• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran umum Umat Lingkungan St. Yosef Benediktus Sagan

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 60-68)

BAB III. SOSOK KATEKIS DALAM BERKATEKESE DI LINGKUNGAN

A. Gambaran umum Umat Lingkungan St. Yosef Benediktus Sagan

Berdasarkan informasi dan data yang diperoleh dari ketua lingkungan, maka penulis dapat mengetahui tentang sejarah terbentuknya lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan. Lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan atau lebih dikenal dengan sebutan lingkungan Yosben berlindung dibawah Santo Yosef dan Santo Benediktus. Sebelum tahun 1977 umat Katolik di wilayah Sagan Porbonegaran masih merupakan satu kring besar, yaitu kring St. Yosef Benediktus. Setelah umat Katolik di wilayah Sagan Porbonegaran semakin berkembang banyak maka mulai tahun 1977 kring Santo Yosef Benediktus dibagi menjadi 4 blok yang kemudian dalam perkembanganya dibagi menjadi 3 lingkungan yaitu Lingkungan Elisabet, Lingkungan Santo Yosef Benediktus, dan Lingkungan Veronika.

Lingkungan Santo Yosef Benediktus berdiri pada tanggal 30 April 1990. Wilayah lingkungan Yosben berada di daerah Sagan. Pada waktu itu jumlah umat hanya sekitar 15 orang dan berkat jasa alm. Sr. Fransisca CB yang telah memberikan pelajaran baptis kepada ibu-ibu di Sagan, akhirnya umat di Sagan semakin bertambah banyak, kira-kira berjumlah 150 orang. Ketua lingkungan yang telah banyak berjasa mulai tahun 1977 adalah Bp. Y. Suyamto, Bp. Th. Surwantono, Bp. Y. Sukamto, dan Bp. A. Pamuji. Sebagai wadah perwujudan keterlibatan umat Kristiani, lingkungan Yosef Benediktus Sagan memiliki berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut diperuntukkan bagi lingkungan, paroki maupun masyarakat sekitar.

2. Situasi Umat di Lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan

Berdasarkan data sensus anggota yang tercatat pada tahun 2013, jumlah KK umat lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan ada 38 KK dan 134 jumlah umat seluruhnya termasuk anak-anak dan remaja. Tidak semua umat aktif dalam berbagai kegiatan lingkungan. Umat lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan sebagian besar asli penduduk Yogyakarta, ada juga umat yang berasal dari berbagai daerah dan kebanyakan adalah orang muda yang kuliah, bekerja di Yogyakarta lalu tinggal di sekitar lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan baik kost maupun di asrama Syantikara.

Umat lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan mempunyai struktur kepengurusan yang dibentuk melalui pemilihan bersama. Kepengurusan di lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan terkoordinir dengan baik. Kepengurusan di lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan terdiri dari pengurus inti yaitu: ketua, wakil ketua, bendahara, sekretaris dan seksi-seksi dalam bidang tertentu, yaitu: seksi liturgi dan pewartaan, seksi sosial, seksi koor, seksi tata laksana, seksi tata laksana kapel Bintang Samudra, seksi humas, pangrutiloyo, seksi pendampingan keluarga, seksi inisiasi, seksi koperasi dan koordinator parkir Gereja. Masing-masing seksi memiliki tugas dan tanggungjawab sesuai bidangnya. Kerjasama dalam kepengurusan lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan berjalan dengan baik, komunikasi antar pengurus inti maupun penanggung jawab para seksi berjalan dengan lancar.

Kepengurusan memang memiliki peran penting dalam suatu komunitas baik di lingkungan maupun di masyarakat sekitar. Kepengurusan dibentuk agar dapat

membantu tercapainya tujuan bersama. Di lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan, kepengurusan dibentuk agar lingkungan mereka dapat terkoordinir dengan baik supaya mencapai tujuan bersama yakni mewujudkan Gereja signifikan dan relevan dengan melibatkan diri untuk Gereja.

Suatu kegiatan di lingkungan maupun paroki dapat disebut karya katekese, apabila terjadi komunikasi iman dari tiap anggota atau warganya. Komunikasi iman ini pada akhirnya akan meneguhkan dan memperdalam iman serta menjadikannya sebagai saksi Kristus melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan. Berperan dalam karya katekese berarti pula turut ambil bagian dalam kehidupan menggereja (Sumarno, 2010).

Kehidupan lingkungan diwujudkan melalui kegiatan inti paroki atau wilayah. Kegiatan intilah yang akan menggambarkan profil hidup umat. Kegiatan inti tersebut meliputi empat bidang utama yaitu membangun jemaat yang berupa community gerejawi (koinonia), mengembangkan pewartaan-kesaksian iman (kerygma), mengembangkan perayaan iman (liturgia) dan mengembangkan pelayanan (diakonia). Umat lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan melakukan kegiatan, baik di lingkungan maupun di paroki. Kegiatan yang ada di lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan antara lain, pendalaman iman yang dilaksanakan setiap hari Kamis pada pukul 19.00-20.00 WIB. Pada saat pendalaman iman, umat yang hadir sekitar 10-16 orang. Kegiatan pendalaman iman merupakan persekutuan (koinonia) umat lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan untuk membangun umat yang lebih akrab dan bersaudara sebagai umat Kristiani yang ada di lingkungan.

Dalam pendalaman iman, umat lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan juga bersaksi (kerygma) tentang pengalaman iman mereka. Melalui sharing yang mereka ungkapkan, terbukti bahwa umat percaya bahwa Allah berkarya dalam kehidupan sehari-hari mereka. Melalui Sabda Allah, mereka diteguhkan dan dikuatkan dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan berbagai godaan dan persoalan. Dalam mengatasi segala godaan dan tantangan diperlukan pembekalan pembinaan iman dengan mendengarkan dan menghayati Sabda Allah serta dukungan umat Katolik lainnya.

Selain melaksanakan pendalaman iman, umat lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan juga mengadakan perayaan Ekaristi (liturgia) yaitu Ekaristi pada saat peringatan arwah umat lingkungan yang sudah meninggal, pesta nama lingkungan dan misa syukur yang dimohon dari keluarga umat tertentu. Umat lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan sering mendapat tugas koor di gereja Santo Antonius Kota Baru, Kapel Maria Bintang Samudra, Kapel Panti Rapih dan koor untuk perayaan-perayaan khusus di lingkungan. Latihan koor diadakan sebanyak dua kali dalam seminggu yaitu setiap hari Selasa dan Jum’at. Hal itu merupakan keterlibatan umat lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan dalam bidang liturgi.

Umat lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan baik orang tua maupun orang muda memberikan pelayanan (diakonia) untuk Gereja yakni tugas jaga parkir di gereja, tata laksana, penjualan teks misa. Selain itu, umat lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan juga memberikan pelayanan umum kepada masyarakat sekitar di bidang sosial yaitu terlibat untuk gotong royong,

mengadakan lomba menjelang acara tertentu dengan mengikutsertakan masyarakat non Katolik dan mengunjungi orang sakit. Dalam menjalin kebersamaan, keakraban antar umat lingkungan, mereka sering mengadakan ziarah bersama ke goa Maria, kunjungan ke biara-biara, retret dan pada saat hari raya Natal dan Paskah mereka juga mengadakan acara bersama dengan mengundang lingkungan lainnya.

Orang muda di lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan juga terlihat aktif. Mereka juga mengadakan pendalaman iman khusus untuk orang muda dan yang masih berjiwa muda. Pendalaman iman bagi orang muda biasanya dilaksanakan satu bulan sekali pada Minggu kedua. Pada Minggu keempat, orang tua dan orang muda bergabung menjadi satu untuk melaksanakan pendalaman iman bersama yang bertujuan untuk menjalin kebersamaan antar orang tua dan orang muda lingkungan.

Dalam berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan oleh umat lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan, ternyata umat lingkungan melibatkan diri mereka dengan mengacu pada keempat kegiatan inti dalam Gereja. Umat lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan diharapkan untuk melibatkan dirinya dalam empat kegiatan inti tersebut salah satunya ialah persekutuan (koinonia). Kegiatan pendalaman iman termasuk dalam persekutuan (koinonia) bahkan dalam pendalaman iman pun umat diajak untuk bersaksi tentang pengalaman iman mereka (kerygma). Situasi yang terjadi pada saat pendalaman iman, umat yang hadir tidak banyak dan umat pun masih ada yang pasif. Pendalaman iman yang berlangsung setiap hari Kamis dilaksanakan pukul 19.00-20.00 memang tidak

banyak dihadiri oleh umat lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan dibandingkan kegiatan lainnya seperti, koor, ziarah, perayaan misa di lingkungan, dsb. Kehadiran umat yang sedikit dan pasif dalam pendalaman iman menjadikan suatu permasalahan bagi lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan. Mereka kurang menyadari bahwa keterlibatan dalam pendalaman iman sangatlah penting baik bagi diri sendiri maupun lingkungan. Persekutuan tidak hanya berkumpul, besenang-senang atau bepergian bersama-sama dengan umat lingkungan. Persekutuan adalah berkumpul dengan saudara seiman untuk semakin bersatu dalam Kristus. Dengan sikap terbuka umat mau membagikan pengalaman iman mereka, saling meneguhkan satu sama lain sehingga dapat membangun umat yang satu sebagai warga lingkungan maupun Gereja.

3. Keadaaan Katekese di Lingkungan St. Yosef Benediktus Sagan

Seperti yang sudah dikatakan pada bab sebelumnya bahwa umat Allah hendaknya ikut ambil bagian dalam perkembangan internal Gereja terutama dalam hal perkembangan iman mereka. Sebagai umat Allah, umat lingkungan St. Yosef Benediktus Sagan sudah ikut ambil bagian dalam perkembangan internal Gereja yakni melaksanakan kegiatan katekese yang bertujuan untuk mengembangkan iman akan Kristus supaya imannya semakin mendalam sehingga dapat mewujudkan Gereja yang signifikan dan relevan.

Dalam pelaksanaan katekese di lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan, yang menjadi sasarannya ialah para orang dewasa yang berusia berapapun baik yang masih berada di bangku kuliah maupun yang sudah tua. Katekese biasanya dipimpin oleh prodiakon dan umat lainnya secara bergiliran tiap minggunya.

Dalam katekese, umat diajak untuk mensharingkan pengalamannya tetapi tidak semua umat terlibat aktif dan yang aktif hanya orang-orang itu saja. Hal ini memang menjadi suatu permasalahan dalam pelaksanaan katekese yang ada di lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan. Umat yang hadir pada saat katekese hanya sedikit dan masih ada yang pasif. Oleh karena itu, dalam hal ini umat diharapkan memiliki kesadaran dalam diri mereka masing-masing untuk mau melibatkan dirinya dalam mengembangkan iman mereka.

PKKI II menegaskan bahwa katekese diartikan sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman iman (penghayatan iman) antara umat. Umat lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan sudah melaksanakan komunikasi iman mereka melalui sharing dalam pendalaman iman. Sebelum sharing biasanya pemimpin memberikan pertanyaan panduan kepada umat yang bertujuan untuk membantu umat masuk dalam sharing pengalaman hidup mereka. Umat sharing secara bergantian tetapi ada umat yang masih pasif. Umat yang pasif, masih merasa ragu dan malu untuk membagikan pengalaman imannya. Untuk mengatasi hal tersebut, pemimpin menunjuk umat yang pasif tersebut lalu menyuruh mereka mengungkapkan satu atau dua kalimat yang berhubungan dengan tema pada saat itu.

PKKI II juga menegaskan bahwa dalam katekese, umat diajak untuk bersaksi tentang iman mereka. Melalui kesaksian, para peserta saling membantu sedemikian rupa sehingga iman mereka diteguhkan dan dihayati secara makin sempurna. Dalam katekese umat, tekanan terutama diletakkan pada penghayatan iman, meskipun pengetahuan tidak dilupakan (Lalu, 2005:5). Umat lingkungan

Santo Yosef Benediktus Sagan diajak untuk menjadi saksi akan iman mereka. Melalui katekese, mereka diajak untuk merefleksikan pengalaman hidup sehari-hari dan menghubungkan dengan Kitab Suci. Penghayatan iman umat akan semakin berkembang secara sempurna jika umat sungguh-sungguh mendalami iman mereka sesuai dengan Kitab Suci dan saling meneguhkan satu sama lain.

Agar katekese berjalan dengan baik dan lancar, umat ikut terlibat dalam kegiatan katekese, misalnya: sharing, doa, bernyanyi, dsb. Oleh karena itu, katekese di lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan tidak akan berjalan dengan baik dan lancar jika umatnya pasif karena yang menjadi salah satu pusat dalam pelaksanaan katekese ialah umat.

4. Katekis di Lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan

Di lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan tidak ada katekis full time atau akademik tetapi ada katekis sukarelawan yang berperan sebagai fasilitator dalam pelaksanaan katekese di lingkungan Mereka ialah prodiakon dan tokoh umat lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan. Mereka terlibat sebagai pemimpin, pengarah dan bertanggung jawab atas kehidupan umat di lingkungan. Pada saat pendalaman iman berlangsung, tidak hanya mereka berdua saja yang memandu tetapi umat yang dirasa mampu, dipercaya untuk memimpin pendalaman iman lingkungan. Dalam pelaksanaan katekese, seharusnya para fasilitator baik prodiakon, tokoh lingkungan tidak hanya bertanggungjawab sebatas pada saat pendalaman iman berlangsung tetapi juga dalam usaha mereka membangun umat untuk menjadi lebih baik lagi sehingga iman umat semakin berkembang.

Tugas prodiakon di lingkungan Santo Yosef Benediktus Sagan memang tidak terbatas melayani di bidang liturgi saja, mereka juga dipercaya untuk menangani berbagai hal misalnya; dipercaya sebagai penasehat ketika ada umat sedang menghadapi permasalahan baik keluarga maupun umat, ketika ada permasalahan di lingkungan dan motivator bagi umat.

B. Penelitian Sosok Katekis terhadap Minat Umat dalam mengikuti

Dalam dokumen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Halaman 60-68)

Dokumen terkait