• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN USAHATERNAK AYAM BROILER

3 METODE PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN USAHATERNAK AYAM BROILER

Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Keadaan Geografis

Kabupaten Bekasi secara geografis terletak pada posisi 106’-88’97 Bujur Timur dan 610’-630’ Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten Bekasi adalah sebelah utara Laut Jawa; sebelah selatan adalah Kabupaten Bogor; sebelah barat adalah Kota Jakarta Utara dan Kota Bekasi, sebelah timur adalah Kabupaten Karawang. Topografinya terbagi atas dua bagian, yaitu dataran rendah meliputi sebagian wilayah utara dan dataran bergelombang diwilayah selatan. Ketinggian antara 6-115 meter dan kemiringan 0’-25’. Suhu udara yang terjadi di Kabupaten Bekasi bekisar antara 28’-32’C. Curah hujan tertinggi dan hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Januari.

Kabupaten Bekasi memiliki luas kurang lebih 127 388 Ha yang terbagi- bagi dalam 23 kecamatan yang terdiri dari Setu, Cikarang Pusat, Cikarang Selatan, Cibarusah, Bojongmangu, Cikarang Timur, Kedungwaringin, Cikarang Utara, Karangbahagia, Cibitung, Cikarang Barat, Tambun Selatan, Tambun utara, Babelan, Tarumajaya, Sukawangi, Sukatani, Sukakarya, Pebayuran, Cabangbungin, Muaragembong.

Jumlah penduduk Kabupaten Bekasi tahun 2012 berjumlah 2 786 638 jiwa sehingga rata-rata kepadatan penduduk sekitar 2188 jiwa per km2. Wilayah paling padat penduduknya adalah Kecamatan Tambun Selatan dengan 10 239 jiwa per km2, sedangkan yang paling rendah kepadatannya adalah Kecamatan Muaragembong dengan 255 jiwa per km2.

Karakteristik Usahaternak Ayam Broiler

Deskripsi Peternak Responden

Karakteristik peternak ayam broiler di Kabupaten Bekasi disajikan pada Tabel 5. Peternak responden pada penelitian ini memiliki umur yang beragam. Nampak bahwa peternak tergolong dalam usia produktif, baik peternak mandiri maupun mitra. Umur seseorang sangat berpengaruh terhadap kondisi biologis dan psikologis seseorang. Umur peternak merupakan salah satu faktor yang berkaitan erat dengan kemampuan peternak dalam melakukan kegiatan usahaternak dan sebagai penentu keberhasilan dalam melakukan usahaternak. Menurut Soekartawi (1999), peternak yang berumur lebih tua biasanya akan cenderung sangat konservatif terhadap perubahan inovasi teknologi. Berdasarkan hasil analisis karakteristik peternak, umur peternak ayam broiler berada pada usia produktif. Peternak responden memiliki umur minumum 25 tahun untuk peternak mandir maupun peternak mitra dan maksimum tahun 43 tahun untuk peternak mandiri sedangkan 43 untuk peternak mitra. Hal ini menunjukkan bahwa peternak dapat

mengelola usahaternak ayam broiler dengan baik karena berada pada usia produktif. Peternak dengan usia yang lebih muda diharapkan memiliki tenaga yang lebih kuat dibandingkan dengan peternak yang memiliki umur yang lebih tua.

Tabel 5. Karakteristik peternak ayam broiler di Kabupaten Bekasi Karakteristik Peternak Peternak Mandiri Peternak Plasma Usia (tahun) Rata-rata Minimum Maksimum Standar Deviasi 43.00 25.00 70.00 11.28 40.00 25.00 60.00 9.02 Jenis Kelamin (%) a. Laki-laki b. Perempuan 85.72 14.28 100.00 0.00 Pendidikan (%) a. SD b. SMP c. SMA d. PT 41.67 22.22 11.11 25.00 5.27 21.05 42.10 31.58 Status Pernikahan (%) a. Menikah b. Belum Menikah 100.00 0.00 89.47 10.53 Jumlah Tanggungan Keluarga

(orang) Rata-rata Minimum Maksimum Standar Deviasi 3.00 1.00 7.00 1.38 3.00 0.00 5.00 1.40 Pekerjaan Utama (%) a. Peternak b. Lainnya 74.28 25.72 50.00 50.00 Penglaman Berternak (tahun)

Rata-rata Minimum Maksimum Standar Deviasi 10.00 1.00 25.00 6.71 8.00 2.00 15.00 3.34 Skala usaha (%) a. < 5000 ekor b. ≥ 5000 ekor 88.57 11.43 23.07 76.93

Sumber : Data primer 2015 (diolah)

Salah satu penentu kualitas sumberdaya manusia adalah tingkat pendidikan. Kualitas individu seseorang pada dasarnya berbanding lurus dengan tingkat pendidikan orang tersebut. Pendidikan diperlukan pada semua sektor ekonomi termasuk usaha peternakan ayam broiler. Tingkat pendidikan peternak bervariasi mulai dari tingkat SD sampai tingkat Perguruan Tinggi (PT). Tingkat pendidikan peternak mitra relatif lebih baik dibandingkan dengan tingkat

pendidikan peternak mandiri. Tingkat pendidikan yang rendah cenderung mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia (Kartasapoetra 1994). Tetapi berbeda dengan penelitian ini, berdasarkan hasil wawancara dengan responden, ilmu tentang budidaya ayam broiler yang dimiliki oleh responden tidak diperoleh dari pendidikan formal. Pengetahuan tentang budidaya ayam broiler diperoleh para responden dari diskusi dengan peternak yang lebih berpengalaman. Tingkat pendidikan formal yang diikuti peternak akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan wawasan serta kemampuan menghasilkan pendapatan yang lebih besar dalam rumah tangga (Soekartawi 1999).

Mayoritas peternak baik mandiri maupun mitra sudah menikah, kecuali peternak mitra ada beberapa yang belum menikah. Pekerjaan sebagai peternak merupakan pekerjaan utama mayoritas responden, kecuali peternak mandiri. Sebanyak 100 persen peternak mandiri sudah menikah. Sedangkan untuk peternak mitra sebanyak 89.47 persen sudah menikah.

Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan dalam usahaternaknya. Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka akan semakin besar pula biaya hidup yang harus dipenuhi peternak. Akan tetapi disisi lain apabila jumlah tanggungan keluarga semakin banyak maka tenaga kerja dalam keluarga dapat membantu dalam kegiatan usahaternak. Jumlah anggota keluarga peternak responden yang masih menjadi tanggungan kepala keluarga di daerah penelitian rata-rata 3 orang baik peternak mandiri maupun peternak mitra.

Rata-rata pekerjaan utama peternak mandiri adalah sebagai peternak dengan presentase 74.28 persen, sedangkan yang menjadikan usahaternak bukan sebagai pekerjaan utamanya adalah 25.72 persen. Sedangkan peternak mitra yang menjadikan usahaternak sebagai pekerjaan utamanya sebanyak 50 persen, dan 50 persen lainnya tidak menjadikan usahaternak sebagai pekerjaan utamanya.

Pengalaman peternak dalam mengusahakan usahaternaknya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu usahaternak. Pengalaman yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menghadapi permasalahan dan pengambilan keputusan. Pengalaman seseorang biasanya dihubungkan dengan waktu yang telah dihabiskan seseorang untuk melakukan sesuatu. Semakin banyak waktu yang telah dihabiskan orang tersebut untuk melakukan suatu bidang tertentu maka dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut semakin berpengalaman. Pengalaman dalam beternak ayam broiler juga dipengaruhi seberapa lama orang tersebut menjalankan usaha peternakan ayam. Secara umum, pengalaman usahaternak ayam broiler peternak mandiri lebih lama dengan rata-rata 10 tahun daripada peternak plasma dengan rata-rata 8 tahun. Hal ini diduga ada kaitannya dengan usia peternak mandiri yang lebih tua dari pada peternak plasma. Pengetahuan seseorang tentang peternakan ayam broiler juga dipengaruhi oleh pengalaman.

Karakteristik Usahaternak

Karakteristik usahaternak ayam broiler di Kabupaten Bekasi disajikan pada Tabel 6. Nampak bahwa rata-rata populasi ternak yang dipelihara peternak mitra lebih banyak daripada peternak mandiri. Hal ini terkait dengan kapasitas

kandang peternak mitra lebih besar daripada peternak mandiri, yang nampak dari luas kandang.

Tabel 6. Karakteristik usahaternak ayam broiler

Karakteristik Usahaternak Peternak Mandiri Peternak Plasma Populasi ternak (ekor)

Rata-rata Minimum Maksimum Standar Deviasi Luas kandang (m2) Rata-rata Minimum Maksimum Standar deviasi Bentukkandang (%) a. Litter b. Panggung Arah kandang (%) a. Utara-Selatan b. Barat-Timur

Bobot Panen (Kg/Ekor) Rata-rata

Minimum Maksimum Standar deviasi Umur Panen (Hari) Rata-rata Minimum Maksimum Standar deviasi FCR Rata-rata Minimum Maksimum Standar deviasi Kematian (Mortalitas) Rata-rata Minimum Maksimum Standar deviasi

Produksi Rata-rata (Kg/Peternak) Rata-rata 2 646.00 400.00 10 000.00 2 149.06 247.00 32.00 800.00 206.46 48.57 51.43 42.46 57.14 1.40 1.00 1.80 0.19 28.00 23.00 33.00 2.00 1.45 0.98 1.96 0.22 5.20 1.60 12.50 2.47 2 515.00 7 239.00 3 500.00 20 000.00 4 171.90 675.00 296.00 1 800.00 319.18 18.42 81.58 13.16 86.84 1.56 1.00 1.60 0.13 30.00 26.00 36.00 1.64 1.51 1.42 1.76 0.09 6.60 2.30 20.02 3.36 6 686.00

Sumber : Data primer 2015 (diolah)

Bentuk kandang baik peternak mandiri maupun peternak mitra mayoritas menggunakan kandang panggung. Bentuk kandang panggung memiliki kelebihan dibandingkan dengan kandang litter, antara lain kandang relatif lebih bersih

karena kotoran ayam langsung jatuh ke bawah kolong kandang dan relatif tidak memerlukan sekam yang terlalu banyak. Namun adapula kelemahan dari kandang panggung ini, dimana kandang panggung membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk membuatnya dibandingkan dengan kandang litter. Arah kandang mayoritas peternak mandiri maupun peternak plasma membujur Barat-Timur.

Menurut posisi kandang, arah yang membujur Barat-Timur telah sesuai dengan pedoman budidaya ayam broiler yang menganjurkan agar posisi kandang membujur dari Barat-Timur. Posisi kandang yang demikian memberikan kesempatan bagi ayam untuk mendapatkan sinar matahari yang terbaik, yaitu pagi hari yang cukup hangat dan sore hari tidak terlalu panas. Peternak yang posisi kandangnya membujur Selatan-Utara, biasanya terpaksa membuat kandang dengan posisi tersebut karena alasan kontur tanah yang tidak memungkinkan untuk posisi kandang yang membujur Barat-Timur.

Bobot panen rata-rata ayam broiler peternak mandiri 1.40 kg, lebih rendah jika dibandingkan dengan peternak mitra sebesar 1.56. Bobot panen ayam broiler dipengaruhi oleh umur panen, dimana umur panen peternak mandiri selama 28 hari dan peternak mitra selama 30 hari. Semakin lama ayam broiler di panen (umur panen) akan memepengaruhi jumlah bobot, dimana bobot ayam broiler akan semakin berat.

Proses budidaya ayam broiler dilakukan didalam kandang. Luas kandang dalam proses budidaya ayam broiler harus sesuai dengan jumlah produksi. Idealnya untuk luas kandang dalam budidaya ayam broiler setiap 1 m2 maksimal ditempati sepuluh ekor ayam untuk kandang opened housed dan maksimal empat belas ekor ayam untuk kandang closed housed. Jika jumlah ayam yang dipelihara melebihi kapasitas kandang maka akan mempengaruhi pertumbuhan ayam yang dipelihara. Nilai FCR (Feed Convertion Ratio) pada peternak mandiri lebih kecil dibandingkan dengan peternak mitra. Nilai FCR mencerminkan efisiensi penggunaan pakan, semakin rendah FCR maka akan semakin tinggi efisiensi penggunaan pakan. Dalam hal ini peternak mandiri lebih efisien dalam penggunaan pakan jika dibandingkan dengan peternak mitra. Hal ini dikarenakan peternak mandiri lebih takut untuk rugi sehingga untuk penggunaan pakan disetting untuk habis.

Rata-rata mortalitas ayam broiler peternak mandiri sebesar 5.20, lebih rendah jika dibandingkan dengan peternak mitra sebesar 6.60. Hal tersebut mengindikasikan bahwa peternak mitra lebih berisiko jika dibandingkan dengan peternak mandiri dari segi mortalitas. Produksi rata-rata peternak mandiri sebesar 2 515 kg/peternak sedangkan peternak mitra sebesar 6 686 kg/peternak.

Gambaran Kemitraan di Kabupaten Bekasi

Perusahaan-perusahaan kemitraan telah banyak berkembang dewasa ini, khususnya perusahaan kemitraan ayam broiler. Banyak dari perusahaan kemitraan menjalankan usahanya dengan pola inti-mitra, dimana perusahaan inti bergerak sebagai inti dan peternak ayam broiler sebagai mitra. Pembahasan mengenai pola kemitraan inti-mitra yang dilaksanakan oleh beberapa perusahaan mencakup beberapa hal yang menarik untuk dikaji, diantaranya sistem dan prosedur penerimaan mitra, penerapan kontrak kerjasama, hak dan kewajiban pihak inti

maupun peternak mitra, pembinaan dan pengawasan dari pihak inti terhadap peternak mitra, serta sanksi bagi peternak mitra.

Perusahaan inti akan menyeleksi peternak mitra dengan mensurvei terlebih dahulu berupa survei kandang (lokasi kandang), kondisi kandang, kelengkapan fasilitas kandang. Perusahaan inti tidak menetapkan kapasitas kandang kepada calon peternak yang akan bermitra. Perusahaan inti merupakan satu-satunya pemasok tunggal sarana produksi kepada peternak mitra. Sarana produksi yang diberikan berupa day old chicken (DOC), pakan, vaksin, sekam, obat dan vitamin.

Setelah beberapa syarat terpenuhi oleh peternak mitra, maka perusahaan inti dan peternak mitra menyepakati kontrak kerjasama tertulis. Kontrak kerjasama memuat hak dan kewajiban kedua belah pihak, salah satunya mengenai pemberian intensif atas prestasi peternak. Kerjasama disini merupakan kerjasama bagi hasil. Kerjasama ini mempunyai syarat-syarat tertentu, diantaranya peternak mitra harus menyediakan lahan, kandang dan tenaga kerja. Perusahaan inti tidak menentukan harga jual sapronak dan juga harga jual ayam. Mengenai sapronak, perusahaan inti tidak menetapkan harga (tidak menjual ke peternak mitra), tetapi akan memberikannya ke peternak sesuai dengan kebutuhan kandang. Begitu juga mengenai harga jual dan bobot, perusahaan inti tidak menetapkannya karena perusaahaan inti tidak mau mengambil risiko. Mengenai harga jual produk, perusahaan inti akan mengambil ayam dari peternak yang sudah siap untuk dipanen lalu mengenai harga, perusahaan inti akan mengikuti harga jual yang berlaku pada saat ayam broiler tersebut dijual.

Peternak mitra akan memperoleh intensif dalam membudidayakan ayam broiler dengan perusahaan inti, jika peternak mitra dapat mencapai standar FCR (Feed Convertion Ratio) dan tingkat mortalitas serta indeks prestasi yang telah ditentukan sebelumnya. Salah satu pemberian intensif yang dilakukan adalah apabila peternak mitra mampu mencapai indeks prestasi sebesar lebih dari 325.

Selain itu, peternak mitra juga mendapatkan pembinaan dan pengawasan lapangan (PPL) dari perusahaan inti setiap hari selama satu periode. PPL selalu mencatat perkembangan pemeliharaan ayam broiler, baik itu jumlah pakan yang dihabiskan maupun jumlah ayam broiler yang mati. Materi pembinaan mengenai pengetahuan keterampilan dalam berusaha ternak mulai dari persiapan kandang hingga pemanenan, pengetahuan dalam menerapkan teknologi pembuatan kandang dan pakan, serta pengelolaan limbah kotoran ternak.

Pihak perusahaan inti juga akan memberikan sanksi bagi peternak mitra yang melanggar kontrak kerjasama. Selain itu perusahaan inti juga akan memberikan sanksi jika peternak mitra tidak mampu mencapai indeks prestasi yang diharapkan. Sanksi disini berupa peringatan, denda melalui pemotongan hasil panen, pengosongan kandang selama satu periode atau sampai pemutusan hubungan kerja jika peternak mitra tidak memelihara ayam dengan baik sehingga terjadi kerugian selama tiga periode berturut-turut.

Salah satu alasan peternak mitra untuk melakukan kemitraan di Kabupaten Bekasi (1) peternak merasakan kelancaran dalam hal penyediaan faktor produksi ayam broiler karena merupakan tanggungan dan jaminan dari Perusahaan Inti. Dengan adanya jaminan penyediaan input dari perusahaan inti maka periode usahaternak dalam setahun dapat dilaksanakan secara maksimal, (2) selama berlangsungnya proses on-farm peternak mitra akan selalu dibimbing dengan Technical Service dari perusahaan inti, dengan begitu maka peternak akan

mendapatkan bimbingan teknis dan teknologi yang memadai untuk menjadikan usahaternak ayam broiler dalam performa yang baik.

Perusahaan inti hanya menyediakan kepastian sarana produksi. Tetapi untuk harga beli, perusahaan mitra tidak memberikan menjamin harga yang lebih baik. Perusahaan inti tetap mengikuti harga pasaran yang berlaku pada saat hasil produksi tersebut dijual. Karena kerjasama disini merupakan kerjasama bagi hasil maka jika peternak mitra dan perusahaan inti untung maka tidak semua keuntungan tersebut dibagikan. Keuntungan tersebut akan di potong sebesar 30 persen sebagai jaminan jika nantinya mengalami kerugian. Setelah keuntungan tersebut sudah dipotong 30 persen, maka barulah sisa keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan proporsi yang tertera pada kontrak.

Jaminan kerugian ini nantinya digunakan apabila peternak tersebut mengalami kerugian. Walaupun peternak tersebut tidak mengalami kerugian dalam waktu yang lama tetapi tetap keuntungan tersebut harus di potong 30 persen karena usahaternak ayam broiler ini sangat sulit untuk diramalkan apakah akan mengalami keuntungan secara terus menerus.

Keragaan Usahaternak Ayam Broiler

Persiapan sebelum DOC datang

Kegiatan yang dilakukan sebelum DOC datang antara lain pemasangan tirai yang ada disekeliling kandang, penempatan sekam pada alas kandang dengan ketebalan sekitar 5-8 cm untuk kandang litter, sedangkan sekitar 4-7 cm untuk kandang panggung. Pemberian sekam pada lantai berfungsi sebagai penghangat, penyerap cairan sehingga ayam terhindar dari suhu dingin dan kerusakan dibagian kaki dan dada akibat cairan yang menggenang dilantai. Sekam ini di beli peternak biasanya dari petani padi yang sudah panen. Sekam dibeli dengan harga Rp 5 000.00 per karung, dimana satu karungnya berisi 50 kg. Jika peternak membeli langsung ke peternak, harga sekam bisa dapat murah, tetapi jika peternak membeli tidak ke peternak secara langsung harganya bisa lebih tinggi. Hal-hal yang seperti membuat brooder, menempatkan tempat makan dan tempat minum, pemanas dan lampu penerang sudah harus disiapkan sebelum DOC datang.

Proses Budidaya

Proses budidaya ayam broiler merupakan tahapan mulai dari pengadaan DOC hingga tahap ayam siap untuk dijual. Pada proses budidaya dilakukan pemberian pakan dan minum, vaksinisasi, pemberian vitamin dan obat-obatan serta melakukan pemanasan atau pendinginan suhu.

Pengadaan DOC (Day Old Chick)

DOC merupakan anak ayam yang baru ditetaskan. Pada usaha ternak ayam broiler, tahap awal proses budidaya adalah pengadaan DOC. DOC masuk ke kandang biasanya dua hari setelah sekam di tabur dilantai kandang. Hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas dan jumlah DOC yang di pasok oleh peternak.

Peternak ayam menggunakan DOC dari perusahaan yang berbeda-beda. Ada yang membeli langsung ke perusahaan penetasan DOC, ada juga peternak yang membeli DOC dari poultry shop. Pemilihan produsen DOC biasanya didasarkan pada kecocokan, tingkat loyalitas dan tingkat kualitas peternak dalam menggunakan DOC tersebut. Tetapi ada juga peternak yang memilih produsen DOC berdasarkan pada ketersediaan DOC dan kemudahan dalam mendapatkan DOC tersebut.

Ketika DOC datang, umumnya peternak mengambil beberapa sampel DOC secara acak di setiap satu dus. Dalam satu dus DOC terdapat 102 DOC, dimana sebenarnya DOC dalam satu dus terdapat 100 ekor sedangkan 2 ekor itu merupakan bonus. Pengambilan DOC secara acak untuk ditimbang dan dilihat kondisinya. Jika terdapat DOC yang kurang memenuhi persyaratan, maka DOC tersebut akan dipisahkan. DOC yang telah memenuhi syarat, selanjutnya dimasukan ke kandang yang sudah hangat dan yang sudah dilengkapi dengan air minum dan makan pada tempat yang sudah disiapkan. Air minum dicampur dengan vitamin atau ada juga beberapa peternak yang mencampurkan dengan gula merah untuk memulihkan kondisi DOC. Peternak mendapatkan DOC dari dua sumber yaitu dari poultry shop (peternak mandiri) atau dari produsen DOC langsung (peternak mitra).

Harga DOC sendiri beragam tergantung jenis dari DOC tersebut. Harga DOC yang dibayarkan peternak mandiri berkisar antara Rp 1 500.00 sampai Rp 5 000.00 per ekor. Sedangkan untuk peternak mitra harga yang dibayarkan untuk pengadaan DOC sebesar Rp 4 000.00 hingga Rp 7 000.00 per ekor. Harga yang dibayarkan peternak mitra lebih mahal dibandingkan dengan peternak mandiri karena peternak mitra menggunakan DOC dengan kualitas terbaik, sedangkan DOC yang digunakan peternak mandiri rata-rata merupakan DOC dengan kualitas biasa.

Pemberian Pakan dan Minum

Pakan dan minum adalah faktor yang sangat menentukan dalam pertumbuhan ayam broiler. Zat dan nutrisi yang dibutuhkan oleh ayam dalam masa pertumbuhan adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Pemberian pakan dilakukan pada pagi, siang dan sore hari. Peternak harus memastikan bahwa tempat makan dan minum jangan sampai dalam keadaan kosong. Intinya adalah ayam broiler tidak boleh sampai puasa. Pemberian minum juga perlu diperhatikan dan dikontrol, agar air tidak sampai membasahi lantai sekam karena natinya dapat menjadi sumber penyakit pada ayam. Pakan yang digunakan pada peternak mitra ada dua jenis. Pada saat ayam berusia satu hingga 20 hari digunakan pakan jenis 511 yang memiliki tekstur lebih halus. Setelah ayam berumur di atas 20 hari maka pakan yang digunakan adalah TNT. Tetapi pakan yang diberikan peternak mandiri hanya satu jenis selama proses budidaya ayam broiler. Jumlah pakan yang dibutuhkan adalah sekitar 2 hingga 2.5 kg pakan untuk setiap ekor ayam mulai dari DOC hingga panen.

Pada minggu pertama, pemberian pakan dilakukan pada tempat makan yang diletakkan dibawah (nampan). Hal tersebut dilakukan agar DOC mudah ketika makan. Pada minggu kedua, biasanya pemberian pakan dilakukan pada tempat makan yang diletakkan di atas sekam. Pada minggu ketiga dan minggu

terakhir, pemberian pakan selanjutnya diletakkan di tempat pakan yang digantung dengan tinggi yang disesuaikan dengan jangkauan ayam.

Peternak mendapatkan pakan biasanya dari poultry shop untuk mandiri sedangkan peternak mitra langsung dari produsen pakan. Peternak mandiri cenderung menggunakan merek pakan yang berbeda-beda. Pakan yang digunakan peternak mandiri biasanya tergantung dari harga dan rekomendasi sesama peternak. Jika peternak mitra, cenderung hanya menggunakan 2 merek pakan. Hal tersebut karena peternak mitra lebih mengutamakan kandungan nutrisi yang ada pada jenis pakan tersebut. Harga pakan yang diterima peternak mandiri rata-rata sebesar Rp 310 000.00 sampai Rp 340 000.00 per karung. Sedangkan harga pakan yang diterima peternak mitra rata-rata sebesar Rp 350 000.00 hingga Rp 370 000.00.

Pemberian Vaksin, Vitamin dan Obat-obatan

Ayam broiler memerlukan vaksin yaitu berupa bibit penyakit yang sudah dilemahkan untuk menjaga kekebalan tubuh ayam terhadap beberapa penyakit. Proses pemberian pada peternakan yang menjadi objek penelitian dilakukan 2 tahap yaitu vaksin mata pada saat ayam berumur 4-6 hari dan vaksin yang digunakan adalah ND (Newcastle Diseases). Tahap kedua ketika ayam berumur 12-16 hari, vaksin yang digunakan berupa Gumboro.

Selain vaksin, pemberian vitamin juga perlu dilakukan pada budidaya ayam broiler. Vitamin yang diberikan bertujuan untuk menghilangkan stres pada ayam dan juga meningkatkan pertumbuhan ayam. Stres pada ayam terjadi karena proses pengangkutan dari perusahaan DOC hingga sampai ke kandang dan juga setelah pemberian vaksin. Tetapi ada juga peternak mandiri yang tidak memberikan vitamin atau obat, peternak hanya memberikan air gula merah sebagai pengganti vitamin dan obat.

Jenis vaksin, vitamin dan obat-obatan yang digunakan peternak mandiri cenderung beragam. Hampir semua peternak mandiri membeli vaksin, vitamin dan obat di poultry shop. Sedangkan peternak mitra, membeli vaksin, vitamin dan obat dari produsen langsung. Biasanya produsen mengantarkan langsung vaksin, vitamin dan obat ke perusahaan mitra dan nantinya baru di distribusikan ke peternak mitra lainnya.

Pemanas Ruangan

Ayam merupakan hewan yang sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Pemanas ruangan dapat mempengaruhi tingkat kematian pada ayam selama proses produksi. Pada saat DOC baru datang, pemanas ruangan sangat penting karena DOC membutuhkan udara yang hangat khususnya pada malam hari. Pemanas ruangan juga dilakukan pada suhu dingin khususnya pada musim penghujan. Pemanas juga dilakukan secara intensif selama kurang lebih 1-2 minggu, dengan intensitas semakin besarnya ayam semakin berkurang intensitasnya. Intensitas pemanas ini juga tergantung dari kondisi cuaca, jika cuaca hujan maka pemanasan semakin lama tetapi jika cuaca panas intensitas pemanasan tidak terlalu lama.

Dokumen terkait