PEMERIKSAAN FISIK THORAX DASAR
2. General Assesment
Inspeksi/perhatikanlah :
o Ekspresi wajah pasien tampak sesak/ tidak, nafas cuping hidung, tampak capek,
kelelahan, frekuensi nafas meningkat, sesak, sianosis dan edema, serta tripod position. Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa saat istirahat 14-20 kali permenit.
o Bentuk & ukuran toraks (simetris/ tidak, normochest, barrel chest dan pigeon chest/ pectus
carinatum, pectus excavatum)
o Pergerakan pernapasan (simetris, salah satu bagian tertinggal/ tidak)
o Adanya kontraksi otot-otot pernafasan tambahan yang ditandai dengan retraksi
interkostal,retraksi suprasterna,dan retraksi supraklavikular . 3. Dada Posterior
Meminta pasien duduk tegak diatas tempat tidur, rileks, tangan menyilang di depan dada menyentuh bahu kiri dan kanan serta pemeriksa memposisikan diri di belakang pasien.
Gambar. Posisi pemeriksaan thorak posterior
Inspeksi :
o perhatikanlah dinding dada posterior bentuk dan apakah ada kelainan, deformitas,
asimetris, tanda penting seperti adanya massa ataupun tanda peradangan, bekas luka,dll.
Palpasi :
o Berusaha menghangatkan tangan sebelum menyentuh penderita
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 48
o Nilai simetrisitas dan ekspansi dada dengan cara letakkan kedua tangan pada dada
posterior dengan kedua ibu jari bertemu di vertebrae thoracal VII, kemudian mintalah pasien inspirasi maksimal diikuti dengan ekspirasi maksimal. Perhatikan perbedaan jarak antar kedua ibu jari pemeriksa.
Gambar. Palpasi untuk menilai ekspansi dinding dada
o Menilai fremitus taktil, dengan menempelkan telapak tangan, bagian polar (tepi luar)
tangan atau jari-jari tangan pada dinding dada pasien secara lembut (untuk merasakan
getaran/taktil) kemudian pasien disuruh untuk mengucapkan kata-kata seperti ―tujuh
tujuh‖ atau ―Sembilan - Sembilan‖ dengan nada sedang. Bandingkan getaran yang timbul antara hemithorak kiri dan kanan secara simetris dengan cara menyilangkan tangan pemeriksa secara bergantian. Jika terdapat kontur tulang iga, usahakan untuk mengikuti alur celahnya (spatum inter-costae) agar mendapatkan getaran yang optimal.
Gambar. Palpasi menilai fremutis taktil (kiri). Lokasi pemeriksaan fremitus taktil (kanan)
Perkusi
o Perkusilah dinding dada posterior kiri dan kanan
o Cara perkusi baik dan benar serta suara perkusi yang dihasilkan sesuai (jangan
melakukan perkusi pada daerah scapula), yaitu dengan cara:
Hiperektensikan jari tengah tangan kiri (disebut jari fleksimeter), tekan dengan
lembut pada sendi interphalang distal permukaan yang akan diperkusi. Hindari kontak permukaan dengan bagian lain dari tangan, karena hal ini akan mengurangi vibrasi, jari 2,4,dan 5 tidak menyentuh dada.
Posisikan tangan kanan cukup dekat dengan permukaan dengan jari tengah
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 49 fleksimeter dengan menggunakan ujung jari tengah tangan kanan. ketukan dilakukan dengan cepat untuk menghindari pengurangan vibrasi. Cukup 2 kali ketukan
\ Gambar. Cara Perkusi Thoraks
Hasil perkusi sebagai berikut:
Auskultasi
o Idealnya, auskultasi dilakukan dalam ruangan sunyi. Terkadang suara yang dapat
mengganggu pemeriksaan ini berasal dari gesekan stetoskop dengan
kulit/rambut/pakaian, kontraksi otot. Perlu banyak latihan agar kemampuan auskultasi menjadi handal.
o Ambil dan Periksalah stetoskop, gunakan bagian diafragma
o Bagian telinga stetoskop diarahkan ke anterior atau sejajar dengan arah kanal auditoris
eksternal
o Lakukan auskultasi dengan meminta pasien inspirasi dan ekspirasi.
Gambar. Lokasi auskultasi dada posterior.
o Pemeriksa membandingkan auskultasi kiri dan kanan dari atas ke bawah.
suara nada waktu densitas
pekak >tinggi > pendek padat
redup tinggi pendek <padat
sonor normal normal normal
hipersonor rendah panjang < udara timpani >rendah >panjang udara
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 50
Inspeksi
o Mintalah pasien tetap duduk di tempat tidur dan pemeriksa berada di depan pasien
o Amati ada tidaknya kelainan bentuk dada, gerakan pernafasan, pulsasi di area apeks
jantung serta ada tidaknya tanda tanda kontraksi otot bantu nafas.
Palpasi
o Posisikan penderita berbaring telentang 30 derajat dengan mengelevasi ujung tempat
tidur (Mintalah pasien berbaring supine dengan kedua tangan sedikit abduksi, pastikan baju menutupi daerah payudara kanan untuk pemeriksaan dinding dada kiri dan sebaliknya secara bergantian untuk pasien wanita).
o Berusaha menghangatkan tangan sebelum menyentuh penderita
o Lakukanlah penilaian ekspansi dinding dada anterior seperti sebelumnya
o Lakukan penilaian fremitus taktil pada dinding dada anterior seperti pada sebelumnya.
o Gunakan ujung permukaan bawah ujung jari anda untuk meraba apeks jantung (Teraba
sebagai pulsasi/ ictus cordis yang berukuran kira-kira setengah mata uang logam (2 cm) dan lokasinya terletak 2 jari medial dari garis midclavikula kiri).
Gambar. Cara Palpasi apeks Jantung
Perkusi
o Lakukan perkusi dinding dada depan kiri dan kanan
o Lakukan perkusi daerah jantung. Dengan perkusi dapat ditentukan batas-batas jantung,
pinggang jantung dan countur jantung.
o Batas Jantung Kanan.
Mula-mula ditentukan lebih dahulu titik tengah garis midclavikula kanan, jari-jari tangan kanan diletakkan sejajar dengan iga.
Kemudian dilakukan perkusi mulai dari titik tengah tadi, dari cranial ke arah caudal.
Suara normal yang didapat adalah bunyi sonor yang berasal dari paru.
Perkusi diteruskan sampai timbul suara redup, biasanya pada sela iga VI kanan. Bunyi redup ini berasal dari batas antara paru dan puncak hati. Puncak hati ini ditutupi oleh diagfragma dan masih ada jaringan paru di atas jaringan puncak hati itu, sehingga terdapat gabungan antara masa padat dan sedikit udara dari paru.
Setelah didapat titik batas sonor-redup, diukur dua jari kearah cranial.
Pada titik yang baru ini diletakkan kembali telapak tangan dan jari-jarinya
diposisikan dengan arah jari tegak lurus terhadap iga.
Kemudian dilakukan perkusi ke arah medial untuk mencari perubahan suara dari
sonor ke redup yang merupakan batas relatif kanan jantung dan normal adalah pada garis sternal kanan. Dari titik batas ini selanjutnya dilakukan perkusi sampai
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 51 pada garis midsternal.
o Batas Jantung Kiri
Mula-mula ditentukan garis aksila anterior kiri. Kemudian jari tengah diletakan pada
titik teratas garis aksila anterior dengan arah jari sejajar dengan iga.
Perkusi dari kranial ke kaudal untuk mencari perubahan bunyi dari sonor ke timpani
yang merupakan batas paru dan lambung, biasanya pada sela iga VIII kiri.
Dari titik ini diukur dua jari ke arah kranial dengan posisi jari kiri tegak lurus terhadap iga, sampai timbul perubahan suara dari sonor ke redup, yang merupakan batas relatif jantung paru. Biasanya terletak pada 2 jari medial garis midclavicular kiri.
Perkusi diteruskan ke medial, sampai terjadi perubahan suara dari redup ke pekak
yang merupakan batas absolut jantung kiri.
o Batas Jantung Atas
Tentukan garis sternal kiri lebih dahulu. Dari titik teratas dilakukan perkusi dan arah
sejajar iga ke arah kaudal, sampai terjadi perubahan suara dari sonor ke redup. Normal adalah sela iga II kiri.
Gambar. Perkusi Jantung
Auskultasi
o Tetapkan stetoskop erat-erat ke dinding dada, gunakan diafragma
o Auskultasi dinding dada depan dengan meminta pasien inspirasi dan ekspirasi setiap
pemeriksaan pada 4 lokasi suara napas dasar.
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 52 mendengarkan bunyi Jantung I dan II (sisi bel untuk mendengarkan bunyi jantung frekuensi rendah, misalnya bunyi jantung III). Ada beberapa posisi untuk auskultasi jantung, yaitu:
1. Telentang
2. Dekubitus lateral kiri
3. Duduk tegak lurus
4. Duduk membungkuk ke depan
.
Gambar. Posisi auskultasi jantung
o Lokasi titik pemeriksaan auskultasi jantung adalah :
Apeks untuk mendengarkan bunyi jantung yang berasal dari katup mitral
Sella iga IV-V sternal kiri dan sela iga IV-V kanan untuk mendengarkan bunyi
jantung yang bersal dari katup trikuspidal.
Sela iga II kiri untuk mendengarkan bunyi jantung yang berasal dari katup pulmonal.
Sela iga II kanan untuk mendengarkan bunyi yang berasal dari katup aorta.
Tentukan bunyi jantung, fase, irama dan frekuensinya. Bunyi jantung normal terdiri atas
bunyi jantung I dan bunyi jantung II. Untuk menentukan yang mana bunyi jantung I adalah dengan cara
1. Raba arteri radialis atau arteri karotis atau iktus kordis, dimana bunyi jantung I sinkron dengan denyut nadi arteri-arteri tersebut atau dengan denyut iktus kordis.
2. Fase antara bunyi jantung I dan bunyi jantung II disebut fase sistolik, sedangkan
fase antara bunyi jantung II dan bunyi jantung I disebut fase diatolik. Fase sistolik lebih pendek dari pada fase diastolic.
3. Irama Jantung, normalnya adalah reguler, dengan denyut jantung berkisar antara
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 53 Gambar. Daerah auskultasi jantung
G. DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton and Hall, 1996 , Fisiologi Kedokteran, edisi 9,,EGC,
2. Harrison, 2005, Principles of Internal Medicine, edisi 16,McGraw – Hill, Part 14,2067 – 2231
3. Setiohadi, B., I. Subekti. 2006. Buku Ajar Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Departemen IPD
FK UI. Jakarta
4. Snell,Richard S, 2006, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran, edisi 6, EGC, Jakarta.
5. Swartz: Textbook of Physical Diagnosis. History and Examination. 5e –
www.studentconsult.com didownload dari
http://www.studentconsult.com/content/default.cfm?ISBN=141600307X&ID=S1
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 54
No Aspek Nilai Feedback
0 1 2 INTERPERSONAL
1 Membina sambung rasa
Senyum, Salam, Sapa memperkenalkan diri
2 Jelaskan tujuan pemeriksaan
3 Mempersilahkan pasien untuk melepaskan pakaian atasnya (baju).
Mintalah pasien untuk ditemani anggota keluarganya kalau khawatir / merasa tidak nyaman
4 Cuci tangan WHO
CONTENT
5 General assessment (laporkan hasil Inspeksi)
Pemeriksaan Dada Posterior
6 Meminta pasien duduk tegak diatas tempat tidur, rileks dan
memposisikan diri di belakang pasien
7 Inspeksi dinding dada posterior (laporkan hasil)
8 Berusaha menghangatkan tangan sebelum menyentuh penderita
9 Palpasi dinding dada posterior (daerah nyeri tekan atau adanya
kelainan)
10 Lakukan palpasi ekspansi dinding dada 11 Mintalah pasien inspirasi dan ekspirasi
12 Perkusi dinding dada belakang, dengan cara perkusi:
Hiperektensikan jari tengah tangan kiri (disebut jari
fleksimeter) , tekan dengan lembut pada sendi interphalang distal permukaan yang akan diperkusi.
13 Hindari kontak permukaan dengan bagian lain dari tangan,
karena hal ini akan mengurangi vibrasi, jari 2,4,dan 5 tidak menyentuh dada.
14 Posisikan tangan kanan cukup dekat dengan permukaan
dengan jari tengah agak fleksi, lemaskan dan siap untuk mengetuk.
15 Dengan gerakan cepat tapi santai, pada sendi pergelangan
tangan, ketuk jari fleksimeter dengan menggunakan ujung jari tengah tangan kanan. ketukan dilakukan dengan cepat untuk menghindari pengurangan fibrasi
16 Ambil dan periksa stetoskop, gunakan bagian diafragma, lakukan auskultasi.
17 Minta pasien inspirasi dan ekspirasi setiap titik pemeriksaan Pemeriksaan Dada Anterior
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 55 20 Mintalah pasien berbaring telentang elevasi 30 derajat
21 Berusaha menghangatkan tangan sebelum menyentuh penderita 22 Lakukan penilaian ekspansi dada seperti sebelumnya
23 Minta pasien inspirasi dan ekspirasi
24 Raba apeks jantung dengan menggunakan ujung permukaan bawah ujung jari, tentukan ukuran dan lokasinya.
25 Lakukan perkusi dinding dada depan 26 Lakukan perkusi daerah jantung
Tentukan batas jantung kanan
Mula-mula ditentukan lebih dahulu titik tengah garis
midclavikula kanan, jari-jari tangan kanan diletakkan sejajar dengan iga.
27 Kemudian dilakukan perkusi mulai dari titik tengah tadi, dari
cranial ke arah caudal. (Suara normal yang didapat adalah bunyi sonor yang berasal dari paru).
28 Perkusi diteruskan sampai timbul suara redup, biasanya pada
sela iga VI kanan.
29 Setelah didapat titik batas sonor-redup, diukur dua jari kearah
cranial.
30 Pada titik yang baru ini diletakkan kembali telapak tangan dan
jari-jarinya diposisikan dengan arah jari tegak lurus terhadap iga.
31 Pada titik yang baru ini diletakkan kembali telapak tangan dan
jari-jarinya diposisikan dengan arah jari tegak lurus terhadap iga.
32 Kemudian dilakukan perkusi ke arah medial untuk mencari
perubahan suara dari sonor ke redup yang merupakan batas relatif kanan jantung dan normal adalah pada garis sternal kanan.
33 Dari titik batas ini selanjutnya dilakukan perkusi sampai
mendapat suara pekak, yang merupakan batas absolut jantung kanan, biasanya pada garis midsternal.
34 Tentukan batas jantung kiri
Mula-mula ditentukan garis aksila anterior kiri. Kemudian jari tengah diletakan pada titik teratas garis aksila anterior dengan arah jari sejajar dengan iga.
35 Perkusi dari kranial ke kaudal untuk mencari perubahan bunyi
dari sonor ke timpani yang merupakan batas paru dan lambung, biasanya pada sela iga VIII kiri.
36 Dari titik ini diukur dua jari ke arah kranial dengan posisi jari kiri
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 56 Biasanya terletak pada 2 jari medial garis midclavicular kiri
37 Perkusi diteruskan ke medial, sampai terjadi perubahan suara
dari redup ke pekak yang merupakan batas absolut jantung kiri. 38 Tentukan batas jantung atas
Tentukan garis sternal kiri lebih dahulu.
39 Dari titik teratas dilakukan perkusi dan arah sejajar iga ke arah
kaudal, sampai terjadi perubahan suara dari sonor ke redup. Normal adalah sela iga II kiri.
40 Lakukan auskultasi dinding dada depan sesuai 4 lokasi suara napas dasar:
Suara napas trakeal 41 Suara napas bronkial
42 Suara napas bronkovesikuler 43 Suara napas vesikuler
44 Mintalah pasien inspirasi dan ekspirasi di setiap titik pemeriksaan 45 Dengarkanlah suara nafas di setiap titik pemeriksaan
46 Gunakan sisi bel untuk mendengarkan bunyi Jantung I dan II (Gunakan sisi diagfragma untuk mendengarkan bunyi jantung frekuensi rendah, misalnya bunyi jantung III).
Lokasi titik pemeriksaan auskultasi
47 Apeks untuk mendengarkan bunyi jantung yang berasal dari katup mitral
48 Sella iga IV-V sternal kiri dan sela iga IV-V kanan untuk mendengarkan bunyi jantung yang bersal dari katup trikuspidal. 49 Sela iga II linea parasternal kiri untuk mendengarkan bunyi jantung
yang berasal dari katup pulmonal.
50 Sela iga II linea parasternal kanan untuk mendengarkan bunyi yang berasal dari katup aorta.
PROFESIONALISME
51 Melakukan dengan penuh percaya diri
52 Melakukan dengankesalahan minimal
53 Cuci tangan WHO TOTAL
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 57