• Tidak ada hasil yang ditemukan

Generasi Pertama

Dalam dokumen Oleh : VIVIANA CHRISTIN SITOMPUL (Halaman 160-186)

Buat sebanyak w urutan parsial (X1,X2)

5.2.5. Penjadwalan Produksi Metode Algoritma Genetika

5.2.5.1. Generasi Pertama

Langkah-langkah iterasi pada generasi pertama metode algoritma genetika adalah sebagi berikut.

1. Seleksi Kromosom dengan Metode Roulette Wheal

Langkah-langkah seleksi kromosom dengan metode ini adalah sebagai berikut.

a. Perhitungan nilai fitness relative (pi) masing-masing kromosom Nilai fitness relative (pi) masing-masing kromosom diperoleh dari rumus:

b. Perhitungan nilai fitness kumulatif (qi)

Nilai fitness kumulatif (qi) diperoleh dari rumus:

q1 = p1

q

= 0.01346

2 = q1 + p2

Nilai fitness relative dan Fitness Kumulatif Kromosom Generasi I dapat dilihat pada Tabel 5.38.

= 0.01346 + 0.01395

Tabel 5.38. Fitness Relatif dan Fitness Kumulatif Kromosom Generasi I

Kromosom Fitness Relatif (Pi) Fitnes Kumulatif (Qi)

I1 0.01346 0.01346

Tabel 5.38. Fitness Relatif dan Fitness Kumulatif Kromosom Generasi I (Lanjutan)

Kromosom Fitness Relatif (Pi) Fitnes Kumulatif (Qi)

I32 0.01264 0.39529

Tabel 5.38. Fitness Relatif dan Fitness Kumulatif Kromosom Generasi I (Lanjutan)

Kromosom Fitness Relatif (Pi) Fitnes Kumulatif (Qi)

I75 0.01190 0.93630

c. Bangkitkan bilangan acak sebanyak popsize = 80 di Ms. Excel dengan rumus “RAND( )”. Bilangan acak tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.39.

Tabel 5.39. Bilangan Acak untuk Seleksi No. Bil.

d. Seleksi dilakukan dengan mengurutkan kromosom sesuai dengan nilai fitness kumulatif masing-masing terhadap bilangan acak yang

telah diperoleh. Jika qi ≤ r dan qi+1 > r, maka pilih kromosom ke (i+1) sebagai kandidat induk. Bilangan random pertama r1 = 0,75779, bisa dilihat bahwa r1<q61, q61=0,76276, maka kromosom I61 akan terpilih menjadi kromosom baru yang pertama. Bilangan random kedua r2 = 0,34579, terlihat bahwa r2<q28, q28=0,34683, maka kromosom I28

Tabel 5.40. Kromosom Baru Hasil Seleksi

akan terpilih menjadi kromosom baru yang kedua. Kromosom yang diseleksi ditandai dengan tanda (‘) dan hasil pengurutan dapat dilihat pada Tabel 5.40.

Kromosom Urutan Makespan (Menit)

Tabel 5.40. Kromosom Baru Hasil Seleksi (Lanjutan) Kromosom Urutan Makespan

(Menit)

Tabel 5.40. Kromosom Baru Hasil Seleksi (Lanjutan) Kromosom Urutan Makespan

(Menit)

Langkah-langkah Crossover Metode Algoritma Genetika adalah sebagai berikut.

a. Bangkitkan bilangan acak dengan rumus “RAND()” pada Ms.

Excel sebanyak popsize. Bilangan Acak tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.41.

Tabel 5.41. Bilangan Acak untuk Crossover

b. Pilih bilangan acak yang lebih kecil dari peluang crossover (pc), dimana pc = 0,45. Bilangan acak yang lebih besar dari pc tidak berhak melakukan crossover. Kromsom yang mengalami crossover dapat dilihat pada Tabel 5.42.

Tabel 5.42. Kromosom yang Mengalami Crossover Kromosom Urutan Makespan Nilai Fitness

I’1 FCABDE 3929 0.000255 dan I’64), (I’68 dan I’71), dan (I’75 dan I’78). Metode penyilangan yang digunakan adalah Two Point Crossover dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Pilih dua titik secara random dari Parent yang disilangkan I’1 Parent 1

F C A B D E

C D E A F B

I’4 Parent 2

2) Dua titik job yang terpilih langsung menjadi urutan untuk kromosom anak.

3) Contoh penyilangan kromosom adalah sebagai berikut.

Hasil penyilangan antara I’1 dan I’4 untuk Child 1 adalah:

F C A B D E

E C A B D F

C D E A F B

Hasil penyilangan antara I’1 dan I’4 untuk Child 2 adalah:

F C A B D E

C D A E F B

C D E A F B

Hasil Crossover seluruh kromosom yang mengalami penyilangan dapat dilihat pada Tabel 5.43.

Parent 1 Child 1 Parent 2

P 2

Parent 1 Child 2 Parent 2

Tabel 5.43. Kromosom Hasil Crossover Generasi I Kromsom Urutan Job Makespan

I”1 ECABDF 3962

langkah-langkah yang dilakukan dalm proses mutasi pada metode algortima genetika adalah sebagai berikut.

a. Hitung jumlah bit yang ada pada populasi, yaitu popsize x L = 80 x 6 = 480, dimana L merupakan jumlah urutan job.

b. Bangkitkan bilangan acak antara [0 1] sebanyak 480. Bilangan-bilangan acak tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.42.

c. Pilih bilangan acak yang nilainya di bawah peluang mutasi (pm) = 0,01. Kromosom-kromosom yang bitnya memiliki bilangan acak lebih kecil dari nilai pm akan mengalami mutasi. Dan sebaliknya kromosom-kromosom yang bitnya memiliki bilangan acak lebih

besar dari nilai pm tidak akan mengalami mutasi. Kromosom dan posisinya yang terkena mutasi dapat dilihat pada Tabel 5.44.

Tabel 5.44. Bilangan Acak untuk Mutasi Generasi I

Kromosom Bit

Tabel 5.44. Bilangan Acak untuk Mutasi Generasi I (Lanjutan)

Kromosom dan posisi yang dimutasi dapat dilihat pada Tabel 5. 45.

Tabel 5.45. Kromosom dan Posisi yang Dimutasi Kromosom Job Ke-

Setelah dilakukan mutasi dengan metode shift change yaitu pergantian posisi job secara acak, diperoleh kromosom yang dapat dilihat pada Tabel 5.46.

Kromosom hasil mutasi diberi tanda (*).

Tabel 5.46. Kromosom Hasil Mutasi Generasi I Kromosom Susunan Kromosom Makespan

I*12 ABCFED 4113

Populasi akhir generasi pertama ditunjukkan pada Tabel 5.47.

Tabel 5.47. Populasi Akhir Generasi Pertama dan Populasi Awal Generasi Kedua

Kromosom Urutan Job Makespan

(Menit) Nilai Fitness

I”1 ECABDF 3962 0.000252

Tabel 5.47. Populasi Akhir Generasi Pertama dan Populasi Awal Generasi Kedua (Lanjutan)

Kromosom Urutan Job Makespan

(Menit) Nilai Fitness

I'43 BEFCDA 3742 0.000267

Total Fitness 0.020812

Sumber: Pengolahan Data

Rekapitulasi hasil untuk menunjukkan kromosom terbaik dari kelima generasi dapat dilihat pada Tabel 5.48.

Tabel 5.48. Kromosom Terbaik dari Lima Generasi Generasi Susunan

Kromosom

Makespan (Menit)

Nilai Fitness

I EDFCBA 3572 0.00027996

II AEBDCF 3394 0.00029463

III AEBDCF 3394 0.00029463

IV AEBDCF 3394 0.00029463

V AEBDCF 3394 0.00029463

Sumber: Pengolahan Data

Nilai fitness pada generasi kedua hingga generasi kelima tidak berubah yaitu 0.00029463. Oleh sebab itu, iterasi dapat dihentikan dan urutan kromosom dipilih sebagai solusi pada Algoritma Genetika. Penjadwalan produksi yang menjadi solusi terbaik adalah AEBDCF. Urutan job final yang terpilih dengan menggunakan Metode Algoritma Genetika adalah PAR L – SB 11 – BREEDER – – SB 12 – PAR DOC – BROILER dengan makespan 3394 menit. Perhitungan makespan dapat dilihat pada Tabel 5.49.

Tabel 5.49. Makespan Urutan Job Terpilih Metode Algoritma Genetika

Mesin PAR L SB 11 BREEDER SB 12 PAR DOC BROILER

Durasi Start End Durasi Start End Durasi Start End Durasi Start End Durasi Start End Durasi Start End

Drum Cleaner 30 0 30 26 30 56 18 56 74 30 74 104 18 104 122 20 122 142

Dosing 90 30 120 78 120 198 54 198 252 90 252 342 54 342 396 60 396 456

Grinding 300 120 420 260 420 680 180 680 860 300 860 1160 180 1160 1340 200 1340 1540 Mixing 300 420 720 260 720 980 180 980 1160 300 1160 1460 180 1460 1640 200 1640 1840 Pelleting 30 720 750 650 980 1630 450 1630 1680 750 1680 2330 450 2330 2730 500 2730 3180 Cooling 30 750 780 78 1630 1708 54 1680 1734 60 2330 2390 36 2730 2766 40 3180 3220 Crumbling 30 780 810 390 1708 2098 216 1734 1950 30 2390 2420 360 2766 3096 360 3096 3456 Shifting 30 810 840 130 2098 2228 90 1950 2040 90 2420 2510 90 3096 3186 100 3186 3286 Spraying 30 840 870 26 2228 2254 18 2040 2058 30 2510 2540 18 3186 3204 20 3204 3224 Bagging 150 870 1020 130 2254 2384 90 2058 2148 150 2540 2690 90 3204 3294 100 3294 3394

Sumber: Pengolahan Data

Flowtime penjadwalan dengan menggunakan Metode Algoritma Genetika dapat dilihat pada Tabel 5.50. Flowtime tersebut menunjukkan bahwa waktu menunggu (idle time) terbesar yang diperoleh dari penjadwalan dengan menggunakan Metode Algoritma Genetika adalah 96 menit.

Tabel 5.50. Flowtime Algoritma Genetika

Mesin

Batch

Drum Cleaner Dosing Grinding Mixing Pelleting Cooling Crumbling Shifting Spraying Bagging

Jenis Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End

Tabel 5.50. Flowtime Algoritma Genetika (Lanjutan)

Mesin

Batch

Drum Cleaner Dosing Grinding Mixing Pelleting Cooling Crumbling Shifting Spraying Bagging

Jenis Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End

Tabel 5.50. Flowtime Algoritma Genetika (Lanjutan)

Mesin

Batch

Drum Cleaner Dosing Grinding Mixing Pelleting Cooling Crumbling Shifting Spraying Bagging

Jenis Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End

Tabel 5.50. Flowtime Algoritma Genetika (Lanjutan)

Mesin

Batch

Drum Cleaner Dosing Grinding Mixing Pelleting Cooling Crumbling Shifting Spraying Bagging

Jenis Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End

Tabel 5.50. Flowtime Algoritma Genetika (Lanjutan)

Mesin

Batch

Drum Cleaner Dosing Grinding Mixing Pelleting Cooling Crumbling Shifting Spraying Bagging

Jenis Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End

Tabel 5.50. Flowtime Algoritma Genetika (Lanjutan)

Mesin

Batch

Drum Cleaner Dosing Grinding Mixing Pelleting Cooling Crumbling Shifting Spraying Bagging

Jenis Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End

Tabel 5.50. Flowtime Algoritma Genetika (Lanjutan)

Mesin

Batch

Drum Cleaner Dosing Grinding Mixing Pelleting Cooling Crumbling Shifting Spraying Bagging

Jenis Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End Start End

BAB VI

Dalam dokumen Oleh : VIVIANA CHRISTIN SITOMPUL (Halaman 160-186)

Dokumen terkait