hubungan antara peran orang lain yang dianggap penting dengan sikap petani cabai merah atas keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) dapat dilihat pada tabel 5.7. berikut ini.

Tabel 5.7. Hubungan Pengaruh Orang Lain Yang Dianggap Penting Dengan

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Analisis data primer dari lampiran 22 (diolah).

Berdasarkan tabel 5.7. hasil pengujian terhadap 83 responden menunjukkan korelasi Rank Spearman atau correlation coefficient antara peran orang lain yang dianggap penting dengan sikap petani cabai merah adalah sebesar 0,301. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan orang lain yang dianggap penting dengan sikap petani cabai merah atas keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) tergolong lemah. Hubungan ini lemah secara signifikan atau nyata. Hal ini dapat dilihat dari nilai Sig. (2-tailed) yang menunjukkan hasil sebesar 0,006 atau lebih kecil dari tingkat kesalahan yang digunakan yaitu 0,05 (5%).

Lemahnya hubungan ini dikarenakan peran orang lain yang dianggap penting seperti Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), ketua kelompok tani dan petani lain yang memanfaatkan Sub Terminal Agribisnis (STA) belum memberi informasi tentang tujuan, manfaat dan penyelenggaraan Sub Terminal Agribisnis (STA)

secara efektif. Oleh karena itu, perlu peran orang lain yang dianggap penting lainnya seperti istri atau suami dan orang terdekat lainnya untuk memberikan informasi tentang tujuan, manfaat dan penyelenggaraan Sub Terminal Agribisnis (STA) agar mampu mendorong seluruh petani memanfaatkan Sub Terminal Agribisnis (STA).

Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis 2c yang menyatakan bahwa orang lain yang dianggap penting berhubungan nyata dengan sikap petani cabai merah dapat diterima. Hal tersebut sesuai dengan teori azwar (2003) yang menyatakan bahwa faktor yang pembentukan sikap yaitu orang lain yang dianggap penting berhubungan dengan sikap.

5.2.4. Hubungan Pendidikan Formal Dengan Sikap Petani Cabai Merah Atas Keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA)

Pendidikan formal adalah salah satu faktor pembentuk sikap yang berkaitan dengan keputusan petani dalam memilih untuk memanfaatkan atau tidak memanfaatkan keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA). Yang dimaksud dengan pendidikan formal dalam hal ini adalah pendidikan yang di dapat selama duduk di bangku sekolah seperti Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Adapun tingkat pendidikan formal yang terkait dengan petani cabai merah untuk mendapatkan informasi mengenai Sub Terminal Agribisnis (STA) di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel 5.8. berikut.

Tabel 5.8. Tingkat Pendidikan Formal Yang Terkait Dengan Sikap Petani Cabai Merah Terhadap Keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Petani Yang (Orang) Persentase (%)

1. SD 30 36,14

2. SMP 17 20,48

3. SMA 35 42,17

4. S1 1 1,21

Jumlah 83 100

Sumber : Analisis data primer (diolah).

Berdasarkan tabel 5.8. dapat diketahui bahwa persentase terbesar pendidikan formal petani cabai merah adalah SMA yaitu sebesar 42,17% dan terkecil adalah S1 yaitu sebesar 1,21%.

Untuk melihat keeratan hubungan antara pendidikan formal dengan sikap petani cabai merah atas keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) dapat dilihat pada tabel 5.9. berikut ini.

Tabel 5.9. Hubungan Pendidikan Formal Dengan Sikap Petani Cabai Merah Atas Keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA)

Correlations

Sumber : Analisis data primer dari lampiran 23 (diolah).

Berdasarkan tabel 5.9. hasil pengujian terhadap 83 responden menunjukkan korelasi Rank Spearman atau correlation coefficient antara pendidikan formal dengan sikap petani cabai merah adalah sebesar 0,064. Pendidikan formal dengan sikap petani cabai merah atas keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA)

tidak berhubungan. Hal ini dapat dilihat dari nilai Sig. (2-tailed) yang menunjukkan hasil sebesar 0,567 atau lebih besar dari tingkat kesalahan yang digunakan yaitu 0,05 (5%).

Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis 2d yang menyatakan bahwa pendidikan formal berhubungan nyata dengan sikap petani cabai merah tidak dapat diterima atau ditolak. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori azwar (2003) yang menyatakan bahwa faktor pembentukan sikap yaitu pendidikan formal berhubungan dengan sikap. Hal ini dikarenakan pada pendidikan formal seperti SD, SMP dan SMA tidak dipelajari hal-hal yang berkaitan dengan tujuan, manfaat dan penyelenggaraan Sub Terminal Agribisnis (STA).

5.2.5. Hubungan Pendidikan Non Formal Dengan Sikap Petani Cabai Merah Atas Keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA)

Pendidikan non formal adalah salah satu faktor pembentuk sikap yang berkaitan dengan keputusan petani dalam memilih untuk memanfaatkan atau tidak memanfaatkan keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA). Yang dimaksud dengan pendidikan non formal adalah pendidikan yang di dapat diluar bangku sekolah seperti penyuluhan dan pelatihan.

Adapun tingkat pendidikan non formal yang terkait dengan petani cabai merah untuk mendapatkan informasi mengenai Sub Terminal Agribisnis (STA) di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada tabel 5.10. berikut.

Tabel 5.10. Tingkat Pendidikan Non Formal Yang Terkait Dengan Sikap Petani Cabai Merah Terhadap Keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) di Desa Sidodadi Ramunia, Kec. Beringin, Kab. Deli Serdang

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Petani Yang (Orang) Persentase (%)

1. Penyuluhan 73 87,95

2. Pelatihan 10 12,05

Jumlah 83 100

Sumber : Analisis data primer (diolah).

Berdasarkan tabel 5.10. dapat diketahui bahwa persentase terbesar pendidikan non formal petani cabai merah adalah penyuluhan yaitu sebesar 87,95% dan terkecil adalah pelatihan yaitu sebesar 12,05%.

Untuk melihat keeratan hubungan antara pendidikan non formal dengan sikap petani cabai merah atas keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) dapat dilihat pada tabel 5.11. berikut ini.

Tabel 5.11. Hubungan Pendidikan Non Formal Dengan Sikap Petani Cabai Merah Atas Keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA)

Correlations

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber : Analisis data primer dari lampiran 24 (diolah).

Berdasarkan tabel 5.11. diketahui hasil pengujian terhadap 83 responden menunjukkan korelasi Rank Spearman atau correlation coefficient antara pendidikan non formal dengan sikap petani cabai merah adalah sebesar 0,232. Hal

ini berarti bahwa hubungan pendidikan non formal dengan sikap petani cabai merah atas keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) tergolong lemah.

Hubungan ini lemah secara signifikan atau nyata. Hal ini dapat dilihat dari nilai Sig. (2-tailed) yang menunjukkan hasil sebesar 0,034 atau lebih kecil dari tingkat kesalahan yang digunakan yaitu 0,05 (5%).

Lemahnya hubungan ini dikarenakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang memberikan informasi tentang tujuan, manfaat dan penyelenggaraan STA belum efektif. Oleh karena itu, perlu dilakukan hal-hal yang mampu mendorong hubungan pendidikan non formal dengan sikap petani cabai merah agar lebih kuat yaitu dengan mengadakan kegiatan yang lebih efektif seperti melakukan studi banding ke Sub Terminal Agribisnis (STA) lain yang sudah berhasil dan lebih maju.

Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis 2e yang menyatakan bahwa orang lain yang dianggap penting berhubungan nyata dengan sikap petani cabai merah dapat diterima. Hal tersebut sesuai dengan teori azwar (2003) yang menyatakan bahwa faktor pembentukan sikap yaitu pendidikan non formal berhubungan dengan sikap.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Sikap petani cabai merah terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA)

adalah dominan positif namun masih banyak petani cabai merah yang bersikap negatif.

2. Hubungan faktor-faktor pembentuk sikap dengan sikap petani cabai merah atas keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA) adalah sebagai berikut.

a) Tidak ada hubungan yang nyata antara media massa dengan sikap petani cabai merah atas keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA).

b) Ada hubungan yang lemah dan nyata antara pengalaman dengan sikap petani cabai merah atas keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA).

c) Ada hubungan yang lemah dan nyata antara orang lain yang dianggap penting dengan sikap petani cabai merah atas keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA).

d) Tidak ada hubungan yang nyata antara pendidikan formal dengan sikap petani cabai merah atas keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA).

e) Ada hubungan yang lemah dan nyata antara pendidikan non formal dengan sikap petani cabai merah atas keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA).

6.2. Saran 1. Pemerintah

Pemerintah diharapkan memberikan pengarahan penggunaan media massa terhadap keberadaan Sub Terminal Agribisnis (STA), meningkatkan kapasitas

petani, ketua kelompok tani dan Penyuluhan Pertanian Lingkungan (PPL) serta memberikan pelatihan dan pendampingan pemanfaatan Sub Terminal Agribisnis (STA).

2. Petani

Petani diharapkan mampu menggunakan media massa secara optimal dengan cara mengakses informasi mengenai Sub Terminal Agribisnis (STA) melalui surat kabar, serta meningkatkan frekuensi mengikuti penyuluhan, pelatihan dan studi banding ke Sub Terminal Agribisnis (STA) lain yang sudah berhasil untuk mendapatkan informasi tentang Sub Terminal Agribisnis (STA) agar mampu memanfaatkan Sub Terminal Agribisnis (STA) secara optimal.

3. Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan mengadakan penelitian yang lebih lanjut mengenai evaluasi kinerja Sub Terminal Agribisnis (STA) di daerah penelitian.

Anugrah, I.S. 2004. Pengembangan Sub Terminal Agribisnis (STA) dan Pasar Lelang Komoditas Pertanian dan Permasalahannya. Forum Penelitian Agro Ekonomi, Volume 22 No. 2, hal. 102-112.

Azwar, S. 2003. Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Azwar, S. 2005. Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Azwar, S. 2007. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. 2010. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. 2011. Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Agribisnis Departemen Pertanian. 2000. Petunjuk Teknis Pengembangan Sub Terminal Agribisnis. Jakarta.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sleman. 2006. Studi Kelayakan (Feasibility Study) STA Tempel. Bappeda Sleman, Sleman.

Badan Pusat Statistik. 2018. Produksi Sayuran Semusim Yang Produksinya Terbesar Di Indonesia 2011-2017. BPS. Indonesia

Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang. 2018. Kabupaten Deli Serdang Dalam Angka. BPS Kabupaten Deli Serdang, Lubuk Pakam.

Baladina, N. 2012. Analisis Struktur, Perilaku, dan Penampilan Pasar Wortel di Sub Terminal Agrobisnis (STA) Mantung (Kasus pada Sentra Produksi Wortel di Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang).

Jurnal AGRISE. Vol. XII, No. 2. Mei 2012.

Bank Indonesia. 2018. Laporan Inflasi (Indeks Harga Konsumen). Tersedia di https://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx diakses pada 26 Februari 2018.

Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara. 2008. Studi Penumbuhan Pasar Pertanian dan terminal Pengumpul Hasil Pertanian Sumatera Utara.

Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara. 2008. Studi Penumbuhan Pasar Pertanian dan terminal Pengumpul Hasil Pertanian Sumatera Utara.

Dokumen terkait