Efek Psikologis dan Fisiologis
4. Gejala putus obat dari ketergantungan opiat adalah sebagai berikut
Gejala putus obat pada seseorang yang menggunakan opiat adalah batuk, pilek, menguap, lakrimasi (mata berair), pupil dilatasi, mual, muntah, diare, takikardi (denyut jantung cepat), tekanan darah meningkat, napas cepat, nafsu makan menurun, insomnia, ansietas, gelisah, lesu-lemas, mialgia (sakit otot), artralgia, tremor, kram perut, kejang, suhu tubuh meningkat, vasodilatasi umum, panas-dingin, keringat banyak, dan piloereksi.
Kokain
Kokain adalah zat yang adiktif yang sering disalahgunakan dan merupakan zat yang sangat berbahaya. Kokain merupakan al-kaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon Coca yang berasal dari Amerika Selatan, di mana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan.
Kokain, sebagaimana disebutkan sebelumnya, berasal dari tanaman koka. Penduduk asli dataran tinggi Andean yang merupakan tempat asli tumbuhnya tanam-an koka, mengunyah daunnya. Orang-orang Eropa yang diperkenalkan pada tanaman koka oleh para penjelajah Spanyol, memilih untuk menyeduh
daunnya dalam berbagai minuman. Alkaloid kokain diekstrak dari daun tanaman koka pada pertengahan tahun 1800-an dan telah digunakan sejak saat itu sebagai anestesi lokal.
Pada tahun 1884, semasa masih menjadi seorang neurolog muda, Sigmund Freud mulai menggunakan kokain untuk mengatasi depresi yang dialaminya. Yakin dengan efeknya yang ajaib, ia meresepkannya untuk seorang teman yang menderita penyakit yang sangat menimbulkan rasa sakit. Freud menulis salah satu dari beberapa artikel pertama mengenai obat tersebut, yaitu “Lagu Pujian” yang merupakan penegasan antusiastik atas berbagai efek luar biasa yang dialaminya. Namun, Freud kehilangan antusiasmenya terhadap kokain setelah merawat seorang temannya yang juga berprofesi dokter yang mengalami kondisi psikotik semalam penuh karena mengkonsumsi obat yang telah direkomendasikannya tersebut. Mungkin pecandu kokain dalam fiksi yang paling terkenal adalah Sherlock Holmes. Selain mengurangi rasa sakit, kokain memiliki beberapa efek lain. Ia bekerja dengan cepat pada otak, menghambat pengembalian dopamin di berbagai daerah mesolimbik yang dianggap menghasilkan kondisi yang menyenangkan; hasilnya adalah dopamin tetap berada di dalam sinaps sehingga memfasilitasi transmisi neural dan menghasilkan berbagai perasaan positif. Penuturan diri mengenai kenikmatan yang dihasilkan oleh kokain sangat berhubungan dengan sejauh mana kokain meng-hambat pengembalian dopamin. Kokain meningkat-kan hasrat seksual dan menimbulmeningkat-kan rasa percaya diri, rasa sejahtera, dan tidak akan pernah lelah. Overdosis dapat menyebabkan yang bersangkutan menggigil, mual, dan meng-alami insomnia, serta serangan paranoid dan halusinasi yang mengerikan mengenai serangga yang merambat di bawah kulit. Penggunaan kronis dapat memicu perubahan kepribadian, termasuk sangat mudah tersinggung, terganggunya hubungan sosial, pemikiran paranoid, dan gangguan pola makan serta
tidur. Penghentian penggunaan kokain tampaknya menyebabkan terjadinya sindrom putus zat yang parah. Kokain dapat mencengkeram seseorang dengan sangat kuat seperti halnya berbagai obat lain yang menimbulkan kecanduan. Seperti pada alkohol, janin yang sedang berkembang di dalam rahim sangat terkena pengaruh negatif penggunaan kokain oleh sang ibu selama kehamilan, dan banyak bayi yang dilahirkan dengan mengalami kecanduan pada obat tersebut.
Kokain adalah vasokonstriktor yang menyebabkan pembuluh darah menyempit. Seiring semakin besarnya dosis kokain yang lebih murni yang dewasa ini mudah diperoleh yang digunakan para pengguna, mereka menjadi lebih sering dilarikan ke ruang gawat darurat dan dapat tewas karena overdosis, sering kali karena serangan jantung. Kokain juga meningkatkan risiko seseorang terhadap stroke dan menyebabkan berbagai kelemahan kognitif, seperti sulit memu-satkan perhatian dan sulit untuk mengingat. Karena memiliki kemampuan besar untuk menyempitkan pembuluh darah, kokain memberikan bahaya tersendiri dalam kehamilan karena pasokan darah ke janin dapat berkurang.
Kokain dapat dihirup, diisap dengan menggunakan pipa atau rokok, ditelan, atau bahkan disuntikkan ke pembuluh darah; beberapa pecandu heroin mencampurkan kedua obat tersebut. Pada tahun 1970-an, para pengguna kokain di Amerika Serikat mulai memisahkan atau melepaskan komponen kokain dengan memanaskannya dengan menggunakan eter. Bila dimurnikan dengan proses kimiawi tersebut, kokain dasar atau murni menghasilkan efek yang sangat kuat, karena diserap dengan sangat cepat. Kokain murni tersebut biasanya diisap dengan sedotan atau ditaburkan di rokok tembakau atau mariyuana. Kokain diserap dengan sangat cepat ke dalam paru-paru dan sampai ke otak dalam beberapa detik, kemudian menimbulkan kondisi melayang yang intens selama dua menit, diikuti oleh
kegelisahan dan ketidaknyamanan. Beberapa perokok kokain murni mengisapnya berlebihan secara maraton, hingga selama empat hari. Meskipun demikian, proses pemurnian tersebut sangat berbahaya karena eter mudah terbakar. Pelawak Rich-ard Pryor hampir tewas karena luka bakar yang dideritanya ketika eter yang diguna-kannya terbakar.
Pada pertengahan tahun 1980-an, suatu bentuk baru kokain murni yang disebut crack, muncul di jalanan. Kemunculan
crack memicu peningkatan penggunaan kokain murni dan
bertambahnya korban. Karena tersedia dalam dosis kecil yang relatif murah (10 dolar untuk sekitar 100 miligram versus 100 dolar per gram yang biasanya harus dibayarkan pengguna untuk membeli kokain), para pembeli berusia muda dan tidak memiliki banyak uang mulai bereksperimen dengan obat tersebut dan mulai ketagihan.
Penggunaan kokain secara umum meningkat tajam pada tahun 1970-an dan 1980-an, naik lebih dari 260 persen antara tahun 1974 dan 1985. Kaum laki-laki lebih banyak menggunakan kokain dan crack daripada kaum perempuan. Meskipun penggunaan kokain berkurang secara dramatis pada akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an, namun kembali meningkat pada pertengahan tahun 1990-an, terutama di kalangan siswa SMU dan mahasiswa serta orang-orang dewasa muda pada umumnya. Sejak itu, frekuensi penggunaan crack tidak menunjukkan banyak penurunan di kalangan para mahasiswa dan dewasa muda, namun peng-gunaan di kalangan siswa SMU akhirnya mulai menurun pada akhir tahun 1990-an. Tampaknya, berbagai upaya edukasi intensif mengenai efek crack yang berbahaya mulai menunjukkan hasilnya, karena tingkat penggunaan crack tidak mengalami kenaikan di sebagian besar kota-kota besar di Amerika Serikat sejak tahun 1996.
Kriteria diagnosis keracunan kokain:
1. Segera setelah memakai kokain.
2. Gamngguan tingkah laku dan perubahan psikologis, seperti: euporia, afek tumpul, selalu waspada, gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan.
3. Dua atau lebih gejala sebagai berikut. a. Takikardia (bradikardia)
b. Pupil diilatasi
c. Tekanan darah meninggi atau menurun d. Perspirasi dan demam
e. Mual, muntah
f. Berat badan menurun
g. Psikomotor agitasi atau retardasi.
4. Gejala di atas bukan karena gangguan medios umum
Kriteria diagnosis untuk withdrawal kokain:
1. Segera setelah memakai kokain.
2. Mood disporik. Dua atau lebih gejala berikut.
a. Kelelahan b. Mimpi buruk
c. Insomnia dan hipersomnia d. Nafsu makan bertambah
e. Psikomotor meningkat, menurun
3. Gejala-gejala pada kriteria (b) dapat menimbulkan hambatan pada fungsi sosial dan pekerjaan
4. Gejala-gejala bukan disebabkan oleh gangguan kondisi medis umum.
Terapi untuk penderita dengan ketergantungan kokain hampir sama dengan penderita kecanduan heroin.
Kanabis (Ganja)
Mariyuana terdiri dari daun dan bagian atas yang berbunga dari sejenis tanaman rami yang dikeringkan dan dihancurkan, yaitu
Cannabis Sativa. Mariyuana paling sering diisap, namun dapat
dikunyah, digunakan sebagai teh, atau dimakan dalam makanan yang dipanggang. Hashish jauh lebih kuat dari mariyuana, dihasilkan dengan memotong dan mengeringkan damar yang menjulur di bagian atas tanaman kanabis berkualitas tinggi.
Pada awalnya, tanaman rami ditanam secara besar-besaran di Amerika Serikat bukan untuk kebutuhan merokok, namun diambil seratnya yang digunakan dalam pembuatan kain dan tali. Pada abad ke-19, kandungan obat damar kanabis telah diketahui, dan pada masa itu dipasarkan oleh beberapa perusahaan obat sebagai obat untuk rematik, encok, depresi, kolera, dan neuralgia. Tanaman tersebut juga diisap untuk memperoleh kenikmatan meskipun jarang terlihat di Amerika Serikat hingga tahun 1920. Pada masa itu, disahkannya Amandemen ke-18 yang melarang
penjualan alkohol mendorong bebe-rapa orang untuk mulai merokok mariyuana yang dibawa melintasi perbatasan dari Meksiko. Berbagai laporan negatif di media massa yang mengatribusikan kriminalitas pada penggunaan mariyuana mendorong diberlakukannya undang-undang fed-eral yang melarang penjualan zat tersebut pada tahun 1937. Dewasa ini, penggunaan mariyuana dilarang secara hukum di sebagian besar negara-negara di dunia yang banyak
di antaranya terikat dalam kesepakatan bersama PBB untuk melarang penjualannya (Goodwin & Guze, 1984).
Penggunaan mariyuana memuncak pada tahun 1979, kemudian menurun selama dekade berikutnya, meningkat antara tahun 1991 dan 1997, dan sejak itu hanya menunjukkan sedikit perubahan. Sekitar 6 persen siswa SMU tahun akhir menuturkan merokok mariyuana setiap hari pada tahun 2000. Meskipun angka prevalensi lebih tinggi pada laki-laki dibanding pada perempuan, data menunjukkan bahwa penggunaan oleh kaum perempuan meningkat lebih cepat pada tahun 1990-an.
Bentuk yang paling paten berasal dari tanaman yang berbunga atau dari eksuda resin yang dikeringkan dan berwarna cokelat hitam yang berasal dari daun yang disebut hashish atau
hash.