• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIPE SEL

5 Istirahat/Regresi

4.3. Gametogenesis Kerang Hijau ( Perna viridis )

Gametogenesis adalah suatu proses proliferasi sel-sel kelamin dengan cara mitosis dan miosis, kemudian sel-sel tersebut mengalami proses metamorphose menjadi individu gamet. Proses gametogenesis ada dua macam yaitu spermatogenesis pada mahluk jantan dan oogenesis pada makhluk betina. Spermatogenesis adalah proses proliferasi sel-sel kelamin jantan melalui proses mitosis dan miosis, lalu dilanjutkan proses metamorfose menjadi spermatozoa. Sedangkan oogenesis adalah suatu proses proliferasi sel-sel kelamin betina melalui proses mitosis dan miosis sehingga terbentuk ova.

4.3.1. Spermatogensis

Hasil penelusuran menurut petunjuk Clermont (1962), dari 30 lembar foto hasil pemotretan jaringan histologi gonad jantan kerang hijau Perna viridis L diperoleh delapan stadium dalam perkembangan spermatogenesis, stadium perkembangan spermatogenesis dapat dilihat pada Gambar 19. Stadium spermatogenesis setiap spesies berbeda-beda seperti pada mencit 12 stadium (Oakberg 1956), domba 8 stadium (Linsay et al. 1982), kera 12 stadium (Clermont dan Leblon 1959) dan manusia 6 stadium (Clermont 1963).

Hasil ini sangat berbeda seperti yang dianjurkan Chipperfied (1953) bahwa untuk melihat kematangan gonad moluska kelas bivalva ada empat stadium, baik untuk betina maupun jantan. Namun menurut hasil penelitian Mason dan Seed

bahwa untuk melihat stadium perkembangan gonad kerang gajah Chlamys nobilis

ada enam stadium (Nguyen Thi Xuan Thu dan Nguyen Chinh 1999). Selanjutnya dikatakan bahwa stadium perkembangan gonad tersebut berlaku baik untuk jantan maupun betina. Namun dari hasil penelitian ini perkembangan gonad kerang hijau

Perna viridis jantan dan betina tidak sama. Pada jantan perkembangan gonad jantan bila dilihat dari stadium perkembangan spermatogenesis diperoleh ada delapan stadium, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 19. Menurut berbagai peneliti stadium spermatogenesis dari berbagai spesies hewan ada yang tidak sama dan ada juga yang sama. Misalnya pada tikus dewasa diketahui terdapat 14 macam asosiasi stadium epitel semeniferus (Leblon dan Clermont 1952). Namun pada mencit 12 stadium (Oakberg 1956), kera 12 stadium (Clermont dan Leblond 1959), domba 8 stadium (Linsay et al. 1982), sapi 12 stadium (Garner dan Hafez 1987) dan manusia 6 stadium (Clermont, 1963).

Pada penelitian ini terlihat pada Gambar 19, bahwa setiap stadium (stadium) dalam spermatogenesis kerang hijau dapat dirinci sebagai berikut :

Stadium I. Sel-sel germinal ephitel (Spermatogonium) mulai membelahan secara mitosis, dengan diameter lumen masih kecil dan jumlah sel-sel sekitar kurang dari 100 sel-sel spermatogonium.Ukuran sel-sel semuanya homogen.

Stadium II. Sel-sel spermatongonium giat melakukan pembelahan secara mitosis dengan jumlah sel-sel sampai 500 spermatogonium. Dengan ukuran diameter lumen 2 kali lebih besar dari stadium pertama. Ukuran sel-sel sama dengan stadium pertama.

Stadium III. Sel-sel spermatogonium sedang giat melakukan pembelahan secara mitosis, jumlah sel-sel lebih dari 1000 sel dan ukuran diameter lumen 3 kali lebih besar dari stadium pertama.

Stadium IV. Pada stadium ini telah terjadi kegiatan pembelahan miosis, stadium ini menunjukan sel-sel spermatosit primer terbentuk dengan ukuran lebih kecil dari sel-sel spermatogonia. Jumlah sel-sel spermatosit primer sekitar dibawah 100 sel.

Stadium 1 Stadium 2

Stadium 3 Stadium 4.

Stadium 5 Stadium 6

Stadium 7 Stadium 8

Gambar 19. Stadium spermatogenesis pada kerang hijau.

Stadium V. Pada stadium ini telah terjadi kegiatan pembelahan meosis II, dimana sel-sel spermatosit primernya masih ada dan melakukan pembelah menjadi sel-sel spermatosit sekunder dengan ukuran lebih kecil dari sel-sel spermatosit primer. Jumlah sel-sel spermatosit sekunder ± 500 sel. Pada stadium ini sel-sel spermatosit primer mengalami meta mertamorfose menjadi spermatozoa. Sel-sel spermatozoa telah terbentuk dengan ukuran lebih kecil dari sel-sel spermatosit sekunder, jumlahnya lebih dari 500 sel.

Stadium VI. Pada stadium ini telah selesai pembelahan meosis II, sel-sel spermatosit sekunder berjumlah kurang dari 500 sel, dan hampir seluruhnya berubah (metamorfose) menjadi spermatozoa.

Stadium VII. Pada stadium ini seluruh sel-sel spermatosit sekunder telah mengalami metamorfose sehingga sel-sel menjadi spermatozoa.

Stadium VIII. Seluruh spermatozoa telah dikeluarkan dari lumen folikel, sehingga tinggal sisa-sisa jaringan pengikat dan sitoplasma dari spermatozoa.

4.3.2. Oogenesis

Hasil penelusuran menurut petunjuk Clermont (1962) dan Nguyen Thi Xuan Thu dan Nguyen Chinh (1999) bahwa dari 30 lembar photo hasil pemotretan jaringan histologi gonad betina kerang hijau Perna viridis diperoleh enam stadium perkembangan oogenesis. Petunjuk Nguyen Thi Xuan Thu dan Nguyen Chinh (1999) dapat dilihat Gambar 13.

Penelitian ini memperlihatkan hasil yang sangat berbeda seperti yang ditunjukan Chipperfied (1953) bahwa untuk melihat kematangan gonad moluska kelas bivalva baik untuk betina maupun jantan ada empat stadium. Selanjutnya menurut hasil penelitian Nguyen Thi Xuan Thu dan Nguyen Chinh, (1999) bahwa perkembangan gonad kerang klam Chlamy nobilis secara histologis diperoleh lima stadium perkembangan pada kerang betina. Sedangkan menurut hasil penelitian Mason dan Seed bahwa untuk melihat stadium perkembangan gonad kerang gajah

Chlamys nobilis ada enam stadium, stadium tersebut berlaku baik jantan maupun betina (Nguyen Thi Xuan Thu dan Nguyen Chinh 1999). Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini, yakni diperoleh enam stadium perkembangan gonad betina

kerang hijau Perna viridis L, enam stadium perkembangan gonad tersebut dapat dilihat pada Gambar 20.

Stadium 1 Stadium 2

Stadium 3 Stadium 4

Stadium 5 Stadium 6

Pada Gambar 20 dapat dilihat stadium perkembangan gonad kerang betina dengan rincian sebagai berikut|:

Stadium I: Mulai terjadi proses oogenesis, ovari tidak memiliki folikel dan terbentuknya garis-garis bakal oosit.

Stadium II: Awal proses oogenesis dimana ova mulai mengisi lumen folikel, oosit mulai berkembang di dalam folikel dan oosit sangat kecil dan menjulur. Stadium III: Pertengahan proses oogenesis dimana ova mulai mengisi lumen

folikel, oosit mulai berkembang mendekati dinding folikel dan oosit mulai membesar dan menjulur.

Stadium IV: Akhir oogenesis dimana telah terbentuk ova yang dikelilingi sitoplasma berbentuk poligon, namun masih ada yang berbentuk menjulur. Ova matang, ova berbentuk elipe dan kompak. Dinding folikel diantara ova tipis dan halus dan ber-crenate dalam ovari.

Stadium V: Mulai Istirahat dimana terlihat folikel pada ovarium menghilang, ova dikeluarkan, dinding folikel antara ova sangat tipis dan crenate hilang, beberapa ova mengalami sitolisis.

Stadium VI: Istirahat (Regresi) dimana tidak ada sel-sel gamet, jaringan insterstial dan amoebosit paling banyak terlihat, folikel kosong, terdapat sedikit sisa kematangan ova dan kadang-kadang juga masih ada oosit terlihat di folikel.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kerang hijau mempunyai jenis kelamin yang menetap. Hal ini terbukti dari 40 preparat gonad kerang hijau jantan dan betina secara histologi tidak ditemukan folikel jantan dan betina secara bersamaan dalam satu prefarat gonad. Hal ini sama dengan hasil penelitian Jabbar dan Davis (1987) pada kerang biru Mytilus edulis, reproduksinya berbentuk jenis kelamin hermaprodis yang terpisah, yakni karakteristik jantan dapat dilihat pada bagian dalam kerang berwarna putih sampai krem, sedangkan betina berwarna oranye (kekuningan). Namun lain halnya dengan kerang gajah Tridacna gigas

kelamin hermaprodis yang bersatu, yakni dalam satu gonad terdapat dua folikel jantan dan betina.

Dokumen terkait