• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

I. Gelling Agent

Spirulina platensis DENGAN APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Agatha Riona Octavianus NIM : 128114105

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

i

OPTIMASI GELLING AGENT CARBOPOL 940 DAN HUMEKTAN GLISERIN TERHADAP SEDIAAN GEL ANTI-AGING EKSTRAK

Spirulina platensis DENGAN APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Agatha Riona Octavianus NIM : 128114105

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

ii

iii

Pengesahan Skripsi

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Hanya Ada Satu Kesuksesan;

Menjalani Hidup dengan Caramu Sendiri

-Christopher Morley-

Skripsi ini kupersembahkan untuk...

Tuhan Yesus Kristus

Almarhum Papa

Mama, Agit, Dimas, dan David

Almamater Sanata Dharma

v

Pernyataan Keaslian karya

vi

Persetujuan Publikasi

vii PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala berkat dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “OPTIMASI GELLING AGENT

CARBOPOL 940 DAN HUMEKTAN GLISERIN TERHADAP SEDIAAN GEL ANTI-AGING EKSTRAK Spirulina platensis DENGAN APLIKASI DESAIN FAKTORIAL” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) program studi Farmasi.

Selama proses perkuliahan menempuh masa studi S1 sampai penyusunan skripsi ini selesai, penulis telah menerima dukungan baik dalam doa, bimbingan, arahan, saran, maupun kritik yang membangun dari berbagai pihak. Penulis hendak menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu, pengarahan, dukungan dan semangat selama penelitian hingga penyusunan skripsi. 3. Ibu Wahyuning Setyani, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah

berkenan memberikan masukan dan pengarahan demi perbaikan skripsi ini.

4. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku dosen penguji yang telah berkenan memberikan masukan dan pengarahan demi perbaikan skripsi ini.

viii

5. Segenap dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah mengajar dan membimbing penulis selama perkuliahan.

6. Segenap laboran dan karyawan terutama Pak Musrifin, Pak Wagiran, Pak Parlan, Pak Agung dan Pak Kayat yang telah membantu selama penelitian berlangsung.

7. Mama tercinta, tante Opi, om Anast, Agit, Dimas, dan David atas segala doa dan dukungannya selama penulis menyusun skripsi.

8. Rekan-rekan skripsi penulis selama penelitian, Tika, Rossa, dan Cindy atas kebersamaannya selama penelitian.

9. Teman-teman angkatan 2012 Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang juga memberikan warna selama masa perkuliahan penulis. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan doa, bantuan, dan dukungan selama penelitian skripsi. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan serta pengalaman yang dimiliki. Kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan oleh penulis untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak, terutama perkembangan ilmu dalam bidang kefarmasian.

Yogyakarta, 04 Januari 2016

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

INTISARI ... xvii ABSTRACT ... xviii BAB I PENGANTAR ... 1 A. Latar Belakang ... 1 1. Rumusan masalah ... 4 2. Keaslian penelitian... 5 3. Manfaat penelitian ... 6 B. Tujuan Penelitian ... 6 1. Tujuan umum ... 6 2. Tujuan khusus ... 7

x

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA...8

A. Kulit ... 8

1. Epidermis (kulit ari) ... 9

2. Dermis (kulit jangat) ... 9

3. Hipodermis (subkutan) ... 9

B. Penuaan Dini ... 10

C. Radikal Bebas ... 11

D. Antioksidan ... 12

E. Analisis Aktivitas Antioksidan dengan Kromatografi Lapis Tipis ... 13

F. Spirulina platensis ... 14

G. Ekstraksi ... 17

H. Gel ... 18

I. Gelling Agent ... 19

J. Humektan ... 20

K. Bahan-bahan yang Digunakan dalam Pembuatan Gel Anti-Aging ... 20

1. Trietanolamin (TEA) ... 21 2. Metil paraben ... 21 3. Akuades ... 22 L. Desain Faktorial ... 22 M. Landasan Teori ... 24 N. Hipotesis ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 26

xi

B. Variabel dan Definisi Operasional ... 26

1. Variabel penelitian ... 26

2. Definisi operasional ... 27

C. Bahan Penelitian ... 29

D. Alat Penelitian ... 29

E. Tata Cara Penelitian ... 30

1. Pembuatan ekstrak Spirulina platensis ... 30

2. Uji aktivitas antioksidan ekstrak cair Spirulina platensis dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ... 30

3. Orientasi formula gel anti-aging ... 31

4. Pembuatan gel anti-aging ... 32

5. Uji sifat fisik gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis ... 33

6. Uji stabilitas gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis ... 34

7. Subjective assessment ... 34

F. Analisis Hasil ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Pembuatan Ekstrak Spirulina platensis ... 36

B. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Spirulina platensis ... 37

C. Orientasi Level Setiap Faktor Penelitian ... 39

D. Pembuatan Gel Anti-Aging Ekstrak Spirulina platensis ... 42

E. Pengujian Sifat Fisik Gel Anti-Aging Ekstrak Spirulina platensis ... 44

1. Uji organoleptis ... 45

xii

3. Uji viskositas ... 46

4. Uji daya sebar ... 50

5. Optimasi formula ... 54

F. Stabilitas Gel Anti-Aging Ekstrak Spirulina platensis Setelah Siklus Freeze thaw ... 57

G. Stabilitas Gel Anti-Aging Ekstrak Spirulina platensis Selama Masa Penyimpanan 28 Hari ... 60

H. Subjective Assessment ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN ... 70

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I. Nilai pH kulit manusia di berbagai lokasi dari berbagai literatur . 10 Tabel II. Kandungan pigmen dalam 10 gram Spirulina platensis... 16 Tabel III. Rancangan desain faktorial dengan 2 faktor dan 2 level ... 22 Tabel IV. Formula gel acuan ... 32 Tabel V. Level rendah dan level tinggi carbopol940 dan gliserin pada

formula gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis ... 32 Tabel VI. Formula gel anti-aging dengan aplikasi desain faktorial ... 32 Tabel VII. Pengaruh variasi komposisi carbopol940 pada 200 g gel

anti-aging ekstrak Spirulina platensis ... 39 Tabel VIII. Pengaruh variasi komposisi gliserin pada 200 g gel anti-aging .... 41 Tabel IX. Organoleptis gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis ... 45 Tabel X. pH dan homogenitas gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis ... 46 Tabel XI. Viskositas (�̅±SD) gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis... 47 Tabel XII. Nilai efek carbopol 940, gliserin dan interaksi kedua faktor

terhadap viskositas... 48 Tabel XIII. Daya sebar(�̅±SD) gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis ... 51 Tabel XIV. Nilai efek carbopol 940, gliserin dan interaksi kedua faktor

terhadap daya sebar ... 52 Tabel XV. Hasil validasi contour plot superimposed ... 57 Tabel XVI. Persen sineresis sediaan gel anti-aging setelah siklus freeze thaw 59

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kulit dan bagian-bagiannya ... 8

Gambar 2. Mekanisme metode DPPH ... 12

Gambar 3. DPPH radikal dan non radikal ... 14

Gambar 4. Morfologi Spirulina platensis... 15

Gambar 5. Pemanenan Spirulina platensis... 15

Gambar 6. Struktur carbopol ... 19

Gambar 7. Struktur gliserin ... 20

Gambar 8. Struktur trietanolamin ... 21

Gambar 9. Struktur metil paraben ... 21

Gambar 10. Hasil uji aktivitas antioksidan dari ekstrak Spirulina platensis dengan KLT. ... 38

Gambar 11. Grafik orientasi pengaruh variasi komposisi carbopol 940 terhadap viskositas... 39

Gambar 12. Grafik orientasi pengaruh variasi komposisi carbopol 940 terhadap daya sebar ... 40

Gambar 13. Grafik orientasi pengaruh variasi komposisi gliserin terhadap viskositas ... 41

Gambar 14. Grafik orientasi pengaruh variasi komposisi gliserin terhadap daya sebar ... 41

xv

Gambar 15. Molekul serbuk carbopol 940 membentuk koil dan tidak

membentuk koil setelah didispersikan dalam air ... 43

Gambar 16. Grafik hubungan carbopol 940 terhadap respon viskositas ... 49

Gambar 17. Grafik hubungan gliserin terhadap respon viskositas ... 49

Gambar 18. Contour plot respon viskositas ... 50

Gambar 19. Grafik hubungan carbopol 940 terhadap respon daya sebar ... 53

Gambar 20. Grafik hubungan gliserin terhadap respon daya sebar ... 53

Gambar 21. Contour plot respon daya sebar ... 54

Gambar 22. Contour plot superimposed sediaan gel anti-aging dengan komposisi formula I ... 55

Gambar 23. Contour plot superimposed sediaan gel anti-aging dengan komposisi formula II ... 55

Gambar 24. Contour plot superimposed sediaan gel anti-aging dengan komposisi formula III ... 56

Gambar 25. Grafik stabilitas viskositas sediaan gel anti-aging setelah siklus freeze thaw ... 58

Gambar 26. Grafik stabilitas viskositas sediaan gel anti-aging selama penyimpanan 28 hari ... 60

Gambar 27. Diagram subjective assessment dengan parameter persetujuan terhadap sediaan gel anti-aging ... 62

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat keterangan serbuk Spirulina platensis ... 71

Lampiran 2. Hasil uji kadar air serbuk Spirulina platensis... 72

Lampiran 3. Certificate of analysis carbopol (AQUPEC HV-505HC) ... 73

Lampiran 4. Orientasi level kedua faktor penelitian ... 74

Lampiran 5. Pengujian sifat fisik gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis .... 75

Lampiran 6. Data uji stabilitas ... 76

Lampiran 7. Analisis statistik pengaruh faktor pada sediaan gel anti-aging terhadap respon dengan software Design Expert 9.0.6 dan pengujian formula optimum ... 79

Lampiran 8. Analisis statistik data uji stabilitas menggunakan software R i386 3.2.2 ... 85

Lampiran 9. Kuesioner subjective assessment ... 96

Lampiran 10. Dokumentasi ekstraksi Spirulina platensis ... 97

Lampiran 11. Dokumentasi sediaan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis .. 98

Lampiran 12. Dokumentasi pengujian sediaan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis ... 103

xvii INTISARI

Phycobiliprotein pada Spirulina platensis diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang mampu mengatasi masalah penuaan dini karena radikal bebas. Ekstrak Spirulina platensis diformulasikan menjadi gel anti-aging. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan antara carbopol 940, gliserin dan interaksi kedua faktor yang menentukan sifat fisik gel, untuk mengetahui kestabilan gel setelah siklus freeze thaw dan penyimpanan 28 hari serta untuk mengetahui area komposisi optimum dari formulasi gel anti-aging.

Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental menggunakan desain faktorial dua faktor dua level. Faktor yang digunakan carbopol940 (1 g dan 2 g) dan gliserin (15 g dan 25 g). Parameter sifat fisik yang diamati adalah organoleptis, pH, homogenitas, viskositas, dan daya sebar. Parameter stabilitas yang diamati adalah viskositas dan persen sineresis. Data viskositas dan daya sebar dianalisis secara statistik menggunakan Design Expert dengan taraf kepercayaan 95% untuk mencari faktor dominan dan area optimum formula sediaan gel, serta menggunakan software R 3.2.2 untuk mengetahui stabilitas gel.

Hasil penelitian menunjukkan carbopol 940 merupakan faktor dominan dalam memberikan efek terhadap viskositas dan daya sebar. Gel anti-aging stabil setelah siklus freeze thaw dan penyimpanan 28 hari. Area komposisi optimum yang memenuhi parameter sifat fisik dapat ditemukan dengan kompisisi carbopol 1-1,4 g dan gliserin 15-25 g.

Kata kunci: Spirulina platensis, gel anti-aging, carbopol 940, gliserin, desain faktorial

xviii ABSTRACT

Phycobiliprotein in Spirulina platensis has been known have antioxidant activity which able to overcome premature aging caused free radicals. Spirulina platensis extract formulated into anti-aging gel preparation. This research aims to determine the dominant factor between carbopol 940, glycerin and their interaction to determine on the physical properties, to determine physical stability, and to determine the optimum composition area of anti-aging gel.

This research was an experimental using factorial design with two factors two levels. Carbopol940 (1 g and 2 g) and glycerin (15 g and 25 g) were used as factor. Physical properties was tested by observe organoleptic, pH, homogeneity, viscosity, and spreadability. Stability of gel was tested by observe percent of syneresis and viscosity. Data viscosity and spreadability were tested by Design Expert with confidence level 95% to find the dominant factor and the optimum area and stability of gel were tested by software R 3.2.2.

The result show that carbopol940 was a dominant factor that give the effect to viscosity and spreadability. Anti-aging gel was stable after freeze thaw cycle and 28 days storage. The optimum composition area has been found with good physical properties with carbopol 1-1,4 g and glycerin 15-25 g.

Keywords: Spirulina platensis, anti-aging gel, carbopol 940, glycerin, factorial design

1 BAB I

PENGANTAR

A.Latar Belakang

Kulit cantik dan sehat merupakan impian yang diinginkan oleh setiap wanita Indonesia. Kondisi geografis Indonesia dan berbagai masalah lingkungan dapat menghambat impian semua wanita Indonesia karena dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah kulit.

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan iklim tropis yang dilalui oleh garis khatulistiwa, sehingga Indonesia mendapat panas sepanjang tahun (Munawir dkk., 2006). Paparan panas yang terjadi sepanjang tahun, mengakibatkan penduduk terpapar sinar ultraviolet (UV) dari matahari secara kronik dan berlebihan, sehingga menyebabkan terjadi masalah kulit seperti muncul bintik-bintik, keriput, noda hitam, kulit terbakar karena sinar matahari (sunburns) dan pigmentasi tidak merata pada kulit (Narayanaswamy dan Ismail, 2015).

Sinar ultraviolet (UV) merupakan radiasi elektromagnetik yang terdiri dari tiga kategori dan masing-masing mempengaruhi kulit secara berbeda. Sinar UV A memiliki energi yang lebih rendah dan selalu konstan sepanjang hari. Sinar UV A menembus lapisan kulit yang paling dalam serta mempengaruhi kolagen dan elastisitas. Sinar UV A memacu timbulnya jerawat, tanda-tanda penuaan dini, hilangnya elastisitas kulit, dan membuat kulit lebih rentan terhadap infeksi. Sinar UV B menyebabkan kerusakan kulit yang paling serius karena mempengaruhi

DNA. Intensitas sinar UV B paling kuat terjadi pada pukul 10.00-16.00. Sinar UV B mengakibatkan kulit terbakar, memerah, noda-noda hitam, dan terjadi penuaan. Sinar UV C kemungkinan paling berbahaya meskipun lapisan ozon menyaring sinar ini (Med Express, 2009).

Polusi udara dan asap rokok juga dapat menimbulkan masalah kulit. Polusi udara mengganggu kemampuan kulit dalam mengatur tingkat kelembabannya sehingga kulit menjadi terlalu kering dan bersisik serta membuat pori-pori kulit menjadi tertutup dan mengakibatkan timbulnya jerawat atau bintik-bintik hitam (Med Express, 2009).

Asap rokok mengandung komponen beracun yang dapat diserap secara sistemik dan menyebabkan kerusakan kolagen (jaringan ikat) di kulit. Peningkatan kolagenase yang diinduksi karena merokok dapat mengakibatkan degradasi kolagen atau kerusakan jaringan ikat kulit (Yin, Morita, dan Tsuji, 2001).

Sinar UV, polusi udara dan asap rokok dapat menyebabkan terjadinya radikal bebas. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk ketika molekul oksigen bergabung dengan molekul lain menghasilkan jumlah elektron ganjil (Pai, Shukla, dan Kikkeri, 2014). Radikal bebas merupakan senyawa yang sangat reaktif sehingga dapat menyerang senyawa apa saja, terutama yang rentan seperti lipid dan protein (Kusumowati, Sudjono, Suhendi, Da’I, dan Wirawati, 2012). Radikal bebas berimplikasi pada timbulnya berbagai penyakit obesitas, arterosklerosis, penyakit Alzheimer, dan masalah kulit yaitu munculnya gejala penuaan dini (Pai dkk., 2014). Penyebab penuaan dini karena radikal bebas telah

dikemukakan para ahli menjadi salah satu teori penuaan yang dinamakan teori radikal bebas (Jusuf, 2005).

Penuaan dini dapat dicegah dengan antioksidan yang dapat menetralisir radikal bebas (Pai dkk., 2014). Secara alami tubuh dilengkapi dengan pertahanan antioksidan seperti enzim superoksida dismutase, glutation peroksidase dan katalase. Antioksidan tersebut belum sepenuhnya dapat mencegah kerusakan sel karena radikal bebas, sehingga dibutuhkan senyawa antioksidan yang diperoleh dari luar salah satunya Spirulina platensis (Vaya dan Aviram, 2001).

Spirulina platensis merupakan mikroalga hijau biru (Cyanophyceae) yang mengandung pigmen phycobiliprotein yang berfungsi sebagai pewarna alami dan memiliki aktivitas antioksidan (Yudiati, Sedjati, dan Agustian, 2011). Pigmen phycobiliprotein diketahui mempunyai efek meredam beberapa reactive oxygen species (ROS) secara in vivo (Hirata, Tanaka, Ooike, Tsunomora, dan Sakaguchi, 2000). Phycobiliprotein dapat diperoleh melalui proses maserasi menggunakan air, karena phycobiliprotein lebih mudah larut dalam pelarut polar seperti air dan larutan penyangga (Arlyza, 2005 ; Setyawan dan Satria, 2013).

Uji aktivitas antioksidan ekstrak Spirulina platensis dilakukan dengan menggunakan 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) pada plat Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Pada metode ini dapat dilihat terjadi perubahan warna dari senyawa berwarna ungu (DPPH) menjadi kuning oleh elektron dari senyawa antioksidan (Masoko dan Eloff, 2007).

Berdasarkan database produk dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada tahun 2012, Spirulina platensis sudah banyak diformulasikan

dalam bentuk sediaan oral (kapsul dan tablet) serta sediaan topikal seperti masker (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2012). Berdasarkan database tersebut, peneliti membuat Spirulina platensis dalam inovasi kosmetik yaitu sediaan gel.

Komponen penting dalam pembuatan gel adalah gelling agent dan humektan. Gelling agent yang digunakan adalah carbopol 940 dan gliserin digunakan sebagai humektan. Kelebihan carbopol 940 yaitu bersifat stabil, kompatibel dengan bahan lain dan toksisitasnya rendah. Humektan gliserin dalam sediaan topikal dapat melembabkan kulit dengan konsentrasi penggunaan gliserin kurang dari 30% (Rowe, Sheskey, dan Quinn, 2009).

Gelling agent dan humektan berpengaruh pada sifat fisik dan stabilitas sediaan gel, sehingga untuk mengetahui pengaruh antara gelling agent dan humektan maupun interaksi keduanya terhadap sifat fisik dan stabilitas sediaan gel, digunakanlah metode desain faktorial. Metode desain faktorial dalam penelitian ini dilakukan dengan dua faktor (gelling agent dan humektan) dan dua level (level rendah dan level tinggi).

1. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah yang ada adalah:

a. Faktor apakah yang lebih dominan antara carbopol940 dan gliserin maupun interaksi kedua faktor yang menentukan sifat fisik (viskositas dan daya sebar) sediaan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis?

b. Bagaimana kestabilan sediaan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis setelah siklus freeze thaw dan selama masa penyimpanan 28 hari?

c. Apakah area komposisi optimum gelling agent carbopol940 dan humektan gliserin dapat ditemukan sehingga diperoleh sediaan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis yang dapat memenuhi parameter sifat fisik gel?

2. Keaslian penelitian

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan peneliti, penelitian tentang optimasi gelling agent carbopol940 dan humektan gliserin dalam sediaan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial belum pernah dilakukan.

Penelitian yang terkait Spirulina platensis dan formulasi gel antara lain: a. Penelitian yang dilakukan oleh Hirata dkk. (2000): Antioxidant Activities

of Phycocyanobilin Prepared from Spirulina platensis”. Pada penelitian

tersebut dilakukan uji aktivitas antioksidan phycocyanobilin dari Spirulina platensis.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Shalaby dan Shanab (2013): Antiradical and Antioxidant Activities of Different Spirulina platensis Extracts

against DPPH and ABTS Radical Assays”. Pada penelitian tersebut

dilakukan uji aktivitas antioksidan dan antiradikal dari Spirulina platensis pada berbagai pelarut.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2015): “Optimasi Gelling Agent Carbomer dan Humektan Gliserin dalam Sediaan Gel Anti-Inflamasi Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan Aplikasi Desain Faktorial”. Pada penelitian tersebut dilakukan

optimasi antara carbopol sebagai gelling agent dan gliserin sebagai humektan dalam gel anti-inflamasi menggunakan aplikasi desain faktorial. d. Penelitian yang dilakukan oleh Arunyanart dan Charoenrein (2008): Effect

of Sucrose on The Freeze-Thaw Stability of Rice Starch Gels: Correlation

with Microstructure and Freezable Water”. Pada penelitian tersebut

dilakukan uji stabilitas rice starch gels dengan metode freeze-thaw selama 5 siklus.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis. Menambah ilmu pengetahuan bagi perkembangan dunia farmasi mengenai optimasi gelling agent carbopol 940 dan humektan gliserin pada pembuatan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis.

b. Manfaat metodologis. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang komposisi optimum dari gelling agent carbopol940 dan humektan gliserin dengan aplikasi desain faktorial pada pembuatan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis.

c. Manfaat praktis. Sediaan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis diharapkan dapat menjadi alternatif kosmetik dari bahan alami.

B.Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah membuat sediaan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis yang memenuhi syarat sifat fisik gel yang baik dan stabil selama penyimpanan.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui faktor yang dominan antara carbopol940 dan gliserin maupun interaksi kedua faktor yang menentukan sifat fisik (viskositas dan daya sebar) sediaan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis.

b. Mengetahui kestabilan sediaan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis setelah siklus freeze thaw dan selama masa penyimpanan 28 hari.

c. Mengetahui area komposisi optimum gelling agent carbopol 940 dan humektan gliserin sehingga diperoleh sediaan gel anti-aging ekstrak Spirulina platensis yang memenuhi parameter sifat fisik gel.

8 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A.Kulit

Kulit merupakan salah satu organ terbesar dari tubuh yang membentuk 15% dari berat badan keseluruhan sehingga dapat menutupi tubuh dengan sempurna dan melindungi struktur yang berada di bawahnya (Setiadi, 2007).

Gambar 1. Kulit dan bagian-bagiannya (Healthfavo, 2013)

Kulit berfungsi sebagai agen proteksi karena mampu mencegah kerusakan dari serangan fisik dengan sifat lentur dan lunaknya. Kulit juga berfungsi sebagai agen pertahanan diri dari paparan sinar matahari yang mengandung satu set spektrum gelombang warna, yaitu inframerah dan UV yang dapat menyebabkan kanker kulit (Parker, 2009). Fungsi kulit yang lain adalah untuk regulasi suhu tubuh, pengeluaran panas, efek vasodilatasi dan vasokonstriksi, pembentukan vitamin D, ekskresi dan penyembuhan luka (Nurachman dan Angriani, 2011).

Lapisan kulit dari luar ke dalam terdiri dari epidermis, dermis, dan hipodermis yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Epidermis (kulit ari)

Epidermis merupakan lapisan kulit terluar dan memiliki ketebalan bervariasi di setiap bagian tubuh (Nurachman dan Angriani, 2011). Lapisan epidermis terdiri dari stratum corneum (lapisan tanduk), stratum lusidium, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale (germinativum). Pada epidermis terdapat pigmen kulit. Warna kulit tergantung pada jenis dan jumlah dua pigmen utama melanin–feomelanin yang berwarna kemerahan dan eumelanin yang berwarna kecoklat-hitaman. Paparan sinar UV merangsang melanosit sehingga kulit menjadi lebih gelap (Parker, 2009).

2. Dermis (kulit jangat)

Dermis atau kulit jangat merupakan lapisan yang berada di bawah lapisan epidermis, tepatnya di dalam jaringan ikat (kolagen) dan lapisan serabut elastin. Lapisan dermis terdiri atas pembuluh darah, ujung saraf, kelenjar minyak, kelenjar keringat, otot penegak rambut, dan akar rambut. Lapisan dermis mengandung serat yang elastis sehingga dapat membuat kulit yang dikerutkan akan kembali menjadi bentuk semula. Serat elastis dalam dermis terbuat dari jaringan protein sehingga apabila terjadi kekurangan protein maka kulit menjadi kurang elastis dan mudah mengendur serta dapat menimbulkan kerutan (Wirakusumah, 2007). 3. Hipodermis (subkutan)

Hipodermis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel lemak dan diantaranya terdapat serabut-serabut jaringan ikat dermis. Lapisan lemak ini disebut jaringan

adiposa yang berguna sebagai shockbreker atau pegas bila terjadi tekanan trauma mekanis yang menimpa kulit dan sebagai tempat penimbunan kalori, cadangan makanan, dan menahan panas tubuh (Setiadi, 2007).

Menurut Barel, Paye, dan Maibach (2009), terdapat variasi pH di berbagai lokasi permukaan kulit yang disajikan pada tabel I. Menurut Barel dkk. (2009), kulit wajah pada bagian dahi dan pipi memiliki pH 4-5,5. Jika suatu

Dokumen terkait