• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Ganbaran Umum Desa Pakis kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati 1.Letak Geografis Desa Pakis

Desa Pakis merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Desa Pakis adalah desa yang terletak paling ujung di Kecamatan Tambakromo karena berbatasan dengan Kecamatan Kayen dan termasuk dalam dataran tinggi. Desa pakis Kecamatan Tambakromo merupakan desa yang terletak di sebelah selatan kota Pati. Jarak tempuh dari Desa Pakis sampai Pusat Perintahan Kecamatan adalah 18 km, jarak dari kota Pati sampai Desa Pakis adalah 31 km atau sekitar 1 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum dan jarak dari Desa Pakis sampai Ibukota Propinsi adalah 106 km.

Secar geografis Desa pakis mempunyai batas wilayah dengan wilayah lain, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Sebelah barat Desa Pakis Kecamatan Tambakromo berbatasan langsung dengan Desa Porwokerto yang termasuk Kecamatan Kayen.

b. Sebelah timur berbatasan langsung dengan Desa Maitan Kecamatan Tambakromo.

c. Sebelah utara berbatasan langsung dengan hutan Kepala Resot Polisi

40

d. Sebelah selatan berbatasan langsung dengan Desa KemadShbatur Kecamatan Kayen.

Desa Pakis merupakan desa yang memiliki luas wilayah 585,744 Ha, yang seperti di daerah lain di Kabupaten Pati. Sebagian adalah area persawahan yang memiliki luas 357.015 Ha, luas bangunan umum 7.000 Ha, luas jalan 12.500 Ha, luas perkuburan 3.500 Ha, dan sebagian lainnya adalah pemukiman penduduk yang berluas 24.230 Ha.

Desa Pakis sama dengan desa-desa atau kelurahan yang lain yang mana sama-sama memiliki perangkat desa, mulai dari Kepala Desa hingga Ketua RT (Rukun Tangga). Desa Pakis terbagi dalam empat dusun yaitu Dusun Pakis, Dusun Dogo, Dusun Mojo, dan Dusun Jenggolo, masing-masing dusun mempunyai satu Ketua RW dan beberapa Ketua RT.

Sedangkan komposisi penduduk berdasarkan data statistic yang diperoleh dari Kantor Kepala Desa Pakis menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Pakis sampai tahun 2014 berjumlah 2.249 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 773. Apabila jumlah tersebut dirinci berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk Desa Pakis berjumlah 1.061 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 1.188 jiwa berjenis kelamin perempuan. 2. Keadaan Sosial Masyarakat, Ekonomi Dan Pendidikan

Dalam kehidupan ekonomi, mata pencaharian penduduk Desa

Pakis adalah bertani, karena sebagian besar wilayahnya adalah lahan pertanian. Ada juga penduduk yang bekerja sebagai pedagang, buruh, TKI, serta sebagian kecil menjadi karyawan perusahaan dan pegawai negeri sipil.

41

Penduduk Desa Pakis biasanya memiliki pekerjaan ganda, tidak hanya sebagai petani tetapi juga sambil berdagang, mereka melakukannya karena jika hanya mengandandalkan satu pekerjaan saja tidak cukup untuk memenuhi kehidupan rumah tangganya.

Tabel 3.1: Kehidupan Ekonomi Desa Pakis No Mata pencaharian Jumlah warga

1 Petani 769 orang

2 Pedagang 28 orang

3 Buruh 35 orang

4 Sopir angkutan 7 orang

6 PNS 3 orang 7 TNI 1 orang 8 Polri 3 orang 9 Swasta 64 orang 10 Pensiunan 2 orang 11 Lain-lain 882 orang

(Sumber data, monografi Desa Pakis tahun 2014)

Salah satu hal yang tidak bisa dikesampingkan adalah mereka yang mencari nafkah dengan cara merantau keluar kota. Hal ini dilakukan karena mereka merasa apabila bekerja di desa, maka tidak bisa mencukupi kehidupan rumah tangganya yang sangat besar. Adapun kota-kota tujuan mereka adalah Jakarta, Sumatra, Kalimantan dan bahkan sampai keluar negeri seperti Malaysia dan Arab Saudi. Dari 882 orang yang ada di Desa Pakis semuanya adalah perantauan, entah itu bekerja keluar kota maupun bekerja keluar negeri. Kebanyakan masyarakat Desa Pakis memilih untuk menjadi TKI di Negara Malaysia, hal ini disebabkan karena kalau bekerja keluar kota hanya mendapatkan penghasilan sedikit, tetapi kalau di Negara Malaysia dapat mendapatkan penghasilan yang banyak.

42

Kehidupan masyarakat Desa Pakis sebagaimana masyarakat Jawa pada umumnya juga sangat kuat dalam masalah kekerabatan dan kekeluargaan. Gotong royong adalah suatu hal yang lazim dijumpai dan biasanya mereka melakukan pekerjaan yang berat-berat dengan cara bergotong-royong dan secara suka rela. Misalnya dalam hal mendirikan rumah, perbaikan jalan, pembangunan fasilitas umum, dan sambatan ngedos (gotong-royong panen padi).

Dalam hal pendidikan, masyarakat Desa Pakis sudah mulai meningkat. Hal ini dapat dilihat dari mulai berdirinya sekolah-sekolah yang ada di wilayah Desa Pakis yaitu SD, dan SMP. Bukan hanya itu, tingkat pendidikan masyarakatnyapun dari tahun ketahun sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan, walaupun sebagian besar secara keseluruhan masih di bawah lulusan SLTP, akan tetapi beberapa tahun terakhir sudah ada yang mencapai tingkat Diploma.

Tabel 3.2: pendidikan masyarakat Desa Pakis No Tingkat pendidikan Jumlah warga 1 Belum Sekolah 79 orang 2 Tidak tamat SD 44 orang

3 SD 1.845 orang

4 SLTP 199 orang

5 SLTA 93 orang

6 Diploma 15 orang

(Sumber data, monografi Desa Pakis tahun 2014) 3. Kehidupan Agama Dan Adat Budaya Masyarakat

Dalam hal beragama, hampir semuanya masyarakat Desa Pakis adalah beragama Islam, sebagian besar Islam mereka adalah Islam KTP yang tidak pernah beribadah kepada Allah dan Islam abangan yang mana

43

mereka masih teguh terhadap tradisi nenek moyang yang disebut kejawen. Karena mereka semua 100% beragama Islam, maka tidak ada tempat ibadah kecuali Masjid yang berjumlah 4 buah.

Dalam hal adat budaya, masyarakat Desa Pakis juga termasuk masih sangat kuat memegang tradisi nenek moyang yang masih turun-temurun, hanya saja sekarang sudah mengalami perubahan-perubahan yang mendasar, misalnya hal-hal yang dianggap musyrik diganti dengan hal-hal yang bersifat Islam. Sebagai contoh adalah kegiatan bersih tahunan, yang dulunya memberikan persembahan kepada penembahan (tempat yang dikramatkan) dengan cara menyembelih kambing, sekarang diubah dengan cara tetap menamakan bersih tahunan akan tetapi kegiatannya adalah melakukan acara pembacaan yasin dan tahlil secara berjamaah.

Akan tetapi tidak semua masyarakat dalam hal ini setuju secara keseluruhan, ada sebagian masyarakat yang masih teguh pada ajaran nenek moyang dan tidak mau mengikuti apa yang sekarang sudah berjalan terutama mereka yang secara umur tergolong sudah tua. Mereka biasanya tetap melakukan hal-hal yang menurut penyusun merupakan perbuatan syirik.

Ada juga orang yang secara agama bisa dikatakan sebagai orang yang taat pada ajaran agama, tetapi mereka masih melakukan kebiasaan-kebiasaan nenek moyang yang dikatakan perbuatan syirik yang bisa merusak keimanan mereka, seperti memberikan bunga dan kemenyan di tempat-tempat yang dianggap kramat.

44

Secara umum penduduk desa pakis adalah berasal dari suku Jawa, akan tetapi ada sebagian masyarakat yang berasal dari suku lain. Biasanya mereka adalah orang-orang pendatang karena adanya perkawinan dengan orang setempat kemudian menetap di Desa Pakis dan menjadi warga masyarakat Desa Pakis. Adapun penduduk non suku Jawa adalah berasal dari daerah Jakarta yang berjumlah 3 orang dan daerah Kalimantan yang berjumlah 9 orang.

B.Metode Penggunaan Petungan dalam Pernikahan dan Pembaharuan Akad