• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.7 Gejala Keracunan Pestisida

2.7.4 Gejala Keracunan Piretroid

Gejala keracunan pestisida golongan piretroid dapat berupa iritasi pada kulit misalnya rasa terbakar, panas, gatal-gatal, kesemutan hingga mati rasa. Gejala yang lain yang dapat muncul seperti tremor, keluar air liur berlebihan, muntah, dan diare.

2.8 Dampak Keracunan Pestisida Terhadap Kesehatan

Dampak keracunan pestisida terhadap kesehatan bersifat akut dan kronis. Pestisida yang masuk ke dalam tubuh dan beredar dalam darah akan mencapai organ target. Organ-organ tubuh yang biasanya menjadi target kerusakan adalah paru-paru, hati, sumsum tulang, ginjal, kulit, susunan saraf pusat dan tepi.

Pestisida meracuni tubuh melalui beberapa mekanisme yaitu : 1. Memengaruhi kerja enzim/hormon.

Enzim dan hormon dalam kerjanya membutuhkan activator, racun yang masuk ke dalam tubuh dapat menonaktifkan activator sehingga enzim atau hormon tidak dapat bekerja. Pestisida masuk dan bereaksi dengan sel sehingga akan menghambat atau mempengaruhi kerja sel. 2. Merusak jaringan

Timbul histamin dan serotonin yang menimbulkan reaksi alergi, dapat juga muncul senyawa baru yang lebih beracun.

3. Fungsi detoksikasi hati.

Pestisida yang masuk ke tubuh akan mengalami proses detoksikasi (dinetralisasi) di dalam hati. Senyawa racun ini akan diubah menjadi senyawa lain yang sifatnya kurang beracun terhadap tubuh.

2.9 Pencegahan Keracunan Pestisida

Untuk menekan risiko dan menghindari dampak negatif penggunaan pestisida bagi petani.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut : 1. Peraturan perundang-undangan

Peraturan tentang pestisida yang juga mencakup penggunaan pestisida dan tindakan keselamatan perlu disosialisasikan agar peraturan tersebut ditaati dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran.

2. Pendidikan dan latihan

Pengguna pestisida perlu dibekali informasi yang memadai tentang pestisida dan cara penggunaannya yang legal, benar, dan bijaksana.

3. Peringatan bahaya

Setiap kemasan pestisida dilengkapi dengan brosur atau label yang harus dipatuhi oleh pengguna. Pengguna disarankan harus membaca label terlebih dahulu sebelum menggunakan pestisida. Pengguna juga harus mempelajari piktogram pada kemasan.

4. Penyimpanan pestisida

Pestisida sebaiknya disimpan ditempat khusus dan aman bagi siapa pun. Gudang tempat penyimpanan harus berventilasi baik, pestisida disimpan pada wadah aslinya jika tidak harus dibuat peringatan AWAS RACUN.

5. Tempat kerja

Pencampuran pestisida harus dilakukan diluar ruangan. 6. Kondisi kesehatan pengguna

Pengguna pestisida yang kondisi badannya kurang/tidak sehat atau belum makan (perut kosong) jangan bekerja dengan pestisida, karena kondisi tubuh yang kurang sehat atau perut kosong dapat memperberat keracunan pestisida.

7. Penggunaan pakaian dan peralatan pelindung

Pakaian pelindung harus dipakai sejak mulai

pencampuran/pengenceran, aplikasi pestisida, dan mencuci alat-alat yang digunakan.

Langkah-langkah agar keselamatan terjamin dalam penggunaan pestisida : a. Sebelum pemakaian

1. Jangan melakukan pekerjaan penyemprotan pestisida bila kondisi tidak sehat.

2. Jangan mengizinkan anak-anak berada di sekitar tempat pestisida yang akan digunakan atau mengizinkan anak-anak melakukan pekerjaan penyemprotan pestisida.

3. Catat nama pestisida yang digunakan, bahan aktifnya, dan kode warna lingkarannya.

4. Alat pelindung diri sudah harus dipakai sejak persiapan penyemprotan. 5. Jangan masukkan rokok, makanan, dan sebagainya ke dalam kantung

pakaian kerja.

6. Periksa alat-alat aplikasi sebelum digunakan. Jangan menggunakan alat semprot yang bocor. Kencangkan sambungan-sambungan yang sering terjadi bocor.

7. Siapkan air bersih dan sabun di tempat kerja untuk mencuci tangan dan keperluan lain.

8. Siapkan handuk kecil yang bersih dalam kantung plastik tertutup dan bawa ke tempat kerja.

9. Saat menakar pestisida, sebaiknya jangan langsung memasukkan pestisida kedalam tangki kecuali diharuskan oleh pembuatnya. Takar dan aduklah pestisida pada ember untuk pestisida.

b. Ketika pemakaian

1. Perhatikan arah angin. Jangan melakukan penyemprotan yang berlawanan arah angin dan saat angin kencang karena drift pestisida dapat membalik dan mengenai diri sendiri

2. Jangan membawa makanan, minuman, dan rokok dalam kantung pakaian kerja.

4. Jangan menyeka keringat pada wajah dengan tangan, sarung tangan, atau lengan baju yang terkontaminasi petisida untuk menghindari pestisida masuk ke mata atau mulut. Untuk keperluan itu gunakan handuk bersih untuk menyeka keringat atau kotoran pada wajah.

5. Bila nozzle tersumbat, jangan meniup nozzle yang terkontaminasi langsung dengan mulut.

c. Sesudah pemakaian

1. Cuci tangan dengan sabun hingga bersih segera sesudah pekerjaan selesai. 2. Segera mandi setelah sampai di rumah dan ganti pakaian kerja dengan

pakaian sehari-hari.

3. Jika tempat kerja jauh dari rumah dan harus mandi dekat tempat kerja, sediakan pakaian bersih dalam kantung plastik tertutup. Sesudah ganti pakaian, bawalah pakaian kerja dalam kantung tersendiri.

4. Cuci pakaian kerja terpisah dari cucian lainnya.

5. Makan, minum, atau merokok hanya dilakukan sesudah mandi atau sesudah mencuci tangan dengan sabun.

2.10 Tatalaksana Keracunan Pestisida

Penanganan keracunan pestisida harus segera dilakukan. Keterlambatan dalam menangani kasus pajanan berat dapat mengakibatkan korban jiwa. Jika gejala keracunan muncul, segera hentikan perkejaan dan cari pertolongan pertama.

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan: 1. Apabila terasa tidak enak badan

Berhentilah bekerja dan segera kunjungi kedokter dengan membawa label kemasan pestisida.

2. Bila pestisida tertelan

Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari informasi bahan aktif pestisida yang digunakan. Jika yang tertelan adalah pestisida yang sangat toksik maka segera muntahkan penderita dengan mengorek dinding belakang tenggorok dengan jari atau alat lain, dan atau memberikan larutan garam dapur satu sendok makan penuh dalam segelas air hangat. Bila penderita tidak sadar, tidak boleh dimuntahkan karena bahaya aspirasi. Penderita yang tidak sadarkan diri longgarkan pakaian dan segera bawa kedokter. Bila muntah dapat dilakukan segera beri karbon aktif dan bawa segera kedokter.

3. Bila terhisap lewat pernapasan

Segera jauhkan dari tempat kerja atau sumber pemaparan. Pindahkan ketempat yang berudara bersih dan segar. Kendurkan pakaian korban. Jika penderita berhenti bernapas, segera beri pernapasan buatan. Terlebih dahulu bersihkan mulut dari air liur dan lendir. Jika gawat segera bawa kedokter.

4. Bila terkena kulit

Segera lepaskan pakaian yang terkena dan kulit dicuci dengan air sabun. Keringkan tubuh dengan handuk kering dan bersih. Jika bagian

tubuh yang terkena pestisida luas dan termasuk golongan berbahaya segera bawa kedokter. Bakar pakaian yang terkena pestisida jika sulit dibersihkan. 5. Bila terkena mata

Segera cuci dengan banyak air selama 15 menit. Jangan gunakan obat tetes. Tutup mata dengan kain atau kasa bersih. Jika mata terasa sakit segera bawa kedokter.

2.11 Prinsip Penggunaan Pestisida

Konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) berdasarkan 5 tepat:

1. Tepat sasaran: Pestisida yang digunakan harus berdasarkan jenis Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang menyerang tanaman.

2. Tepat jenis: setiap jenis pestisida hanya diperuntukan bagi OPT tertentu. Informasi tersebut tertera pada label kemasan pestisida.

3. Tepat waktu: Penggunaan pestisida berdasarkan konsep pengendalian hama terpadu harus berdasarkan hasil pemantauan atau pengamatan rutin. 4. Tepat dosis: daya racun pestisida terhadap jasad sasaran ditentukan oleh

dosis atau konsentrasi formulasi pestisida yang terdapat pada label kemasan.

5. Tepat cara penggunaan: cara penggunaan pestisida ialah pencelupan, pengasapan, pemercikan, penyuntikan, pengolesan, penaburan, penyiraman dan penyemprotan.

2.12 Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelindung diri merupakan peralatan keselamatan yang harus digunakan pekerja apabila berada ditempat kerja. Alat pelindung diri untuk penggunaan pestisida adalah topi, kaca mata, maker, sarung tangan, baju lengan panjang, celana panjang, celemek/apron dan sepatu boot.

Alat pelindung diri bagi pengguna pestisida: 1. Pakaian pelindung

Pakaian pelindung yaitu celana panjang dan baju lengan panjang yang terbuat dari bahan yang cukup tebal dengan tenunan rapat. Pakaian sebaiknya tidak berkantung karena dengan adanya kantung cenderung digunakan untuk menyimpan benda-benda seperti rokok. Jas hujan dapat dijadikan sebagai alat pelindung karena terbuat dari plastik yang tidak menyerap air dan mudah untuk dibersihkan.

2. Celemek atau apron

Celemek yang terbuat dari plastik. Celemek harus digunakan pada penyemprotan tanaman yang tinggi dan pengaplikasian pestisida terbatas pakai.

3. Penutup kepala

Penutup kepala misalnya topi lebar. Topi dengan pinggiran yang lebar digunakan untuk melindungi bagian-bagian kepala dan muka. Topi harus terbuat dari bahan yang kedap carian dan tidak terbuat dari kain atau kulit.

4. Pelindung mulut dan hidung

Pelindung mulut dan hidung yang dapat digunaka seperti masker atau sapu tangan atau kain sederhana lainnya.

5. Sarung tangan

Sarung tangan (gloves) yang terbuat dari bahan yang tidak tembus air seperti karet, jika pestisida mempunyai konsentrasi tinggi maka diperlukan sarung tangan neoprene. Sarung tangan tidak boleh terbuat dari kulit atau katun karena pestisida yang melekat sukar dicuci. Sarung tangan yang digunakan harus panjang sehingga menutupi bagian pergelangan tangan. Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari kontaminasi percikan pestisida.

6. Kaca mata

Kaca mata terbuat dari bahan anti air (water proff) sehingga mata tidak terkena partikel-partikel pestisida.

7. Sepatu bot

Untuk penggunaan pada lahan basah (sawah) memang sulit digunakan tetapi pada tempat kerja yang kering perlu digunakan.

Dokumen terkait